Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN

WILM’S TUMOR

Pada bulan juni 2017 anak pernah jatuh kesandung kaki sendiri dirumahnya
dengan posisi tengkurap, anak U menangis dan pucat, anak mengeluh sakit
kemudian orang tua membawa anak U ke bidan terdekat dan dikasi obat
paracetamol. Keesokan harinya anak mengeluh sakit perutnya, anak U mengeluh
tidak bisa BAK dan BAB, ibu membawanya ke dukun pijat setelah itu anak U
bisa BAK 1x, sore harinya perut anak U semakin membesar dan orang tua
langsung membawanya ke Rumah sakit Panti Waluyo Madiun dan dilakukan
USG diperoleh hasil limfa bocor dan di RS tersebut dilakukan operasi kemudian
rawat inap selama 4 hari hingga akhirnya sembuh dan pulang ke rumah. 2 bulan
kemudian ibu mengatakan anak U mengeluh sesak dan perutnya membesar,
kemudian orang tua membawanya ke Rumah Sakit Caruban Madiun untuk
diperiksa hasil rontgen thoraks diperoleh efusi pleura masif kiri, anak dilakukan
operasi karena adanya efusi pleura pada tanggal 4 september. Setelah 2 minggu
operasi anak mengalami sakit bagian pinggangya, dan disertai perut anakn
membesar akhirnya dokter RS Ciruban meminta keluarga untuk merujuk anak ke
RSUD dr. Moewardi.

1. Pengkajian
A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan : An. U
2. Tempat tgl lahir/usia : Madiun/ 09 Agustus 2013/ 4 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. A g a m a : Islam
5. Pendidikan : Belum sekolah
6. Alamat : Madiun
7. Tgl masuk : 15 September 2017 (jam 13.00)
8. Tgl pengkajian : 15 September 2017
9. Diagnosa medik : Tumor Wilm’s stadium 1
10. No. RM : 716620780

B. Identitas Orang tua


1. Ayah
a. N a m a : Tn. A
b. U s i a : 35 tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : RT
e. A g a m a : Islam
f. Alamat : Madiun

1
2. Ibu
a. Nama : Ny. Y
b. Usia : 27 tahun
c. Pendidikan : SMK
d. Pekerjaan : Swasta
e. Agama : Islam
f. Alamat : Madiun

C. Identitas Saudara Kandung


No N A M A U S I A HUBUNGAN STATUS KESEHATAN
1 - - - -

Riwayat Kesehatan
A. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan Utama : ibu pasien mengatakan anaknya sakit pada
perutnya dengan skala 5, seperti ditusuk-tusuk
Riwayat Keluhan Utama : 2 bulan setelah operasi kebocoran limfa di RS,
ibu mengatakan anak U mengeluh sesak dan perutnya membesar,
kemudian orang tua membawanya ke Rumah Sakit Caruban Madiun untuk
diperiksa hasil rontgen thoraks diperoleh efusi pleura masif kiri, anak
dilakukan operasi karena adanya efusi pleura pada tanggal 4 september.
Setelah 2 minggu operasi anak mengalami sakit bagian pinggangya, dan
disertai perut anakn membesar akhirnya dokter RS Ciruban meminta
keluarga untuk merujuk anak ke RSUD dr. Moewardi.
Keluhan Pada Saat Pengkajian :
ibu pasien mengatakan anaknya sakit pada perutnya, dan dada sesak jika
telentang, sakit seperti tertusuk-tusuk, terdengar suara meringis
kesakitan, anak U tidak nafsu makan, mual setelah makan.

B. Riwayat Kesehatan Lalu


1. Prenatal care
a. Ibu memeriksakan kehamilannya setiap minggu: di bidan
b. Keluhan selama hamil yang dirasakan oleh ibu: hanya mual muntah
seperti normalnya kehamilan
c. Riwayat terkena radiasi : tidak ada
d. Riwayat berat badan selama hamil : tidak terkaji
e. Riwayat Imunisasi TT : ibu di imuniasis
f. Golongan darah ibu A Golongan darah ayah O
2. Natal
a. Tempat melahirkan : Rumah sakit
b. Jenis persalinan : spontan

