PERENCANAAN PAJAK
Setiap organisasi yang dibentuk pasti memiliki tujuan. Begitupun halnya dengan
perusahaan memiliki tujuan. Namun apakah setiap perusahaan itu memiliki tujuan yang
sama? Ataukah ada perbedaan tujuan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang
lain?
Semua perusahaan memiliki tujuan yang sama baik itu perusahaan yang termasuk
kedalam profit oriented ataupun perusahaan yang termasuk kedalam non profit oriented
yaitu meningkatkan nilai perusahaan. Yang membedakan adalah penjelasan atau
pendefinisian dari nilai perusahaan. Jika perusahaan yang termasuk kedalam profit
oriented maka yang disebut nilai perusahaan adalah yang bisa memaksimalkan laba atau
yang bisa meningkatkan kekayakaan pemilik perusahaan atau memiliki harga saham
yang tinggi per lembarnya sebagaimana yang disebutkan oleh Eugene F. Fama. Semakin
tinggi harga saham, semakin tinggi nilai perusahaan. Adapun nilai perusahaan untuk
perusahaan yang termasuk kedalam non profit oriented adalah reputasi perusahaan
sehingga dipercaya oleh donatur (misalnya) untuk menitipkan bantuannya atau bisa juga
kontrol yang ada diperusahaan non profit oriented tersebut seperti contoh pada yayasan
berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-undang nomor 2001 diperuntukkan untuk
mencapai tujuan tertentu dibidang sosial, kegamaan dan kemanusiaan.
Salah satu Laporan Keuangan yang wajib dibuat oleh setiap perusahaan
sebagaimana yang disebutkan dalam Standar Akuntansi Keuangan yaitu Laporan Laba
Rugi yang isinya yaitu laporan jumlah pendapatan dan laporan jumlah biaya pada periode
tertentu. Selisih antara pendapatan dan biaya didapatkan laba baik itu laba posiitif
(untung) maupun laba negatif (rugi). Agar mendapatkan laba positif yang besar maka
perusahaan harus memperbesar pendapatan dan mengefisienkan biaya. Adapun pajak
termasuk kedalam biaya yang dapat mengurangi pendapatan. Artinya semakin besar
pajak yang harus dibayar maka laba yang akan didapatkan pun menjadi lebih sedikit.
Bahkan dalam akuntansi pajak dianggap sebagai hutang sehingga apabila ada
pembayaran pajak maka akan dicatat (dijurnal) utang pajak meskipun sebelumnya
perusahaan tidak pernah berhutang pajak. Fiskus berdalih memang wajib pajak tidak
pernah berhutang namun karena aktivitasnya termasuk kedalam objek pajak sehingga
aktivitasnya menimbulkan utang pajak dan harus dibayar. Hal ini menimbulkan masalah
yang dihadapi oleh setiap perusahan karena pajak dimasukkan kedalam biaya yang
dapat mengurangi laba.
Pajak dikenakan bukan hanya apabila terdapat aktivitas saja melainkan apabila
tidak terdapat aktivitas pun masih dikenakan pajak. Berikut adalah jenis pajak yang
timbul.
1. Pajak langsung, yaitu adanya dana yang masuk keperusahaan yang mengakibatkan
perusahaan harus membayar pajak karena menerima dana yang masuk atau
penghasilan yang masuk. Pajak yang diakibatkan dana masuk maka harus dibayar
sendiri oleh penerima dana. Contoh dari pajak langsung adalah Pajak Penghasilan
yang harus dibayar dikarenakan ada penghasilan yang didapatkan dan Pajak Bumi
dan Bangunan.
2. Pajak tidak langsung, yaitu adanya dana yang keluar atau sumber daya yang keluar
sehingga yang menanggung pajak adalah pihak yang mengeluarkan dana atau
sumber daya. Namun bedanya dengan pajak tidak langsung adalah pajak yang
harus dibayarkan oleh perusahaan bisa dilimpahkan atau dikreditkan ke pihak lain
sehingga jumlah pajak yang harus dibayar menjadi berkurang. Contoh dalam hal ini
adalah Pajak Pertambahan Nilai yang terhutang dikarenakan terdapat transaksi
pembelian atau penjualan barang diakibatkan keluarnya sumber dana, Pajak
Pertambahan Nilai atas Barang Mewah dan Bea Materai.
Manajemen Pajak
Fama, Eugene F. 1978. The Effect of a Firm’s Investment and Financing Decisions on
the Welfare of Its Security Holders. The American Economic Review. 68 (3): pp:
272-284
Ikatan Akuntan Indonesia. 2018. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Ikatan Akuntan
Indonesia
Jati, Ahmad Waluya, Ihyaul Ulum, Cahyo Utomo. Tax Avoidance, Corporate Governance
dan Kinerja Keuangan Perusahaan yang Terdaftar dalam Jakarta Islamic Index.
Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan, Vol 9 no 2, halaman 214-225
Palan, Ronen. 2008. Tax Havens and The Commercialization of State Soverighnty.
Cornell University Press : International Organization
Rahayu, Siti Kurnia. 2017. Perpajakan (Konsep dan Aspek Formal). Bandung : Penerbit
Rekayasa Sains
Republik Indonesia. 2001. Undang-Undang Nomor 16 tahun 2001 tentang Yayasan
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara
Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang Nomor 28 tahun 2004 tentang Yayasan
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 16 tahun 2009
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Republik Indonesia. 2020. Buku II Nota Keuangan Beserta Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2021
Republik Indonesia. 2020. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2020
tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang
Perubahan Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2020
Resmi, Siti. 2019. Perpajakan Teori & Kasus Edisi 11 Buku 1. Jakarta: Penerbit Salemba
Riny. 2018. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan pada
Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. JWEM
STIE Volume 8, nomor 02, Oktober 2018 Mikrosil halaman 139-150
Setiabudi, Andang Wirawan. 2008. Rasio Pajak Optimal dan Tingkat Pertumbuhan
Ekonomi Di Indonesia Tahun 1970-2008. Jurnal Akuntansi, 10 (2), 151-179
Siahaan, G. 2020. Strategi Pemerintah dalam Mencapai Target Penerimaan Pajak pada
Masa Pandemi COVID-19.
https://www.pajakku.com/read/5ea6455620249840da3c2340/Strategi-
Pemerintah-dalam-Mencapai-Target-Penerimaan-Pajak-pada-Masa-Pandemi-
COVID-19 (diakses pada tanggal 27 September 2020 pukul 13.32 WIB)
Suandy, Erly. 2016. Perencanaan Pajak Edisi 6. Jakarta: Penerbit Salemba
Supriono, Fendi. 2015. Implementasi Undang-Undang Yayasan dalam Mencapai Maksud
dan Tujuan Yayasan. Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion Edisi 1, Volume 3, tahun
2015
Tim Edukasi Perpajakan Direktorat Jenderal Pajak. 2016. Materi Terbuka Kesadaran
Pajak untuk Perguruan Tinggi. Kementrian Kuangan Republik Indonesia:
Direktorat Jenderal Pajak
Winata, F. 2014. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance Pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013. Tax & Accounting
Review Vol. 4, No 1, halaman 1-11
Wisanggeni, Irwan dan Michell Suharti. 2017 Manajemen Perpajakan Taat Pajak dengan
Efisien. Jakarta : Mitra Wacana Media
Zain, M. 2003. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat