Anda di halaman 1dari 13

MOTIVASI DAN STRATEGI MANAJEMEN LABA PADA ORGANISASI

Ika Neni Kristanti S.E., M.Sc


Prodi Akuntansi STIE Putra Bangsa

Abstract
Earnings management occurs when managers use valuations in financial reporting and
in compiling transactions to change financial statements so as to mislead some stakeholders
regarding the underlying results that depend on reported accounting figures or to influence
contract outcomes that depend on reported accounting figures. The existence of earnings
management in a company is inseparable from the various types or underlying motivational
factors, while some of the motivations associated with the implementation of earnings
management are bonus motivation, political motivation, tax motivation, CEO turnover
motivation, IPO motivation. The models used in measuring earnings management include:
Healy Model, DeAngelo Model, Jones Model, Industrial Model, Jones Modification Model,
Dechow-Dichev Model, Kothari Model and Stubben Model.

PENDAHULUAN keuangan disusun berdasarkan akuntansi


berbasis akrual (accruals accounting).
Latar Belakang Akuntansi akrual mempunyai keuanggulan
Laporan keuangan merupakan media bahwa informasi laba perusahaan dan
komunikasi yang digunakan untuk pengukuran komponennya berdasarkan
menghubungkan pihak-pihak yang akuntansi akrual secara umum memberikan
berkepentingan terhadap perusahaan. indikasi lebih baik tentang kinerja ekonomi
Pentingnya laporan keuangan juga perusahaan daripada informasi yang
diungkapkan bahwa laporan keuangan dihasilkan dari aspek penerimaan dan
merupakan sarana untuk pengeluaran kas terkini (FASB 1978).
mempertanggungjawabkan apa yang Akuntansi akrual juga memiliki kelemahan.
dilakukan oleh manajer atas sumber daya Wild et al. (2003) mengkritik bahwa
pemilik. Salah satu parameter penting dalam akuntansi akrual merupakan aturan yang tidak
laporan keuangan yang digunakan untuk sempurna dan mengaburkan laporan
mengukur kinerja manajemen adalah laba. keuangan yang bertujuan memberikan
Manajemen laba dapat terjadi karena informasi ini diakibatkan akuntansi akrual
penyusunan statemen keuangan yang ruwet dan rentan atas manipulasi.
menggunakan dasar akrual. Dengan Kerentanan ini disebut manajemen laba
menggunakan dasar akrual, transaksi atau (earnings management).
peristiwa lain diakui pada saat transaksi atau Kehadiran, motivasi dan peluang
peristiwa lain tersebut terjadi bukan pada saat merupakan insentif bagi manajer untuk
kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan. mengelola laba. Menurut Scott (2000),
Sebagai konsekuensi penggunaan dasar akrual motivasi manajemen laba meliputi rencana
ini, dalam statemen keuangan, laba dalam bonus, debt covenant, dan biaya politik.
suatu periode dapat mengandung unsur kas Manajer termotivasi mengelola laba untuk
dan akrual (non kas). mencapai target kinerja dan kompensasi
Unsur akrual dapat terjadi berdasarkan bonus, meminimalkan kemungkinan
kebijakan manajemen (discretionary pelanggaran perjanjian utang, dan
accruals) atau non-kebijakan manajemen meminimalkan biaya politik karena intervensi
(nondiscretionary accruals). Laporan pemerintah atau parlemen.

