Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Bikotetik (Bimbingan dan Konseling : Teori dan Praktik) Volume 04 Nomor 02 Tahun 2020, 50-54

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU BK MELALUI KOMUNITAS MGBK

Abdoel Muis
SMK Negeri 4 Jember
abdoel.muis@gmail.com

Abstrak
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional pasal 1 ayat 6 menyebutkan
secara rinci tentang profesi pendidik. Beberapa diantaranya adalah guru, dosen, konselor, pamong belajar,
widyaiswara. Disebutkan pula bahwa tutor, instruktur, ataupun fasilitator juga merupakan seorang pendidik.
Guru bimbingan dan konseling (BK) sebagai seorang pendidik diharapkan mampu menjalankan tugasnya
secara profesional dan menguasai kompetensi sesuai dengan standar dari pemerintah. Wujud nyata guru BK
profesional adalah kemampuan untuk menjalankan tugas pokok dan fungsi Bimbingan dan Konseling di
sekolah yang meliputi 17 aspek kompetensi sesuai dengan Permendiknas RI Nomor 27 tahun 2008 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor. Diperlukan wadah organisasi profesi untuk
menunjang peningkatan kompetensi ini, salah satunya adalah melalui Komunitas MGBK (Musyawarah Guru
Bimbingan dan Konseling).

Kata Kunci: Kompetensi , Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling

Abstract
Law Number 20 of 2003 concerning the National Education System Article 1 paragraph 6 mentions in
detail the teaching profession. Some of them are teachers, lecturers, counselors, tutors, widyaiswara. It was
also stated that the tutor, instructor, or facilitator is also an educator. Guidance and counseling teachers (BK)
as educators are expected to be able to carry out their duties professionally and master competencies in
accordance with government standards. The real form of professional guidance and counseling teachers is
the ability to carry out the main tasks and functions of Guidance and Counseling in schools which include
17 aspects of competence in accordance with the Minister of National Education Regulation Number 27 of
2008 concerning Academic Qualification Standards and Counselor Competencies. A professional
organization forum is needed to support this competency improvement, one of which is through the MGBK
Community (Guidance and Counseling Teacher Deliberation).
Keywords: Competence, Guidance and Counseling Teacher Deliberation

ketepatan dalam memilih strategi atau metode pelayanan.


PENDAHULUAN Peran Komunitas MGBK sangat penting mengingat
Pendidikan merupakan usaha dengan sadar dan organisasi ini dalam setiap pertemuan membahas substansi
terencana yang didesain sedemikian rupa demi pencapaian materi BK baik secara teoritis maupun praktis.
tujuan yang ditetapkan. Kualitas pendidikan menjadi salah Permasalahan yang ditemui di lapangan di kupas tuntas
satu hal yang utama. Salah satu penentu kualitas dan penemuan atau inovasi terbaru dalam bidang
pendidikan terbaik adalah adanya tenaga pendidik/guru bimbingan dan konseling disebarluaskan. MGBK menjadi
yang kompeten. Sejak diberlakukannya Undang-undang ajang untuk meningkatkan kemampuan dan performa
Nomor 14 tahun 2005, seorang guru dihadapkan pada kinerja guru BK sehingga tuntutan profesionalitas akan
kewajiban bertindak dan bersikap profesional. Standar terpenuhi. Tujuan penulis membuat penelitian ini adalah
yang termaktub dalam undang-undang harus terpenuhi. untuk menunjukan efektivitas peningkatan kompetensi
Sebagai agen terdepan pelaksanaan pendidikan, kualitas guru.
dan kapabilitas seorang guru menjadi pertaruhan. Guru
membutuhkan wadah untuk mendukung dan mengontrol PEMBAHASAN
kompetensi dan kualitasnya, salah satunya melalui wadah Kompetensi Guru Bimbingan dan Konseling
organisasi profesi di bawah naungan dinas pendidikan Bimbingan dan Konseling merupakan bagian
yaitu Musyawarah Guru Bidang Studi/Mata Pelajaran atau integral pendidikan di sekolah yang memberikan pelayanan
bagi guru Bimbingan dan Konseling dikenal dengan istilah
bantuan kepada peserta didik secara individual maupun
Komunitas MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan dan
Konseling). Paradigma pendidikan senantiasa berubah. kelompok agar mampu berkembang optimal dan mandiri
Kurikulum menyesuaikan dengan tuntutan zaman sesuai aturan/norma yang berlaku (Saidah dalam Winarno,
sehingga pelaksanaan layanan BK disekolah memerlukan 2013). Diperlukan tenaga ahli yang telah memiliki

