Anda di halaman 1dari 28

Garis-Garis Besar Program Pengajaran 

(GBPP)
05 Jan

Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) adalah diskripsi singkat mengenai mata-mata
ajaran yang diprogramkan dalam kurikulum pendidikan. Deskripsi singkat tersebut memuat
ruang lingkup pokok bahasan dari mata-mata kuliah dan apabila ada kegiatan praktek
dijelaskan pula lingkup kegiatan praktek yang akan dilakukan. GBPP merupakan bagian dari
penyajian kurikulum secara utuh dalam program pendidikan yang meliputi :

1. Tujuan Pendidikan

Tujuan Pendidikan adalah output yang diharapkan oleh suatu jurusan program studi atau
lembaga pendidikan (Seskoad) sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan.

Contoh tujuan pendidikan yang dirumuskan oleh pendidikan akuntansi sebagai berikut:

Mendidik tenaga-tenaga agar memenuhi persyaratan untuk bekerja sebagai seorang akuntan
professional dengan memiliki pengetahuan yang cukup dalam bidang yang telah ditetapkan.
Dengan memiliki tenaga-tenaga tersebut mampu menduduki jabatan-jabatan dalam organisasi
publik ataupun swasta.

2. Kurikulum

Kurikulum adalah daftar mata-mata kuliah pada program pengajaran yang telah ditetapkan
dalam proses pendidikan yang dikelompokan ke dalam semester ganjil dan semester genap.
Kurikulum tersebut disusun berdasarkan pada tujuan pendidikan yang telah ditetpakan oleh
jurusan atau lembaga pendidikan. Penempatan mata-mata kuliah persemester pada kurikulum
memperhatikan pada prasyarat mata kuliah yang mendasarinya (prerequisite).

3. GBPP

Garis-Garis Besar Program Pengajaran adalah deskripsi singkat mengenai mata-mata kuliah
yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Penyusunan Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) diperlukan dalam pelaksanaan


proses belajar mengajar. Sebelum melakukan tugas mengajar di kelas, seorang
pengajar/dosen, harus mengetahui atau menyusun terlebih dahulu Garis-Garis Besar
Program Pengajaran (GBPP), Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan (SAP). Penyusunan
GBPP, Silabi dan SAP dapat dilakukan sendiri oleh dosen pemegang mata kuliah, atau dibuat
oleh penyelenggara pendidikan dengan menunjuk tim sesuai kompetensinya.

GBPP diperlukan untuk digunakan sebagai dasar dalam menyusun Silabi dan Satuan Acara
Perkuliahan (SAP). Tujuan penyusunan GBPP, Silabi dan SAP tidak saja sebagai prasyarat
agar dosen dapat mengajar secara baik dan berkualitas, lebih dari itu merupakan bentuk
akuntabilitas dosen kepada lembaga maupun siswanya. Manfaat lain GBPP, Silabi dan SAP
adalah sebagai sarana kontrak belajar antara dosen dengan siswa dan sekaligus sebagai
pertanggungjawaban kepada lembaga dan siswa.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu langkah dalam desain instruksional adalah mengembangkan strategi yang
didalamnya terkandung empat komponen yaitu urutan kegiatan instruksional, metode
instruksional, media instruksional dan waktu. Kemudian atas dasar strategi tersebut seorang
pendesain instruksional dapat mengembangkan bahan instruksional. Peranan strategi
instruksional sangat penting sebagai pegangan belajar.
Namun dalam praktek dilapangan para pengajar jarang membuat strategi
insruksional dengan keempat komponen tersebut. GBPP (Garis-Garis Besar Program
Pengajaran) adalah progaram pengajaran yang meliputi satu mata kuliah untuk diajarkan
selam satu semester sedangkan SAP ( Satuan Acara Pengajaran) adalah progaram
pengajaran yang meliputi satu atau beberapa pokok bahasan untuk diajarkan selama satu
kali pertemuan atau beberapa kali pertemuan.
GBPP dan SAP ini sangat bermanfaat sebagai pedoman Guru dan Dosen. GBPP
memberikan petunjuk secara keseluruhan mengenai tujuan dan ruang lingkup materi yang
harus diajarkan. Sedangkan SAP memberikan petunjuk secara rinci pertemuan-pertemuan
mengenai tujuan, ruang lingkup materi pelajaran, kegiatan belajar mengajar, media dan
evaluasi yang harus digunakan. GBPP dan SAP sangat perlu dibuat oleh setiap pengajar,
karena dengan menggunakan kedua hal tersebut pengajaran dapat berlangsung dengan
baik tanpa khawatir keluar dari tujuan pengajaran, materi strategi dan sistem evaluasi.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP)


2. Apa yang dimaksud dengan Satuan Acara Perkuliahan (SAP)

C. Tujuan Pembahasan
Tujuan Pembahasan dalam makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Garis-Garis Besar Program Pengajaran
(GBPP).
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Satuan Acara Perkuliahan (SAP)

C. Manfaat Pembahasan
Adapun manfaat yang diperoleh dalam makalah ini adalah Guru dan Dosen mampu
menyusun GBPP dan SAP yang baik dalam pengajaran.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Garis-Garis Besar Program Pengajaran


Suparman (2001) Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) atau course outlines
adalah rumusan tujuan dan pokok-pokok isi mata kuliah. Yang didalamnya tertulis
komponen-komponen sebagai berikut:

1. Tujuann Instuksional Umum


2. Tujuan Instuksional Khusus
3. Topik atau pokok bahasan
4. Estimasi waktu yang dibutuhkan pengajar dalam mengajarkan materi perkuliahan
untuk setiap sub pokok bahasan.
5. Sumber kepustakaan
6. Deskripsi singkat

Surat keputusan pemerintah nomor : 001/STIAB.H/K/III/2003 tanggal 20 Maret 2003


tentang pedoman penyusunan GBPP atau yang dapat disebut dengan silabus adalah Garis-
Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) atau silabus atau “course Outline” adalah rumusan
tujuan dan pokok-pokok isi mata kuliah yang didalamnya tertulis komponen sebagai berikut:

a. Tujuan Instruksional Umum

Tujuan Instruksional Umum (TIU) terjemahan dari “general instructional objective” atau
sering disebut “ Instructional goal” atau “terminal objective” (tujuan akhir). Tujuan berisi
kompetensi-kompetensi umum yang diharapkan dikuasai, didemonstrasikan setelah
menyelesaikan suatu mata kuliah.

