Disusun Oleh:
(Kelompok 5)
PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk atau yang biasa dikenal sebagai Garudafood merupakan
perusahaan makanan dan minuman yang terus berkembang dan menjadi salah satu
perusahaan terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1994, namun
demikian kegiatan usaha telah dimulai sejak tahun 1979 oleh keluarga pendiri PT Tudung
Putra Jaya yang pada saat itu memasarkan produk kacang tanah dengan menggunakan merek
Kacang Garing Garuda atau yang dikenal sebagai Kacang Garuda. PT Garudafood
melakukan beberapa entry mode yakni exporting dan Joint Ventures
1. Exporting
Exporting merupakan proses penjualan produk yang diproduksi di satu negara ke
penduduk negara lain. Banyak perusahaan manufaktur melakukan ekspor sebagai
langkah awal dalam melakukan ekspansi global.
Kelebihan :
- Menghindari adanya biaya yang besar untuk mendirikan operasi manufaktur di
negara lain
- Membantu perusahaan mencapai experience curves dan location economies
Kekurangan :
- Mengekspor mungkin tidak sesuai jika lokasi berbiaya rendah untuk
pembuatan produk dapat ditemukan di luar negeri
- Biaya transportasi yang tinggi dapat membuat ekspor menjadi tidak ekonomis,
terutama pada produk curah
- Hambatan tarif dapat membuat ekspor menjadi tidak ekonomis
- Perusahaan harus mendelegasikan pemasaran, penjualan, dan layanannya di
tiap tempat dia berbisnis pada perusahaan lain
2. Turnkey project
Turnkey project merupakan sebuah proyek di mana perusahaan setuju untuk
mendirikan pabrik yang beroperasi untuk klien asing dan menyerahkan ‘kunci’ ketika
pabrik tersebut beroperasi penuh. Proyek ini paling umum digunakan pada industri
kimia, farmasi, penyulingan minyak bumi, dan pemurnian logam yang membutuhkan
teknologi produksi yang rumit dan mahal.
Kelebihan :
- Sebagai cara untuk mendapatkan pengembalian yang besar dari aset yang
dimiliki perusahaan
- Sangat berguna ketika FDI dibatasi oleh peraturan negara tuan rumah
- Kurang berisiko dibanding FDI Konvensional
Kekurangan :
- Perusahaan yang masuk ke dalam kesepakatan turnkey tidak akan memiliki
kepentingan jangka panjang di luar negeri
- Perusahaan yang masuk ke turnkey project dengan perusahaan asing mungkin
secara tidak sengaja menciptakan pesaing
- Jika teknologi proses menjadi keunggulan kompetitif perusahaan, menjual
teknologi tersebut melalui turnkey project juga berarti menjual keunggulan
kompetitif pada pesaing
3. Licensing
Licensing agreement merupakan pengaturan di mana pemberi lisensi memberikan hak
atas properti tak berwujud kepada entitas lain (penerima lisensi) untuk jangka waktu
tertentu dan sebagai imbalannya pemberi lisensi akan menerima royalti dari penerima
lisensi. Contoh properti tak berwujud, yaitu paten, invensi, formula, proses, desain,
hak cipta, dan merek dagang.
Kelebihan :
- Perusahaan tidak harus menanggung biaya pengembangan dan risiko terkait
pembukaan pasar luar negeri
- Sangat menarik bagi perusahaan yang kekurangan modal untuk
mengembangkan operasi di luar negeri
- Sangat menarik karena perusahaan tidak akan memberikan sumber daya
keuangan yang substansial ke pasar luar negeri yang tidak dikenal atau tidak
stabil secara politik
- Sering digunakan ketika perusahaan ingin berpartisipasi di pasar luar negeri
tetapi terdapat hambatan investasi
Kekurangan :
- Tidak memberi perusahaan kontrol ketat atas manufaktur, pemasaran, dan
strategi yang diperlukan untuk mewujudkan experience curves dan lokasi
- Agar mampu bersaing di pasar global, perusahaan mungkin perlu
mengoordinasikan langkah-langkah strategis di seluruh negara dengan
menggunakan laba yang diperoleh di satu negara untuk mendukung serangan
kompetitif di negara lain
- Adanya risiko terkait dengan pemberian lisensi technological know-how
kepada perusahaan asing.
4. Franchising
Franchising adalah bentuk khusus dari lisensi dimana pemberi franchise tidak hanya menjual
properti tidak berwujud (biasanya merek dagang) kepada penerima franchise, tetapi juga
menegaskan bahwa penerima franchise setuju untuk mematuhi peraturan ketat tentang cara
berbisnis. contohnya McDonald's dan Subway dua sistem franchise terbesar di dunia yang
tumbuh dengan menggunakan strategi franchise. Aturan ketat McDonald's tentang bagaimana
pemegang waralaba harus mengoperasikan restoran mencakup kontrol atas menu, metode
memasak, kebijakan kepegawaian, serta desain dan lokasi. McDonald's juga mengatur rantai
pasokan untuk pewaralaba dan memberikan pelatihan manajemen dan bantuan keuangan
Kelebihan :
- Perusahaan dibebaskan dari banyak biaya dan risiko membuka pasar luar negeri
sendiri
- membangun operasi yang menguntungkan secepat mungkin
- perusahaan jasa dapat membangun kehadiran global dengan cepat dan dengan biaya
dan risiko yang relatif rendah,
Kekurangan :
- franchise dapat menghambat kemampuan perusahaan untuk mengambil keuntungan
dari satu negara untuk mendukung serangan kompetitif di negara lain
- Kurangnya kontrol atas kualitas
Salah satu cara mengatasi kerugian ini adalah mendirikan anak perusahaan di setiap negara
tempat perusahaan berkembang. Anak perusahaan mungkin sepenuhnya dimiliki oleh
perusahaan atau usaha patungan dengan perusahaan asing. Anak perusahaan mengasumsikan
hak dan kewajiban untuk mendirikan waralaba di seluruh negara atau wilayah tertentu.
5. Joint Venture
Joint Ventures adalah usaha patungan yang memerlukan pendirian perusahaan yang dimiliki
bersama oleh dua atau lebih perusahaan independen. Biasanya masing-masing memiliki 50%
saham.Namun,beberapa perusahaan telah mencari usaha patungan di mana mereka memiliki
saham mayoritas dan dengan demikian kontrol yang lebih ketat. Fuji Xerox, misalnya,
didirikan sebagai perusahaan patungan antara Xerox dan Fuji Photo.
Kelebihan :
- keuntungan perusahaan dari pengetahuan mitra lokal tentang kondisi kompetitif,
budaya, bahasa, sistem politik, dan bisnis negara tuan rumah
- membagi biaya dan atau risiko ini dengan mitra lokal.
- pertimbangan politik menjadikan joint venture sebagai satu-satunya cara masuk yang
layak.
- Penelitian menunjukkan usaha patungan dengan mitra lokal menghadapi risiko rendah
terkena nasionalisasi atau bentuk lain dari campur tangan pemerintah yang merugikan
Kekurangan :
- perusahaan yang masuk ke dalam usaha patungan berisiko memberikan kendali atas
teknologinya kepada mitranya.
- Joint Venture tidak memberi perusahaan kendali ketat atas anak perusahaan yang
mungkin diperlukan untuk merealisasikan kurva pengalaman atau ekonomi lokasi.
Juga tidak memberi perusahaan kontrol ketat atas anak perusahaan asing yang
mungkin diperlukan untuk terlibat dalam serangan global terkoordinasi terhadap para
pesaingnya.
- pengaturan kepemilikan bersama dapat menyebabkan konflik dan pertempuran untuk
kontrol antara perusahaan investasi jika tujuan dan sasaran mereka berubah atau jika
mereka memiliki pandangan yang berbeda tentang strategi yang seharusnya.