BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Contoh Kasus
Dalam setiap perusahaan tentunya memiliki sejarah perkembangannya tersendiri
sebelum meraih kesuksesan, karena seiring berjalannya waktu pasti terdapat proses
yang cukup panjang dan jalan yang penuh rintangan untuk dilalui. Proses-proses itulah
yang akan menjadi pedoman setiap perusahaan untuk tetap bertahan dan berkembang
dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, setiap sejarah perkembangan perusahaan
dapat dipelajari dan dipetik hikmah nya yang mungkin dapat membantu menumbuhkan
motivasi dan sebagai bahan percontohan untuk perusahaan yang lain untuk terus
berkembang dan dapat menangani kemungkinan masalah yang akan terjadi dimasa
mendatang. Dan contoh kasus yang akan diambil yakni sejarah perkembangan dari
perusahaan besar dan mendunia seperti Hillman Group, Avnet, dan United Parcel
Service (UPS). Adapun proses perkembangannya dibawah ini:
1. Hillman Group
Jim Honerkamp, CIO dari Hillman Group, bangga dengan sistem
kecerdasan bisnis (BI) miliknya. Kenapa tidak? Sistem itu lebih baik
dibandingkan apa yang ada sebelumnya. Di masa lalu, eksekutif yang mencari
tahu tentang informasi penjualan, misalnya, harus menanyakan kepada salah
satu pembuat program Honerkamp untuk membuat sebuah pertanyaan basis data
manual untuk menarik angka dari sistem turunan perusahaan. Waktu jeda
membuat grafik "menjadi kedaluwarsa ketika keluar," ujar Honerkamp. yang
perusahaannya merupakan sebuah perusahaan manufaktur dan distributor yang
bernilai $380 juta dari teknologi dan perangkat keras untuk pengukiran seperti
kunci dan tanda.
Dengan sistem BI Hillman Group yang baru, eksekutif bisnis yang
penasaran bisa mempertanyakan sistem itu sendiri dan mendapatkan jawaban
langsung tentang pertanyaan penting seperti jumlah pesanan pelanggan yang
belum terdata, yang dilacak dengan sistem secara real-time. Hanya ada satu
4
permasalahan: Sistem yang baru belum bisa membuat bisnis menjadi lebih baik
hanya lebih baik dalam memperoleh informasi.
Secara umum itulah permasalahan dengan BI, istilah umum yang
merujuk pada beragam aplikasi perangkat lunak yang digunakan untuk
menganalisis sebuah data mentah organisasi (misalnya transaksi penjualan) dan
mengambil informasi yang bermanfaat darinya Kebanyakan CIO masih berpikir
hal tersebut hanyalah alat untuk melaporkan dan mendukung keputusan.
Walaupun alat tersebut belum berubah baru-baru ini, terdapat revolusi kecil
dalam cara alat BI digunakan oleh beberapa CIO. Jika dilakukan dengan benar,
proyek BI bisa mengubah proses bisnis-dan bisnis yang bergantung pada proses
tersebut menjadi ramping, berkaitan dengan mesin.
Tidak mudah untuk membawa BI ke tingkat yang selanjutnya,
diperlukan sebuah perubahan dalam berpikir tentang nilai informasi di dalam
organisasi dari CEO ke level di bawahnya. Informasi adalah kekuatan, dan
beberapa orang tidak suka untuk berbagi informasi. Namun, berbagi adalah hal
yang penting dalam visi baru BI ini karena semua orang yang terlibat dalam
proses harus memiliki akses penuh terhadap informasi untuk bisa mengubah cara
mereka bekerja.
Kesulitan utama lainnya dalam menggunakan BI untuk mengubah proses
bisnis adalah bahwa kebanyakan perusahaan tidak memahami proses bisnis
mereka dengan cukup baik untuk kemudian bisa menentukan bagaimana untuk
meningkatkannya. Perusahaan juga perlu berhati-hati berkaitan dengan proses
yang mereka pilih. Jika proses tersebut tidak memiliki sebuah dampak langsung
pada pendapatan, atau bisnis tidak berada di belakang standarisasi proses dalam
perusahaan, keseluruhan usaha BI bisa hancur. Perusahaan butuh untuk
memahami seluruh aktivitas untuk membuat suatu proses bisnis tertentu,
bagaimana arus informasi dan data di antara berbagai proses, bagaimana data
disampaikan di antara pengguna bisnis, dan bagaimana orang menggunakannya
untuk melaksanakan bagian khusus mereka dari proses tersebut. Mereka perlu
untuk memahami semua ini sebelum mereka memulai sebuah proyek BI-jika
mereka berharap untuk meningkatkan cara bekerja-orang-orang.
5
Ruang lingkup yang baru dan lebih luas dari proyek BI ini memberikan
CIO sebuah pembenaran yang kuat untuk bekerja dalam bisnis untuk
mempelajari proses dan menentukan bagaimana alat ini dan wawasan yang
mereka berikan bisa membantu dan meningkatkan kinerja mereka. Perusahaan
yang menggunakan BI untuk mengungkap proses bisnis yang tidak sempurna
berada pada posisi yang jauh lebih baik untuk berhasil dalam persaingan
dibandingkan dengan perusahaan yang menggunakan BI hanya untuk
mengawasi apa yang terjadi. Bahkan, CIO yang tidak menggunakan BI untuk
mengubah kegiatan operasi bisnis membuat perusahaan mereka merugi. Untuk
CIO yang telah menjalankan strategi sulit ini dengan sukses, tidak perlu melihat
ke belakang lagi.