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan, Vol.08, No.02, Tahun 2019 Page 68
Menurut Statement of Financial dilakukan oleh manajer dalam menentukan
Accounting Concept (SFAC) No. 1, informasi kebijakan akuntansi untuk mencapai beberapa
laba merupakan perhatian utama untuk tujuan tertentu. Konsep manajemen laba
menaksir kinerja atau pertanggungjawaban menggunakan pendekatan teori keagenan
manajemen. Selain itu informasi laba juga (agency theory) yang menyatakan bahwa
membantu pemilik atau pihak lain dalam praktek manajemen laba dipengaruhi oleh
menaksir earnings power perusahaan di masa konflik antara kepentingan manajemen
yang akan datang. Adanya kecenderungan (agent) dan pemilik (principal) yang timbul
lebih memperhatikan laba ini disadari oleh karena setiap pihak berusaha untuk mencapai
manajemen, khususnya manajer yang atau mempertimbangkan tingkat kemakmuran
kinerjanya diukur berdasarkan informasi laba yang dikehendakinya.
tersebut, sehingga mendorong timbulnya Scott (2006 : 344) membagi cara
perilaku menyimpang, yang salah satu pemahaman atas manajemen laba atau
bentuknya adalah earnings management. earnings management menjadi dua. Pertama,
Manajemen mempunyai kewajiban melihatnya sebagai perilaku oportunis
untuk memaksimumkan kesejahteraan para manajer untuk memaksimalkan utilitasnya
pemegang saham dan debtholders, namun dalam menghadapi kontrak kompensasi,
disisi lain manajer juga mempunyai kontrak utang, dan political cost (Oportunistic
kepentingan untuk memaksimumkan Earnings Management). Kedua, dengan
kesejahteraan mereka sendiri. Penyatuan memandang manajemen laba dari perspektif
kepentingan pihak-pihak ini seringkali efficient contracting (Efficient Earnings
menimbulkan masalah-masalah yang disebut Management), dimana manajemen laba
dengan masalah keagenan (agency problem). memberi manajer suatu fleksibilitas untuk
Manajemen laba merupakan salah satu melindungi diri mereka dan perusahaan dalam
masalah keagenan yang terjadi karena adanya mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak
pemisahan antara pemegang saham dengan terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang
manajemen perusahaan. terlibat dalam kontrak. Dengan demikian,
Manajemen laba dilakukan dengan manajer dapat mempengaruhi nilai pasar
tujuan tertentu. Misalnya, manajemen laba saham perusahaannya melalui manajemen
yang dilakukan dengan menggunakan akrual laba, misalnya dengan membuat perataan laba
untuk menaikkan laba untuk tujuan (income smoothing) dan pertumbuhan laba
mendapatkan harga saham yang relatif tinggi sepanjang waktu.
pada waktu penerbitan saham. Manajemen Definisi manajemen laba yang hampir
laba dapat juga dilakukan dengan tujuan sama juga diungkapkan oleh Schipper (1989)
mendapatkan keuntungan terkait dengan yang menyatakan bahwa manajemen laba
kepemilikan saham manajemen. merupakan suatu intervensi dengan tujuan
Berdasarkan uraian pada latar belakang tertentu dalam proses pelaporan keuangan
di atas maka tujuan dalam penulisan makalah eksternal, untuk memperoleh beberapa
ini adalah: 1) untuk mengetahui faktor yang keuntungan privat (sebagai lawan untuk
memotivasi adanya Earning Management memudahkan operasi yang netral dari proses
pada perusahaan dan 2) untuk mengetahui tersebut).
bagaimanakah strategi Earning Management Aktivitas laba dapat terjadi karena tiga
pada perusahaan dilakukan. faktor yaitu dengan cara: pemanfaatan
transaksi akrual, perubahan metode akuntansi,
PEMBAHASAN dan penerapan suatu kebijakan. Manajemen
Earning Management laba merupakan tindakan manajer untuk
meningkatkan (mengurangi) laba yang
Scott (2003: 369) mendefinisikan dilaporkan saat ini atas suatu unit dimana
earning management sebagai pilihan yang manajer bertanggungjawab, tanpa
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan, Vol.08, No.02, Tahun 2019 Page 69
mengakibatkan peningkatan (penurunan) yang lebih dapat dipercaya dan tepat waktu
profitabilitas ekonomi jangka panjang unit mengenai kinerja perusahaan kini daripada
tersebut. laba non discretionary accruals.
Laporan keuangan disusun berdasarkan Non discretionary accruals disebut juga
akuntansi akrual yang mengharuskan dengan normal accruals, yang berarti bahwa
pengakuan pendapatan dan beban berdasarkan non discretionary accruals hanya mengakui
saat terjadinya hak dan kewajiban, bukan saat transaksi untuk kondisi yang normal saja yaitu
penerimaan dan pengeluaran kas. Laba yang kondisi yang sudah ada di dalam kebijakan
dihasilkan akuntansi berbasis akrual manajemen perusahaan. Oleh karena itu, laba
memberikan informasi kinerja ekonomi yang berdasarkan non discretionary accruals tidak
lebih baik daripada laba yang dihasilkan bisa mendeteksi transaksi diluar kondisi yang
akuntansi berbasis kas (FASB 1978). normal atau di luar kebijakan manajemen
Menurut Fischer dan Rosenzweig perusahaan. Oleh karena itu untuk mendeteksi
(1995), manajemen laba merupakan tindakan manajemen laba berdasarkan non
manajer untuk meningkatkan (menurunkan) discretionary accruals jauh lebih mudah
laba yang dilaporkan saat kini dari suatu unit dibandingkan berdasarkan discretionary
yang menjadi tanggung jawab manajer tanpa accruals karena semua transaksi sesuai
mengkaitkan dengan peningkatan dengan kebijakan manajemen perusahaan.
(penurunan) profitabilitas ekonomi jangka Menurut Chen and Cheng (2002)
panjang. Akuntansi akrual terdiri dari manajer mempunyai dua motivasi untuk
discretionary accruals (DA) dan non mencatat discretionary accruals yaitu:
discretionary accruals (NDA). DA pertama, motivasi kinerja yaitu manajemen
merupakan akrual yang ditentukan mencatat discretionary accruals untuk
manajemen, manajer dapat memilih kebijakan mencerminkan laba secara lebih baik dampak
dalam hal metode dan estimasi akuntansi. kejadian-kejadian ekonomi penting terhadap
NDA merupakan akrual yang ditentukan atas laba. Kedua, motivasi manajemen laba
kondisi ekonomi (Xiong, 2006). oportunistik yaitu bahwa manajemen
Menurut Healy dan Wahlen mencatat discretionary accruals untuk
menyatakan bahwa manajemen laba terjadi memaksimalkan manfaat yang mereka
ketika para manajer menggunakan peroleh dengan tidak bermaksud untuk
keputusannya dalam pelaporan keuangan dan mengungkapkan informasi privat.
dalam melakukan penyusunan transaksi untuk
mengubah laporan keuangan baik untuk
menimbulkan gambaran yang salah bagi Motivasi Earning Management
stakeholder tentang kinerja ekonomis Watts & Zimmerman (1986) dan Scott
perusahaan,ataupun untuk mempengaruhi (2000) mengajukan 3 hipotesis motivasi
hasil kontraktual yang bergantung pada manajemen laba meliputi rencana bonus, debt
angka-angka akuntansi yang dilaporkan. covenant, dan biaya politik.
1) Rencana Bonus
Rencana bonus menjelaskan peran
Akrual Pada Akuntansi
pilihan kebijakan akuntansi dalam
Manajemen yang mempunyai motivasi penentuan rencana kompensasi
signalling mencatat discretionary accruals manajemen. Selain gaji bulanan, manajer
untuk mencerminkan secara lebih baik menerima kompensasi tambahan sesuai
dampak kejadian ekonomi pokok terhadap kinerjanya. Angka laba sering digunakan
