PERENCANAAN STRATEGI TI
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai bagaimana perusahaan menentukan strategi TI.
Tata Kelola TI, Strategi TI dan Strategi Bisnis yang harus selaras, dan bagaimana proses
proses perencanaan strategi TI. Dengan mempelajari Bab ini Anda diharapkan dapat
memahami hal-hal sebagai berikut:
1. Strategi TI
2. Perusahaan dan Tata Kelola TI
3. Menyelaraskan TI dengan Strategi Bisnis
4. Proses Perencanaan Strategi TI
B. URAIAN MATERI
Strategi TI
Organisasi mengembangkan rencana dan strategi TI yang mendukung strategi dan
tujuan bisnis. Empat poin utama dari rencana strategis TI adalah:
• Meningkatkan pemahaman manajemen tentang peluang dan keterbatasan TI
• Menilai kinerja saat ini
• Identifikasi kapasitas dan kebutuhan sumber daya manusia
• Memperjelas tingkat investasi yang dibutuhkan
Rencana strategis TI harus dibuat dalam konteks strategi bisnis yang perlu didukung,
namun perencanaan TI tidak selalu demikian. Strategi TI memerlukan analisis SWOT
(Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), analisa dengan wawasan ke depan untuk
mempersiapkan masa depan bahkan bagaimana bereaksi terhadap krisis. Implementasi TI
juga membutuhkan infrastruktur TI yang baru atau penggabungan beberapa sistem yang
berbeda yang dapat memakan waktu bertahun-tahun. Waktu tunggu yang lama dan
kurangnya keahlian telah mendorong perusahaan untuk mengeksplorasi berbagai strategi
TI.
Strategi TI : In-House And Outsourcing
Strategi TI memandu keputusan investasi dan memandu keputusan tentang
bagaimana SI akan dikembangkan, diperoleh, dan / atau diterapkan. Strategi TI dapat
dibagi menjadi dua kategori besar:
1) In-house Developmen - Pengembangan internal terjadi ketika sistem
dikembangkan atau pekerjaan TI lainnya dilakukan secara internal, kemungkinan
dengan bantuan perusahaan konsultan atau vendor. Biasanya, TI yang
memberikan keunggulan kompetitif atau yang berisi data kepemilikan atau rahasia
dikembangkan dan dikelola oleh fungsi TI internal milik organisasi.
2) Outsourcing - Terjadi ketika sistem dikembangkan atau pekerjaan TI dilakukan
oleh pihak ketiga. Ada banyak versi outsourcing. Pilihan lainnya adalah menyewa
atau membeli TI sebagai layanan. Komputasi awan dan software-as-a-service
(SaaS) telah memperluas opsi outsourcing.
Prinsip dasar yang bisa diambil adalah bahwa ketika strategi organisasi berubah,
strategi TI harus berubah juga. Kedua strategi itu harus dinamis, dan ketika orang-orang
resisten terhadap perubahan, maka akan menjadi resiko karena kesuksesan sistem
informasi bergantung pada keterampilan dan kerja sama semua orang, seperti halnya
dengan desain proses bisnis dan kapabilitas TI. Strategi Bisnis menetapkan arah bisnis
secara keseluruhan. Strategi TI mendefinisikan informasi, sistem informasi, dan arsitektur
TI yang diperlukan untuk mendukung bisnis dan bagaimana infrastruktur dan layanan akan
disampaikan. Sdangkan Penyelarasan TI-Bisnis mengacu pada sejauh mana divisi TI
memahami prioritas bisnis dan menggunakan sumber dayanya, mengejar proyek, dan
memberikan informasi yang konsisten dengan prioritas ini.
Tata kelola TI, bukanlah dilakukan sekali saja atau sesuatu yang dicapai dengan
mandat atau penetapan aturan. Dibutuhkan komitmen dari puncak organisasi untuk
menanamkan cara yang lebih baik dalam menangani manajemen dan kendali TI. Tata
kelola TI adalah aktivitas berkelanjutan yang membutuhkan peningkatan mentalitas dan
daya tanggap yang berkelanjutan terhadap lingkungan TI yang berubah cepat. Ketika
perusahaan menghadapi tantangan hukum atau peraturan, tata kelola TI yang
menyelamatkan atau menghancurkannya.
2. Menyelaraskan TI dengan Strategi Bisnis
Menyelaraskan TI dengan Strategi Bisnis adalah aktivitas manajemen yang
kompleks, dan kompleksitasnya semakin meningkat dengan meningkatnya kompleksitas
organisasi seiring dengan meningkatnya kecepatan persaingan global dan perubahan
teknologi. Penyelarasan TI-Bisnis dapat ditingkatkan dengan berfokus pada aktivitas
berikut:
a. Memahami IT dan perencanaan perusahaan. Prasyarat untuk penyelarasan TI-Bisnis
yang efektif adalah agar CIO memahami perencanaan bisnis demikan juga CEO serta
perencana bisnis perlu juga memahami perencanaan TI.
b. CIO adalah anggota manajemen senior juga. Kunci untuk mencapai penyelarasan TI-
Bisnis adalah agar CIO mendapatkan pengaruh strategis. Daripada hanya menjadi ahli
teknologi saja, CIO haruslah juga pandai dalam bisnis yang paham teknologi.
c. Budaya bersama dan komunikasi yang baik. CIO harus memahami dan menerima
budaya perusahaan sehingga perencanaan SI tidak terjadi secara terpisah.
Komunikasi yang sering, terbuka, dan efektif sangat penting untuk memastikan budaya
bersama dan membuat semua orang sadar akan aktivitas perencanaan dan dinamika
bisnis.
d. Komitmen terhadap perencanaan TI oleh manajemen senior. Komitmen manajemen
senior untuk perencanaan TI sangat penting untuk kesuksesan.
e. Tautan bertingkat. Hubungan antara rencana bisnis dan TI harus dibuat di semua
tingkatan, mulai dari tingkat strategis, taktis, dan operasional.
Untuk mewujudkan potensi terbesar dari TI, strategi bisnis harus menyertakan
strategi TI dan penggunaan TI harus mendukung strategi bisnis. Bagian terbesar dari
waktu CIO berikutnya (16%) dihabiskan untuk bisnis dan strategi TI. Hal penting dalam
menangani strategi adalah penyelarasan strategi bisnis dan TI. Untuk mencapai
keselarasan ini, perusahaan harus merencanakan investasi TI-nya dengan cermat.
d. Peran Strategis TI
Perusahaan harus menentukan penggunaan, nilai, dan dampak TI untuk
mengidentifikasi peluang yang menciptakan nilai dan mendukung visi strategis. Ini
mengharuskan CIO dan staf TI senior lainnya berinteraksi erat dengan CEO dan
manajemen senior di area fungsional atau unit bisnis. Dan CIO harus berada dalam
posisi untuk mempengaruhi bagaimana TI dapat mengambil peran strategis dalam
perusahaan. Sebagai contoh, di Toyota Motor USA, yang berkantor pusat di California,
CIO Barbra Cooper yang baru tiba untuk menemukan bahwa enam proyek TI di seluruh
perusahaan telah begitu membebani beban kerja grup IS sehingga hanya ada sedikit
waktu untuk berkomunikasi dengan unit bisnis. Pada contoh ini IS hanya dipandang
sebagai pelayan pesanan daripada sebagai mitra untuk membangun solusi. Contoh
sebailinya, CIO Cooper secara radikal mengubah struktur departemen IS Toyota dalam
waktu enam bulan untuk membangun komunikasi yang erat dengan operasi bisnis.
Setahun kemudian, IS dan unit bisnis bekerja sama secara erat saat merencanakan dan
mengimplementasikan proyek TI.
Gambar 2
IT strategic planning process
o Financial perspective
how do we look to stakeholders?
(Bagaimana perusahaan terlihat oleh pemegang saham? )
Gambar 3
A Balanced Pathway to Development
Seperti ditunjukkan pada gambar diatas, Setelah Misi, Visi dan tujuan strategis
perusahaan didefiniskan, barulah di implementasikan pada 4 bidang BSC. Masing-
masing bidang ditentukan objektifnya apa, Ukurannya apa dan Apa Targetnya. BSC
membantu manajer untuk mengklarifikasi dan memperbarui strategi,
menyelaraskan strategi TI dengan strategi bisnis, menghubungkan tujuan strategis
dengan tujuan jangka panjang dan anggaran tahunan, mengidentifikasi dan
menyelaraskan inisiatif strategis, dan melakukan tinjauan kinerja berkala untuk
meningkatkan strategi.
2) Critical success factors (CSFs) - adalah hal (faktor) paling esensial yang harus
berjalan dengan benar atau dilacak dengan cermat untuk memastikan
kelangsungan dan kesuksesan organisasi. Bagi perusahaan yang bergantung pada
harga minyak, harga minyak akan menjadi CSF. Pendekatan CSF untuk
perencanaan TI dikembangkan untuk membantu mengidentifikasi kebutuhan
informasi manajer. Asumsi mendasar adalah bahwa dalam setiap organisasi
terdapat tiga sampai enam faktor kunci yang jika dilakukan dengan baik akan
menghasilkan keberhasilan organisasi. Kebalikannya juga sama, kegagalan pada
faktor-faktor tertentu akan mengakibatkan kegagalan pada organisasi. Oleh karena
itu, organisasi terus mengukur kinerja di bidang ini, mengambil tindakan korektif bila
diperlukan. CSF juga ada di unit bisnis, departemen, dan unit organisasi lainnya.
CSF bervariasi menurut sektor dan menurut industri tertentu seperti manufaktur,
jasa, atau pemerintah. Untuk organisasi dalam industri yang sama, CSF bervariasi
tergantung pada apakah perusahaan adalah pemimpin pasar atau pesaing yang
lebih lemah, di mana mereka berada, dan strategi kompetitif apa yang mereka ikuti.
Masalah lingkungan, seperti tingkat regulasi atau teknologi yang digunakan,
memengaruhi CSF. Selain itu, CSF berubah seiring waktu, berdasarkan kondisi
sementara, seperti tingkat bunga yang tinggi atau tren jangka panjang. Perencana
TI mengidentifikasi CSF dengan mewawancarai manajer di sesi awal dan kemudian
menyempurnakan CSF dalam satu atau dua sesi tambahan. Contoh pertanyaan
yang ditanyakan dalam pendekatan CSF adalah:
a) Tujuan apa yang penting bagi organisasi Anda?
b) Apa faktor kritis yang penting untuk memenuhi tujuan ini?
c) Keputusan atau tindakan apa yang merupakan kunci dari faktor-faktor kritis ini?
d) Variabel apa yang mendasari keputusan ini, dan bagaimana mengukurnya?
e) Sistem informasi apa yang dapat menyediakan langkah-langkah ini?
Langkah pertama setelah wawancara adalah menentukan tujuan organisasi
yang menjadi tanggung jawab manajer dan kemudian faktor-faktor yang penting
untuk mencapai tujuan tersebut. Langkah kedua adalah memilih sejumlah kecil
CSF. Langkah terakhir adalah menentukan persyaratan informasi untuk CSF
tersebut dan mengukur untuk melihat apakah CSF terpenuhi. Jika tidak terpenuhi,
maka perlu membangun aplikasi yang sesuai. Lihat Gambar dibawah ini.
Gambar 4
Proses Dasar CSF