Anda di halaman 1dari 25

BAB II

LANDASAN TEORITIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Musik Tradisional

Musik dapat didefinisikan sebagai sebuah cetusan ekspresi atau pikiran


yang dikeluarkan secara teratur dalam bentuk bunyi. Asal kata musik berasal dari
bahasa Yunani yaitu mousike yang diambil dari nama dewa dalam mitologi Yunani
kuno yaitu Mousa yakni yang memimpin seni dan ilmu (Ensiklopedi National
Indonesia, 1990:413). Tradisional berasa dari kata Traditio (Latin) yang berarti
kebiasaan yang sifatnya turun–temurun. Kata tradisional itu sendiri adalah sifat
yang berarti berpegang teguh terhadap kebiasaan yang turun temurun (Salim dan
Salim, 1991:1636)
Menurut Sedyawati (1992:23) musik tradisional adalah musik yang
digunakan sebagai perwujudan dan nilai budaya yang sesuai dengan tradisi. Musik
tradisional menurut Tumbijo (1977:13) adalah seni budaya yang sejak lama turun–
temurun telah hidup dan berkembang pada daerah tertentu. Maka dapat dijelaskan
bahwa musik tradisional adalah musik masyarakat yang diwariskan secara turun–
temurun dan berkelanjutan pada masyarakat suatu daerah. Kesenian tradisional
pada umumnya juga tidak dapat diketahui secara pasti kapan dan siapa penciptanya.
Hal ini dikarenakan kesenian tradisional atau kesenian rakyat bukan merupakan
hasil kreatifitas individu, tetapi tercipta secara anonim bersama kreatifitas
masyarakat yang mendukungnya (Kayam:60).
Pengertian tradisional (Sedyawati, 1992:26) dalam perkembangan seni
pertunjukan, adalah proses penciptaan seni di dalam kehidupan masyarakat yang
menghubungkan subjek manusia itu sendiri terhadap kondisi lingkungan. Pencipta
seni tradisional biasanya terpengaruh oleh keadaan sosial budaya masyarakat di
suatu tempat.
Tradisi berasal dari kata tradisi yang berarti sesuatu yang turun-temurun
(adat, kepercayaan, kebiasaan, ajaran) dari nenek moyang. Dengan kata lain, tradisi
adalah kebiasaan yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya secara

10
turun-temurun. Dipertegas lagi oleh Esten (1993:11) bahwa tradisi adalah
kebiasaan turun-temurun sekelompok masyarakat berdasarkan nilai–nilai budaya
masyarakat yang bersangkutan. (Ensiklopedi Nasional Indonesia, 91990:4141)
mendefinisikan tradisi sebagai kebiasaan yang diwariskan dari suatu generasi ke
generasi berikutnya secara turun–temurun, Kebiasaan yang diwariskan mencakup
berbagai nilai budaya, meliputi adat istiadat, sistem kemasyarakatan, sistem
pengetahuan, bahasa, kesenian dan sistem kepercayaan.
Menurut Purba (2007:2), musik tradisional tidak berarti bahwa suatu musik
dan berbagai unsur–unsur di dalamnya bersifat kolot, kuno atau ketinggalan zaman.
Namun, musik tradisional adalah musik yang bersifat khas dan mencerminkan
kebudayaan suatu etnis atau masyarakat. Musik tradisional, baik itu kumpulan
komposisi, struktur, idiom (ungkapan) dan instrumentasinya serta gaya maupun
elemen–elemen dasar komposisinya, seperti ritme, melodi, modus atau tangga
nada, tidak diambil dari repertoire atau sistem musikal yang berasal dari luar
kebudayaan suatu masyarakat pemilik musik yang dimaksud. Musik tradisional
adalah musik yang berakar pada tradisi masyarakat tertentu, maka
keberlangsungannya dalam konteks masa kini merupakan upaya pewarisan secara
turun temurun masyarakat sebelumnya bagi masyarakat selanjutnya.
Tradisi dalam kebudayaan adalah suatu struktur kreativitas yang sudah ada
sebelumnya. Dalam tradisi ini juga mengandung arti keberadaan suatu kebudayaan
yang tidak terpisahkan dengan masa lalu. Tradisi adalah sesuatu yang
menghadirkan masa lalu pada era sekarang. Sehingga kebudayaan suatu masyarakat
dalam konsepsi tradisi merupakan kontinuitas masa lalu bagi masa kini dan akan
datang (Purba, 2007:2). Suatu musik tradisional di dalamnya terdapat gambaran
mentalitas, prinsip–prinsip ekspresif, dan nilai–nilai estetik suatu jenis masyarakat.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa musik tradisional adalah


cetusan ekspresi perasaan melalui nada atau suara dari alat musik sehingga
mengandung lagu atau irama yang diwariskan secara turun temurun dari satu
generasi ke generasi berikutnya.