kinerja perusahaan. Manajemen mencatat untuk mengukur kinerja manajer.
discretionary accruals untuk menyampaikan Manajer memiliki insentif untuk memilih
informasi privat mengenai laba masa depan metode akuntansi dan kebijakan estimasi
perusahaan, atau agar laba menjadi ukuran akuntansi untuk memperbaiki kinerjanya.
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan, Vol.08, No.02, Tahun 2019 Page 70
Dechow & Sloan (1991) menyatakan Menurut Scott (1997) terdapat beberapa
bahwa manajer meningkatkan alasan mengapa manajer melakukan
kompensasinya dengan pemotongan manajemen laba, yaitu:
biaya riset. Healy (1985) menambahkan 1) Rencana Bonus (Bonus Scheme)
bahwa manajer memilih penurunan laba Dalam usaha untuk mencoba
ketika informasi tidak mencapai target menjelaskan dan memprediksi pemilihan
bonus minimal atau melewati target manajer-manajer terhadap kebijakan-
bonus maksimal. kebijakan akuntansi, secara lebih spesifik
2) Debt Covenant ini merupakan perluasan hipotesis
Debt covenant menyatakan bahwa rencana bonus, yang menyatakan bahwa
manajer termotivasi melakukan para manajer perusahaan yang
manajemen laba untuk menghindari menggunakan rencana bonus akan
pelanggaran perjanjian utang. Kreditor memaksimalkan pendapatan masa kini
biasanya membatasi pembayaran atau tahun berjalan mereka.
deviden, pembelian kembali saham 2) Kontrak Utang Jangka Panjang (debt
beredar, dan penambahan utang untuk covenant)
menjamin pembayaran pokok utang dan Motivasi ini sejalan dengan hipotesis
bunga (Watts & Zimmerman 1986). kontrak utang jangka panjang dalam teori
Pembatasan ini dinyatakan dengan angka akuntansi positif yaitu semakin dekat
atau rasio akuntansi misalnya tingkat suatu perusahaan ke pelanggaran
modal kerja, interest coverage, dan aktiva perjanjian utang maka manajer akan
bersih. Defond & Jiambalvo (1994) dan cenderung memilih metode akuntansi
Sweeney (1994) mengindikasikan bahwa yang dapat “memindahkan” laba periode
perusahaan pelanggar perjanjian utang mendatang ke periode berjalan sehingga
menggunakan akrual untuk dapat mengurangi kemungkinan
meningkatkan laba tahun sebelumnya. perusahaan mengalami pelanggaran
3) Biaya Politik kontrak.
Proses politik menimbulkan biaya bagi 3) Motivasi Politik (Political Motivation)
perusahaan atau industri yang diyakini Perusahaan-perusahaan besar dan
memperoleh keuntungan dari publik atau industri strategis cenderung menurunkan
memperoleh laba sangat tinggi. Laba laba untuk mengurangi visibilitasnya,
sangat tinggi mengakibatkan perusahaan khususnya selama periode kemakmuran
ditekan agar menurunkan harga jual atau tinggi. Tindakan ini dilakukan untuk
pemerintah meregulasi harga. Manajer memperoleh kemudahan dan fasilitas dari
memiliki insentif dalam pemilihan pemerintah misalnya subsidi.
metode akuntansi dan penggunaan 4) Motivasi Perpajakan (Taxation
diskresi untuk menurunkan laba dan Motivation)
risiko politik. Han & Wong (1998) Perpajakan merupakan salah satu alasan
mengindikasikan bahwa perusahaan utama mengapa perusahaan mengurangi
minyak menggunakan discretionary laba yang dilaporkan. Dengan
accruals untuk menurunkan laba, saat mengurangi laba yang dilaporkan maka
krisis minyak akibat perang teluk tahun perusahaan dapat meminimalkan besar
1990. Penelitian lain melaporkan bahwa pajak yang harus dibayarkan kepada
manajer bank mengelola penyisihan pemerintah.
kerugian piutang (collinset al. 1995) dan 5) Pergantian Chief Executive Officer
manajer asuransi mengelola cadangan (CEO)
kerugian klaim (Adiel 1996) untuk CEO yang akan habis masa
menghindari tekanan dari regulator. penugasannya atau pensiun akan
melakukan strategi memaksimalkan laba
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan, Vol.08, No.02, Tahun 2019 Page 71
untuk meningkatkan bonusnya. Kelemahan Manajemen Laba
Demikian pula dengan CEO yang
kinerjanya kurang baik, ia akan Motivasi untuk manajemen laba yang
cenderung memaksimalkan laba untuk buruk akan muncul ketika manajer
mencegah atau membatalkan berkeinginan untuk meningkatkan capital
pemecatannya. share yang baru dan ingin memaksimalkan
6) Penawaran Saham Perdana (initial public proses dari isu baru. Sejumlah accruals
offering) rahasia bisa dipergunakan untuk
Saat perusahaan go public, informasi meningkatkan net income yang dilaporkan
keuangan yang ada dalam prospektus dalam jangka pendek, seperti mempercepat
merupakan sumber informasi yang pengenalan dari keuntungan, memperpanjang
penting. Informasi ini dapat dipakai kemanfaatan dari asset capital, menyusutkan
sebagai sinyal kepada calon investor cost restorasi dan lingkungan dan sebagainya.
tentang nilai perusahaan. Untuk Strategi Earning Management
mempengaruhi keputusan calon investor
maka manajer berusaha menaikkan laba Strategi manajemen laba dapat
yang dilaporkan. dibedakan menjadi manajemen laba artifisial
dan manajemen laba transaksional (Stolowy
dan Breton 2000). Perusahaan melakukan
Kebaikan Manajemen Laba manajemen laba artifisial melalui
Konsep komunikasi yang terhambat pemanfaatan fleksibilitas prinsip akuntansi
dari Demski dan Sappington (1987a), secara dan pelanggaran prinsip akuntansi.
frekuen, maka agen yang memperoleh Pemanfaatan fleksibilitas prinsip akuntansi
informasi yang dispesialisasikan sebagai meliputi praktik-praktik akuntansi yang
bagian dari keahlian mereka, dan jenis konservatif, netral, dan agresif (Dechow dan
informasi ini kemungkinan besar akan Skinner 2000). Manajemen laba transaksional
bernilai untuk berkomunikasi kepada merupakan praktik-praktik operasional atau
principal, yakni membuka komunikasi yang penciptaan transaksi yang mempengaruhi laba
terhambat diantara perusahaan/manajer dengan keterlibatan pihak eksternal, misalnya
dengan pemilik perusahaan atau investor. transaksi akuisisi, transaksi divestasi, dan
Demski dan Sappington (1987a) transaksi dengan pihak-pihak dalam
menunjukkan kehadiran dari komunikasi yang hubungan istimewa. Jadi, praktik manajemen
diblokir yang bisa menurunkan efisiensi dari laba dapat dikategorikan menjadi tiga,
kontrak agensi, karena agen kemungkinan meliputi fleksibilitas prinsip akuntansi,
akan kekurangan perolehan informasi dan pelanggaran prinsip akuntansi dan manajemen
berkompensasi dengan bertindak, jika hal ini laba transaksional.
terjadi, maka principal akan menerima
insentif untuk mencoba mengeliminasi atau Fleksibilitas Prinsip Akuntansi.
menurunkan blockade informasi. Menurut Beneish 1997 dan Dechow et
Ada beberapa cara untuk mengurangi al. 1995 Fleksibilitas ini meliputi (1) estimasi
blockade. Gu dan Li (2007) melaporkan penyisihan piutang menimbulkan beban
sebuah reaksi peningkatan pasar yang positif penyisihan piutang (2) estimasi penyisihan
terhadap pengungkapan strategi bisnis oleh persediaan menimbulkan beban penyisihan
perusahaan yang berteknologi tinggi ketika persediaan (3) estimasi umur aktiva atau tarif
pengungkapan didahului oleh isyarat penyusutan menimbulkan beban penyusutan
kepercayaan dalam manajemen perusahaan, (Neil et al. 1995 dan Michelson et al. 1995),
yaitu pembelian saham. dan (4) estimasi masa manfaat biaya
tangguhan menimbulkan beban amortisasi
biaya tangguhan (Beneish 1997 dan Moses

