716.6.2.0773
A. Author
dosenpsikologi@yahoo.com
B. Tittle
C. Abstrak
a. Introduction
Timbulnya perilaku agresif pada remaja bisa terjadi karena berbagai faktor,
faktor keluarga merupakan salah satu aspek penting yang disinyalir terkait
dengan pola perilaku agresif remaja. Dari beberapa kajian mengenai perilaku
agresif remaja tumbuh dan dibesarkan pada keluarga bercerai dan keluarga
perilaku agresif antara remaja yang berasal dari keluarga bercerai dengan
b. Method
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur perilaku agresi adalah berupa
keluarga bercerai dan 184 subyek dari keluarga utuh. Kemudian dengan
remaja yang berasal dari keluarga bercerai dengan keluarga utuh nilai [t (31,
d. Analisis
Remaja yang berasal dari keluarga bercerai lebih agresif dibandingkan dengan
e. Discus
Ditinjau dari segi dimensi agresivitas, remaja yang berasal dari keluarga
bercerai juga lebih agresif secara fisik maupun verbal. Keluarga dapat
menciptakan kondisi yang harmonis dan juga orangtua harus mampu untuk
menjamin bagi remaja untuk melewati masa kritisnya dengan baik. Dengan
penanaman moral yang ia miliki, anak tidak akan mudah terjerumus pada
D. Literatur
Deaux, K., Dane, F. C., & Wrightsman, “Social psychology in the ‘90s” (6th
Gunarsa, S. D., ”Psikologi untuk keluarga”, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1993.
Bandung, 1995.
Jakarta, 1998.
Lauer, R. H, & Lauer, J. C., ”Marriage and family:The quest for intimacy” (4th
Myers, D. G., “Social psychology” (4th ed.). Mc Graw-Hill, New York, 1993.
Jakarta, 2001.
Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D., “Human development”, (6th
Rice, F. P., “The adolescent: Development, relationship, and culture”, (9th ed.).
Saad, H. M., ”Perkelahian pelajar: Potret siswa smu di dki Jakarta”, Galang
Simons, R. L., Lin, K. H., Gordon, L. C., Conger, R. D.,& Lorenz, F. O.,
Turner, J. S., & Helms, D. B., “Lifespan development” (5th ed.), Harcourt