Anda di halaman 1dari 16

EARNINGS MANAGEMENT

(Seminar Akuntansi)

KELOMPOK 1 :
1. ARSYADANAL HAQ IMANDA (217017036)
2. MARIA FRANSISCA (217017022)
3. NOVIA INDRIANI (217017006)
)
CONTENT :
a. Latar Belakang
b. Rumusan dan Tujuan Masalah
c. Pembahasan
d. Review Jurnal
e. Kesimpulan
Latar Belakang

Earning atau laba merupakan komponen keuangan yang menjadi pusat perhatian sekaligus dasar pengambilan
keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, misalnya digunakan untuk menilai kinerja perusahaan ataupun
kinerja manajer sebagai dasar untuk memberikan bonus kepada manajer, dan juga digunakan sebagai dasar
penghitungan penghasilan kena pajak. Manajemen laba merupakan hal yang perlu dipahami oleh akuntan karena
akan meningkatkan pemahaman mengenai kegunaan informasi net income, baik yang dilaporkan kepada investor,
kreditor maupun fiskus.
Sampai saat ini manajemen laba merupakan area yang paling kontroversial dalam akuntansi keuangan. Pihak
yang kontra terhadap manajemen laba seperti investor, berpendapat bahwa manajemen laba merupakan
pengurangan keandalan informasi keuangan sehingga dapat menyesatkan dalam pengambilan keputusan. Di lain sisi
pihak yang pro terhadap manajemen laba seperti manajer, menganggap bahwa manajemen laba merupakan hal
yang fleksibel untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian yang tidak terduga.
Rumusan dan Tujuan Masalah

Rumusan Masalah
1. Mengetahui pengertian, pola, tujuan motivasi earnings management
2. Mengetahui sisi baik dan sisi buruk earnings management

Pembahasan

Scott (2003:369) mendefinisikan earning management sebagai pilihan yang dilakukan oleh manajer dalam menentukan
kebijakan akuntansi untuk mencapai beberapa tujuan tertentu. Konsep manajemen laba menggunakan pendekatan teori keagenan
(agency theory) yang menyatakan bahwa praktek manajemen laba dipengaruhi oleh konflik antara kepentingan manajemen
(agent) dan pemilik (principal) yang timbul karena setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertimbangkan tingkat
kemakmuran yang dikehendakinya.
Pembahasan

Menurut Healy dan Wahlen menyatakan bahwa manajemen laba terjadi ketika para manajer menggunakan keputusannya dalam
pelaporan keuangan dan dalam melakukan penyusunan transaksi untuk mengubah laporan keuangan baik untuk menimbulkan
gambaran yang salah bagi stakeholder tentang kinerja ekonomis perusahaan, ataupun untuk mempengaruhi hasil kontraktual
yang bergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan.

Berdasarkan definisi-definisi di atas maka earning management adalah suatu usaha atau upaya mengatur pendapatan atau
keuntungan untuk kepentingan-kepentingan tertentu yang dilandasi oleh faktor-faktor ekonomi tertentu. Ada dua cara
memahami earning management yaitu sebagai berikut:

1. Memandang manajemen laba sebagai perilaku oportunistik manajer untuk memaksimalkan utilitasnya dalam menghadapi
kontrak kompensasi, utang, dan kos politik.
2. Memandang manajemen laba dari perspektif kontrak efisien, artinya earning management memberi fleksibilitas bagi manajer
untuk melindungi diri dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak
yang terlibat dalam kontrak.
Tujuan Earnings Management untuk Mendapatkan Bonus

Sebuah catatan oleh Healy (1985) yang berjudul “The Effect of Bonus Schemes on Accounting Decisions,” is a seminal investigation of
a contractual motivation for earnings management. Efek skema bonus keputusan akuntansi adalah investigasi motivasi kontrak
pengelolaan pendapatan. Healy mengamati bahwa manajer memiliki informasi dari dalam pada pendapatan bersih perusahaan sebelum
pengelolaan pendapatan atau laba. Penelitian Healy (1985) menggunakan pendekatan program bonus manajemen, yaitu bahwa manajer
akan memperoleh bonus secara positif ketika laba berada di antara batas bawah (bogey) dan batas atas (cap). Ketika laba berada di
bawah bogey manajer tidak mendapatkan bonus, dan ketika laba berada diatas cap manajer hanya mendapatkan bonus tetap.

