Disusun oleh :
Theresia tenerA PERANGIN ANGIN
MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITas sriwijaya
2014
secara
mendalam
perilaku
konsumsi
dan
hal
yang
Faktor Budaya. Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi
perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku
paling dasar. Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang
lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para
anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan
wilayah geografis. Pada dasarnya, semua masyarakat manusia memiliki
stratifikasi sosial. Stratifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas
sosial, pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang
tersusun secara hirarkis dan yang para anggotanya menganut nilai, minat,
dan perilaku serupa. Kelas sosial memiliki beberapa ciri. Pertama, orangorang didalam kelas sosial yang sama cenderung berperilaku lebih seragam
daripada orang-orang dari dua kelas sosial yang berbeda. Kedua, orang
Permasalahan Produksi
Permasalahan produksi akan berpengaruh dalam faktor penjualan, karena
kendala dalam penjualan adalah bagaimana cara suatu perusahaan memproduksi barang
tersebut. Biasanya kendala dalam produksi itu adalah kekurangan bahan mentah dan
bahan pendukung untuk di olah, karena setiap memproduksi barang, perusahaan harus
tahu dan mengerti keseimbangan bahan mentah agar bahan mentah tidak kekurangan
bahan pendukung. Apabila saat mengolah bahan mentah kekurangan bahan pendukung,
maka proses produksi akan terhambat. Maka dari itu dalam setiap perusahaan pasti akan
menyusun sistem manajemen dengan membentuk dari Kepala Supervisor Produksi,
Supervisor Produksi, Kepala Supervisor Divisi Produksi, Supervisor Divisi Produksi,
Team Leader Produksi agar proses produksi terorganisir dengan baik dan proses
produksi jauh terhindar dari permasalahan produksi yang akan menyebabkan kerugian
dalam perusahaan.
Dalam teori ekonomi, sifat fungsi produksi diasumsikan tunduk pada suatu
hokum yang disebut : The Law of Diminishing Returns (Hukum Kenaikan Hasil
Berkurang). Hukum ini menyatakan bahwa apabila penggunaan satu macam input
ditambah sedang input-input yang lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari
setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula naik, tetapi kemudian
seterusnya menurun jika input tersebut terus ditambahkan.
perusahaan).
Keuntungan perusahaan.
Pendapatan bunga selisih dari perusahaan.
Pendapatan sewa.
untuk
pembelian
pabrik,
mesin,
peralatan
produksi,
bangunan/gedung yang baru. Karena daya tahan madal dan bangunan umumnya
lebih dari setahun, seringkali investasi ini disebut sebagai investasi dalam bentuk
harta tetap (fixed investment).
Di Indonesia, istilah yang setara dengan fixed investment adalah pembentukan modal
tetap domestic bruto (PMTDB). Supaya lebih akurat, jumlah investasi yang perlu
diperhatikan adalah investasi bersih yaitu PMTDB dikurangi penyusutan.
2. Investasi Persediaan
Perusahaan seringkali memproduksi barang lebih banyak daripada target
penjualan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Tentu
saja investasi persediaan diharapkan meningkatkan penghasilan/keuntungan.
Persediaan barang tersebut dikatakan sebagai investasi yang direncanakan atau
investasi yang diinginkan karena telah direncanakan. Selain barang jadi,
investasi dapat juga dilakukuan dalam bentuk persediaan barang baku dan
setengah jadi.
Angka Pengganda
Angka
pengganda
pertambahan/pengurangan
menggambarkan
dalam
perbandingan
pendapatan
nasional
diantara
dengan
jumlah
jumlah
Investasi
Konsumsi
Pengeluaran pemerintah
Eksport dan import.
perusahaan dari negara lain yang digunakan di dalam negara tersebut (Sukirno,
2008, p35).
Gross Domestic Product (GDP) atau disebut juga dengan Pendapatan Domestik
Bruto (PDB) merupakan nilai pasar dari semua barang dan jasa final yang
diproduksi dalam sebuah negara pada suatu periode (Mankiw, 2006, p6),
meliputi faktor produksi milik warga negaranya sendiri maupun milik warga
negara asing yang melakukan produksi di dalam negara tersebut.
Hubungan antara pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pengangguran.
Masalah ekonomi yang paling sering menjadi topik bahasan oleh ahli ekonomi
maupun para dosen pengampu mata kuliah ekonomi adalah masalah tentang
pengangguran dan inflasi. Sedangkan dalam indikator ekonomi makro ada tiga hal
utama yang paling sering menjadi pokok permasalahan, yaitu masalah pertumbuhan
ekonomi, inflasi, dan yang terakhir adalah masalah pengangguran. Ketiga masalah
tersebut mempunyai keterkaitan hubungan yang tidak dapat dipisahkan, sehingga cukup
menarik untuk menjadi bahan pembahasan. Berikut ini adalah uraian mengenai ketiga
masalah tersebut.
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional
bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh
atau berkembang bila terjadi pertumbuhan outputriil. Definisi pertumbuhan
ekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada
kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan
taraf hidup diukur dengan output riil per orang.
