Anda di halaman 1dari 14

KKG: Kelompok Kerja Guru (Pengertian,

Program & Tujuan)

Hai Bapak/Ibu, bagaimana kabarnya? Semoga Bapak/Ibu selalu sehat dan tetap semangat
meskipun pandemi belum juga usai.

Apakah Bapak/Ibu saat ini berprofesi sebagai guru kelas?

Guru kelas dituntut untuk selalu kreatif dan inovatif agar pengetahuan dan skill peserta didik
bisa berkembang secara optimal saat berada di bangku sekolah dasar. Guru kelas juga harus
memiliki kompetensi yang mumpuni sebagaimana tertuang di dalam undang-undang.

Untuk memfasilitasi itu semua, Bapak/Ibu bisa mengikuti berbagai pelatihan, misalnya
bimtek, diklat, seminar, atau kelompok kerja guru (KKG). Nah, pada artikel ini Quipper Blog
akan membahasnya secara lengkap. Yuk, ikuti terus artikel ini.

Pengertian KKG

KKG adalah komunitas/kelompok kegiatan profesional bagi guru SD/MI yang masih berada
dalam satu gugus/kecamatan. Pada prinsipnya, hampir sama dengan MGMP (Musyawarah
Guru Mata Pelajaran).

Hanya saja, jika MGMP kumpulan guru Mapel SMP/SMA/SMK dalam satu kabupaten, maka
KKG kumpulan guru kelas dalam satu kecamatan.

Dibedakan menjadi tiga, yaitu KKG guru kelas, KKG guru Pendidikan Agama, dan KKG
guru Penjasorkes. Keberadaannya ini diharapkan mampu menjadi wadah untuk meningkatkan
kompetensi dan skill guru, baik saat berada di dalam maupun di luar kelas.
Latar Belakang Pembentukan KKG

Sebagai seorang tenaga pendidik, guru harus memiliki kompetensi dan keahlian mumpuni
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 20 ayat b menyatakan


bahwa dalam rangka melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban
meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Undang-undang di atas sudah memberikan gambaran jelas bahwa tenaga pendidik harus
memiliki kualitas unggul, sehingga bisa menghasilkan generasi unggul pula. Kualitas
pendidik ditentukan oleh kualitas kompetensi yang dimilikinya.

Oleh karena itu, pendidik/guru harus memiliki wadah tersendiri untuk meningkatkan
profesionalitas kerjanya. Wadah yang memungkinkan untuk dibentuk adalah KKG untuk
guru sekolah dasar, MGMP untuk guru mata pelajaran setingkat SMP dan SMA, serta
KKKS/MKKS untuk kepala sekolah.

Tujuan KKG
Adapun tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut.

1. Menjadi tempat untuk berbagi dan diskusi tentang proses pembelajaran.


2. Memperluas pemahaman dan pengetahuan profesional guru berdasarkan rasa
kekeluargaan.
3. Memberikan bantuan profesional pada guru kelas.
4. Menyediakan informasi tentang pendidikan, misalnya kebijakan terbaru tentang
pembelajaran tatap muka, bimtek melalui SIM Guru Pembelajar, dan sebagainya.
5. Meningkatkan manajemen pengelolaan kelas melalui pembelajaran yang aktif kreatif,
dan menyenangkan (PAKEM).

Indikator Keberhasilan KKG


Pelaksanaan KKG diharapkan mampu membawa perubahan positif di lingkungan sekolah.
Adapun indikator keberhasilannya adalah sebagai berikut.

1. Mutu pelayanan pembelajaran mengalami peningkatan. Peningkatan itu ditandai


dengan pembelajaran yang semakin mendidik, menyenangkan, dan bermakna bagi
peserta didik.
2. Guru anggota, bisa saling tukar pengalaman, sehingga terjadi umpan balik
antaranggota.
3. Pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kinerja guru semakin meningkat. Hal itu bisa
dilihat dari cara mengajar di dalam kelas.
4. Hasil yang diperoleh bisa meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
Struktur Organisasi KKG
KKG memiliki struktur kepengurusan seperti halnya organisasi lain. adapun struktur
organisasinya adalah sebagai berikut.