Pola Dalam Manajemen Laba


Menurut Scott (2003:383) berbagai pola yang sering dilakukan manajer dalam earning management adalah:
1. Taking a Bath
2. Income Minimization
3. Income Maximization
4. Income Smoothing
Motivasi Pada Earnings Management

Watt Watt & Zimmermaan (1986) menjelaskan bahwa terdapat tiga hipotesis dalam motivasi pada manajemen laba, yaitu:

1. The Bonus Hypothesis


2. The Debt Convenant Hypothesis
3. The Political Cost Hypothesis
Kelebihan dan Kelemahan Manajemen Laba

• Kelemahan :
• Kelebihan : Hasil-hasil penelitian
Dengan adanya manajemen menunjukkan bahwa laba tidak
laba maka kualitas laba dapat selalu berkualitas. Masih ada
meningkatkan return (hasil perusahaan yang mengelabui
akhir) saham dalam pemakai laporan keuangan
hubungannya dengan kenaikan dengan mengubah estimasi
laba. Laba juga bermanfaat akuntansi. Sebenarnya mulai
dalam pengambilan keputusan membuat masalah yang sulit
ekonomi, bisnis, atau investasi. dihentikan, dan apabila
mencapai titik nadir yang akan
menghancurkan perusahaan itu
sendiri.
Metode Manajemen Laba

Pilihan Prinsip akuntansi/SAK memberikan kebebasan Waktu Penerapan Manajer juga memiliki kebebasan
Metode kepada penggunanya untuk memilih metode Metode Akuntansi untuk menentukan kebijakan kapan
Akuntansi dan prosedur akuntansi sesuai dengan dan bagaimana waktu transaksi dan
kebutuhan dan kepentingannya. Seperti, atau suatu peristiwa diakui sebagai
kebebasan dalam memilih metode LIFO, FIFO, transaksi akuntansi yang diungkapkan
atau Rata-rata dalam menilai persediaan dalam laporan keuangan.

Penerapan Setelah memilih metode akuntansi dan Pemilihan Waktu Manajer dapat memutuskan
Metode menentukan nilai estimasi akuntansi sesuai mempercepat atau memperlambat
Akuntansi dengan kepentigannya. Upaya ini bisa dilakukan pengiriman barang dagangan kepada
dengan mengelola dan mengatur labanya agar konsumen untuk mempengaruhi
lebih tinggi (income increasing), merendahkan pendapatan terakhir dan manajer
laba dari laba yang sesungguhnya (income dapat memutuskan mengubah jadwal
creasing), dan mengatur labanya relatif merata kompensasinya untuk mempengaruhi
selama beberapa periode (income smooting). biaya kompensasi diakui sebagai laba.
Review Jurnal

  REVIEW JURNAL
Judul Paper “Financial distress, internal control, and earnings management: Evidence from China”
Kesulitan keuangan, pengendalian internal, dan manajemen laba: Studi kasus dari China
Jurnal Journal of Contemporary Accounting and Economics
Tahun Terbit 2020
Penulis Paper Yuanhui Li, Xiao Li, Erwei Xiang, Hadrian Geri Djajadikerta
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Financial distress mempengaruhi manajemen dalam memilih metode
manajemen laba, dan bagaimana kualitas pengendalian internal memoderasi hubungan tersebut.
Subjek Penelitian Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Cina selama periode 2007-2015
Metode Penelitian Metode Statistik Regresi Panel
Pembahasan dan Hasil Penelitian Dari penelitian yang dilakukan ditemukan hasil bahwa perusahaan dengan tingkat financial distress yang lebih tinggi cenderung
menggunakan metode manajemen laba akrual dan cenderung lebih sedikit menggunakan metode manajemen laba real. Penelitian
ini juga mengungkapkan kecenderungan untuk melakukan lebih banyak manipulasi pendapatan akrual dan lebih sedikit manipulasi
pendapatan rill.
Hasil juga menemukan bahwa pengendalian internal memberikan efek moderasi pada hubungan antara financial distress dan
manajemen laba dengan menekan perilaku manajemen laba akrual dan riil di perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan.
selanjutnya menemukan bahwa, dibandingkan dengan perusahaan yang secara sukarela mengungkapkan informasi pengendalian
internal, perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan yang secara wajib mengungkapkan
informasi pengendalian internal melakukan lebih sedikit akrual dan manajemen laba riil. Selain itu, perusahaan yang mengalami
kesulitan keuangan dengan defisiensi pengendalian internal yang lebih parah melakukan lebih banyak manajemen laba akrual dan
manajemen laba riil dibandingkan dengan perusahaan dengan defisiensi pengendalian internal rendah. Selain itu, perusahaan yang
mengalami kesulitan keuangan yang telah menyelesaikan perbaikan defisiensi melakukan manajemen akrual dan laba riil yang lebih
sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang belum mengalami perbaikan defisiensi.
Review Jurnal
Kekuatan Penelitian 1. Sampel yg digunakan sangat besar dimana terdiri dari lebih dari 15.769 perusahaan. 58,72% perusahaan sampel
kami berasal dari sektor manufaktur, yang konsisten dengan status China sebagai pembangkit tenaga listrik
manufaktur di seluruh dunia. Sektor terbesar kedua adalah industri perdagangan besar dan eceran, yang
menyumbang 7,23% sebagai sampel dalam penelitian ini, serta Industri komprehensif adalah sektor terkecil, yang
hanya menyumbang 1,23%.
2. Peneliti menggunakan data 9 tahun sehingga dari waktu ke waktu peneliti dapat menggambarkan bagaimana
kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaan dapat menimbulkan terjadinya manajemen laba yang dilakukan pihak
manajemen.

Kelemahan Penelitian 1. Artikel ini tidak menjelaskan grand theory yang digunakan dan hubungannya terhadap hasil penelitian.
2. Kelemahan dari Penelitian ini adalah bahwa penulis tidak menjelaskan secaralangsung apa tujuan dari penelitian ini.
Dalam jurnal tersebut penulis hanya memyampaikan materi. Selain itu tidak ada pemaparan dalam bentuk grafik
maupun gambar dokumentasi pada jurnal ini.
3. Sampel tidak termasuk perusahaan keuangan yang seharusnya juga membandingkan dan mengaitkan dengan
laporan keuangan yang ada.
Review Jurnal
Hasil review tentang paper Tema yang diangkat dalam penelitian ini sangat menarik dimana peneliti mengangkat tema bagaimana hubungan
antara kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaan dengan tindakan manajemen laba yang dilakulan pihak
manajemen perusahaan. Dari artikel tersebut diketahui bahwa perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan
cenderung melakukan lebih banyak manajemen laba akrual daripada manajemen laba riil.
Internal Control perusahaan juga memberikan efek moderasi pada hubungan antara kesulitan keuangan dan
manajemen laba. Dimana pihalk manajemen perusahaan yang memilki internal control yang baik lebih sedikit
melakukan manajemen laba dibanding dengan perusahaan yang memilki internal control yang buruk.

Kesimpulan Hasil analisis empiris mengkonfirmasi bukti bahwa hampir setiap perusahaan yang terdaftar di bursa efek china
melakukan manajemen laba baik dengan metode pendekatan akrual maupun rill. Kesulitan keuangan yang di hadapi
mperusahaan memacu terjadinya manajemen laba serta internal control yang buruk memperparah tindakanan
manajemen laba tersebut.
Review Jurnal 2
Judul Paper “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Manajerial, dan Kinerja Keuangan Pada Manajemen Laba”

Jurnal Jurnal Akuntansi Universitas Udayana

Tahun Terbit Vol.26.3.Maret (2019)

Penulis Paper Ni Ketut Riska Astari dan I.D.G Dharma Suputra

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, kepemilikan manajerial dan kinerja keuangan
pada manajemen laba.