2
c. Penolong persalinan : bidan
d. Komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat melahirkan dan setelah
melahirkan : tidak ada
3. Post natal
a. Kondisi bayi : baik APGAR: 5
b. Anak pada saat lahir: tidak langsung menangis karena ada ketuban
di mulutnya, setelah 1 jam dilakukan suction anak baru bisa
menangis
c. Klien pernah mengalami penyakit : limfa bocor pada umur : 4
tahun dan efusi pleura
d. diberikan obat oleh : dokter
e. Riwayat kecelakaan : jatuh tersandung kaki

C. Riwayat Kesehatan Keluarga


Genogram

Ket :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Tinggal Serumah
: Pasien/Anak U

D. Riwayat Immunisasi (imunisasi lengkap)


Reaksi
Jenis Waktu
No. Frekuensi setelah Frekuensi
immunisasi pemberian
pemberian
BCG Usia 1 1 kali Panas Tidak
1.
bulan terkaji
Usia 2-3 1 kali Panas Tidak
2. DPT (I,II,III) bulan terkaji

3
POLIO Usia 2-3 3 kali Panas Tidak
3. (I,II,III,IV) bulan, usia terkaji
4 blan
Usia 2-3 4 kali Tidak Tidak
bulan, usia diketahui terkaji
4. Campak 4 bulan,
dan usia 9
bulan

Usia 9 1 kali Panas Tidak


5. Hepatitis bulan terkaji

E. Riwayat Tumbuh Kembang


1. Pertumbuhan Fisik
a. Berat badan : 2500 kg
b. Tinggi badan : 35 cm.
c. Waktu tumbuh gigi 6 bulan
2. Perkembangan tiap tahap usia anak saat
a. Berguling : 4 bulan
b. Duduk : 7 bulan
c. Merangkak : 9 bulan
d. Berdiri : 10 bulan
e. Berjalan : 12 bulan
f. Senyum kepada orang lain pertama kali : 3 bulan
g. Bicara pertama kali : 1 tahun, dengan menyebutkan : ama, baba
h. Berpakaian tanpa bantuan : 3,5 tahun
F. Riwayat Nutrisi
1. Pemberian ASI
a. Alasan pemberian : Agar nutrisi anak U terpenuhi
b. Jumlah pemberian : setiap 2-3 jam/hari
c. Cara pemberian : menetek pada ibu
2. Pemberian susu formula
a. Alasan pemberian : Agar nutrisi anak U terpenuhi
b. Jumlah pemberian : 3-5 x/hari
c. Cara pemberian : minum dengan gelas
Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini

Riwayat Psikososial
1. Anak tinggal bersama : orang tua. di : Rumah
2. Lingkungan berada di : Perumahan
3. Rumah dekat dengan : trotoar perumahan , tempat bermain: di rumah
4. kamar klien : kamar bersama ibu

4
5. Rumah ada tangga : tidak ada
6. Hubungan antar anggota keluarga : baik
7. Pengasuh anak : orang tua
G. Riwayat Spiritual
1. Support sistem dalam keluarga : orang tua
2. Kegiatan keagamaan : .tidak terkaji
H. Reaksi Hospitalisasi
1. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
a. Ibu membawa anaknya ke RS karena : anaknya nyeri di bagian
perut dan sesak disertai mual muntah dan tidak mau mau makan
b. Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : iya.
c. Perasaan orang tua saat ini : ibu sudah merasa tenang karena
anaknya sudah dirawat
d. Orang tua selalu berkunjung ke RS : ibu selalu menemani anak
e. Yang akan tinggal dengan anak : perawat
2. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sering terbangun kesakitan pada
malam hari dan sangat rewel, anak U juga menangis jika ada perawat
ataupun dokter yang akan memeriksa datang
I. Aktivitas sehari-hari
1. Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
a. Selera makan Baik Menurun
b. Menu makan Nasi,tahu,tempe, telur, Bubur/ikan/sayur
ikan
c. Frekuensi 2-3/hari (porsi habis) 2x/hari (3 sendok
makan)
d. Pantangan Tidak ada Tidak ada
makan
e. Cara makan Di bantu orang tua Di bantu orang tua

2. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
a. Jenis minuman Susu, air Air, Cairan Infus
b. Frekuensi minum 5-10 x/hari 500cc/8 jam
c. Kebutuhan cairan 1000-2500 ml/hari 1000 cc/hari
d. Cara pemenuhan Minum pakai gelas IV, minum gelas