2. Inflasi
Inflasi (inflation) adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum
yang berlangsung terus menerus. Dari pengertian tersebut maka apabila terjadi
kenaikan harga hanya bersifat sementara, maka kenaikan harga yang sementara
sifatnya tersebut tidak dapat dikatakan inflasi. Semua negara di dunia selalu
menghadapi permasalahan inflasi ini. Oleh karena itu, tingkat inflasi yang terjadi
dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya
masalah
eko-nomi
yang
dihadapi
suatu
negara.
Bagi
negara
yang
antara 7 sampai 10 persen dikatakan inflasi yang tinggi. Namun demikian ada
negara yang meng-hadapai tingkat inflasi yang lebih serius atau sangat tinggi,
misalnya Indonesia pada tahun 1966 dengan tingkat inflasi 650 persen. Inflasi
yang sangat tinggi tersebut disebut hiper inflasi (hyper inflation).
3. Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64
tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang
tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan
smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu
hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
Perbedaan Antara Inflasi Dan Pengangguran
Jumlah orang yang menganggur adalah jumlah orang di negara yang tidak
memiliki pekerjaan dan yang tersedia untuk bekerja pada tingkat upah pasar saat ini. Ini
dengan mudah dapat diubah menjadi persentase dengan mengaitkan jumlah
pengangguran, dengan jumlah orang dalam angkatan kerja.
Inflasi adalah kenaikan harga secara umum selama 12 bulan. Ini diukur dengan
mengambil rata-rata tertimbang semua produk konsumen (tertimbang pada frquency
pembelian) dan menganalisis tren harga keseluruhan. Hal ini sering disebut Indeks
Harga Konsumen (CPI) atau Harmonised Indeks Harga Konsumen (HICP). Hal ini
menunjukkan berapa banyak, sebagai persentase, tingkat harga umum dari semua
barang-barang konsumsi telah berubah sepanjang tahun.
Kedua telah dianalisis bersama-sama dengan kurva Phillips yang menunjukkan
tingkat inflasi diplot terhadap tingkat pengangguran.
ANALISIS IS
Pembentukan kurva IS dapat dilakukan dengan melalui dua cara yaitu pertama
melihat perubahan perubahan yang berlaku ke atas keseimbangn pendapatan nasional
sebagai akibat perubahan tingkat bunga. Kedua dengan menggunakan grafik empat
kuadran yang menerangkan hubungan antara tingkat bunga dan keseimbangan
pendapatan nasional.
Kurva IS dapat bergeser karena adanya perubahan elemen kebijakan fiskal.
2.
II.
ANALISIS LM
pendapatan nasional.
Kebijakan Moneter ketat, sering juga disebut sebagai tight monetary
policy atau contractionary monetary policy adalah kebijakan yang
dilakukan dengan cara merubah variabel kebijakan moneter yang
dampaknya menurunkan pendapatan nasional.
inflasi.
Perubahan RR atau cadangan simpanan masyarakat yang harus
berada di Bank Umum. Bila kebijakan moneter ketat, maka RR
akan dinaikkan sehingga jumlah uang yang beredar di masyarakat
akan berkurang, demikian juga sebaliknya jika yang diterapkan
Keuntungan-keuntungan yang akan kita peroleh melalui model ISLM ini adalah
dengan dikenalkan pasar uang dan tingkat bunga.
Ada tiga tujuan yang dapat dicapai:
1. Menunjukkan bagaimana kebijaksanaan moneter bekerja.
dan
pendapatan.
Dengan
meningkatnya
pendapatan
akan
mempunyai dampak pada pasar uang melalui peningkatan permintaan uang yang
akan menaikkan tingkat bunga. Dengan naiknya tingkat bunga akan mengurangi
permintaan agregat, yang selanjutnya akan diperlihatkan bahwa terjadi
pengurangan ekspansi dampak kebijaksanaan fiskal. Dengan demikian dapat kita
ketahui bahwa dalam kondisi seperti dijelaskan di atas, bahwa dengan
meningkatnya tingkat bunga merupakan hal yang penting untuk mengurangi
dampak ekspansi dari kebijaksanaan fiskal.
3. Sekalipun perubahan tingkat bunga hanya mengurangi dampak ekspansi
kebijaksanaan fiskal, namun demikian perubahan tingkat bunga ini mempunyai
dampak terhadap komposisi permintaan agregat tingkat bunga yang tinggi akan
mengurangi investasi. Tingkat bunga yang tinggi akan mengurangi permintaan
agregat melalui penurunan investasi. Pada kebijaksanaan fiscal yang ekspansif
cenderung untuk menigkatkan konsumsi melalui multiplier (angka pengganda),
tetapi sebaliknya akan mengurang investasi melalui perubahan tingkat bunga.
Maka dengan menerapkan kebijaksnaan fiskal yang ekspansif seperti diutarakan,
merupakan issue politik yang sangat penting bagi pembuat kebijaksanaan.
REFERENSI
http://bonarichopakpahan.blogspot.com/2013/04/analisa-pendapatan-nasional.html
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ekonomi_manajerial/bab3_analisis_perilaku
_konsumen_melalui_pendekatan_utiliti.pdf
http://eprints.undip.ac.id/36004/1/PRASETYANI.pdf
http://ondyx.blogspot.com/2014/02/pengertian-perilaku-konsumen-menurut.html
http://puriindahlestari-puri.blogspot.com/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26286/4/Chapter%20II.pdf
http://rhemine.blogspot.com/2010/04/perilaku-konsumen-dan-produsen.html