b. Tujuan Instruksional Khusus

Tujuan Instruksional Khusus (TIK) merupakan terjemahan dari “specific instuctional


objective” acapkali disebut “instuctional objective” atau “enbling objective” atau sub
objective. Kadang-kadang TIK disebut juga sebagai sasaran belajar (sasbel) atau tujuan
pembelajaran. Kompetensi-kompetensi khusus tersebut merupakan uraian atau jabaran dari
kompetensi umum atau TIU.

c. Topik atau pokok bahasan


Materi atau topik merupakan judul yang mencerminkan isi atau materi perkuliahan yang
konsisiten dengan setiap TIK.

d. Sub pokok bahasan

Sub pokok bahasan atau aub topik adalah sub yang mencerinkan rincian materi kuliah yang
konsisiten dengan pokok bahasan.

e. Deskripsi Singkat

Deskripsi singkat suatu paragraf pernyataan yang mengandung keseluruhan isi mata kuliah.
Pernyataan ini merupakan rangkuman dari pokok bahasan dan sub pokok bahasan dalam
mata kuliah.

f. Estimasi waktu yang dibutuhkan pengajar dalam mengajarkan materi perkuliahan


yang relevan dengan setiap sub pokok bahasan.

Estimasi waktu adalah perkiraan waktu dalam satuan menit yang diperlukan dosen untuk
memberikan materi perkuliahan untuk setiap sub pokok bahasan. Estimasi waktu ini yang
dibutuhkan oleh dosen pengampu dalam memberikan seluruh materi perkuliahan. Atas
dasar jumlah waktu itu pula menafsirkan bobot sks mata kuliah. Bobot 1 sks meliputi:
a.      Memberikan kuliah tatap muka sebanyak 12-16 minggu x 50 menit.
b.      Memberikan bimbingan dalam kegiatan terstruktur sebanyak 12-16 minggu x 60 menit.
c.       Memberikan tugas individu kegiatan mandiri sebanyak 12-16 minggu x 60 menit.

g. Sumber yang disarankan

Sumber kepustakaan adalah buku-buku atau sumber materi yang digunakan dalam setiap
pokok bahasan. Sedangkan teknik penulisannya disesuaikan dengan tata tulis karya ilmiah
dalam keputusan pemerintah.

Adapun format silabus mata kuliah (Garis-Garis Besar Program Pengajaran) yang
sesuai dengan surat keputusan diatas adalah sebagai berikut:

Nama Mata Kuliah :


Kode Mata Kuliah :
Bobot sks :    sks
Deskripsi Singkat :
Tujuan Instruksional Umum :
Garis-Garis Program Pengajaran
No TIK Pokok Bahasan Sub pokok Bahasan Daftar Kepustakaan

1.2. Menulis Tujuan Instruksional Umum


Tujuan instriksional umum (TIU) terjemahan dari general instructional objective atau
sering pula disebut instructional goal atau terminal objective (tujuan akhir).
Suparman (1995) TIU berisi komponen-komponen umum yang diharapkan dapat
dikuasai, didemonstrasikan, atau ditampilkan oleh peserta didik atau peserta pelatihan
setelah menyelesaikan suatu mata kuliah. Itulah sebabnya tujuan ini disebut juga
penampilan (performance objective). TIU dirumuskan dengan menggunakan kata kerja,
bersifat perilaku yang dapat diukur dan dapat dioperasionalisasikan. Kata kerja dalam TIU
dapat membantu menunjukkan jenjang taksonomi tujuan instruksional, sedangkan
objeknya menunjukkan ruang lingkup materi yang dicakup. Kompetensi umum dalam TIU
akan dapat dicapai mahasiswa setelah ia menyelesaikan mata kuliah.
Beberapa contoh kompetensi umum dalam kawasan kognitif adalah:

1. Menganalisa masalah lingkungan hidup (dalam mata kuliah kependudukan dan


lingkungan hidup)
2. Membuat usulan penelitian (dalam mata kuliah penelitian)
3. Menilai kelayakan perusahaan yang mengajukan permohonan kredit (dalam mata
kuliah perkreditan dalam perbankan)
4. Menggunakan teknik penindakan gangguan kamtibmas yang sesuai dengan keadaan
atau kebutuhan ( dalam mata kuliah kamtibmas-kepolisian)

Beberapa contoh kompetensi umum dalam kawasan psikomotor adalah;


1. Melakukan lompat jauh dalam berbagai gaya (dalam mata kuliah atletik)
2. Berenang dengan gaya bebas (dalam mata kuliah renang)
3. Menggunakan berbagai macam kamera foto (dalam mata kuliah fotografi)
4. Menggunakan alat-alat praktikum kimia ( dalam mata kuliah kimia)

Beberapa contoh kompetensi umum dalam kawasan afektif adalah:

1. Melakukan ibadah dengan teratur (dalam mata kuliah pendidikan agama)


2. Bertindak sesuai dengan etika profesi (dalam mata kuliah perbankan)
3. Mempelajari bidang pengetahuan X lebih lanjut (dalam mata kuliah X)
4. Menyatakan pendapat secara positif tentang pendapat orang lain (dalam mata
kuliah teknik diskusi.

1.3. Menulis Tujuan Instruksional Khusus


Tujuan instruksional khsusus (TIK) terjemahan dari specific instructional objective
kadang –kadang disebut sasaran belajar atau tujuan pembelajaran. Di dalamnya
terkandung kompetensi khsusus ysng akan dicapai mahasiswa setelah mengikuti mata
kuliah tersebut.
Suparman (2001) kompetensi-kompetensi khusus merupakan uraian atau jabaran
dari kpmpetensi umum yang ada dalam TIU. Proses penjabaran kompetensi umum menjadi
kompetensi khusus disebut analisis intruksional. Proses ini sama dengan proses analisis
tugas. Dalam proses analisis instruksional inilah kita akan menjumpai kesulitan bila TIUnya
menggunakan kata kerja yang tidak operasional, seperti memahami atau menguasai
penelitian eksperimen, menjadi kompetensi yang lebih khusus, karena kompetensi umum
tersebut dapat berarti melakukan penelitian eksperimen atau dapat pula berarti
menjelaskan konsep, prinsip, dan prosedur penelitian eksperimen atau yang lain. Oleh
karena itu pendesainan instruksional yang merumuskan TIU-nya dengan kata kerja yang
tidak operasional harus menafsirkan pengertian TIU tersebut secara operasional terlebih
dahulu sebelum menjabarkannya menjadi TIK. Hasil analisis instruksional adalah
kompetensi-kompetensi yang tersusun dari yang sederhana sampai ke yang sulit atau
kompleks.
Rumusan TIK yang lebih lengkap, mengandung unsur kondisi dan tingkat
penguasaan, sehingga suatu TIK mengandung empat unsur sebagai berikut:
  Mahasiswa
  Kata kerja dan objek
  Kondisi
  Tingkat penguasaan

Suatu contoh perumusan TIK yang lengkap adalah bila diberikan kalimat aktif dalam bahasa
Indonesia (kondisi), mahasiswa (audience) program studi bahasa inggris semester II akan
dapat menerjemahkan dalam kalimat pasif bahasa inggris (kompetensi khusus yang terdiri
dari kata kerja dan objek) paling sedikit 80% benar (tingkat penguasaan)

Contoh kopetensi umum dalam kawasan kognitif adalah:

1. Menjelaskan pengertian ekologi sebagai suatu sistem (dalam mata kuliah


kependudukan dan lingkungan hidup)
2. Merumuskan masalah penelitian (dalam mata kuliah penelitian)
3. Menilai aspek produksi perusahaan (dalam mata kuliah perkreditan dalam
perbankan)
4. Mengidentifikasi gejala gangguan kamtibmas (dalam mata kuliah kamtibmas
kepolisian)

Contoh kompetensi khusus dalam kawasan psikomotor

1. Melakukan gerakan melayang diudara (dalam mata kuliah lompat jauh)


2. Melakukan gerakan pengambilan nafas kearah kanan dan kiri (dalam mata kuliah
renang)
3. Memotret gambar dengan long-shot (dalam mata kuliah fotografi)
4. Menggunakan kran buret (dalam mata kuliah kimia)
Contoh kompetensi khusus dalam kawasan afektif

1. Mekukan sembahyang secara teratur dalam mata kuliah pendidikan agama)


2. Mencantumkan buku sumber yang digunakan dalam setiap tulisannya (dalam mata
kuliah peneitian)
3. Menbaca buku-buku lain untuk memperdalam pengetahuan X lebih lanjut (dalam
mata kuliah X)
4. Mneyatakan kekurangan dan kelebihan pendapat teman seprofesi secara positif
tanpa melontarkan kritik yang menyakitkan (dalam mata kuliah teknik diskusi)

1.4. Menulis Pokok Bahasan


Pokok bahasan atau topik merupakan judul yang mencerminkan isi atau materi
kuliah yang konsisten dengan setiap TIK. Untuk menemukan pokok bahasan ini kita harus
membaca unsur objek dalam TIK. Unsur objek dalam TIK menunjukkan pokok bahasan.
Pada umumnya setiap TIK yang dirumuskan dengan baik mengandung satu pokok
bahasan. Dalam contoh TIK diatas dapat kita tentukan pokok bahasan sebagai berikut:

a. Ekologi sebagai suatu sistem


b. Masalah penelitian
c. Aspek produksi perusahaan
d. Gejala gangguan kamtibmas
e. Gerakan melayang diudara
f. Pengambilan nafas
g. Long-shot
h. Kran buret

1.5. Menulis Sub Pokok Bahasan


Sub pokok bahasan mencerminkan rincian materi kuliah yang konsisten dalam pokok
bahasan

1.6. Menulis Deskripsi Singkat


Deskripsi singkat adalah suatu paragraf pernyataan yang mengandungbkeseluruhan
isi mata kuliah. Pernyataan ini merupakan rangkuman dari pokok bahasan dan sub pokok
bahasan dalam mata kuliah.

1.7. Menulis Estimasi Waktu


Estimasi waktu adalah dalam perkiraan waktu dalam satuan menit yang diperlukan
pengajar untuk mengajarkan materi pelajaran untuk setiap sub pokok bahasan. Estimasi
waktu ini penting artinya dalam menentukan jumlah waktu yang dibutuhkan pengajar
dalam mengajarkan seluruh materi mata kuliah. Atas dasar jumlah waktu itu kita dapat
menaksir bobot sks mata kuliah tersebut. Seperti diketahui ketentuan yang berlaku
menunjukkan bahwa dilihat dari kegiatan pengajar, 1 sks meliputi:
  Memberi kuliah tatap muka sebanyak 16-22 minggu x 50 menit.
  Memberikan bimbingan dalam kegiatan terstruktur sebanyak 16-22 minggu x 60 menit.
Bila dilihat dari kegiatan mahasiswa kedua kegiatan tersebut diatas masih harus
ditambah dengan kegiatan mandiri sebanyak 16-22 minggu x60 menit.

1.8. Menulis Sumber kepustakaan


Sumber kepustakaan adalah buku-buku atau sumber materi yang digunakan dalam
setiap pokok bahasan. Teknik penulisannya dimulai dari nama pengarang, judul buku, kota,
penerbit, tahun, dan halaman. Untuk memudahkan pihak lain yang ingin memperdalam
mata kuliah tersebut lebih lanjut. Maka buku-buku sumber yang dimaksudkan untuk
dijadikan referensi pokok yang perlu diberi tanda (*). Tanda tersebut ditulis di depan nama
pengarang.

2. Satuan Acara Perkuliahan


Suparman (2001) bahwa dalam GBPP terdapat estimasi waktu yang dapat dijadikan
pedoman dalam membuat batas lingkup materi yang akan diajarkan setiap kali pertemuan.
Dalam mata kuliah yang bernilai 3 sks. Misalnya jumlah pertemuan tatap muka selama satu
semester adalah 16-22 kali dan setiap pertemuan tatap muka berlangsung 3x50 menit.
Untuk itu pengajar perlu menentukan batas lingkup materi sub pokok bahasan mana saja
yang akan diajarkan setiap kali pertemuan dengan, melihat estimasi waktu dalamGBPP. Bila
suatu sub pokok bahasan dalam GBPP membutuhkan waktu lebih dari 3x50 menit, maka sub
pokok bahasan itu perlu dirinci lagi. Bila hal itu tidak mungkin karena hal itu akan
mengganggu keutuhan materi maka SAP yang disusun diperuntukkan untuk dua kali
pertemuan atau lebih.
Menurut http://sap.gunadarma.ac.id/ Satuan Acara Perkuliahan (SAP) ialah yang
berisi pembagian materi suatu mata kuliah tiap kali perkuliahan diadakan (setiap
pertemuan). SAP berisi rincian materi kuliah setiap pertemuan kuliah serta tujuan
belajarnya serta buku-buku acuan untuk belajar. Yang dimaksud tujuan belajar adalah apa
yang minimal dikuasai mahasiswa setelah mendapat materi perkuliahan.
Setiap mata kuliah memiliki Satuan Acara Pengajaran (SAP) yang merupakan
penjabaran secara rinci rencana perkuliahan. Suatu SAP harus memuat unsur –unsur
sebagai berikut:

 Kode, nomor, dan nama mata kuliah


 Kedudukan mata kuliah yaitu mata kuliah umum (MKU), mata kuliah dasar keahlian
(MKDK) dan mata kuliah keahlian (MKK)
 Semester dan tahun mata kuliah diajarkan
 Bobot kredit
 Tujuan mata kuliah
 Mata kuliah prasyarat (bila mana perlu)
 Nama pengajar
 Waktu dan tempat kuliah
 Rincian acara perkuliahan dan bahan bacaan wajib dan anjuran
 Cara mengevaluasi proses belajar mengajar

Surat keputusan pemerintah nomor: 001/STIAB.H/K/III/2003 tanggal 20 maret 2003


tentang pedoman Satuan Acara Perkuliahan sebagai berikut:
Satuan acara perkuliahan (SAP) mengandung komponen yang lebih lengkap dari
silabus. Disamping mengandung komponen-komponen yang sama seperti yang ada dalam
silabus (GBPP), SAP mengandung komponen-komponen yaitu: mata kuliah , kode mata
kuliah, bobot/sks, waktu pertemuan, tujuan, pokok bahasan, dan sub pokok bahasan,
kegiatan belajar mengajar, media pengajaran, evaluasi, tugas mandiri, dan terstruktur, serta
referensi.

a. Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan

Yaitu merupakan judul/sub judul yang mencerminkan isi atau materi perkuliahan.

b. Sasaran Belajar

Yaitu merupakan serangkaian rumusan rinci tentang perilaku mahasiswa yang diharapkan
dapat mereka capai sesudah mengikuti suatu kegiatan pendidikan

c. Bentuk Pengajaran

Yaitu merupakan rencana bentuk belajar mengajar yang akan dipergunakan pada setiap
pembahasan dalam setiap pokok bahasan/sub pokok bahasan.

d. Media Alat Bantu

Yaitu alat yang dipergunakan untuk menyalurkan isi materi agar dapat dilihat, didengar, dan
dibaca oleh mahasiswa. Jenis media yang sering dipergunakan adalah buku atau bahan
cetak, papan tulis, foto, benda konkrit, transparan, OHP, penggaris, kalkulator dan
sebagainya.

e. Tugas Latihan

Tugas latihan adalah alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur hasil belajar mahasisiwa
dan cara melaksanakan pengukuran tersebut. Alat tersebut dapat berbentuk tes essay untuk
tujuan instruksional yang mengandung kawasan kognitif, tes kinerja dan kawasan
psikomotor.

f. Bahan Bacaan

Bahan bacaan atau referensi adalah buku atau bahan yang dijadikan acuan dalam
menyajikan materi dalam SAP ersebut.
Adapun contoh Satuan Acara Pengajaran (SAP) yang sesuai dengan surat keputusan
diatas adalah sebagai berikut:
Mata Kuliah :
Kode mata kuliah :
SKS :
Waktu pertemuan : jam/menit
Pertemuan ke :

1. TIU

2.      TIK

a. Pokok bahasan
b. Sub pokok bahasan
c. Kegiatan belajar mengajar
d. Evaluasi
e. Referensi

SAP mengandung komponen-komponen yang lebih lengkap dari GBPP disamping


menggunakan komponen-komponen yang sama seperti yang ada pada GBPP, SAP
mengandung komponen-komponen kegiatan belajar mengajar, media, dan alat pengajaran
serta evaluasi.
Oleh karena sebagian komponen SAP telah dibahas dalam GBPP, maka dalam bagian
ini akan dikemukakan cara menuliskan komponen-komponen SAP yang tidak termasuk
dalam komponen GBPP.

2.1. Kegiatan Belajar Mengajar


Yang dimaksud kegiatan belajar mengajar adalah tahap persiapan atau tahap-tahap
kegiatan yang dilakukan pengajar dan mahasiswa untuk menyelesaikan materi kuliah. Dalam
hal ini materi kuliah tersebut dibatasi pada pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang ada
dalam suatu SAP. Tahap kegiatan ini terdiri dari tahap pendahuluan (introduction), tahap
penyajian (presentation) dan tahap penutup (test and follow-up). Berikut ini akan diuraikan
pengertian setiap tahap tersebut :
  Tahap Pendahuluan
Tahap pendahuluan adalah tahap persiapan atau tahap awal sebelum memasuki penyajian
materi yang akan diajarkan. Pada tahap ini pengajar menjelaskan secara singkat tentang
materi yang akan diajarkan dalam pertemuan tersebut., kegunaan materi dalam kehidupan
sehari-hari, hubungan materi dengan pengetahuan yang telah diketahui mahasiswa pada
akhir pertemuan. Tahap ini dimaksudkan untuk mempersiapkan mental mahasiswa agar
memperhatikan dalam belajar selama penyajian. Bagian pendahuluan ini biasanya hanya
membutuhkan waktu 5-10 menit atau sekitar 5% dari waktu pengajaran.

  Tahap Penyajian
Tahap penyajian merupakan proses belajar mengajar yang utama dalam suatu pengajaran.
Didalamnya tercakup bagianbagian sebagai berikut:
1.      Uraian (explanation), baik dalam bentuk verbal maupun non verbal seperti penggunaan
grafik, gambar, benda sebenarnya (relia), model, atau demonstrasi.
2.      Contoh (example) dan non contoh (Non example) yang praktis dan konkrit dari uraian
konsep yang bersifat abstrak.
3.      Latihan (exercise) yang merupakan praktek bagi mahasiswa untuk menerapkan konsep
abstrak yang sedang dipelajari dalam bentuk kegiatan fisik misalnya kegiatan studi kasus
untuk pemecahan masalah, berhitung dengan angka untuk pemecahan soal matematika
atau dalam kegiatan praktek melakukan suatu tugas praktikum.