3. Eliminasi (BAB&BAK)
Sebelum Sakit Saat Sakit
Kondisi
BAB BAK BAB BAK

5
a. Tempat Jamban Jamban Di popok Di popok
pembuangan
b. Frekuensi 1 x/hari 4-7 x/hari 1-3x/minggu 1-2x/hari
(waktu)
c. Konsistensi Lembek,beramp Cair,kekuni Padat, coklat Cair,kunin
as ngan tua g pekat
d. Kesulitan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
e. Obat pencahar Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

4. Istirahat tidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
a. Jam tidur
- Siang 4-5 Jam 3-5 jam
- Malam 6-9 jam 6-8 jam
b. Pola tidur
c. Kebiasaan sebelum Tidak ada Tidak ada
tidur
d. Kesulitan tidur Tidak ada Sering terbangun,
mengeluh nyeri dan
merasa tak nyaman

5. Olah Raga: tidak ada program olahraga karena anak masih kecil
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
a. Program olah raga Tidak ada Tidak ada
b. Jenis dan frekuensi Tidak ada Tidak ada
c. Kondisi setelah Tidak ada Tidak ada
olah raga

6. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
a. Mandi
- Cara Di mandikan Di lap
- Frekuensi 2x/ hari 2x/hari
- Alat mandi Gayung, dan bak Lap
b. Cuci rambut
- Frekuensi 1x/hari Tidak cuci rambut
- Cara Di cucikan Tidak ada
c. Gunting kuku
- Frekuensi 1x/minggu Tidak digunting
- Cara Di guntingkan oleh ibu Tidak ada
d. Gosok gigi
- Frekuensi 1x/hari Tidak di gosok
- Cara Mandiri Tidak ada

6
7. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
a. Kegiatan sehari-hari Bermain Tiduran
b. Pengaturan jadwal Tidak ada Tidak ada
harian Tidak ada Anak hanya
c. Penggunaan alat Bantu berbaring
aktifitas Anak bebas bermain
d. Kesulitan pergerakan Sulit berjalan dan
tubuh beraktivitas

8. Rekreasi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
a. Perasaan saat Belum sekolah Belum sekolah
sekolah Bermain Tiduran
b. Waktu luang Sangat senang Tidak bisa rekreasi
c. Perasaan setelah
rekreasi Nonton tv, makan Dihabiskan di RS
d. Waktu senggang bersama, jalan-jalan ke
klg tempat wisata
e. Kegiatan hari libur Bermain di rumah Di RS

J. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : lemah
2. Kesadaran : composmentis
3. Tanda – tanda vital :
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg
b. Denyut nadi : 150x / menit
c. Suhu : 37,0 o C
d. Pernapasan : 45 x/ menit
4. Berat Badan : 12 kg (Sebelum sakit) 16 kg (saat sakit)
5. Tinggi Badan : 94 cm
6. Kepala
Inspeksi
Keadaan rambut & Hygiene kepala : baik
a. Warna rambut : hitam
b. Penyebaran : merata
c. Mudah rontok : tidak rontok
d. Kebersihan rambut : tidak kotor
Palpasi
Benjolan : ada / tidak ada : tidak ada
Nyeri tekan : ada / tidak ada : tidak ada
Tekstur rambut : kasar/halus : halus
7. Muka
Inspeksi

7
a. Simetris / tidak : simetris
b. Bentuk wajah : bulat
c. Gerakan abnormal : tidak ada
d. Ekspresi wajah : meringis
Palpasi
Nyeri tekan / tidak : tidak ada
Data lain : tidak ada
8. Mata
Inspeksi
a. Pelpebra : Edema / tidak
Radang / tidak
b. Sklera : Icterus / tidak
c. Conjungtiva : Radang / tidak
Anemis / tidak
d. Pupil : - Isokor / anisokor
- Myosis / midriasis
- Refleks pupil terhadap cahaya : baik
e. Posisi mata :
Simetris / tidak : simetris
f. Gerakan bola mata : baik
g. Penutupan kelopak mata : tertutup dengan baik
h. Keadaan bulu mata : baik dan merata
i. Keadaan visus : tidak terkaji
j. Penglihatan : - Kabur / tidak
- Diplopia / tidak
Palpasi
Tekanan bola mata : tidak ada
Data lain : tidak ada
9. Hidung & Sinus
Inspeksi
a. Posisi hidung : simetris
b. Bentuk hidung : mancung
c. Keadaan septum : baik
d. Secret / cairan : ada secret
Data lain : terpasang O2
10. Telinga
Inspeksi
a. Posisi telinga : simetrsi
b. Ukuran / bentuk telinga : normal
c. Aurikel : bersih dan normal
d. Lubang telinga : Bersih / serumen / nanah
e. Pemakaian alat bantu : tidak ada