50
51 | Peningkatan Kompetensi Guru BK Melalui Komunitas MGBK

kualifikasi kompetensi standar seorang konselor/guru


Bimbingan dan Konseling. Komunitas MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan
Kompetensi merupakan seperangkat tindakan penuh dan Konseling)
tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat Komunitas atau kelompok Musyawarah Guru Mata
untuk dianggap mampu dalam pelaksanaaan tugas dalam Pelajaran/Bidang Studi merupakan suatu wadah
bidang pekerjaan. Kompetensi ditunjukkan dengan perkumpulan guru mata pelajaran di suatu sanggar,
kemahiran, ketepatan, serta keberhasilan bertindak (Majid, Kabupaten/Kota dan berfungsi sebagai sarana untuk
2006). berkomunikasi, belajar, bertukar pikiran dan berbagi
Menurut Masruroh (2009) Kompetensi lebih kepada pengalaman dalam upaya meningkatkan kinerja guru
pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus sebagai pelaku perubahan reorientasi pembelajaran di kelas
dimiliki, dihayati, dikuasai lalu diaktualisasikan dalam (Winarno, 2013). Sedangkan Komunitas MGBK
melaksanakan tugas profesional. Guru BK adalah seorang (Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling) merupakan
pendidik yang memiliki kualifikasi akademik minimal organisasi atau wadah kegiatan profesional para guru BK
Sarjana (S-1) bidang Bimbingan dan Konseling dan juga pada SMP/MTs sampai SMA/SMK/MA yang berada
memiliki kompetensi bidang Bimbingan Konseling, dalam satu wilayah Kabupaten/Kota (Sulistyowati, 2018).
sedangkan Konselor merupakan seorang pendidik Winarno (2013) menjelaskan tujuan MGMP adalah
profesional dengan kualifikasi akademik minimal S-1 mengembangkan kreativitas, inovasi, profesionalisme para
Bimbingan dan Konseling dan telah lulus Pendidikan guru serta memperluas wawasan serta pengetahuan
Profesi Konselor (PPK). mereka. Guru mata pelajaran/guru pembimbing akan
Permendiknas No 27 Tahun 2018 yang membahas belajar bagaimana mewujudkan proses belajar mengajar
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor yang efektif, dan mengembangkan budaya kelas yang
merumuskan standar kompetensi konteks tugas guru BK kondusif untuk belajar berupa suasana yang membuat
kedalam empat kompetensi utama, yakni kompetensi peserta didi merasa senang, asyik dan mampu
pedagogik, kepribaddian, sosial dan professional. Secara mencerdaskan siswa.
rinci, empat kompetensi inti ini dipecah ke dalam 17 aspek. Menurut Sulistyowati (2018), MGBK harus memiliki
Kompetensi pedagogik memuat tiga aspek yaitu pedoman/standar pengembangan organisasi. Standar
penguasaan teori dan praksis pendidikan, kemampuan Pengembangan yang harus dipenuhi oleh MGBK meliputi
pengaplikasian perkembangan fisiologis dan psikologis standar organisasi, standar program, standar pengelolaan,
serta perilaku peserta didik dan penguasaan esensi standar sarana dan prasarana, standar sumber daya manusia
pelayanan BK dalam jalur, jenis dan jenjang satuan (SDM), standar pembiayaan, dan juga standar penjaminan
pendidikan. Kompetensi kepribadian terdiri atas mutu.
aspekKeimanandan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, kemampuan untuk menghargai dan menjunjung tingi Standar program
nilai-nilai kemanusiaan, individualitas dan kebebasan Setiap komunitas MGBK menyusun program di awal
memilih, memiliki integritas dan stabilitas kepribadian kegiatan. Setiap program hendaknya mengacu pada 3 hal
yang kuat serta mampu menampilkan kinerja berkualitas berikut:
tinggi. 1. Penyusunan program MGBK.
Kompetensi ketiga adalah kompetensi Sosial. Indikator Program BK minimal berisi visi, misi , tujuan, dan
pada aspek kompetensi ini adalah kemampuan matrik/kalenderer kegiatan.
mengimplementasikan kolaborasi intern di tempat bekerja, 2. Program MGBK diketahui oleh Ketua MKKS
berperan aktif dalam organisasi dan kegiatan profesi BK (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) dan disyahkan oleh
serta mampu mengimplementasikan kolaborasi antar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
profesi. Kompetensi terakhir berupa kompetensi 3. Program MGBK terdiri atas program rutin dan
professional ditandai dengan penguasaan konsep dan program pengembangan.
praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan dan Program rutin yang dicanangkan komunitas hendaknya
masalah konseli, penguasaan kerangka teoretik dan praksis mencakup kegiatan diskusi permasalahan pembelajaran
BK, mampu merancang program BK, mampu atau BK, penyusunan program BK, analisis kurikulum
mengimplementasikan program BK yang komprehensif, terbaru. penyusunan instrumen evaluasi, pembahasan
memiliki kemampuan menilai proses dan hasil kegiatan kesiapan menghadapi Ujian Nasional.
BK, memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika Komunitas MGBK dapat memilih program
profesional dan juga memiliki penguasaan terhadap konsep pengembangan yang diiinginkan. Setidaknya 3 kegiatan
dan praksis penelitian dalam bidang Bimbingan dan yang perlu dilaksanakan. Pilihan kegiatan tersebut adalah
Konseling. tentang penelitian, penulisan Karya Tulis Ilmiah, kegatan