  Penutup
Tahap penutup merupakan tahap akhir suatu pengajaran. Tahap ini meliputi 3 kegiatan
yaitu:
1.      Pelaksanaan tes hasil belajar
2.      Umpan balik yang berupa informasi atau hasil tes
3.      Tindak lanjut berupa petunjuk tentang apa yang harus dilakukan atau dipelajari mahasiswa
selanjutnya, baik untuk memperdalam materi yang telah dipelajari dalam pertemuan
perkuliahan maupun untuk mempersiapkan diri mengikuti pertemuan kuliah yang akan
datang.
Tahap penutup ini hanya membutuhkan waktu 10-15 menit atau sekitar 5% dar
pengajaran.dari uraian tentang kegiatan belajar mengajar nampak bahwa didalamnya
tercakup kompomnen metode pengajaran. Untuk menjelaskan suatu konsep abstrak
pengajar dapat menggunakan ceramah, sedangkan untuk memberi contoh dalam bentuk
kegiatan fisik pengajar menggunakan demonstrasi. Itulah sebabnya sebagian orang tidak
menggunakan istilah metode pengajaran manakala mereka sudah menggunakan istilah
kegiatan belajar mengajar.

2.2. Media Dan Alat Pengajaran


Media adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan isi pelajaran agar dapat
dilihat, dibaca atau didengar oleh mahasiswa. Jenis media yang sering digunakan dalam
pengajaran adalah buku atau bahan cetak, papan tulis, foto, transparansi, dan OHP.
Disamping itu kadang-kadang digunakan flim bingkai (slide) dan slide projector, kaset video
set. Fungsi dari media tersebut adalah untuk mengantarkan isi pelajaran kepada
mahasiswa. Media itu digunakan dalam pengajaran untuk memungkinkan terjadinya proses
belajar mengajar.

2.3. Evaluasi
Evaluasi adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur hasil belajar mahasiswa.
Alat ukur tersebut berupa essay tes atau tes objektif, yang bertujuan untuk mengukur
penguasaan materi yang telah diterima oleh mahasiswa, baik dalam kawasan kognitif,
afektif dan psikomotor.

2.4. Referensi
Referensi adalah buku atau bahan lain yang dijadikan sebagai acuan dalam
menyajikan materi dalam SAP.
BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
1.      Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) atau course outlines adalah tujuan dan
pokok-pokok isi mata kuliah, yang didalamnya tertulis komponen-komponen yaitu: Tujuan
Instruksional umum, Tujuan Instruksional Khusus, topik atau sub poko bahasan, estimasi
waktu yang dibutuhkan dalam pengajar dalam mengajarkan materi perkuliahan untuk setiap
sub pokok bahasan dan sumber kepustakaan.
2.      SAP mengandung komponen-komponen yang lebih lengkap dari GBPP. Disamping
mengandung komponen yang sama seperti yang ada pada GBPP, SAP mengandung
komponen kegiatan belajar mengajar, media serta evaluasi.

B.    Saran
GBPP dan SAP merupakan acuan yang dibutuhkan oleh tenaga pengajar dalam menyusun
rencana pengajaran dalam setiap mata kuliah yang diajarkannya. Dalam menyususn GBPP
dan SAP yang baik dan benar, para pengajar hendaknya mempertimbangkan unsur-unsur
dalam GBPP dan SAP yang harus diikut sertakan seperti yang tercantum dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Suparman, M. Atwi. 2001. Desain Instruksional. Jakarta: Pusat Antar Universitas


http://sap.gunadarma.ac.id/
Prawiradilaga, Dewi Salma. 2008. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta : Kencana
www.stiab.net.

Daftar Pustaka
A.      Mudyahardjo, Redja. 2001. Pengantar Pendidikan. RajaGrafindo Persada: Jakarta
B.       Mudyahardjo, Redja. 2004. Filsafat Ilmu Pendidikan. Rosdakarya: Bandung
C.      Mulyadi, Seto. 2006. Homeschooling, Pendidikan Alternatif Masa Depan. Makalah. Jakarta
D.      Natawidjaja, Rochman, dkk. (Ed.). 2007. Rujukan Filsafat, Teori dan Praksis Ilmu Pendidikan. UPI Press:
Bandung
E.       Padmonodewo, Soemiarti. 2003. Pendidikan Anak Pra Sekolah. Rineka Cipta, Jakarta
F.       Pidarta, Made: 1994. Pendidikan. Laboratorium Administrasi pendidikan IKIP Surabaya: Surabaya
G.      Pidarta, Made. 2007. Wawasan Pendidikan. Unesa University Press: Surabaya.
H.     Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. Ilmu & Aplikasi Pendidikan. (Buku 1, 2, 3, & 4). PT Imtima:
Bandung

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM "MIFTAHUL 'ULA"


(STAIM)
JURUSAN TARBIYAH PRODI S1-PAI
NGLAWAK-KERTOSONO
Desember, 2010
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya pendidikan dan sistem pendidikan di Indonesia, seluruh elemen
masyarakat, utamanya yang terkait langsung dengan pendidikan dituntut untuk lebih kreatif dan
profesional untuk mengembangkan pendidikan. Selain itu, para pelaku pendidikan juga diharapkan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan bersama sesuai dengan kebutuhan dan tantangan
pendidikan.
Sesuai dengan amanat UU SISDIKNAS No. 20/2003 bahwa tujuan pendidikan adalah untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Maka dari itu perlu adanya kurikulum yang
mengatur pendidikan, tersebutlah KTSP yang kini sedang digunakan dalam pendidikan nasional. Di
dalam KTSP terdapat berbagai komponen yang harus diperhatikan betul demi keberhasilan sistem
pendidikan. Beberapa hal yang urgen adalah tentang GBPP, silabus, serta kalender pendidikan. Maka
dalam makalah ini akan dibahas bagaimana cara menyusun GBPP, silabus, serta kalender
pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat ditemukan rumusan-rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara menyusun GBPP?
2. Bagaimana cara menyusun silabus?
3. Bagaimana menyusun kalender pendidikan?