11
Peranan Desain Komunikasi Visual Dalam Perancangan Buku...../ Bayu Adityawarman
2.1.2 Unsur - Unsur Musik

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai musik dengan musik


tradisional memiliki unsur–unsur pokok di dalamnya. Berikut di bawah ini
merupakan penjelasan tentang unsur – unsur musik yang terdiri dari:

2.1.2.1. Irama atau Ritme

Irama atau ritme adalah dinamika bunyi yang bergerak secara teratur serta
berhubungan dengan panjang pendeknya not, berat ringannya aksen (tekanan) pada
not sehingga dapat dirasakan (Sijaya, 1984:1). Irama berbeda dengan birama. Irama
tidak tampak dalam penulisan lagu, tetapi dirasakan saat lagu dimainkan. Birama
menurut Jamalus (1988:56) terlihat pada penulisan lagu, irama sebagai unsur
keteraturan dalam musik menyebabkan lagu enak di dengar dan di rasakan.
Dari pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa ritme meliputi durasi dan
aksentuasi dalam musik, di mana durasi dalam hal ini berarti tentang panjang–
pendek suara dan panjang pendek diam atau tanpa suara tetapi dalam hitungan
waktu tertentu, sedangkan aksentuasi tentang berat–ringannya suara.

2.1.2.2. Melodi

Melodi adalah susunan atau urutan nada–nada dalam musik yang


terdengar dalam berbagai tinggi rendahnya nada (Kodijat, 1986:45). Jamalus
mengatakan bahwa, “Melodi adalah susunan rangkaian nada (bunyi dengan getaran
teratur) yang terdengar berurutan serta berirama dan mengungkapkan suatu gagasan
atau ide” (1988:16).
Dari pengertian di atas, melodi merupakan rangkaian nada–nada yang
tersusun secara ritmis dan berirama membentuk suatu lagu yang mengandung
makna musikal. Dalam rangkaian nada–nada yang tersusun secara ritmis tersebut
terdapat perpindahan nada dari nada satu ke nada yang lain dengan pergerakan nada
naik, turun maupun tetap. Perpindahan dan pergerakan nada tersebut dapat
dikatakan sebagai gerakan melodi.

12
Peranan Desain Komunikasi Visual Dalam Perancangan Buku...../ Bayu Adityawarman
2.1.2.3. Harmoni

Harmoni menurut Syafiq (2003:133) dalam ensiklopedia musik adalah hal


yang terkait dengan keselarasan paduan bunyi. Secara teknis, harmoni meliputi
susunan, peranan dari sebuah paduan bunyi dengan sesamanya, atau dengan bentuk
keseluruhannya. Maka dari itu, harmoni merupakan kombinasi dari berbagai bunyi
yang dihasilkan dalam musik. Istilah harmoni juga berarti studi tentang paduan
bunyi yang di dalamnya terangkum konsep dan fungsi serta hubungannya satu sama
lain.
Menurut Kodijat (1986:32) harmoni juga pengetahuan tentang hubungan
nada-nada dalam akord serta hubungan antara masing–masing akord. Akord adalah
rangkaian dari dua nada atau lebih yang dibunyikan serentak dan menghasilkan
suara yang selaras.

Akord sebagai perpaduan nada – nada yang berbunyi serempak merupakan


salah satu dasar harmoni. Dapat dijelaskan bahwa harmoni adalah paduan nada–
nada yang apabila dibunyikan secara bersama-sama akan menghasilkan keselarasan
bunyi.

2.1.3 Teknik Permainan

Teknik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai cara


membuat sesuatu, cara yang terkait dalam sebuah karya seni. Menurut Banoe
(2003:409) teknik permainan merupakan cara atau teknik sentuhan pada alat musik
atas nada tertentu sesuai petunjuk atau notasinya. Dapat disimpulkan, teknik dalam
musik berarti cara melakukan atau memainkan suatu karya seni dengan baik dan
benar.

13
Peranan Desain Komunikasi Visual Dalam Perancangan Buku...../ Bayu Adityawarman
Permainan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:41) mengandung
arti suatu pertunjukan dan tontonan. Dalam hal ini, permaina dapat diartikan
sebagai perwujudan suatu pertunjukan karya seni yang disajikan secara utuh dari
mulai pertunjukan sampai akhir pertunjukan. Setianingsih (2007 – 19) menjelaskan
bahwa teknik permainan merupakan gambaran mengenai pola yang dipakai dalam
suatu karya seni musik berdasarkan cara memainkan instrumen beserta
pengulangan dan perubahannya, sehingga menghasilkan suatu komposisi musik
yang bermakna.

Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik permainan


merupakan gambaran mengenali pola atau cara yang digunakan dalam memainkan
suatu instrumen musik sesuai dengan nada–nadanya sehingga menghasilkan suatu
komposisi musik yang indah.

2.1.4 Instrumen Musik

Instrumen berasal dari kata instrument (dalam seni musik) berarti alat
musik atau bunyi–bunyian. Menurut Soewito (1996:13) instrumen musik adalah
sarana untuk penampilan suatu kesenian. Dengan demikian, instrumen musik ialah
alat yang digunakan untuk menghasilkan bunyi atau suara dalam menampilkan
suatu produk kesenian.
Sebelum mempelajari teknik permainan instrumen musik tradisional
Keroncong, maka perlu dipelajari terlebih dahulu tentang pengertian daripada
instrumen musik tradisional itu sendiri. Instrumen musik tradisional adalah
instrumen musik yang khas dan yang hanya terdapat di daerah–daerah tertentu di
seluruh tanah air Indonesia (Soewito, 1996:15). Secara umum instrumen musik
apabila ditinjau dari sumber bunyinya (Mudjilah, 76:2004) terdiri dari 5 jenis yaitu
instrumen musik pukul, instrumen musik tiup, instrumen musik petik, instrumen
musik gesek dan instrumen vokal.

14
Peranan Desain Komunikasi Visual Dalam Perancangan Buku...../ Bayu Adityawarman
2.1.4.1 Instrumen Perkusi / Pukul (Percussion Instruments)

Instrumen perkusi (pukul) adalah instrumen yang sumber bunyinya dari


bahan instrumen tersebut, atau dapat juga dari membran (Mudjilah, 2004:82). Alat
musik pukul berfungsi sebagai alat musik ritmis. Alat musik ini akan mengeluarkan
bunyi apabila ditabuh atau dipukul. Instrumen perkusi (pukul) dibedakan menjadi
dua jenis berdasarkan sumber bunyinya, yaitu:

a. Idiophone, sumber bunyinya dari alat itu sendiri yang dapat


dikelompokkan menjadi instrumen bernada yaitu glockenspiel,
vibraphone, marimba, xylophone kemudian tidak bernada yaitu
triangle, castagnet, cymbal, bongo.
b. Membranophone, sumber bunyinya dari instrumen membranophone
adalah membran yang bergetar seperti timpani, snare drum, bass
drum, gong, kendang, jimbe dan conga.

Gambar 2.1 Jimbe


Sumber: (http://jualrebana.com/wp-content/uploads/2014/02/jimbe-60.jpg)

15
Peranan Desain Komunikasi Visual Dalam Perancangan Buku...../ Bayu Adityawarman
2.1.4.2 Instrumen Tiup (Wind Instruments)

Instrumen tiup merupakan instrumen yang terdiri dari tabung berlubang-


lubang. Macam–macam instrumen tiup (Mudjilah, 2004:79) ialah:

a. Flute, instrumen flute termasuk dalam instrumen edge tone, dan


mempunyai suara yang tinggi, sehingga biasa digunakan tanda kunci
G (treble clef) untuk penulisan notasinya. Range suara yang dapat
dihasilkan dengan baik aadalah nada c’ – c””.

Gambar 2.2 Flute


Sumber:
(http://s3.amazonaws.com/wmc_images/903752bfed5b7917bfca7125c9c9efa0409df28efb9457c6a
fe4f1853d99b9b1.jpg)

16
Peranan Desain Komunikasi Visual Dalam Perancangan Buku...../ Bayu Adityawarman
2.1.4.3 Instrumen Petik (Quotation Instrument)

Alat musik petik menghasilkan suara ketika senar digetarkan dengan cara
dipetik. Tinggi rendah nada dihasilkan dari panjang pendeknya dawai (Seni Musik
SMP, 2006:126) yaitu:

a. Gitar, Alat musik gitar merupakan jenis instrumen dawai yang


senarnya terbuat dari bahan nylon atau string, tetapi gitar yang
digunakan untuk permainan musik keroncong menggunakan string,
dan memiliki enam utas tali senar dengan stem urutan nada E1 untuk
senar nomor satu (paling bawah), nada B1 terletak di senar nomor
dua, nada G1 di urutan senar nomor tiga, nada D1 pada senar nomor
empat, sedangkan nada A terletak di senar nomor lima, dan untuk
nada E pada senar nomor enam (paling atas).
Instrumen gitar termasuk jenis alat petik dan berfungsi sebagai
pengiring dengan memainkan melodi yang berjalan sesuai akordnya,
baik menggunakan nilai nada seperempat samapai dengan
sepertigapuluh dua, akan tetapi juga dapat menjadi pembawa melodi
pokok.