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan, Vol.08, No.02, Tahun 2019 Page 72
1987). Perusahaan memiliki kebebasan untuk perantara penjualan, (4) penyesatan pelaporan
memperoleh keyakinan mengenai kewajaran transaksi antar perusahaan atau antar
beban-beban estimasian ini. Fleksibilitas perusahaan atau antar pihak dalam hubungan
pengestimasian penyisihan piutang dan istimewa; dalam hal ini, bentuk-bentuk
penyisihan persediaan merupakan modus transaksinya antara lain (a) membuat
tertinggi dalam strategi manajemen laba. perjanjian pengalihan aktiva di masa depan
dan bersifat kontijensi untuk mengakui
Pelanggaran Prinsip Akuntansi. keuntungan atau kerugian saat menjelang
Strategi pelanggaran prinsip akuntansi akhir tahun (Govoly & Ronen 1981), (b)
meliputi (1) tidak mencatat persediaan dalam bertransaksi dengan perusahaan non publik
proses untuk meningkatkan harga pokok yang terindikasi sebagai perusahaan afiliasi
penjualan, (2) tidak mencatat laba penjualan dalam pengendalian hoding company
aktiva tetap (Bartov 1993), (3) tidak mencatat (Beneish 1997, Carlson & Bathala 1997, serta
kerugian penurunan nilai non aktiva operasi Beattie et al. 1994, (c) bertransaksi penjualan
(copeland 1968, Schiff 1968, dan dan pembelian, berutang dan berpiutang, serta
Kirchheimer 1968), (4) menggunakan nilai menyewa dan menyewakan ruang dengan
neto persediaan, setelah dikurangi perusahaan lain yang terindikasi sebagai
penyisihannya, untuk menaikkan harga pokok perusahaan afiliasi dalam pengendalian
penjualan, (5) mencatat investasi kepemilikan holding company (mengindikasikan substansi
saham sebesar 20% (lebih) dengan metode ekonomi riil sebagai satu kesatuan entitas
biaya (Barefield dan Comiskey 1972 dan usaha). Praktik pergeseran pendapatan dan
Dascher & Malcolm 1970), (6) melaporkan beban antar perusahaan publik di Indonesia.
goodwill negatif (selisih lebih nilai buku atas Claessens et al. (2000) menyatakan bahwa
biaya perolehan investasi anak perusahaan) pengelolaan perusahaan di Indonesia
dengan masa amortisasi 20 tahun untuk terpengaruh konsentrasi kepemilikan saham
menurunkan beban amortisasi; dalam hal ini keluarga pendiri. Pendapat ini menguatkan
goodwill negatif seharusnya mengurangi dugaan bahwa perusahaan-perusahaan di
biaya perolehan aktiva non lancar, (7) Indonesia melakukan manajemen laba antar
mencatat persediaan fiktif (Beneish 1997); perusahaan dalam satu grup bisnis yang
dalam hal ini mencatat persediaan sebesar dikendalikan keluarga pendiri.
biaya upah , dan (8) membuat laporan Menurut Scott (2003: 383) berbagai
menyesatkan tentang kerugian kehilangan pola dan strategi yang sering dilakukan
persediaan, dengan tidak mengestimasi manajer dalam manajemen laba adalah :
pendapatan dari klaim asuransi yang a. Taking a bath
mengurangi kerugian. Kesalahan perhitungan Terjadinya taking a bath pada saat
harga pokok penjualan, pelaporan goodwill reorganisasi termasuk pengangkatan
negatif, dan penyesatan pelaporan kerugian CEO baru. Bila perusahaan harus
kehilangan persediaan merupakan strategi melaporkan laba yang tinggi, manajer
manajemen laba yang berlaku spesifik. dipaksa untuk melaporkan laba yang
tinggi, konsekuensinya manajer akan
Manajemen Laba Transaksional. menghapus aktiva dengan harapan laba
Strategi ini meliputi (1) kerugian selisih yang akan datang dapat meningkat.
kurs akibat pembelian impor dalam valuta Bentuk ini mengakui adanya biaya pada
asing (Brayshawand & Eldin 1989), (2) periode yang akan datang sebagai
akuisisi perusahaan lain yang profitable atau kerugian pada periode berjalan, ketika
divestasi anak perusahaan yang menderita kondisi buruk yang tidak menguntungkan
kerugian (Beneish 1999), (3) pencatatan tidak dapat dihindari pada periode
pendapatan dan harga pokok penjualan fiktif tersebut. Untuk itu manajemen harus
dalam pengakuan pendapatan komisi sebagai menghapus beberapa aktiva dan
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan, Vol.08, No.02, Tahun 2019 Page 73
membebankan perkiraan biaya yang akan berbeda dengan kebanyakan studi manajemen
datang pada saat ini serta melakukan laba lainnya karena ia memprediksi bahwa
clear the desk, sehingga laba yang manajemen laba sistematis terjadi dalam
dilaporkan di periode yang akan datang setiap periode. Variabel pemisahnya membagi
meningkat. sampel menjadi tiga kelompok, dengan
b. Income Minimization pendapatan diprediksi akan dikelola ke atas di
Bentuk ini mirip dengan “taking a bath” salah satu kelompok dan ke bawah pada dua
tetapi lebih sedikit ekstrim, yakni kelompok lainnya. Kesimpulan kemudian
dilakukan sebagai alasan politis pada dilakukan melalui perbandingan berpasangan
periode laba yang tinggi dengan dari total akrual rata-rata pada kelompok di
mempercepat penghapusan aktiva tetap mana pendapatan diprakirakan akan dikelola
dan aktiva tak berwujud dan mengakui ke atas dengan rata-rata total akrual untuk
pengeluaran-pengeluaran sebagai biaya. masing-masing kelompok di mana
Pada saat profitabilitas perusahaan sangat pendapatan diprediksi akan dikelola ke
tinggi dengan maksud agar tidak bawah. Pendekatan ini setara dengan
mendapat perhatian secara politis, memperlakukan seperangkat pengamatan
kebijakan yang diambil dapat berupa dimana pendapatan diperkirakan akan
penghapusan atas barang modal dan dikelola ke atas sebagai periode estimasi dan
aktiva tak berwujud, biaya iklan dan himpunan pengamatan dimana pendapatan
pengeluaran untuk penelitian dan diperkirakan akan dikelola ke bawah sebagai
pengembangan, hasil akuntansi untuk periode peristiwa. Total akrual rata-rata dari
biaya eksplorasi. periode estimasi kemudian mewakili ukuran
c. Income Maximization akrual nondiscretionary. Total accruals
Tindakan ini bertujuan untuk melaporkan (ACC,) yang mencakup discretionary (DAt)
net income yang tinggi untuk tujuan dan non-discretionary (NDAt) components,
bonus yang lebih besar. Perencanaan dihitung sebagai berikut (Healy, 1985):
bonus yang didasarkan pada data
akuntansi mendorong manajer untuk ACCt = NAt + DAt ,
memanipulasi data akuntansi tersebut Selanjutnya total accrual diestimasi
guna menaikkan laba untuk dengan menghitung selisih antara laba
meningkatkan pembayaran bonus akuntansi yang dilaporkan dikurangi dengan
tahunan. Jadi tindakan ini dilakukan pada arus kas operasi. Arus kas merupakan modal
saat laba menurun. Perusahaan yang kerja dari aktivitas operasi dikurangi dengan
melakukan pelanggaran perjanjian perubahan-perubahan dalam persediaan dan
hutang mungkin akan memaksimalkan piutang usaha, di tambah dengan perubahan-
pendapatan. perubahan pada persediaan dan utang pajak
d. Income Smoothing penghasilan. Sehingga formula selengkapnya
Bentuk ini mungkin yang paling menarik. menjadi sebagai berikut (Healy, 1985):
Hal ini dilakukan dengan meratakan laba
yang dilaporkan untuk tujuan pelaporan ACCt= -DEPt – (XIt x D1) + ∆ ARt +
eksternal. ∆INVt - ∆APt – {(∆TPt + Dt) x D2}