C. Tujuan Pembahasan
Dari rumusan masalah di atas maka dapat diketahui tujuan pembahasan, yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana cara menyusun GBPP
2. Untuk mengetahui bagaimana cara menyusun silabus
3. Untuk mengetahui bagaimana cara menyusun kalender pendidikan

BAB II
CARA MENYUSUN
GBPP, SILABUS, DAN KALENDER PENDIDIKAN

A. CARA MENYUSUN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)


GBPP adalah rambu-rambu global yang digunakan pada sebuah program pembelajaran yang
memuat intruksi pengajaran secara garis besar, agar guru dapat menjadikan acuan pada silabus yang
nantinya akan diperinci lagi dalam Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Untuk membuat GBPP, maka perlu dilakukan langkah-langkah berikut:
a. Menentukan jenis mata pelajaran apa yang akan diajarkan.
b. Memaparkan deskripsi umum pelajaran, yakni hal-hal yang akan di bahas secara umum nanti pada
waktu proses pembelajaran.
c. Menentukan tujuan instruksional umum, yakni hasil pencapaian siswa secara umum dalam mata
pelajaran yang diajarkan (hal ini mirip dengan tujuan pembelajaran dalam silabus).
d. Menentukan pokok bahasan yang akan dibahas dalam pertemuan kelas atau pembelajaran.
e. Menentukan tujuan instruksional khusus (untuk apa membahas pokok bahasan tersebut), hal ini
mirip dengan indikator dalam silabus.
f. Merinci sub-sub pokok bahasan, dengan hal itu diharapkan proses pembelajaran lebih efisien dan
fokus.
g. Menentukan alokasi/estimasi waktu yang dibutuhkan untuk setiap pokok bahasan.
h. Membantu proses belajar siswa dengan menampilkan referensi atau daftar pustaka yang dapat
dipakai.

Contoh format GBPP :

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

Mata Pelajaran : Fiqih


Kelas/Semester : VIII/ II
Deskripsi Singkat : Menjelaskan ta’rif serta tata cara dari sujud syukur, sujud tilawah serta sujud
sahwi
Tujuan Instruksional Umum : Siswa dapat mengetahui pengertian, ketentuan, serta bacaan dari
sujud syukur, sujud tilawah dan sujud sahwi kemudian dapat mempraktekkan dalam kehidupan
sehari-hari

No Pokok Bahasan Tujuan Instruksional Khusus Sub Pokok


Bahasan/Konsep Estimasi
Waktu Daftar Pustaka
1.

2. Memahami tata cara sujud syukur, tilawah dan sahwi

Memdemonstrasikan sujud syukur, tilawah dan sahwi


Siswa dapat menjelaskan pengertian, ketentuan, serta bacaan dari sujud syukur, tilawah dan sahwi

Siswa dapat mendemonstrasikan sujud syukur, tilawah dan sahwi


Pegertian sujud syukur, tilawah dan sahwi
Ketentuan dilakukannya sujud syukur, tilawah dan sahwi

Bacaan sujud syukur, tilawah dan sahwi

Mendemonstrasikan sujud syukur

Mendemonstrasikan sujud tilawah

Mendemonstrasikan sujud sahwi 6 jam Pelajaran

4 Jam pelajaran 1, 2, 3

4
Daftar Pustaka
1. Buku Paket Fiqih MTs KelasVIII Semester 2 karangan Drs. Amir Abyan, MA.
2. Buku Paket Fiqh MTs Kelas VIII semester 2 karangan Drs. H. Sulaiman Rasyid
3. LKS Fiqh “ALSHOL” Kelas VIII semester 2
4. Buku Praktek Ibadah keluaran PP. Lirboyo

B. CARA MENYUSUN SILABUS


Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu
yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat/ belajar. Silabus
merupakan penjabaran standar kometensi dan kompetensi dasar ke dalam meteri/pokok
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, danindikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Silabus
ini diperlukan sebagai pertanggungjawaban profesional pendidik terhadap lembaga, sejawat,
peserta didik, dan masyarakat
SILABUS menjawab pertanyaan:
1. Apa kompetensi yang harus dikuasai siswa?
2. Bagaimana cara mencapainya?
3. Bagaimana cara mengetahui pencapaiannya?
KOMPONEN SILABUS
1. Standar Kompetensi
2. Kompetensi Dasar
3. Materi Pokok/Pembelajaran
4. Kegiatan Pembelajaran
5. Indikator
6. Penilaian
7. Alokasi Waktu
8. Sumber Belajar
PRINSIP PENGEMBANGAN SILABUS
1. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan
tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
3. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompeteensi
4. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman
belajar, sumber belajar dan sistem penilaian.
5. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, pengelaman nelajar, sumber belajar, dan sistem penilaian yang
cukup untuk menunjang kompetensi dasar.
6. Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, pengelaman nelajar, sumber belajar, dan sistem penilaian
memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan
nyata dan peristiwa yang terjadi
7. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik serta
dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.

8. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor)
PENGEMBANG SILABUS
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam
sebuah Madrasah atau beberapa Madrasah melalui kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG).
• Disusun secara mandiri oleh apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali karakteristik
siswa, kondisi madrasah, dan lingkungannya.
• Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat dapat melaksanakan pengembangan
silabus secara mandiri, maka pihak madrasah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok
guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang digunakan oleh marasah tersebut.
• Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung
dengan sekolah/madrasah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama mengembangkan
silabus yang akan digunakan oleh madrasah atau sekolah dalam lingkup MGMP/PKG tersebut.
• Mapendais atau Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan
membentuk tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN SILABUS
1. Mengkaji Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar
Mengkaji standar kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum pada standar isi dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesukaran materi, tidak harus
sesuai dengan urutan yang aa pada standar isi
• Keterkaitan antara standar kompetensi dengan kompetensi dasar dalam mata pelajaran
• Keterkaitan antara standar kompetensi dengan kompetensi dasar antar mata pelajaran
2. Mengidentifikasikan Materi Pokok/Pembelajaran
Mengidentifikasikan materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar
dengan mempertimbangkan:
• Potensi peserta didik
• Relevansi dengan karakteristik daerah
• Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik
• Kebermanfaatan bagi peserta didik
• Struktur keilmuan
• Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran
• Relevansi degnan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan
• Alokasi waktu
3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran atau Pengalaman Belajar
Kegiatan pembelajaran atau pengalaman belajar dirancang untuk memberikan pengelaman belajar
yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan
guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.
Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran
yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang
perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai
berikut:
a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya
guru agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik
secara berurutan untk mencapai kompetensi dasar.
c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep mata pelajaran
d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang
mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.
4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan pencapaian kompetensi dasar yang ditandai dengan perubahan perilaku yang
dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketermapilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan
pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau
dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untk menyusun alat penilaian.
5. Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian
dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan
kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan
portofolio dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data
tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan:
• Penilaian yang diarahkan untk mengukur pencapaian kompetensi
• Penilaian menggunakan acuan kriteria
• Sistem yang direncanakan adalah sistem yang berkelanjutan.
• Hasil penilaian dianalisis untk menentukan tindak lanjut.
• Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses
pembelajaran.
6. Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan
alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar,
keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan dan tingkat kompetensi dasar. Alokasi dicantumkan dalam
silabus merupakan perkiraan waktu rerat untuk menguasai kompetensi dasar dibutuhkan oleh
peserta didik yang beragam.
7. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran,
yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam sosial dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

Contoh Format Silabus:

SILABUS

Madrasah : MTs
Kelas/Semester : VIII/I
Standar Kompetensi : Memahami tata cara sujud syukur, tilawah dan sahwi
Kompetensi Dasar : 1. Menjelaskan pengertian sujud syukur, tilawah dan sahwi
2. Menjelaskan ketentuan-ketentuan sujud syukur, tilawah dan sahwi
3. Menghafal bacaan sujud syukur, tilawah dan sahwi
4. Memperaktekkan sujud syukur, tilawah dan sahwi
Materi Pokok/ Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber
Belajar
Memahami tata cara sujud syukur, tilawah dan sahwi 1. Menjelaskan pengertian sujud syukur,
tilawah dan sahwi
2. Menjelaskan ketentuan-ketentuan sujud syukur’ tilawah dan sahwi
3. Menghafal bacaan sujud syukur, tilawah dan sahwi
4. Mendemontrasikan sujud syukur, tilawah dan sahwi 1. Mengklasifikasikan pengertian sujud
syukur, tilawah dan sahwi
2. Membacakan dan menjelaskan dalil tentang sujud syukur, tilawah dan sahwi
3. Mengidentifikasi penyebab sujud syukur, tilawah dan sahwi
4. Membacakan sujud syukur, tilawah dan sahwi
5. Mendemonstrasikan cara sujud syukur, tilawah dan sahwi - Pertanyaan lisan

- Ulangan harian

- Tes perbuatan 6 x 40 menit - Buku Paket Fiqih MTs Kelas/Semester 2 Drs. Amir Abyan, MA.

- VCD

- LKS

C. CARA MENYUSUN KALENDER PENDIDIKAN


Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama
satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif, dan hari libur. Berisi tentang kalender pendidikan yang digunakan oleh
sekolah, yang disusun berdasarkan kalender pendidikan yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan
setempat, disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan
masyarakat, dengan memperhatikan aturan kalender pendidikan sebagaimana tercantum dalam
Standar Isi.
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun
pelajaran.
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk
kegiatan pengembangan diri
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran. Waktu libur
dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur
keagamaan, hari libur umum, dan hari libur khusus.
Waktu Belajar
Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun pelajaran menjadi semester 1
(satu) dan semester 2 (dua).
Berdasarkan Surat Edaran Ditjen Pendidikan Islam Nomor: DJ. II. 1/PP.00/ED/681/2006 tentang
Pelaksanaan Kurikulum 2006 bahwa alokasi waktu pada kalender pendidikan adalah sebagai berikut:
No. Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
1. Minggu efektif belajar Minimum 29 minggu dan maksimum 39 minggu Digunakan untuk kegiatan
pambelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan
2. Jeda tengah semester Maksimum 2 minggu Satu minggu setiap semester
3. Jeda antar semester Maksimum 2 minggu Antara semester I dan II
4. Libur akhir tahun pelajaran Maksimum 3 minggu Digunakan untuk penyiapan kegiatan
administrasi akhir dan awal tahun pelajaran
MENYUSUN KALENDER PENDIDIKAN
1. Melihat kalender pendidikan nasional yang telah dikeluarkan oleh pemerintah (dalam hal ini
KEMENDIKNAS ataupun KEMENAG) sebagai acuan untuk menentukan kalender pendidikan pada
masing-masing satuan pendidikan.
2. Menentukan minggu efektif, libur tengah semester, libur antar semester, serta libur akhir tahun
dengan acuan jumlah yang telah ditetapkan.
3. Menyesuaikan kalender dengan keadaan hari-hari libur umum maupun agama.
4. Menentukan periode efektif pembelajaran dengan mempertimbangkan hari-hari yang akan tersita
untuk kegiatan-kegiatan pengembangan diri, baik ekstrakulikuler maupun bimbingan dan konseling
terpadu.
5. Menentukan bobot dan alokasi hari-hari pembelajaran efektif setelah disesuaikan dengan hari
efektif fakultatif (misal: hari-hari pembelajaran di Bulan Ramadhan) serta hari libur fakultatif (misal:
libur awal puasa dan libur hari raya)
6. Merekap kalender pendidikan selama satu tahun penuh, atau dapat pula ditambah kalender
pendidikan per semester dan per bulan dengan rapi dan telah diteliti oleh tim perumus kalender
pendidikan.
Contoh format kalender pendidikan:

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
1. GBPP adalah rambu-rambu global yang digunakan pada sebuah program pembelajaran yang
memuat intruksi pengajaran secara garis besar, agar guru dapat menjadikan acuan pada silabus yang
nantinya akan diperinci lagi dalam Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP).
2. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat/ belajar. Silabus
merupakan penjabaran standar kometensi dan kompetensi dasar ke dalam meteri/pokok
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
3. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama
satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif, dan hari libur.
4. Dalam penyusunan GBPP, silabus, maupun kalender pendidikan telah terdapat rambu-rambu atau
prosedur yang dapat dipakai oleh penyusun agar susunannya sinkron dan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

1. DEPDIKNAS, 2007. Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:
DEPDIKNAS.

2. Dra. Ummul Murtafi'ah Hasan. Tt. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Probolinggo: MTs
Nusantara.

3. Drs. H. Khaerudin, MA dkk. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jogjakarta: MDC
Jateng dan PILAR Media.

4. Http://Deni3wardana.Wordpress.Com/2007/08/13/Bagaimana-Cara-Menyusun-Ktsp-Dan-Silabus-
Yang-Benar/

GBPP dan SAP


29 Nov

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN(GBPP)


DAN SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

A. Pengertian
Garis-garis besar program pengajaran (GBPP) adalah program pengajaran yang meliputi satu
mata pelajaran untuk diajarkan selama satu semester. Sedangkan Satuan Acara Pengajaran
(SAP) adalah pokok pengajaran yang meliputi satu atau beberapa pokok bahasan untuk
diajarkan selama satu kali atau beberapa kali pertemuan. Dengan kata lain GBPP dapat juga
dikatakan sebagai silabus yang sekarang ini terdapat di sekolah, demikain juga SAP dapat
dikatakan sama dengan Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). GBPP dan SAP sangat
bermanfaat sebagai pedoman bagi pengajar. GBPP memberikan petunjuk secara keseluruhan
mengenai tujuan dan ruang lingkup materi yang harus diajarkan, sedangkan SAP memberikan
petunjuk secara rinci, pertemuan demi pertemuan, mengenai tujuan , ruang lingkup materi
yang harus diajarkanoleh para pendidik, kegiatan belajar mengajar, media dan evaluasi yang
harus digunakan.

B. Pokok Pembahasan
1. Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP)
Garis-garis besar program pengajaran (GBPP) atau course outline adalah rumusan tujuan dan
pokok-pokok isi mata pelajaran. Komponn-komponen GBPP diantaranya;
a) Tujuan instruksional umum (TIU)
Tujuan instruksional umum (TIU) atau istilah lainnya general instructional objective berisi
kompetensi-kompetensi umum yang diharapkan dikuasai, didemonstrasikan, atau ditampilkan
oleh peserta didik atau peserta latihan setelah menyelesaikan suatu mata pelajaran.
Kompetensi itu terdiri dari kata kerja (verb) dan object (object)
1) Perumusan TIU yang tidak operasional
Para ahli mulai membicarakan teknik perumusan tujuan instruksional umum pada awal tahun
1950-an sampai dengan awal tahun 1980-an, dimana kata kerja yang digunakan dalam
menuliskan TIU selalu bersifat kabur (fuzzy), tidak jelas, tidak operasional, tidak bersifat
perilaku (non behavioral), tidak pasti, tidak tampak (unobservable), dan tidak dapt di ukur
(unmeasureable), seperti kata-kata memahami, mengerti,
2) Perumusan TIU yang operasional
Sejak menjelang tahun 1980-an TIU mulai dirumuskan dengan menggunakan kata kerja yang
bersifat perilaku, dapat diukur, dan operasional. Penggunaan yang jelas dalam TIU tidak akan
menyebabkan menyempitnya lingkup materi yang dicakup,
Contoh kompetensi umum dalam tiga kawasan
No Kompetensi Umum Kawasan
1 Menanalisis masalah lingkungan hidup (dalam mata kuliah kependudukan dan lingkungan
hidup Kognitif
2 (melakukan) lompat jauh dengan berbagai gaya (dalam mata kuliah atletik) Psikomotor
3 Melakukan ibadah dengan teratur Afektif

b) Tujuan instruksional khusus (TIK)


Kompetensi khusus merupakan uraian atau jabaran dari kompetensi umum yang terdapat di
dalam TIU. Guru sebagai pendidik harus mengetahui apa –apa saja unsure yang terdapat
dalam membuat TIK.. Dalam menyusun TIK terdapat empat unsure yang harus ada yaitu;
audience (siswa), behavior (kata kerja), degree, dan condition (ABCD). Kompetensi khusus
dalam TIK mempiliki jenjang taksonomi yang lebih rendah dari kompetensi yang terdapat di
dalam TIU.

c) Topic atau pokok bahasan


Pokok bahasan atau topic merupakan judul yang mencerminkan isis atau materi pelajaran
yang konsisiten dengan setiap TIK.

d) Sub pokok bahasan


Sub pokok bbahasan mencerminkan rincian materi kuliah yang konsisten dengan pokok
bahasan yang telah di tetapkan.

e) Estimasi waktu yang dibutuhkan pengajar dalam mengajarak materi


Estimasi waktu adalah perkiraan waktu dalam satuan menit yang diperlukan pengajar untuk
mengajarkan materi pelajaran artinya untuk menentukan jumlah waktu yang dibutuhkan
pengajar dalam mengajarkan seluruh materi mata pelajaran tersebut.

f) Sumber kepustakaan
Sumber kepustakaan adalah buku-buku atau sumber materi yagn digunakan dalam setiap
pokok-pokok bahasan atau sub pokok bahasan.

2. Satuan Acara Pengajaran (SAP)


SAP memiliki konponen-komponen yang lebih lengkap dibandingkan dari GBPP. SAP
mengandung komponen-komponen kegiatan belajar mengajar, media dan alat pengajaran dan
evaluasi. Berikut komponen tambahan SAP
A. Kegiatan Belajar Mengajar
Yaitu tahap – tahap kegiatan yang dilakukan pengajar dan mahasiswa untuk menyelesaikan
materi pembelajaran. Yang terdiri dari tahap pendahuluan, penyajian, dan penutup
1. Tahap pendahuluan
Merupakan tahap persiapan atau tahap awal sebelum memasuki penyajian materi yang akan
diajarkan. Pada tahap ini pengajar menjelaskan secara singkat (global) tentang materi yang
akan diajarkan dalam pertemuan tersebut. Bagian ini biasanya membuthkan waktu 5 sampai
10 menit atau sekitar 5% dari waktu pengajaran. (Atwi Suparman:17 )
2. Tahap penyajian
Merupaka proses belajar mengajar yang utama dalam suatu pengajaran. Mencakup bagian-
bagian sebagai berikut:
a. Uraian , baik dalam bentuk verbal amupun non verbal
b. Contoh, yang praktis dan kongkrit dari uraian konsep yang masih bersifat abstrak
c. Latihan
Sebagaian besar (80-90%) dari waktu kegiatan belajar mengajar
3. Penutup
Tahap penutup merupakan tahap akhir suatu pengajaran, yang meliputi 3 kegiatan, yaitu
(1) Pelaksanaan tes hasil belajar, berupa pertanyaan lisan yang di tujukan kepada siswa yang
ditunjuk sebagai sampel.
(2) Umpan balik yang berupa informasi atas hasil tes
(3) Tindak lanjut yang berupa petunjuk tentang apa yang harus dilakukan atau dipelajari
siswa selanjutnya.

B. Media dan Alat


Media adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan isi pelajaran agar dapat dilihat, dibaca,
atau didengar oleh siswa, sedangkan alat pengajaran adalah benda yang digunakan dalam
pengajaran sehingga memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar, (yang dapat
membawa pesan)

C. KESIMPULAN
1. GBPP merupakan program pengajaran yang meliputi satu mata pelajaran untuk diajarkan
selama satu semester.
2. SAP adalah pokok pengajaran yang meliputi satu atau beberapa pokok bahasan untuk
diajarkan selama satu kali atau beberapa kali pertemuan.
3. Dengan kata lain GBPP dapat juga dikatakan sebagai silabus yang sekarang ini terdapat di
sekolah, demikain juga SAP dapat dikatakan sama dengan Rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP)

Sumber: Atwi Suparman. Garis-garis besar program pengajaran dan satuan acara pengajran
(GBPP & SAP). PAU.PPAI.UT. Jakarta. 2001

Anda mungkin juga menyukai