1. Terdiri dari pengurus dan anggota.

2. Pengurus terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan tiga ketua bidang. Bidang yang
dimaksud adalah

 Bidang perencanaan dan pelaksanaan program


 Bidang pengembangan organisasi, administrasi, sarana, dan prasarana
 Bidang hubungan masyarakat dan kerjasama

3. Pengurus tersebut dipilih oleh para anggota berdasarkan AD/ART.

4. Beranggotakan guru kelas, guru pendidikan agama, guru penjasorkes, dan guru lain di
SD/MI/SDLB dari 8 – 10 sekolah atau menyesuaikan dengan daerahnya.

Program Kerja KKG


Program kerja KKG pada prinsipnya sama dengan program kerja MGMP. Dasar
pembentukan program kerja adalah empat kompetensi dasar guru, yaitu kompetensi
pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian. Adapun program kerjanya adalah sebagai
berikut.

1. Program umum

Program umum berisi tentang wawasan yang diberikan pada guru terkait kebijakan
pendidikan (kebijakan pengembangan profesionalisme guru) di tingkat daerah sampai pusat.

2. Program inti

Program inti merupakan program utama yang benar-benar dibutuhkan untuk meningkatkan
kompetensi guru. Program inti bisa dibagi menjadi program rutin dan pengembangan.

a. Program rutin meliputi kegiatan berikut.

 Diskusi tentang berbagai permasalahan dalam pembelajaran.


 Menyusun dan mengembangkan silabus, prota, promes, dan RPP.
 Menganalisis kurikulum.
 Menyusun laporan hasil belajar peserta didik.
 Kegiatan pendalaman materi.
 Pelatihan untuk mendukung tugas mengajar, misalnya membuat media pembelajaran
untuk berhitung, menghafal, dan sebagainya.
 Membahas materi untuk menghadapi Ujian Sekolah.

b. Program pengembangan
Sebagai wadah untuk mengembangkan keprofesian berkelanjutan, memiliki program
pengembangan seperti berikut.

 Penelitian, contohnya penelitian tindakan kelas.


 Pembuatan karya tulis ilmiah sesuai dengan isu-isu terkini.
 Seminar, lokakarya, kolokium, dan diskusi panel.
 Diklat berjenjang, meliputi pendidikan dan pelatihan.
 Menerbitkan buletin atau jurnal melalui KKG.
 Membuat website KKG untuk media publikasi kegiatan.
 Kompetisi kinerja guru.
 Mengadakan pendampingan pelaksanaan tugas guru oleh tutor/fasilitator/pembimbing
yang disediakan oleh KKG.
 Pengkajian praktik pembelajaran yang memuat tiga komponen, yaitu plan, do, see.
 Mengadakan komunitas belajar profesional.
 Mengadakan pengembangan profesional guru internasional.

3. Program penunjang

Program penunjang merupakan program kerja KKG yang bertujuan untuk menambah
wawasan dan keterampilan para anggotanya. Adapun contoh porgram penunjang adalah
pelatihan teknologi dan informasi (TIK), pelatihan bahasa asing, dan sebagainya.

Jika saat ini Bapak/Ibu belum tergabung, silahkan hubungi ketua KKG di gugus setempat.
Melalui program ini, Bapak/Ibu akan mendapatkan banyak keuntungan, baik keuntungan di
sekolah maupun di luar sekolah.

Itulah pembahasan Quipper Blog tentang KKG, semoga bermanfaat buat Bapak/Ibu. Tetap
semangat dan sukses. Salam Quipper!
Sekolah berbasis komunitas adalah sekolah formal yang menyelenggarakan kegiatan
pengembangan potensi, keunikan, dan keunggulan berdasarkan kearifan lokal dengan
melibatkan warga sekolah dan masyarakat.

Definsi ini akan direview ulang oleh direktorat PSMP untuk melihat kesesuaian dengan
definisi bantuan yang diberikan oleh direktorat sejarah.

Tujuan :

Meningkatkan mutu pendidikan dan penguatan pendidikan karakter melalui program kegiatan
sekolah dengan mengedepankan keunggulan keunggulan local yang dimiliki oleh sekolah
dengan peran aktif warga sekolah.

Memasukkan kata peran aktif warga sekolah karena diharapkan komunitas yang ada
disekolah terutama siswa dan guru menjadi bagian penting atau subyek dari program program
tersebut
Adapun Prasyarat sekolah Penerima Adalah:

• SMP Negeri dan Swasta


• Terakreditasi minimal C

Mempunyai rencana program yang tertuang dalam rencana kegiatan sekolah yang melibatkan
peran serta siswa dan warga sekolah dalam pengembangan keunggulan local.

UNDUH SEKOLAH BERBASIS KOMUNITAS DIREKTORAT PEMBINAAN SMP -


2019

umpulan Administrasi PPDB, Bagi Sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat yang
menerima dana bantuan operasional Sekolah, mulai tahun ajaran baru wajib melaksanakan
PPDB dimulai pada bulan Mei.

Administrasi Penerimaan Peserta didik baru (Administrasi PPDB) yang kami bagikan
kedalam beberapa Format:
DOWNLOAD BUKTI FISIK AKREDITASI SEKOLAH
Download Kebijakan terbaru Akriditasi
Tahun 2023 Dan Bukti Fisik Akriditasi 2023
Download Kebijakan terbaru Akriditasi Tahun 2023 Pengertian Akreditasi
berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pasal 1 ayat (22) adalah proses penilaian secara komprehensif terhadap
kelayakan satuan atau program pendidikan, yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk
pengakuan dan peringkat kelayakan dalam bentuk yang diterbitkan oleh suatu
lembaga yang mandiri dan profesional. Sedangkan, menurut Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 13 Tahun 2018 tentang Badan Akreditasi
Nasional Sekolah/Madrasah dan Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia
Dini dan Pendidikan Nonformal, pasal 1, bahwa Akreditasi adalah suatu kegiatan
penilaian kelayakan satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah, dan satuan
pendidikan anak usia dini dan Pendidikan nonformal berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan untuk memberikan penjaminan mutu pendidikan.
Satuan Pendidikan formal yang dimaksud meliputi Sekolah Dasar (SD), Madrasah
Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs),
Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), Sekolah Luar Biasa (SLB),
Madrasah Luar Biasa (MLB), Satuan Pendidikan Kerja Sama (SPK), dan Satuan
Pendidikan formal lain yang sederajat. Kelayakan satuan pendidikan mengacu pada
standar nasional pendidikan, karena standar nasional pendidikan merupakan kriteria
minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional


Pendidikan pasal 3 ayat (1) menyebutkan bahwa lingkupnya meliputi:

(1) standar kompetensi lulusan;

(2) standar isi;

(3); standar proses

(4) standar penilaian pendidikan;

(5) standar tenaga kependidikan;

(6) standar sarana dan prasarana;

(7) standar pengelolaan; dan

(8) standar pembiayaan.

Kegiatan Akreditasi diharapkan menjadi pendorong dan dapat menciptakan suasana


kondusif bagi perkembangan pendidikan serta memberikan arahan dalam
melakukan penjaminan mutu sekolah/madrasah yang berkelanjutan, guna mencapai
mutu yang diharapkan. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan mewajibkan akreditasi bagi seluruh
sekolah/madrasah sebagai bagian dari upaya penjaminan mutu pendidikan. Oleh
karena itu, akreditasi merupakan proses evaluasi terhadap berbagai aspek
penyelenggaraan pendidikan dalam upaya menjamin terselenggaranya layanan
pendidikan bermutu. Selain itu, akreditasi juga berfungsi memberdayakan
sekolah/madrasah, sehingga dapat menghasilkan lulusan sesuai dengan standar
yang ditetapkan.

Disini ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam file yang akan kami bagikan,
langsung saj silahkan download Kebijakan terbaru Akriditasi Tahun 2023 melalui
tautan dibawah ini:

MODUL PROJEK
PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
GAYA HIDUP BERKELANJUTAN
FASE C / KELAS 5
MODUL PROJEK
PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
Penyusun:
Desi Putrianasari, S.Pd.
SD Negeri 3 Plumbungan
" B E RAN I "
"Bersih, Rapi, Asri, dan Indah"

Anda mungkin juga menyukai