Pengukuran Earning Management Keterangan:

Model Healy DEPt : Depresiasi di tahun t

Healy Model (1985) menguji Xit : Extraordinary Items di tahun t


manajemen laba dengan membandingkan ∆AR t : Piutang usaha di tahun t dikurangi
rata-rata total akrual di seluruh variabel piutang usaha di tahun t-1.
pembagian manajemen laba. Studi Healy

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan, Vol.08, No.02, Tahun 2019 Page 74
maka Model Healy dan DeAngelo akan
mengukur akrual nondiskritioner tanpa
∆INVt : Persediaan di tahun t dikurangi kesalahan. Namun, jika akrual nondiskritioner
persediaan di tahun t-1 berubah dari satu periode ke periode lainnya,
∆APt : Utang usaha di tahun t dikurangi maka kedua model akan cenderung mengukur
utang usaha di tahun t-1 akrual nondiskritioner dengan kesalahan.
Selanjutnya Dechow et al. (1995)
∆TPt : Utang pajak penghasilan ditahun menjelaskan bahwa ketika akrual
t dikurangi utang pajak penghasilan nondiskretioner mengikuti proses yang
di tahun t-1 konstan, maka model Healy lebih sesuai
D1 : 1 jika rencana bonus dihitung dari digunakan. Sebaliknya, jika akrual
laba setelah extarordinary items, 0 nondiskretioner mengikuti proses yang acak,
jika rencana bonus dihitung dari maka model DeAngelo lebih sesuai.
laba sebelum extarordinary items; Model Jones
D2 : 1 jika rencana bonus dihitung dari laba Jones (1991) mengusulkan sebuah
sesudah pajak penghasilan, 0 jika model yang menyederhanakan anggapan
rencana bonus dihitung dari laba bahwa akrual nondiskretioner bersifat
sebelum pajak penghasilan, konstan. Modelnya mencoba mengendalikan
efek perubahan pada lingkungan ekonomi
perusahaan terhadap akrual nondiskritioner.
Model DeAngelo Model Jones untuk akrual nondiskretioner
pada tahun yang bersangkutan adalah (Jones,
DeAngelo (1986) menguji manajemen
1991):
laba dengan menghitung perbedaan pertama
dalam total akrual, dan dengan NDAt = α1 (1 / At-l) + α2
mengasumsikan bahwa perbedaan pertama (∆REVt) + α3 (PPEt)
memiliki nilai nol yang diharapkan
berdasarkan hipotesis nol yang menyatakan Keterangan:
tidak ada manajemen laba. Model ini ∆REVt : pendapatan pada tahun t dikurangi
menggunakan total akrual periode lalu pendapatan pada tahun t-1 didibagi
(diskalakan dengan total aset t-1) sebagai dengan Total aset pada t-1;
ukuran akrual nondiskritioner. Dengan PPEt : property, pabrik dan peralatan pada
demikian, Model DeAngelo untuk akrual tahun t dibagi dengan total aset pada
nondiskritioner adalah (DeAngelo, 1986): t-1;
NDAt = TAt-1 At-1 : total aset pada tahun t-1;
α1,α2,α3:parameter-parameter spesifik
Dechow et al. (1995) menjelaskan bahwa perusahaan.
Model DeAngelo dapat dipandang sebagai Estimasi parameter spesifik perusahaan (α1,
kasus khusus dari Model Healy, di mana α2, α3) dihasilkan dengan menggunakan
periode estimasi akrual nondiskretioner model berikut pada periode estimasi (Jones,
dibatasi pada pengamatan tahun sebelumnya. 1991):
Gambaran umum Model Healy dan DeAngelo
adalah bahwa keduanya menggunakan total TAt = a1 (1 / At-l) + a2 (∆REVt) + a3
akrual dari periode estimasi ke proxy untuk (PPEt) + υt,
akrual nondiskretionioner yang diharapkan. Dimana:
Jika akrual nondiskretioner konstan dari
waktu ke waktu dan akrual diskresioner a1, a2, dan a3 menunjukkan estimasi koefisien
memiliki rata-rata nol pada periode estimasi, regresi dari α1, α2, dan α3. Sedangkan TA