2. Avnet
Avnet, sebuah perusahaan manufaktur sistem komputer, komponen, dan
subsistem yang ditanamkan, menggunakan strategi BI yang baru yang
berorientasi pada proses secara langsung dalam proses yang paling penting:
menjual dan melayani pelanggan. Perusahaan telah menggunakan sebuah sistem
dari tiga perusahaan penjual BI Informatica, Business Objects, dan InfoBurst-
untuk menghasilkan laporan pesanan, jadwal pengiriman, dan tanggal ketika
Avnet tidak perlu lagi memproduksi produk-produk tertentu. Namun, laporan
adalah sebuah permulaan. Untuk mengubah proses penjualan dan layanan
pelanggan, CIO Steve Philips menyerahkan sistem tersebut kepada 2.000 tenaga
penjual sehingga mereka bisa secara aktif menggabungkan informasi tersebut ke
dalam arus kerja mereka setiap hari dan interaksi mereka dengan pelanggan.
Karyawan menggunakan informasi tersebut untuk memodifikasi praktik
kerja individu dan tim mereka, yang menyebabkan meningkatnya kinerja di
antara tim bagian penjualan Ketika eksekutif penjualan melihat perbedaan yang
besar dalam kinerja dari satu tim dengan tim yang lainnya, mereka berusaha
untuk membawa tim yang terbawah naik ke yang sama dengan tim teratas.
"Dengan menggunakan alat pelaporan kita mencoba untuk mengidentifikasi di
mana praktik Terbaik dalam tim kerja kita dan kemudian memperluas praktik
6
tersebutdi seluruh perusahaan," ujar Philips. Salah satu praktik terbaik adalah
memperingatkan pelanggan jika sebuah produk yang telah mereka beli di masa
lalu akan dihentikan produksinya. Tenaga penjualan bisa memastikan bahwa
pelanggan telah memesan cukup untuk kebutuhan mereka di masa depan atau
mengidentifikasi sebuah komponen baru untuk menggantikan produk yang akan
dihentikan tersebut. Bentuk percakapan itu mendorong penjualan dan
meyakinkan pelanggan bahwa tenaga penjualan Avnet selalu memperhatikan
kebutuhan dan minat mereka.
Bentuk percakapan itu mencerminkan bahwa tim penjualan Avnet
fleksibel dan berkeinginan untuk beradaptasi dengan informasi. "Karena tim
penjualan kami sangat fleksibel, mereka akan mengambil informasi ini dari
laporan RI dan mengubah proses ketika mereka melihat manfaat dari sistem
tersebut," ujar Philips. Terkadang mereka bahkan tidak menyadari mereka
mengubah cara mereka bekerja sebuah rekayasa ulang organik. Dengan
demikian, tenaga penjualan memperoleh manfaat secara langsung dari informasi
yang lebih baik dan memiliki dampak yang sangat besar pada pendapatan
sehingga mereka bisa menjadi pendukung terbaik untuk BI transformatif dalam
perusahaan
Akan tetapi, hubungan antara informasi dan proses tidak terjadi secara
tiba-tiba. Philips mengatakan perusahaannya telah mampu untuk menggunakan
BI secara efektif karena pengguna TI dan bisnis telah bekerja dengan sangat
dekat dan mantap "Kami perlu mengetahui bagaimana sesuatu bisa terjadi setiap
harinya, selain proses yang didokumentasikan sehingga kami bisa
mengantisipasi beberapa kebutuhan informasi bisnis ketika kami membangun
gudang kami ujar Philips
Sekarang ketika sistem Bl sudah sesuai dengan bagaimana perusahaan
menjalankan bisnisnya, meningkatkan proses tersebut dan menginformasikan
peningkatan menjadi lebih mudah. Ini bukan hanya tentang melaporkan, ujar
Philips Ini tentang bagaimana menggunakan Bl untuk membuat kami lebih
pintar.
7
dapat mengaksesnya secara real-time dan tidak perlu lagi menanyakan satu
persatu setiap bagian programmer yang bersangkutan. Sebab setiap perusahaan
tentunya terdapat beragam aplikasi namun dengan adanya BI ini dapat
mengumpulkan semuanya dalam satu sistem sehingga proses pengolahan
informasi mentah nya sangat efektif dan efisien.
Dari ketiga hasil pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa sarana BI dalam
proses input-pengolahan-output sangat cepat, mudah, dan lengkap. Jadi tidak
heran BI dapat menyimpan semua laporan siklus Pendapatan, Siklus
Pengeluaran, Siklus Pengendalian, hingga Siklus Produksi dalam satu aplikasi.
Maka dari itu BI juga dapat menyiapkan data dan analisa laporan keuangan
perusahaan secara real-time dan mengakses nya sangat efektif dan efisien karena
disimpan dalam satu komputer pusat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan, bahwa saat ini dunia sudah
memasuki zaman modern, semua aktivitas kehidupan sehari-hari tidak dapat lepas dari
teknologi. Termasuk juga aktivitas bisnis perusahaan sudah sewajarnya menggunakan
sistem informasi berbasis komputer untuk mengolah data mentah menjadi informasi
yang berguna untuk pihak internal dan eksternal. Dengan satu komputer dapat memuat
satu data perusahaan dengan sarana Business Intelligence. Dengan sarana BI dapat
mengolah semua siklus transaksi dan pengembangan manajemen dapat dilakukan
dengan efektif dan efisien.
3.2 Saran
Dalam menggunakaan teknologi harus juga memiliki etika dalam menggunakan
nya karena mudahnya mengolah dan mengakses informasi maka mudah juga informasi
yang tidak aktual dan tidak relevan atau informasi hoax yang tersebar luas. Untuk itu
kita harus mempunyai etika dan kesadaran penuh untuk tidak membuat dan tidak
menyebabkan informasi-informasi hoax yang berdampak negatif dan merugikan orang
lain.
14
DAFTAR PUSTAKA