51
Jurnal Bikotetik (Bimbingan dan Konseling : Teori dan Praktik) Volume 04 Nomor 02 Tahun 2020, 50-54

Semiloka dan diskusi panel, diklat berjenjang, penerbitan Sarana akan mendukung keberhasilan dan kelancarana
jurnal MGBK, pembuatan website MGBK, mengikuti dalam berbagai kegiatan. Pada setiap komunitas MGBK
Forum MGBK provinsi dan peningkatan kompetisi kinerja diharapkan sarana dan prasarana mengacu pada adanya
guru. Selain itu jenis pengembangan lain yang bisa dipilih ruang/gedung untuk kegiatan MGBK, terdapat inventaris
seperti Peer Coaching, Lesson Study, Professional Komputer, adanya contoh media pembelajaran, memiliki
Learning Community, Global Gateway. sarana resentasi seperti OHP/LCD Proyektor, terdapat alat
untuk saluran komunikasi seperti Telepon dan Faximile.
Standar Organisasi Adapun Sarana dan prasarana tambahan bisa berupa
Menurut Sulistyowati (2018), diharapkan standar Laboratorium , Perpustakaan, media Audio Visual Aids,
organisasi komunitas MGBK memenuhi hal berikut: Handy Cam dan atau kamera digital, tersedianya jaringan
1. Komunitas MGBK terdiri atas pengurus, anggota, Internet yang stabil dan Davinet (Digital Audio Visual
adanya SK pengesahan oleh Dinas Pendidikan Network).
Kabupaten/Kota, dan memiliki Anggaran Dasar/Anggaran
Rumah Tangga. Standar Pembiayaan
2. Jajaran pengurus MGBK terdiri dari Ketua, Standar pembiayaan komunitas MGBK terdiri atas alur
Sekretaris, Bendahara, dan Bidang, dipilih oleh anggota dana MGBK, sumber dana dan kegunaan dana.
sesuai dengan AD/ART Pembiayaan kegiatan MGBK akan dilaksanakan dengan
3. Anggota komunitas MGBK terdiri atas guru BK di mencakup sumber dana, penggunaan, dan
jenjang SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, SLB/MALB. pertanggungjawaban. Sumber utama dana komunitas
MGBK adalah dari iuran Iuran anggota, Dinas Pendidikan,
Standar pengelolaan Departemen, Donatur, Unit produksi, Hasil
Pengelolaan komunitas MGBK diharapakan dapat kerjasama/sponshorship dan Masyarakat. Dana yang
mengacu pada hal berikut: dimiliki komunitas MGBK boleh dipergunakan untuk
1. Pengelolaan keseluruhan program menjadi tanggung pelaksanaan program rutin, program pengembangan dan
jawab ketua MGBK. akan dipertanggungjawaban melalui pelaporan keuangan
2. Pelaksanaan setiap program dilakukan oleh panitia sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
yang dipimpin oleh seorang penanggung jawab
berdasarkan surat keputusan ketua MGBK Standar Penjaminan Mutu
3. Pelaksanaan setiap program berpedoman pada Penjaminan mutu dibutuhkan untuk menjamin sebuah
Kerangka Acuan Kerja yang disusun oleh pengurus. organisasi berjalan dengan seharusya. Unsur yang dilihat
4. Pada setiap kegiatan maka panitia akan menyusun pada standar ini adalah kesesuaian antara setiap standar
proposal kegiatan yang meliputi detail perencanaan, dengan pemenuhannya, data mutu melalui pemantauan dan
pelaksanaan, pembiayaan, dan pelaporan pada akhir evaluasi. Proses penjaminan mutu komunitas MGBK
kegiatan. diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART). Setiap
5. Pengurus berkewajiban untuk memantau dan laporan yang ada pada komunitas MGBK meliputi
mengevaluasi kegiatan. substansi kegiatan dan administrasi disampaikan kepada
ketua MGBK, dilanjutkan kepada ketua MKKS, dan
Standar Sumber Daya Manusia dilanjutkan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
Sumber Daya Manusia (SDM) sangat mempengaruhi untuk mendapatkan pengesahan.
berhasilnya suatu organisasi. Standar Sumber Daya
Manusia yang seharusnya dimiliki komunitas MGBK di Peningkatan Kompetensi Guru Bimbingan dan
tiap Kabupaten/Kota adalah: Konseling melalui MGBK
1. Memiliki Pembina yang berkualifikasi akademik Menurut Koeswara dan Halimah (2008) pengembangan
sekurang-kurangnya S1, memiliki pengalaman mengajar profesi dapat dilakukan dengan melalui Kegiatan
sekurang-kurangnya 10 tahun, memiliki keahlian yang penataran atau kursus, Pengembangan secara mandiri/Self
relevan. Development, Kegiatan yang bersifat Ilmiah, Pendekatan
2. Pembina pada butir 1 bisa merupakan salah satu dari terapan, dan berbagai kegiatan lainnya.
unsur professional seperti Pengawas, Kepala Sekolah, Setelah seorang sarjana bekerja menjadi guru di sebuah
Widyaiswara, Dosen, Instruktur, guru Inti, Pemandu/tutor, lembaga maka peningkatan kompetensi diperoleh melalui
ataupun para Pejabat struktural dan non struktural di pembinaan dari Kepala sekolah, pengawas, Kepala Dinas
lingkup Dinas Pendidikan Propinsi dan Kabupaten/Kota. dan rekan sejawat tempat guru bekerja. Selanjutnya
peningkatan kompetensi bisa dilakukan secara mandiri
Standar Sarana Prasarana dengan melakukan kegiatan telaah kepustakaan yang

52
53 | Peningkatan Kompetensi Guru BK Melalui Komunitas MGBK

relevan dan terbaru, pemanfaatan media, atau kolaborasi digunakan peneliti untuk diinterpretasikan menjadi data
dengan narasumber yang kompeten. Seorang guru juga bisa penelitian.
melakukan peningkatan kompetensi dengan mengikuti Populasi penelitian ini adalah siswa SMPN 1
kegiatan ilmiah seperti aktif dalam forum ilmiah, seminar, Balongbendo Sidoarjo yang berjumlah 309 siswa kelas
lokakarya, kongres, konvensi. VIII dari 9 kelas. Penentuan besar sampel penelitian
Dalam pelaksanaan Musyawarah Guru Bimbingan dan menggunakan teknik Accidental Sampling sehingga
Konseling, peningkatan kompetensi bisa dilakukan dengan didapat sampel dari kelas VIII B sebanyak 35 siswa.
pendekatan terapan secara metodis praktis dengan saling Teknik analisis data menggunakan metode deskriptif
tukar informasi, berbagi pengetahuan praksis konseling korelasional. Menurut Suharsimi[4]“Penelitian deskriptif
bersama rekan sejawat, melakukan pengembangan media adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki
BK, pengembangan modul layanan, pengembangan keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan,
kemampuan komunikasi konseling dan berbagai topik yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan
terkait pelayanan Bimbingan dan Konseling di Satuan penelitian”. Menurut Agus[5]”Korelasi merupakan suatu
Pendidikan. hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya”.
Berikut adalah kegiatan yang memungkinkan untuk Seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini
dikembangkan dalam Komunitas BK (Musyawarah Guru dilaksanakan pada 3 maret 2020.
Bimbingan dan Konseling) dalam rangka meningkatkan
taraf kompetensi anggotanya: PENUTUP
a. Peningkatan Kompetensi Pedagogik Simpulan
Pelatihan/workshop tentang penguasaan landasan Komunitas MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan
teoritik dalam layanan BK di sekolah, diskusi perencanaan dan Konseling) sangat dibutuhkan sebagai sarana untuk
layanan peminatan dan perencanaan individual, Pelayanan menempa dan meningkatan kompetensi para Guru BK.
studi lanjut dan karier, isu terkini dalam dunia pendidikan Kegiatan MGBK berupa peningkatan pengetahuan dan
terkait perkembangan peserta didik. penguasaan keterampilan terkait bagaimana melaksanakan
b. Peningkatan Kompetensi Kepribadian layanan bimbingan dan konseling. Organisasi profesi guru
Pelatihan tentang Keterampilan dasar komunikasi BK dalam hal ini adalah komunitas MGBK yang dikelola