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan, Vol.08, No.02, Tahun 2019 Page 75
adalah total akrual dibagi dengan total aset medianI(TAt) : nilai median dari total akrual
tahun t-1. yang diukur dengan aset tahun
t-1 untuk semua perusahaan
Dechow et al. (1995) menjelaskan bahwa non-sampel dalam kode
hasil perhitungan Model Jones menunjukkan industri yang sama.
bahwa model tersebut berhasil menjelaskan
sekitar seperempat variasi total akrual. Parameter spesifik perusahaan γ1 dan γ2
Asumsi yang tersirat dalam model Jones diperkirakan menggunakan koefesien regresi
adalah bahwa pendapatan bukan diskresioner. pada pengamatan di Periode estimasi.
Jika pendapatan dikelola melalui pendapatan Kemampuan Model Industri untuk
discretionary, maka Model Jones akan mengurangi kesalahan pengukuran dalam
menghapus sebagian dari pendapatan yang akrual diskresioner bergantung pada dua
dikelola dari proxy akrual diskresioner. faktor. Pertama, Model Industri hanya
Misalnya, pertimbangkan situasi dimana menghilangkan variasi akrual
manajemen menggunakan kebijaksanaannya nondiscretionary yang umum terjadi di
untuk memperoleh pendapatan pada akhir perusahaan-perusahaan di industri yang sama.
tahun saat uang belum diterima dan sangat Jika perubahan akrual nondiskretioner
dipertanyakan apakah pendapatan tersebut mencerminkan respons terhadap perubahan
telah diperoleh. Hasil dari pertimbangan dalam keadaan spesifik perusahaan, maka
manajerial ini akan meningkatkan pendapatan Model Industri tidak akan mengekstrak semua
dan jumlah akrual (melalui peningkatan akrual nondiscretionary dari proxy akrual
piutang). Model Jones menterjemahkan total diskresioner. Kedua, Model Industri
akrual yang berhubungan dengan pendapatan menghilangkan variasi dalam akrual
dan oleh karena itu akan mengekstrak diskresioner yang berkorelasi di seluruh
komponen akrual diskresioner ini, yang perusahaan di industri yang sama, yang
menyebabkan estimasi manajemen laba berpotensi menimbulkan masalah. Tingkat
menjadi bias terhadap nol. Jones mengakui keparahan masalah ini bergantung pada
keterbatasan model ini di dalam tulisannya sejauh mana stimulus manajemen laba
(Dechow et al., 1995). berkorelasi di antara perusahaan-perusahaan
Model Industri di industri yang sama (Dechow et al., 1995).

Dechow dan Sloan (1991) menyusun Model Modifikasi Jones


model pengukuran manajemen laba yang Dechow et al. (1995)
dikenal dengan Model Industry. Serupa mempertimbangkan versi modifikasi Model
dengan Model Jones, Model Industri Jones dalam analisis empiris. Modifikasi ini
menyederhanakan anggapan bahwa akrual dirancang untuk menghilangkan
nondiskretioner konstan sepanjang waktu. kemungkinan dugaan Model Jones untuk
Namun, alih-alih mencoba secara langsung mengukur akrual diskresioner dengan
memodelkan faktor penentu akrual kesalahan ketika diskresi manajemen
nondiskritioner, Model Industri dilakukan terhadap pendapatan. Dalam model
mengasumsikan bahwa variasi dalam faktor yang dimodifikasi, akrual nondiskretioner
penentu akrual nondiskresioner adalah umum diperkirakan selama periode peristiwa (yaitu,
di seluruh perusahaan di industri yang sama. selama periode di mana manajemen laba
Model Industri untuk akrual nondiskritioner dihipotesakan. Penyesuaian yang dilakukan
adalah (Dechow dan Sloan, 1991) : terhadap Model Jones asli adalah bahwa
NDAt = γ1 + γ2medianI(TAt) perubahan pendapatan disesuaikan dengan
perubahan piutang pada periode kejadian.
Dimana: Model Jones asli secara implisit
mengasumsikan bahwa diskresi tidak
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan, Vol.08, No.02, Tahun 2019 Page 76
dilakukan terhadap pendapatan baik dalam E = CF + Accruals
periode estimasi atau periode peristiwa. Versi
Modifikasi Model Jones secara implisit Dari perspektif akuntansi, arus kas (CF) di
mengasumsikan bahwa semua perubahan kategori menjadi arus kas tahun lalu (CFt-1),
dalam penjualan kredit pada periode kejadian arus kas tahun berjalan (CFt), dan arus kas
berasal dari manajemen laba, hal ini masa depan (CFt+1). Sehingga, rumus
didasarkan pada penalaran bahwa lebih selengkapnya dari laba (E) adalah sebagai
mudah mengelola pendapatan dengan berikut (Dechow and Dichev, 2002):
menerapkan diskresi atas pengakuan Et = CFt-1t + CFtt + CFt+1t + εt+1t
pendapatan atas penjualan kredit daripada - εtt-1
mengelola pendapatan dengan menerapkan
diskresi atas pengakuan pendapatan atas Dari rumus di atas, porsi akrual yang terdapat
penjualan tunai (Dechow et al., 1995). Jika dalam laba (At) ditentukan dengan formula
modifikasi ini berhasil, maka perkiraan sebagai berikut (Dechow and Dichev, 2002):
manajemen laba seharusnya tidak lagi bias At = CFt-1t – (CFtt+1 + CFtt-1)+
terhadap nol dalam sampel dimana CFt+1t + εt+1t - εtt-1
manajemen laba telah dilakukan melalui
pengelolaan pendapatan. Kemudian diukur perubahan modal kerja
akrual (∆WC) dengan formula sebagai berikut
Model Dechow-Dichev (Dechow and Dichev, 2002):
Dechow dan Dichev (2002) ∆WCt = b0 + (b1xCFOt-1) + (b2x
mengajukan sebuah model yang bisa CFOt) + (b3xCFOt+1) + εt
digunakan untuk mengukur kualitas akrual
dalam laba yang tersaji di laporan keuangan. Model Kothari
Pengukuran didasari pada sebuah observasi
Kothari et al. (2005) berupaya
yang menemukan bahwa akrual akan mampu
menyempurnakan Model Jones, dengan
menyesuaikan perubahan arus kas dari waktu
menambahkan perubahan return on assets
ke waktu. Akan tetapi, seringkali akrual
(ROA) untuk mengontrol kinerja. Dengan kata
didasari pada suatu estimasi akan peristiwa
lain, model ini hanya menambahkan
yang akan datang, yang jika estimasi ini salah
perubahan ROA dalam penghitungan akrual
maka memerlukan penyesuaian di masa yang
diskresioner. Model ini berargumen bahwa
akan datang. Dengan demikian, kesalahan
memasukan unsure ROA dalam penghitungan
estimasi menjadi factor pengganggu yang
akrual diskresioner akan dapat meminimalkan
dapat menurunkan kualitas akrual. Model ini
kesalahan spesifikasi, sehingga akan mampu
memfokuskan diri pada pemanfaatan akrual
mengukur manajemen laba secara lebih akurat
untuk kepentingan oportunustis manajer yang
dapat menyesatkan para pengguna laporan Model Stubben
keuangan. Selanjutnya model ini menjelaskan
bahwa karakteristik asal dari proses akrual Stubben (2010) menjelaskan bahwa
menyarankan bahwa besaran kesalahan model discretionary revenue (pendapatan
estimasi akan secara sistematis berhubungan diskresioner) lebih mampu mengatasi bias
dengan hal-hal fundamental perusahaan dalam pengukuran manajemen laba jika
seperti lamanya siklus operasi perusahaan dan dibandingkan dengan akrual diskresioner. Hal
variabilitas operasional perusahaan. ini karena model akraul diskresioner banyak
Selanjutnya model ini membangun rerangka menerima kritik akibat adanya bias dari
akrual, dimana laba akan sama dengan arus gangguan kesalahan dalam melakukan
kas ditambah dengan akrual, dengan formula estimasi atas diskresi manajer. Sehingga
seperti berikut (Dechow and Dichev, 2002): Stubben (2010) berargumentasi akan perlunya
mengatasi bias tersebut dengan cara

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan, Vol.08, No.02, Tahun 2019 Page 77
memusatkan perhatian pengukuran sehingga model ini mengasumsikan
manajemen laba pada salah satu factor bahwa tidak terjadi penagihan kas atas
pembentuk laba. Dia berargumen bahwa discretionary revenues. Sehingga,
pendapatan merupakan komponen terbesar piutang usaha (AR) akan setara dengan
yang menyumbangkan laba perusahaan dan jumlah nondiscretionary revenues yang
juga sebagai subjek utama diskresi manajer, tidak tertagih (c × RUM) dan
sehingga dengan memfokuskan pada discretionary revenues (δRM). Sehingga
pendapatan akan diperoleh estimasi diskresi formula berikutnya adalah:
yang lebih akurat untuk mengukur praktik ARit = c x (RitUM + δitRM)
manajemen laba.
(3) Asumsi berikutnya adalah bahwa
Pendapatan diskresioner adalah selisih discretionary revenues meningkatkan
antara perubahan aktual piutang dan piutang usaha dan pendapatan dengan
perubahan piutang yang diprediksi jumlah yang sama. Dengan kata lain,
berdasarkan model. Piutang yang terlalu discretionary receivables sama dengan
rendah tinggi secara tidak normal discretionary revenues. Karena
mengindikasikan adanya praktik manajemen nondiscretionary revenues tidak dapat
laba dalam perusahaan. Untuk diobservasi, model ini mengatur ulang
membandingkan model yang ada, Stubben persyaratan-persyaratannya dan
(2010) membandingkan kemampuan model mengungkapkan ending receivables
pendapatan diskresioner dan model akrual sebagai pendapatan yang dilaporkan.
diskresioner yang umum digunakan (Jones, Kemudian digunakan selisih pertama
1991; Dechow et al., 1995; Dechow and untuk mengungkapkan the receivables
Dichev, 2002; Kothari et al. 2005) untuk accrual. Sebagai berikut:
mendeteksi kombinasi manajemen ARit = c×Rit + (1 − c) x δitRM
pendapatan dan biaya. Temuan menunjukkan
bahwa ukuran pendapatan diskresioner (4) Estimasi discretionary revenues
sebenarnya menghasilkan perkiraan yang perusahaan sebagai ukuran manajemen
secara substansial tidak terlalu bias dan laba ditentukan dari nilai residual
kesalahan pengukuran relative kecil persamaan berikut :
dibandingkan dengan model akrual. Dengan ARit = α + β Rit +ε it
menggunakan manipulasi simulasi (Kothari et
al., 2005), Stubben (2010) menemukan bahwa
model pendapatan menghasilkan perkiraan KESIMPULAN
diskresi yang ditentukan dengan baik untuk Pemahaman atas earnings management
perusahaan dalam masa pertumbuhan. dapat diklasifikasikan menjadi dua. Pertama,
Selanjutnya, formula model pendapatan melihatnya sebagai perilaku oportunis
diskresioner ditentukan dengan langkah- manajer untuk memaksimalkan utilitasnya
langkah sebagai berikut (Subben, 2010): dalam menghadapi kontrak kompensasi,
kontrak utang, dan political cost. Kedua,
(1) Pendapatan (R) terdiri dari dengan memandang manajemen laba dari
nondiscretionary revenues (RUM) dan perspektif efficient contracting (Efficient
discretionary revenues (δRM), sehingga Earning Management), dimana manajemen
formulanya adalah: laba memberi manajer suatu fleksibilitas
Rit = RitUM + δitRM untuk melindungi diri mereka dan perusahaan
(2) Selanjutnya, bagian (disimbolkan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang
dengan c) nondiscretionary revenues tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak
tidak tertagih pada akhir tahun, yang terlibat dalam kontrak.

