Anda di halaman 1dari 6

Nama: Fia A Febrianty

Npm: 716620773

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pneumonia adalah bentuk infeksi pernapasan akut yang menyerang paru-

paru. Paru-paru terdiri dari kantung-kantung kecil yang disebut alveoli, yang

mengisi dengan udara ketika orang yang sehat bernafas. Ketika seseorang

menderita pneumonia, alveoli dipenuhi dengan nanah dan cairan, yang membuat

pernafasan terasa menyakitkan dan membatasi asupan oksigen (WHO 2017). Hal

inilah yang menyebabnya penyebaran infeksi yang membuat pendeita pneumonia

bisa meninggal. Sebenarnya pneumonia bukan merupakan penyakit tunggal.

Penyebabnya bisa bermacam-macam dan diketahui ada 30 sumber infeksi, dengan

sumber utama bakteri, virus, mikroplasma, jamur, dan berbagai senyawa kimia

maupun partikel (misnadiarly, 2008).

Siapa saja bisa terkena pneumonia, tetapi beberapa orang lebih berisiko

daripada yang lain. Pneumonia dan gejalanya dapat bervariasi dari ringan hingga

berat. Pengobatan tergantung pada penyebab pneumonia Anda, seberapa parah

gejala Anda, dan usia serta kesehatan Anda secara keseluruhan. Kebanyakan

orang sehat sembuh dari pneumonia dalam satu hingga tiga minggu, tetapi itu bisa

mengancam jiwa. Berita baiknya adalah bahwa pneumonia dapat dicegah dengan

mendapatkan suntikan flu tahunan (seperti flu sering menyebabkan pneumonia),

sering mencuci tangan Anda, dan untuk orang-orang yang berisiko tinggi,
mendapatkan vaksin untuk pneumonia pneumokokus (American Lung

Association 2017)

Pneumonia bisa di dapat dikomunitas, baik pada individu yang

sebelumnya bugar dan sehat, atau pada mereka yang telah memiliki penyakit

komkomilan seperti PPOK atau asma. Pneumonia yang di dapat di rumah sakit

(hospital-acquired pneumonia) didefinisikan sebagai pneumonia yang

berkembang 2 hari atau lebih setelah dirawat di rumah sakit untuk penyebab yang

lain. Gejalanya termasuk: batuk, sputum purulen, demam, nyeri dada pleuritik,

dan dispnea. Namun, pada fase awal pneumonia mungkin tidak menunjukkan

batuk produktif yang berhubungan (Caia Francis, 2006)

Penyakit ini, menjadi penyebab kematian utama pada balita di dunia.

Penyakit global ini dapat diatasi di negara maju, namun cukup fatal di negara

berkembang. Penyakit ini merupakan salah satu penyebab utama mordibitas dan

mortalitas anak berusia di bawah lima tahun terutama di negara yang sedang

berkembang. Kematian balita di Indonesia yang disebabkan penyakit respiratori

terutama adalah pneumonia.

Berdasarkan WHO tahun 2015 tercatat 2,9 juta kematian balita atau 15%

dalam satu tahun yang disebabkan karena pneumonia. Hal serupa juga terjadi di

Indonesiaberdasarkan data laporan rutin subdit ISPA tahun 2017, didapatkan

insiden (per 1000 balita) di indonesia sebesar 20,54%. Untuk di wilayah Jawa

Timur jumlah kasus pneumonia pada balita 65.129 kasus dan di wilayah sumenep

tahun 2017 sebanyak 362 kasus dari perkiraan target kasus sebesar 3.122 (11,59%

seluruh kasus pneumonia).


Pneumonia disebabkan oleh sejumlah agen infeksi, termasuk virus,

bakteri, dan jamur. Namun penyebab pneumonia yang paling umum terjadi pada

anak-anak yaitu Streptococcus pneumoniae dan pada bayi yang terinfeksi HIV,

Pneumocystis jiroveci adalah salah satu penyebab pneumonia yang paling umum,

bertanggung jawab atas setidaknya seperempat dari semua kematian akibat

pneumonia pada bayi yang terinfeksi HIV (WHO 2017). Anak yang mengalami

pneumonia akan mengalami ketidaksadaran, hipotermia, kejang-kejang bahkan

kematian.

Pneumonia yang terjadi pada bayi yang berusia di bawah tiga minggu

biasanya terinfeksi dari ibunya saat persalinan melalui jalan lahir atau terkena

cairan yang sudah terinfeksi kuman penyebab pneumonia ini. Kuman tersebut

akan berkembang dengan pesat dan langsung menyerang paru. Tapi untungnya hal

ini tidak terjadi pada bayi maupun anak dengan kondisi yang kesehatan yang baik

karena bayi maupun anak yang sehat memiliki daya tahan yang kuat terhadap

penyakit (dr. Rendi Haji Prihaningtiyas, 2014)

Dari uraian di atas, perlunya perbaikan gizi pada balita dapat

meningkatkan sistem imun agar balita dapat terhindar dari pneumonia. Hal ini

disebabkan karena status gizi dapat menjadi salah satu faktor penyebab dari

pneumonia pada balita dikarenakan balita bahkan anak-anak yang sehat dapat

melawan infeksi dengan pertahanan alami mereka. Sistem kekebalan anak dapat

melemah karena kekurangan gizi atau kekurangan gizi, terutama pada bayi yang

tidak disusui secara eksklusif. Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan

memberikan asupan gizi yang baik untuk memperbaiki status gizi sehingga sistem

imunnya dapat meminimalisir kejadian pneumonia.


1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka peneliti merumuskan masalah sebagai

berikut

1. Bagaimana status gizi pada balita?

2. Bagaimana kejadian pneumonia pada balita?

3. Adakah hubungan status gizi pada balita terhadap kejadian pneumonia?

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan status gizi dengan kejadian pneumonia pada

balita

1.3.2. Tujuan khusus

1. Untuk mengidentifikasi status gizi pada balita

2. Untuk mengidentifikasi kejadian pneumonia pada balita

3. Untuk menganalisa hubungan status gizi dengan kejadian pneumonia

pada balita

1.4.Manfaat penelitian

1.4.1 Bagi masyarakat

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai informasi agar lebih

memahami tentang status gizi tsebagai salah satu faktor dang dapat

menyebabkan terjadinya pneumonia pada balita

1.4.2 Bagi peneliti

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai referensi dalam penelitian

selanjutnya yang berkaitan dengan pneumonia


BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka konseptual

Faktor ibu:

Pengetahuan ibu Gen Pelayanan kesehatan

Pendidikan ibu

Kondisi lingkungan
BBLR
PNEUMONIA
ASI
Jenis kelamin
Imunisasi
Umur
Vit. A

Status Gizi Sistem imun menurun

Keterangan

Diteliti

Tidak diteliti

Berhubungan

Kerangka konsep tersebut menjelaskan tentang hubunganantara variabel

yang akan diteliti. Pneumonia yang terjadi pada balita dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor resiko. Dalam penelitian ini, akan diteliti tentang keberadaan

status gizi yang merupakan salah satu faktor timbulnya pneumonia pada balita.

3.2. Hipotesis

1. Ada hubungan status gizi dengan kejadian pneumonia pada balita


DAFTAR PUSTAKA

WHO. 2016. Pneumonia. WHO media centre. 2016. (diunduh pad

American Lung Association, 2017. Pneumonia. Tersedia: http://www.lung.org/lung-

disease/pneumonia/understandingpneumonia.html. Diakses pada 14 Januari 2015 pukul

08.10 WIB.

Anda mungkin juga menyukai