konseling, Public speaking, membahas contoh studi kasus, secara profesional akan memberikan kontibusi dan dampak
pembahasan kasus/peristiwa psikologis yang sedang positif pada peningkatan kompetensi pedagogik, sosial,
in/aktual, tukar informasi penanganan kasus di sekolah. kepribadian dan profesional. MGBK juga efektif sebagai
c. Peningkatan Kompetensi Sosial media mengimbaskan ilmu yang diterima melalui jalur
Peningkatan pemahaman kode etik ABKIN terbaru, diseminasi.
sharing informasi terkait kerjasama dengan pihak luar,
pendaftaran kolektif anggota ABKIN, mengadakan studi
DAFTAR PUSTAKA
tiru ke MGBK lain, Meningkatkan kerjasama dan jiwa
kepemimpinan melalui outbond. Koswara, d. Deni & Halimah. 2008. Seluk-Beluk Profesi
d. Peningkatan Kompetensi Profesional Guru. Bandung: Pribumi Mekar.
Mengadakan pelatihan penyusunan asesmen/instrumen Majid, Abdul. 2006. Perencanaan Pembelajaran.
pengukuran psikologis, bedah Panduan Operasional _______Bandung: Remaja Rosda Karya.
Penyelenggaraan BK dan Peraturan Menteri terkait
pelayanan Bimbingan dan Konseling, Melaksanakan Masuroh, Siti. 2009. Kompetensi Guru. Tersedia online di
diskusi-brain strorming terkait analisis SWOT dalam http://sitimasruroh.blogspot.com.
penyusunan program BK, berlatih menyusun evaluasi,
Permendiknas Nomor 27 Tahun 2018 tentang Standar
pelaporan dan tindak lanjut Bimbingan dan Konseling,
_______Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.
Inovasi Pelayanan, Penggunaan IT dalam layanan BK,
berlatih menyusun format BK dan Rencana Pelaksanaan Sulistyowati, M.D.R. 2018. Pengelolaan MGBK dalam
Layanan, Mengadakan pelatihan karya tulis ilmiah, _____Meningkatkan profesionalisme Guru Bimbingan
membuat Penelitian Tindakan Kelas Bimbingan dan _____dan Konseling SMA/MA. Jurnal Media
Konseling (PTBK) serta mempublikasikannya. __Managemen Pendidikan Volume 1 No. 2 Oktober 2018.
Peneliti menggunakan tipe penelitian ini agar peneliti
Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
dapat memperoleh pemahaman dan dapat mendeskripsikan
______pendidikan Nasional.
hubungan persepsi orang tua dengan anaknya mengenai
pemilihan jurusan di SMA/SMK. Proses hubungan ini di Winarno, A & Prihartini, N. 2013. Peranan Musyawarah
ambil melalui kuisioner sebagai sumber utama yang Guru Pembimbing (MGP) dalam Meningkatkan

53
Jurnal Bikotetik (Bimbingan dan Konseling : Teori dan Praktik) Volume 04 Nomor 02 Tahun 2020, 50-54

Kompetensi Guru Pembimbing SMP Kbupaten Boyolali.


Jurnal Penelitian Humaniora, Vol 14, No 1, Februari
2012, hal 71-84.

54

Anda mungkin juga menyukai