Subjek Penelitian 20 perusahaan pertambangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017

Metode Penelitian metode observasi non partisipan


Review Jurnal 2
Pembahasan dan Hasil Penelitian Manajamen laba pada perusahaan pertambangan yang menjadi sampel penelitian ini lebih banyak memeroleh hasil Discretionary Accruals bernilai negatif. Hal ini berarti bahwa
perusahaan pertambangan melakukan manajemen laba dengan menurunkan labanya (income decreasing).
 
Ukuran perusahaan tidak berpengaruh pada manajemen laba. Hal ini berarti bahwa besar kecilnya ukuran perusahaan tidak akan memengaruhi praktik manajemen laba yang
dilakukan oleh manajemen di perusahaan tersebut.
 
Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif pada manajemen laba. Hal ini berarti semakin besar kepemilikan manajerial di suatu perusahaan maka akan berdampak pada
penurunan praktik manajemen laba karena kepemilikan manajerial pada saham perusahaan dikatakan dapat menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara pemegang
saham luar dengan manajemen.
 
Kinerja keuangan berpengaruh positif pada manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi hasil kinerja keuangan perusahaan yang dilihat dari profitabilitasnya
maka semakin tinggi pula tindakan manajemen laba karena informasi hasil kinerja keuangan perusahaan mendorong manajemen untuk melakukan praktik manajemen laba
karena laporan keuangan yang disajikan dapat memengaruhi keputusan pemegang saham.

Kesimpulan Ukuran perusahaan tidak berpengaruh pada manajemen laba. Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif pada manajemen laba. Kinerja keuangan berpengaruh positif pada
manajemen laba. Serta secara teoritis penelitian ini mendukung teori keagenan dan teori sinyal
Kesimpulan

1. Manajemen laba adalah pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer untuk mencapai tujuan khusus. Terdapat dua cara
yang saling melengkapi dalam berfikir tentang manajemen laba. Pertama, perilaku oportunistik manajemen untuk
memaksimumkan utilitasnya dalam kompensasi, kontrak, dan kos politik. Kedua, perspektif kontrak efisien ketika
manajemen laba dilakukan untuk menguntungkan semua yang terlibat dalam kontrak. Earnings management sebagai
intervensi dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan memperoleh beberapa kebutuhan pribadi.
2. Earnings management terjadi ketika manajemen menggunakan keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan dan
penyusunan transaksi-transaksi yang mengubah laporan keuangan hal ini bertujuan untuk menyesatkan para stakeholder
tentang kondisi kinerja ekonomi perusahaan, serta untuk mempengaruhi penghasilan kontraktual yang mengendalikan
angka akuntansi yang dilaporkan. Ada tiga sasaran yang dapat dicapai oleh manajer dalam melakukan manajemen laba
meliputi: minimalisasi biaya politik (political cost minimization), maksimalisasi kesejahteraan manager (manager wealth
maximization), dan minimalisasi kas pendanaan (minimization of financing cost).
Kesimpulan

3. Berbagai bentuk manajemen laba seperti taking a bath, perataan laba (income smoothing), maksimalisasi atau minimalisasi
pendapatan dapat dilakukan oleh pihak manajemen dengan memanfaatkan peluang yang ada dalam standar akuntansi
seperti penerapan kebijakan akuntansi atau pemilihan metode akuntansi yang digunakan. Adanya kemungkinan manipulasi
ini karena adanya fleksibilitas yang diberikan oleh GAAP dan karena sulit untuk menekankan pelaporan keuangan yang
fleksibel.
4. Meskipun pengurangan keandalan dan sensivitas yang sering muncul menyertai manajemen laba, argument yang kuat
dapat dibuat bahwa itu berguna jika masih dalam batas-batas. Pertama, memberikan manajer fleksibilitas untuk berekasi
terhadap realisasi negara yang tak terduga ketika kontrak yang tidak lengkap. Kedua, manajemen laba dapat berfungsi
sebagai komunikasi informasi yang kredibel untuk investor. Terakhir, argument ini konsisten dengan pasar sekuritas efisien
dan versih efisiensi teori akuntansi positif.
5. Apakah manajemen laba yang baik atau buruk tergantung pada bagaimana penggunaannya. Akuntan dapat mengurangi
tingkat manajemen laba yang buruk dengan membuka ke public. Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan
pengungkapan yang rendah.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai