Anda di halaman 1dari 6

UJIAN SEMESTER GENAP T.

A 2020

Nama : SITI TRIDIA UTAMY

NIM : 0301183220

Prodi/Semester : PAI-5/IV

Mata Kuliah : Alquran Hadis Pada MI/MTs

Dosen Pengampu : Dr. Dedi Masri, Lc, MA

1. Sebagai calon guru PAI anda sangat mungkin diamanahkan untuk mengajar Al-quran
Hadist pada MI/MTs. Tuliskan minimal 10 tema pembelajaran yang anda ketahui terkait
dengan Al-quran dan Hadist pada MI/MTs sesuai dengan KMA 165 Tahun 2014!

Jawab:
Yang saya ketahui terkait tema-tema pembelajaran Al-quran dan Hadist pada MI/MTs
sesuai dengan KMA 165 Tahun 2014 yaitu:
1) Manusia dan tugasnya sebagai khalifah di bumi.
2) Nikmat Allah dan cara mensyukurinya.
3) Keikhlasan dalam beribadah.
4) Makanan yang halal dan baik.
5) Perintah menjaga kelestarian lingkungan hidup.
6) Pola hidup sederhana dan perintah menyantuni para duafa.
7) Berkompetisi dalam kebaikan.
8) Amar ma’ruf nahi munkar.
9) Ujian dan cobaan manusia.
10) Tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat.
11) Demokrasi dan musyawarah mufakat.
12) Berlaku adil dan jujur.
13) Toleransi dan etika pergaulan.
14) Etos kerja.
15) Ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Jelaskan Metode yang tepat dalam mengajarkan Al-quran kepada siswa MI!
Jawab:
Dikutip dari buku Kurikulum Pendidikan Siswa Muslim yang ditulis oleh Syaikh Fuhaim
Musthafa, beliau menuliskan bahwa ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk
mengajarkan Al-Qur’an. Salah satunya adalah metode talqin. Metode Talqin merupakan salah
satu metode yang paling popular di kalangan penghafal dan pembelajar Al Qur’an. Metode
Talqin artinya, guru atau orangtua membacakan hafalan kepada siswa, dan siswa menirukannya.
Langkah-langkah menerapkan metode talkin:
1) Memusatkan Perhatian Terhadap yang di Bacakan
Syaikh Fuhaim Musthafa menuliskan, bahwa sebelum pengajar mulai membacakan surat,
ia harus mengingatkan siswa agar memusatkan perhatiannya terhadap apa yang akan dibacakan.
Jelaskan pada siswa untuk tetap fokus dan menyimak bacaan Anda. Dengan menyimak
bacaan pengajar, siswa bisa menirukan setiap harakat huruf, ketika berhenti saat waqaf pada
tempat-tempat berhenti serta cara mengucapkan huruf per huruf secara benar.
2) Kenalkan Tanda Baca Al Quran
Di samping itu juga memperkenalkan kepadanya tanda-tanda waqaf dan istilah-istilah
untuk memperbaiki bacaan pada setiap ayat seperti, mad, idgham, sukun, menebalkan huruf
qalqalah, memperjelas makhraj (tempat keluarnya) setiap huruf, hamzah washal, hamzah qatha’
dan lain sebagainya.
3) Mulailah dengan Pembicaraan yang Ringan
Sebelum pengajar membacakan surat, ia memulai dengan pembicaraan ringan yang
menjadikan siswa semangat mempelajari surat tersebut dan memahami maknanya.
4) Perdengarkan Al Qur’an Berkali-kali
Memperdengarkan bacaan Al Quran pada pendengaran siswa dengan bacaan yang
khusyu’ lebih dari satu kali. Hal ini bertujuan untuk memperkuat ingatannya kepada bacaan yang
diberikan.
5) Membaca Sedikit demi sedikit
Setelah mengulangi mencontohkan bacaan beberapa kali, mintalah siswa untuk membaca
surat itu sepenggal –penggal sebanyak lebih dari satu kali. Jangan lupa membenarkan bacaan
siswa ketika salah, Karen ia akan terus salah membaca sampai dewasa jika tidak dikoreksi saat
pembelajaran.
6) Mendiskusikan Makna Surat yang Dibacakan
Pengajar hendaknya mendiskusikan makna surat kepada siswa dengan memberikan
pertanyaan ringan. Hingga pengajar benar-benar mengetahui bahwa seluruh siswa sudah
memahami makna surat dengan baik. Berikan penjelasan ayat pada siswa dengan makna yang
sederhana yang tentunya sesuai tingkatan akalnya, agar mudah di pahami.