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan, Vol.08, No.02, Tahun 2019 Page 78
Earning management dapat terjadi Dechow, P. & Dichev, I. (2002). The Quality
karena tiga faktor yaitu dengan cara: of Accruals and Earnings: The Role of
pemanfaatan transaksi akrual, perubahan Accrual Estimation Error. The
metode akuntansi dan penerapan suatu Accounting Review, 77, 35–59.
kebijakan. Earning Management merupakan Dechow, P., Hutton, A., Kim, J. & Sloan, R.
tindakan manajer untuk meningkatkan (2011). Detecting Earnings
(mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini Management: A New Approach.
atas suatu unit dimana manajer bertanggung Working Paper, University Arizona,
jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan USA.
(penurunan) profitabilitas ekonomis jangka Dechow, P., & Sloan, R. (1991). Executive
panjang unit tersebut. Incentives and The Horizon Problem:
Earning management terjadi ketika para An Empirical Investigation. Journal of
manajer menggunakan keputusannya dalam Accounting and Economics, 14, 51-89.
melakukan penyusunan transaksi untuk Dechow, P., Sloan, R. & Sweeney, A. (1995).
mengubah laporan keuangan baik untuk Detecting Earnings Management. The
menimbulkan gambaran yang salah bagi Accounting Review, 70, 193-225.
stakeholders tentang kinerja ekonomis Demski, J. (1998). Performance Measure
perusahaan, ataupun untuk mempengaruhi Manipulation, Contemporary
hasil kontraktual yang bergantung pada Accounting Research, 15, 261-285.
angka-angka akuntansi yang dilaporkan. Demski,J., dan D.E.M. Sappington, ”Fully
Adanya earnings management pada Revealing Income Measurement,” The
suatu perusahaan tidak terlepas dari berbagai Accounting Review (April
macam atau faktor motivasi yang 1990),pp.363-383
mendasarinya, adapun beberapa motivasi Ecker, F., Francis, J., Olsson, P., & Schipper,
yang terkait dengan pelaksanaan earnings K. (2011). Peer Firm Selection for
management yakni, motivasi bonus, motivasi Discretionary Accrual Models.
politik, motivasi perpajakan, motivasi Working Paper, Duke University.
pergantian CEO, motivasi IPO. Erickson, M., & Wang, S. W. (1999).
Model - model yang digunakan dalam Earnings Management by Acquiring
pengukuran earnings management antara lain: Firms in Stock for Stock Mergers.
Model Healy, Model DeAngelo, Model Jones, Journal of Accounting and
Model Industri, Model Modifikasi Jones, Economics, 27 (2), 149-176.
Model Dechow-Dichev, Model Kothari dan Guay, W. R., Kothari, S.P., & Watts, R.
Model Stubben. (1996). A Market Based Evaluation of
Discretionary Accruals Models.
REFERENSI Journal of Accounting Research, 34,
83-105.
Collins, D., Pincus, M., and Xie, H. (1999). Healy, P. (1985). The Effect of Bonus
Equity Valuation and Negative Schemes on Accounting Decisions.
Earnings: The Role of Book Value of Journal of Accounting andEconomics,
Equity. The Accounting Review, 7, 85–107.
74(1), 29-61. Healy, P. M. & Palepu, K.G (1993). The
Davidson, W. N., Jiraporn, P., Kim, Y. S. & Effect of Firms’ Financial Disclosure
Nemec, C. (2004). Earnings Policies on Stock Prices’, Accounting
Management Following Duality- Horizons, 7, 1-11.
Creating Successions: Ethnostatistics, Healy, P. M. & Wahlen, J. M. (1999). A
Impression Management, and Agency Review of The Earnings Management
Theory. Academy of Management Literature And Its Implications For
Journal, 47 (2), 267-275.

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan, Vol.08, No.02, Tahun 2019 Page 79
Standard Setting. Accounting Suwardjono. 2005. Seri Teori Akuntansi :
Horizons, 13 (4), 365-383. pelaporan akuntansi keuangan. Ed. 3
Jones, Jennifers (1991), “Earnings Yogyakarta: BPFE
Management During Import Relief Myers, J. N., Myers, L. A., & Skinner, D. J.
Investigation”. Journal of Accounting (2007). Earnings Momentum and
Research 29 Autumn. p. 193-228. Earnings Management. Journal of
Scott, William R. (1997). “ Financial Accounting, Auditing & Finance, 22
Accounting Theory”. New Jersey (2), 249-284.
Prentice-Hall International, A Simon Watts, R., & Zimmerman, J. (1986). Positive
Schuster Company. Upper Suddle Accounting Theory. Prentice-Hall,
River. p 38-39 Englewood Cliffs, NJ, USA.
Scott, W.R. 2012. Financial Accounting
Theory. Toronto, Ontario: Pearson
Education, inc. Canada.
Sugiri, Slamet (1998). “Earning Management
: Teori, Model, dan Bukti Empiris”.
Telaah, hal 1-18

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan, Vol.08, No.02, Tahun 2019 Page 80

Anda mungkin juga menyukai