8
Palpasi
Nyeri tekan / tidak
Pemeriksaan uji pendengaran
a. Rinne : normal
b. Weber : normal
c. Swabach : normal
Pemeriksaan vestibuler : tidak terkaji
Data lain : tidak terkjai
11. Mulut
Inspeksi
a. Gigi
- Keadaan gigi : pertumbuhan gigi tidak merata
- Karang gigi / karies : tidak ada karies
- Pemakaian gigi palsu : tidak memakai
b. Gusi
Merah / radang / tidak : merah
c. Lidah
Kotor / tidak : tidak
d. Bibir
- Cianosis / pucat / tidak : pucat
- Basah / kering / pecah : kering
- Mulut berbau / tidak : tidak
- Kemampuan bicara : sedang
Data lain : tidak ada
12. Tenggorokan
a. Warna mukosa : kemerahan
b. Nyeri tekan : Tidak ada
c. Nyeri menelan : tidak ada
13. Leher
Inspeksi
Kelenjar thyroid : Membesar / tidak
Palpasi
a. Kelenjar thyroid : Teraba / tidak
b. Kaku kuduk / tidak : tidak ada
c. Kelenjar limfe : tidak membersar
Data lain : tidak ada
14. Thorax dan pernapasan
a. Bentuk dada : simetris
b. Irama pernafasan : Ireguler
c. Pengembangan di waktu bernapas : baik
d. Tipe pernapasan : vesikuler
Data lain : terpasangan nasal kanul

9
Palpasi
a. Vokal fremitus : normal
b. Massa / nyeri : tidak ada
Auskultasi
a. Suara nafas:Vesikuler/Bronchial/Bronchovesikuler
b. Suara tambahan : Ronchi / Wheezing /
Rales
Perkusi : sonor pada lapang paru
kakan
Data lain :Terpasang selang WSD
pada dada sinistra
15. Jantung
Palpasi
Ictus cordis : tidak terkaji
Perkusi
Pembesaran jantung : tidak ada

Auskultasi
a. BJ I : lup
b. BJ II : dup
c. BJ III : normal
d. Bunyi jantung tambahan : tidak ada
Data lain : tidak ada
16. Abdomen
Inspeksi
a. Membuncit : iya
b. Ada luka / tidak : tidak
Auskultasi
Bising usus :13x/menit
Palpasi
a. Hepar : tidak teraba
b. Lien : tidak teraba
c. Nyeri tekan : ada nyeri
Perkusi
a. Tympani : tidak ada
b. Redup : tidak ada
Data lain : bising usus (+)
17. Genitalia dan Anus : tidak ada lesi
18. Ekstremitas
Ekstremitas atas
a. Motorik
- Pergerakan kanan / kiri : baik

10
- Pergerakan abnormal : tidak ada
- Kekuatan otot kanan / kiri : baik
- Tonus otot kanan / kiri : baik
- Koordinasi gerak : baik
b. Refleks
: ada refleks
c. Sensori
- Nyeri : tidak ada
- Rangsang suhu : panas
- Rasa raba : merespon

Ekstremitas bawah
a. Motorik
- Gaya berjalan : normal
- Kekuatan kanan / kiri : +/+
- Tonus otot kanan / kiri : normal
b. Refleks
: ada refleks
c. Sensori
- Nyeri : tidak ada
- Rangsang suhu : panas
- Rasa raba : merespon
Data lain : tidak ada
19. Status Neurologi.
Saraf – saraf cranial
a. Nervus I (Olfactorius) : penghidu : pasien sesak
b. Nervus II (Opticus) : Penglihatan : lapang pandang baik
c. Nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlearis, Abducens)
- Konstriksi pupil : baik
- Gerakan kelopak mata : baik
- Pergerakan bola mata : baik
- Pergerakan mata ke bawah & dalam : baik
d. Nervus V (Trigeminus)
- Sensibilitas / sensori :dapatmerangsang sensorik
- Refleks dagu : ada refleks
- Refleks cornea : normal/ ada refleks
e. Nervus VII (Facialis)
- Gerakan mimik : baik
- Pengecapan 2 / 3 lidah bagian depan : tidak terkaji
f. Nervus VIII (Acusticus)
Fungsi pendengaran : baik
g. Nervus IX dan X (Glosopharingeus dan Vagus)

11
- Refleks menelan : baik
- Refleks muntah : baik
- Pengecapan 1/3 lidah bagian belakang : tidak terkaji
- Suara : baik
h. Nervus XI (Assesorius)
- Memalingkan kepala ke kiri dan ke kanan : baik
- Mengangkat bahu : bisa
i. Nervus XII (Hypoglossus)
- Deviasi lidah : normal
Tanda – tanda peradangan selaput otak
a. Kaku kuduk : normal
b. Kernig Sign : normal
c. Refleks Brudzinski : normal
d. Refleks Lasequ : normal
Data lain : tidak ada

K. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan (0 – 6 Tahun )


Dengan menggunakan DDST
1. Motorik kasar : Duduk tanpa pegangan, berdiri dengan pegangan
2. Motorik halus :Mencari benang, menggaruk manik-manik,
memindahkan kubus, dan mengambil 1 kubus
3. Bahasa : Meniru bunyi kata-kata, dapat berkata “papa”atau
“mama”
4. Personal social : Tepuk tangan

12
L. Test Diagnostik
= Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Harga Normal Interpretasi

HEMATOLOGI
RUTIN
Hemoglobin 6.3 g/dL 10.8-12.8 Low
Hematokrit 18 % 35 - 43 Low
Leukosit 5.7 ribu/ul 5.5 - 17.0 Normal
Trombosit 80 ribu/ul 150 - 450 Low
Eritrosit 1.85 juta/ul 3.90-5.30 Low
INDEX
ERITROSIT 97.2 /um 80.0 - 96.0 High
MCV 33.9 pg 28.0 - 33.0 High
MCH 34.9 g/dl 33.0 - 36.0 Normal
MCHC 19.9 % 11.6 - 14.6 High
RDW 4.0 g/dl 2.2 - 3.2 High
HDW 10.1 fl 7.2 - 11.1 Normal
MPV 62 % 25 – 65 Normal
PDW 1.70 0.00-4.00 Normal
HITUNG JENIS
Eosinofil 0.00 % 0.00-1.00 Normal
Basofil 79.2 % 29.00- High
Netrofil 0 % 72.00 Low
Limfosit 10.3 % 36.00- High
Monosit 0 % 52.00 -
LUC.AMC 7.30 % 0.00-5.00
KIMIA KLINIK 1.50 - Low
Creatinine mg/dl 0,3-0,7 Normal
Ureum 0.2 mg/dl <48
28

= Foto Rotgen, CT Scan, MRI, USG, EEG, ECG


1. Pemeriksaan Aspirasi Jarum Halus (FNAB) (20 Oktober 2017)
- Makroskopis: -
- Mikroskopis : sel-sel bulat berukuran kecil yang tersusun berkelompok
sebagian tersebar. Sel-sel dengan sitoplasma seikit. Inti dengan kroma
granulasi sebagian dengan nukleoli prominen didapatkan bagian
kelompokan sel-sel yang membentuk struktur tubular.
- Latar belakang: eritrosit merat, limfosit, leukosit PMN
2. Pemeriksaan Marker Biopsi USG (20 Oktober)
- Klinis: Wilm’s Tumor
- Flank area sinistra:

13
Tamapk massa tumor, solid, lobulated, dengan komponan jaringan
nekrotik, jarak dari subkutan +/-2 cm. Dilakukan guiding, jarum masuk
di massa tumor padat.
- Kesimpulan: Tumor di fklank area sinistra

M. Terapi saat ini (ditulis dengan rinci)


Nama Obat/Therapy Dosis Rute
- Infus D5 ¼ NS 4ml/jam IV
- Cefoperazone 700mg/12jam IV
Sulbactam 100 P.O
- Vit C mg/24jam P.O
- Asam Folat 1mg/24jam P.O
- Zinc 20mg/24jam P.O
- Vit B Complex 1tab/24jam P.O
100g/24jam P.O
150mg/ klp
Transfusi PRC 1000 cc iv
Pemasangan kateter

- Vit E
- Paracetamol

14
a. WOC Wilm’s Tumor

Genetik Autosomal dominan Delesi Onkogen sitogenetik Kromosom II (Lengan pendek) Gen WT1 ginjal mengalami defek

Metaplasia, Kelainan pertumbuhan Sindrom WAGR


Transkripsi gen
Hyperplasia, tubulus, glomerulus
neoplasia pada
nefron Densy- Drash Syndrome

Sindrom Beckwith-Wiedemannn
WILM’S
TUMOR MRS R. Hospitalisasi Krisis situasional Ansietas
+++

B1 B2 B3

Gg. ginjal
Tumor Menekan vena Gg. Aliran Penekanan melepaskan
Membersar porta balik vena jaringan di pirogen &
Produksi ginjal endrogen
Eritropietin <
Penekanan Aliran darah Aliran darah
Pembuluh darah ke jantung <
tersumbat Mengenai Merasngsang
Eritropietin <
saraf renal hipotalamus
Pola Napas Cairan pada
Tidak Hipoksia O2 dan nutrisi ke rongga >
Kadar Hb turun
Efektif jaringan jaringan berkurang Mengaktifkan
Stimulus ujung Il-1, il-6 aktif
saraf nyeri mediator
Pengikatan O2 Asites inflamasi
Kematian sel Peningkatan Paparan Set pin meningkat
ke jaringan Takipnea Organisme patogen
Impuls nyeri ke
Hipervolemia Thalamus Suhu tubuh naik
Depresi Pusat Hipoksia Resiko Infeksi
Pernapasan
Inflamasi Nyeri Akut hipertermi
15
B4 B5 B6

Tumor Penekanan Tumor Urine tidak Gg. Fungsi Ginjal


membesar pada G1 keluar Intake nutrisi
berkurang

Mendesak Darah Asam dalam Gg. Keseimbangan


Pembesaran tumor asam basa
mendesak jaringan darah naik
sekitar termasuk Gg. Pembentukan
uretra Gangguan
ATP
Peristaltik Asidosis Metabolik

Peningkatan
tekanan uretra Lambung Usus Peningkatan Asam Lambung Energi yang
dihasilkan sedikit

Retensi Urin Ketidakmampuan Sisa Metabolisme Muntah Mual


mencerna makanan terhambat di usus
Lemas

Defisit nutrisi Obstruksi Usus Kehilangan Nafsu makan


cairan aktif turun

Reabsorbsi sisa Imobilitas fisik


metabolisme Hipovolemia Defisit nutrisi

Feses Keras
Intoleransi
Aktivitas

Impaksi feses Konstipasi


16
b. Analisa Data
Data Masalah Penyebab
1 DS: Ibu pasien mengatakan Pola napas tidak Gg. Ginjal
anaknya sesak efektif
DO: Produksi
 Penggunaan otot bantu Eritropoietin <
nafas
 Pasien tampak lemas Eritropoietin <
 TTV
N: 150 x/menit Kadar Hb turun
RR:45 x/menit
 terpasang O2, 3 Lpm Pengikatan O2 ke
 Hb : 6,3 mg/dl jaringan kurang

Depresi pusat
pernapasan

Pola napas tidak efektif


2 DS: Pasien mengatakan nyeri Nyeri Kronis Tumor berkembang
P: Nyeri bertambah saat
posisi terlentang Pelepasan Pirogen dan
Q: seperti ditusuk-tusuk Endrogen
R: pada perut
S: skala 5 Mmerangsang
T: hilang timbul Hipotalamus
DO:
- Pasien terlihat meringis Mengaktifkan Mediator
menahan sakit inflamasi
- Pasien terlihat memegang
perut menahan sakitnya Nyeri kronis
- Pasien terlihat tidur miring
kiri
- TD: 120/80
- N: 150 x/Menit
- RR: 45 x/menit
- Hasil FNAB massa renal:
didapatkan sel ganas.

3 DS: Ibu pasien mengatakan Retensi Urin Tumor membersar


pipis anaknya sedikit
DO: Pembesaran tumor
- Terdapat distensi mendesak jaringan
abdomen sekitar termasuk uretra
- Terpasang kateter
- Residu urin = 150 ml Peningkatan tekanan
uretra

Retensi urin

17
4 DS: Ibu pasien mengatakan Hipervolemi b.d Tumor membesar
anaknya bengkak
DO: Menekan vena porta
- Terdapat edema general
- BB sebelum 12 kg, Gg. Aliran Balik vena
setelah sakit 16 kg
- Turgor kulit jelek Aliran darah ke jantung
- CRT= 3 <
- BC= + 1.315 cc
Asites

hipervolemi
5 DS: Pasien mengatakn Defisit Nutrisi Penekanan tumor pada
perutnya sakit G1
DO:
- Pasien tampak lemas Mendesak darah
- Pasien makan habis ½ porsi
- IMT: 11,31 Gnagguan peristaltik
- Hb : 6,3 mg/dl
- Klien tampak Pucat, Lambung
- Klien terlihat sangat kurus
(marasmus), Klien Ketiadakmampuan
terpasang mencerna makanan
- NGT
Defisit Nutrisi

Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas


1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernapasan
2. Nyeri Kronis berhubungan dengan inflamasi
3. Retensi urin berhubungan dengan peningkatan tekanan di uretra
4. Hipervolemi berhubungan dengan gangguan aliran balik vena
5. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan

18
Rencana Asuhan Keperawatan

HARI DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
/ TGL KEPERAWATAN
15 sep Pola Napas tidak Setelah dilakukan tindakan 3 x 1. Monitor Frekuensi dan irama pernapasan 1. Perubahan frekuensi dan irama
2017 efektif b.d Depresi 24 jam, pola napas kembali 2. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara pernapasan dapat menjadi tanda
pusat pernapasan efektif, dengan kriteria hasil: tambahan perubahan kepatenan jalan nafas dan
1. Keadaan Umum baik 3. Monitor TTV mengetahui kondisi pernapasan yang
2. TTV normal 4. Posisikan pasien untuk memaksimalkan optimal
N= 70-130X/menit ventilasi 2. Suara nafas menjadi salah satu tanda
RR= 20-30 x/menit 5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian untuk menentukan kualitas
TD= 110/70 mmHg O2 dan terapi obat pernapasan dan penyakit di daerah
3. Pasien Menunjukkan jalan pernapasan
nafas yang paten (klien 3. TTV merupakan indikator penting
tidak merasa tercekik, irama dalam memberikan penilaian tentang
pernapasan dalam rentang respon fisiologis tubuh terhadap
normal, tidak ada suara penyakit
nafas tambahan) 4. Posisi yang baik dapat membantu
4. suara nafas bersih, tidak ada memaksimalkan ventilasi
sianosis dan dsypneu 5. Pemberian O2 setiap pasien dan
(mampu mengeluarkan penyakitnya tentu berbeda
sputum, mampu bernafas
dengan mudah)

19
Nyeri kronis b.d Setelah dilakukan tindakan 3 x 1. Lakukan pengkajian secara komperhensif 1. Pengkajian nyeri secara komperhensif
Reaksi Inflamasi 24 jam, nyeri dapat teratasi. termasuk lokasi, karakteristik, durasi, dapat membantu dalam penegakan
Dengan kriteria hasil: frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi diagnosa dan penanganan medis lebih
1. Keadaan umum baik 2. Observasi rekasi nonverbal dari lanjut
2. TTV normal ketidaknyamanan 2. Persepsi nyeri setiap pasien berbeda-
N: 70-130 x/menit 3. Monitor vital sign beda
RR: 20-30 x/menit 4. Tingkatkan istirahat 3. TTV adalah warning fisiologis dari
TD= 110/70 mmHg 5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian persepsi nyeri
3. Pasien mampu mengontrol obat, dosis, frekuensi dan rute 4. Pasien nyeri seringkali sensitive
nyeri perasaannya
4. Melaporkan bahwa nyeri 5. nyeri adalah alarm bagi tubuh untuk
berkurang dengan beristirahat dari segala aktivitas
menggunakan manajemen 6. lingkungan yang nyaman merupakan
nyeri salah satu alasan kesembuhan pada
5. Menyatakan rasa nyaman nyeri
baik verbal ataupun 7. nyeri bersifat subyektif pada setiap
nonverbal setelah nyeri orang dan indikasi penyakit yang
berkurang berbeda
6. Skala= 5
Retensi Urin b.d Setelah dilakukan tindakan 3x 1. Monitor intake dan output 1. Kerusakan glomerulus pada pasien
peningkatan 24 jam retensi urin dapat 2. Monitor pengeluaran urin (frekuensi, tumor wilms dapat mempengaruhi
tekanan uretra teratasi dengan kriteria hasil: konsistensi, aroma, volume,warna). metabolisme tubuh
1. Sensasi penuh kandung 3. Lakukan pemasangan kateter 2. Penekanan tumor pada jaringan
kemih berkurang 4. Instruksikan pada pasien dan keluarga sekitar dapat menjadi faktor pencetus
2. Urin keluar untuk mencatat output urine penyakit lainnya
3. Residu Urin =50 ml 5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian 3. Sistem urinaria pada pasien wilm’s
cairan tumor tidak bekerja secara maksimal
4. Pengeluaran urin pada pasien tumor
wilms tidak normal
5. Tumor wilms merusak fungsi ginjal
sehingga perlu pemberian cairan yang
sesuai dengan kapasitas dan fungsi
ginjal pasien
20
Hipervolemi b.d Setelah dilakukan tindakan 3x 1. Monitor tanda dan gejala edema 1. Edema pada wilm’s tumor merupakan
gangguan aliran 24 jam, hipervolemi dapat 2. Monitor balance cairan tanda untuk mengetahui
balik vena teratasi dengan kriteria hasil: 3. Pertahankan intake dan output yang akurat keseimbanagan cairan
1. terbebas dari edema, efusi, 4. Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake 2. Balance cairan adalah indikator
anasarka/ Berkurang cairan dan eliminasi penting dalam mengatur
2. terbebas dari distensi vena 5. Kolaborasi dengan dokter jika tanda cairan keseimbangan cairan.
jugularis, reflek berlebih muncul memburuk 3. Ketidak akuratan dalam pemberian
hepatojugular. cairan dapat memperparah edema
3. BC= +500 4. Mengecek kembali jumlah intake dan
output cairan dapat mengetahui
kebutuhan cairan saat ini
5. Dokter akan memberikan cairan
sesuai dengan kebutuhan pasien
Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakan 7x 1. Monitor adanya penurunan berat badan 1. Perubahan BB pada pasien Wilm’s
intake adekuat 24 jam, defisit nutrisi dapat 2. Monitor turgor kulit tumor dapat mempengaruhi intake dan
diminimalisir dengan kriteria 3. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
hasil: nutrisi 2. Perubahan Turgor kulit pada pasien
1. IMT normal= 16 4. Edukasi keluarga untuk memberikan wilm’s tumor sering terjadi
2. Hb=13,5 g/dl makanan tinggi serat untuk mencegah 3. Pemahaman nutrisi pada pasien
konstipasi wilm’s tumor perlu di sosialisasikan
5. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam kepada keluarga
pemberian nutrisi 4. Konstipasi merupakan tanda
kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi
dengan baik
5. Pemberian intake nutrisi setiap anak
dengan wilm’s tumor berbeda-beda

21
DAFTAR PUSTAKA

Huda, Amin. Kusuma, Hardi. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis Jilid 1.


Jogjakarta: MediAction
Huda, Amin. Kusuma, Hardi. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis Jilid 2.
Jogjakarta: MediAction
PPNI. 2016.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta Selatan:
DPP PPNI

Data Lain:
Fauzi, Irfan. 2017.Asuhan Keperawatan Pada Anak U Dengan Diagnosa Medis
Tumor Wilms di Ruang Melati RSUD dr. Moewardi
Surakarta.http://www.scribd.com/document/366864302/laporan-kasus-kep-
anak-Tumor-Wilms (Diunduh pada 02 november 2018)

22

Anda mungkin juga menyukai