3. Apa langkah kongkret yang akan anda lakukan sebagai seseorang guru PAI dalam
menimbulkan rasa cinta terhadap Al-Quran dan Hadist bagi siswa MI/MTs ?
Jawab :
Sebagai guru PAI, berikut langkah-langkah konkret yang akan saya lakukan untuk
menimbulkan rasa cinta terhadap Al-Quran dan Hadist bagi siswa MI/MTs:
1) Menceritakan kisah-kisah yang membuat siswa mencintai Al-Qur’an dan hadits. Seorang
siswa lebih cenderung tertarik dan suka dengan kisah-kisah menarik yang dapat
membuatnya terpengaruh atas kisah itu. Kisah-kisah yang dapat di gunakan untuk
memotivasi peserta didik.
2) Bersabar terhadap perilaku siswa. Guru haruslah bersabar dalam membimbing siswa
yang masih MI. Jangan paksa siswa untuk menerima pelafalan Al-Qur’an, sering kali
pendidik harus memutar lantunan Al-Qur’an secara murattal.
3) Menciptakan metode baru dalam mendidik siswa. Menciptakan metode baru dalam
mendidik siswa bisa dilakukan untuk menambah motivasi siswa dalam menumbuhkan
rasa cinta kepada Al–Qur’an dan hadits .
4) Menggunakan nasyid untuk menumbuhkan cinta peserta didik pada Al-Qur’an dan
hadits.
5) Penggunaan nasyid-nasyid islami yang menarik sangat disukai siswa karena ingatan
siswa terhadap nasyid sangat tajam. Ilmu pengetahuan membuktikan bahwa seorang
siswa akan lebih cepat mengingat sesuatu yang membuatnya senang dan menarik untuk
jangka waktu lebih lama.
6) Menggunakan slogan-slogan atau tepuk untuk menuntun siswa mencintai Al-Qur’an dan
hadits. Membuat slogan atau tepuk yang isinya memotivasi siswa yang menarik dapat
menumbuhkan rasa kecintaan peserta didik pada Al-Qur’an dan hadits.
4. Sebagai seseorang guru PAI di MI/MTs , Bagaimana cara anda mewujudkan Madrasah
bersih dan ramah lingkungan ?
Jawab:
Sebagai seseorang guru PAI di MI/MTs cara saya mewujudkan Madrasah bersih dan ramah
lingkungan yaitu :
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mewujudkan madrasah bersih dan ramah
lingkungan, di antaranya:
1) Melakukan penghayatan tentang hakikat manusia di muka bumi sebagai khalifah
sekaligus yang melestarikan bumi dengan menyertakan dalil Al-Qur’an dan hadits.
2) Melakukan kegiatan apotek hidup di madrasah. Madrasah bisa menggilir setiap kelas
untuk melakukan perawatan dan memanfaatkan lahan kosong di sekolah untuk
pembelajaran apotek hidup. Ini juga bisa di lakukan sebagai praktek kerja lapangan bagi
mata pelajaran tertentu,sehingga siswa bisa langsung mengeksplorasi di lapangan.
3) Meminimalisasi pemakaian pendingin ruangan. Mulai sekarang, atmosfer alami yang
sejuk dari pohon yang rindang akan membantu madrasah untuk tetap sejuk dan tidak
panas sehingga tidak lagi membutuhkan pendingin ruangan, dan membantu pemerintah
dalam gerakan penghematan listrik.
4) Menciptakan sistem pembuangan sampah yang sehat. Langkah awal yaitu dengan
memisahkan sampah organik dan sampah anorganik.
5) Melakukan kegiatan hemat air atau hemat kertas. Jika dimungkinkan, madrasah
merencsiswaan untuk menggunakan kembali lembaran kertas yang masih kosong untuk
dimanfaatkan kembali.
6) Menyusun kegiatan ekstrakurikuler sekolah berbasis lingkungan, seperti Go Green
Comunity atau kelompok pecinta alam, atau sekedar melalukan kegiatan clean up setiap
ekstrskurikuler
7) Melakukan kegiatan bertemakan lingkungan, seperti menonton film lingkungan atau
berdiskusi tentang lingkungan.

5. Uraikan langkah yang akan Anda lakukan sebagai guru Al-Qur’an dan hadits dalam
menanamkan tauhid yang benar kepada peserta didik!
Jawab:
Mengajarkan tauhid pada siswa itu sangat penting. Bagi pendidik, mengajarkan tauhid
kepada siswa, mengesakan Allah dalam hal beribadah kepada-Nya, menjadikannya lebih
mencintai Allah daripada selain-Nya, tidak ada yang ditakutinya kecuali Allah. Selain itu,
pendidik harus menekankan bahwa setiap langkah manusia selalu dalam pengawasan Allah Swt.
dan penerapan konsep tersebut adalah dengan berusaha menaati peraturan dan menjauhi
larangan-Nya. Terlebih dahulu, guru bagi siswa-siswanya harus mampu menyesuaikan tingkah
lakunya dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam Islam. Ini adalah pendidikan yang paling urgen
di atas hal-hal penting lainnya.
Rasulullah Saw memberikan contoh penanaman aqidah yang kokoh ketika beliau
mengajari siswa paman beliau, Abdullah bin Abbas Ra dalam sebuah hadits yang diriwayatkan
oleh Al-Imam At-Tirmidzi dengan sanad yang hasan, Ibnu Abbas bercerita : “Pada suatu hari
aku pernah berboncengan di belakang Nabi (di atas kendaraan), beliau berkata kepadaku:
“Wahai siswa, aku akan mengajari engkau beberapa kalimat: Jagalah Allah, niscaya Allah akan
menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan dapati Allah di hadapanmu. Jika engkau
memohon, mohonlah kepada Allah. Jika engkau meminta tolong, minta tolonglah kepada Allah”.
Selain Nabi, teladan lain yang diabadikan dalam al-Qur’an adalah Luqman. Kita akan
ingat bagaimana Luqman Al-Hakim mengajarkan siswanya agar tidak menyekutukan Allah.
Disebutkan kisahnya oleh firman Allah SWT dalam surat Luqman ayat 3 yang mengatakan,
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada siswanya pada waktu ia memberi pelajaran
kepadanya : ‘Hai siswaku, janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar.’” Ibnu Katsir juga telah
mengatakan dalam kitab tafsirnya bahwa Luqman berpesan kepada putranya sebagai orang yang
paling disayanginya dan paling berhak mendapat pemberian paling utama dari pengetahuannya.
Oleh karena itulah, Luqman dalam wasiat pertamanya berpesan agar siswanya menyembah Allah
semata, tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Syirik disini diungkapkan dengan
perbuatan zhalim, mereka mencampur-adukkan iman mereka dengan kezhaliman, yakni dengan
kemusyrikan atau menyekutukan AAllah dengan yang lain. Selanjutnya, Luqman mengiringinya
dengan pesan yang lain, yaitu agar siswanya menyembah Allah semata dan berbakti kepada
kedua pendidik sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya di surat al-Israa’ ayat 23:“Dan
Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu tidak menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.”
Setiap siswa akan belajar dari lingkungannya dan dalam hal ini lingkungan madrasah
akan sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadiannya. Orang-orang di sekelilingnya akan
menjadi model dan contoh dalam bersikap. Sudah selayaknyalah pendidik memberi keteladanan
kepada siswa-siswanya. Karena, akan sangat lucu jika yang disampaikan orangtua kepada siswa-
siswanya ternyata tidak dilakukan oleh orangtua itu sendiri. Dalam Islam, keteladanan dari
orangtua sangat menentukan terlebih di zaman sekarang media tontonan tidak dapat diharapkan
menjadi contoh yang baik bagi pembentukan akhlak siswa-siswa muslim.
Seorang siswa, meski kecil, juga terdiri dari jasad dan hati. Mereka dilahirkan dalam
keadaan bersih dan suci sehingga hatinya yang putih dan lembut itu pun akan mudah tersentuh
dengan kata-kata yang hikmah. Siswa-siswa, terutama pada usia emas (golden age), cenderung
lebih mudah tersentuh oleh motivasi ketimbang ancaman. Karenanya, hendaknya pendidik tidak
mengandalkan ancaman untuk mendidik anak didiknya. Ketimbang mengancam, lebih baik
orangtua memotivasi siswa dengan mengatakan bahwa kebaikan akan mendapat balasan surga
dengan segala kenikmatannya. Itu pulalah yang dicontohkan oleh Rasulullah kepada kita ketika
beliau mendidik para sahabat.
Demikianlah seharusnya kita sebagai pendidik memberikan pendidikan tauhid kepada
siswa. Bukan dengan cara kekerasan, tapi kelembutan dan kasih sayang sebagai pendidik. Kita
harus bisa memahami keadaan siswa secara baik dan menggunakan metode yang tepat dalam
mengajarkan tauhid sesuai kebutuhan mereka. Karena sebenarnya, setiap siswa memiliki
karakter dan pribadi yang berbeda walaupun berasal dari orangtua yang sama. Oleh karena itu,
carilah metode yang tepat dan jitu sehingga siswa dapat diarahkan dengan lebih mudah.

Anda mungkin juga menyukai