Gambar 2.3 Gitar


Sumber: (http://www.clipartbest.com/cliparts/ncB/EM6/ncBEM6d5i.jpg)

17
Peranan Desain Komunikasi Visual Dalam Perancangan Buku...../ Bayu Adityawarman
b. Machina (cak), Instrumen musik cak pada umumnya mempunyai 4
pasang dawai yang terbuat dari senar baja, di mana penempatan dua
senar paling atas berjarak sangat dekat dibandingkan dengan senar
lainnya dan mempunyai nada yang sama. Steming instrument cak
yaitu: Senar nomor tiga (2 senar paling atas dengan nada yang sama,
D2), senar nomor dua dengan nada Fis1, sedangkan senar nomor satu
nadanya B1. Semua senar yang digunakan pada alat musik cak
berjenis steel atau logam baja.
Instrumen cak termasuk jenis alat petik dan berfungsi sebagai
pengiring maupun pemegang ritmis, di mana intonasi nada atau
range yang lebih tinggi jika dibandingkan alat petik lainnya, serta
dimainkan secara kontra ritmis dengan cuk. Harmunah, (1987:26)
Pembawaan kontra ritmis cak terjadi pada pukulan syncopation dan
akord yang dimainkan merupakan bentuk petikan rasquado.

Gambar 2.4 Machina (cak)


Sumber:
(https://lh5.googleusercontent.com/UnvhFIP5cwM/U3zsJ0bFB4I/AAAAAAABV0M/X6HvqpRz
ZDo/s585/my%2520Cak.JPG)

18
Peranan Desain Komunikasi Visual Dalam Perancangan Buku...../ Bayu Adityawarman
c. Prounga (cuk), Alat musik cuk dikategorikan sebagai alat musik
dawai, senar yang digunakan pada ukulele (cuk) yaitu senar nylon,
dan instrumen ini biasanya mempunyai 3 utas tali senar, di mana
steming register yang digunakan adalah: senar nomor satu nadanya
- E2, senar nomor dua dengan nada - B1, sedangkan senar nomor tiga
menggunakan nada lebih tinggi dari lainnya yaitu - G2. Penggunaan
senar nylon pada instrumen ukulele musik keroncong bentuknya
sama persis seperti yang digunakan oleh instrumen gitar nylon.
Instrumen cuk termasuk jenis alat petik dan berfungsi sebagai
pengiring maupun pemegang ritmis dengan intonasi nada atau range
yang lebih rendah jika dibandingkan cak, dan suaranya cenderung
middle serta dimainkan secara kontra ritmis antara cak dan cuk.
Harmunah, (1987:27) Pembawaan kontra ritmis cuk terjadi pada
pukulan pertama dan ketiga, sedangkan akord yang dimainkan
merupakan bentuk petikan rasquado, tirando, trill dengan irama
tenang ajeg serta mempunyai kebebasan pengembangan akord.
Kontra ritmis yang dimaksud pada musik keroncong diantaranya
ialah antara instrumen cak dengan cuk. Jika permainan cuk
dimainkan tepat diketukan pertama menggunakan teknik resquado,
maka cak akan memainkan teknik yang sama akan tetapi dimulai
ketukan ke dua. Apabila instrumen cuk memainkan teknik tremolo
atau trill, maka cuk akan memainkan ritmis syncopation dengan nilai
nada seperdelapan ataupun seperenambelasan, hal ini disesuaikan
iramanya.

Gambar 2.5 Prounga (cuk)


Sumber: (http://www.atlasofpluckedinstruments.com/se_asia/cuk1.JPG)

19
Peranan Desain Komunikasi Visual Dalam Perancangan Buku...../ Bayu Adityawarman
d. Bass, merupakan alat musik yang ukurannya paling besar di antara
7 instrumen keroncong, dan berfungsi sebagai penjaga irama atau
ritme. Cara memainkan kontra bass pada musik keroncong sama
halnya dengan kontra bass yang dipakai dalam musik pop, jazz,
tetapi senar yang digunakan terbuat dari nylon. Kontra bass memiliki
stem nada: E – A – D – G, menurut pengalaman di lapangan kontra
bass juga dapat diganti dengan bass elektrik. Instrumen bass
termasuk jenis alat petik dan berfungsi sebagai pengendali ritmis
dengan intonasi nada atau range paling rendah jika dibandingkan alat
petik lainnya.

Gambar 2.6 Bass


Sumber: (https://vincentcahya.files.wordpress.com/2014/12/kontrabass.jpg?w=226&h=554)

20
Peranan Desain Komunikasi Visual Dalam Perancangan Buku...../ Bayu Adityawarman
2.1.4.4 Instrumen Gesek (String Instrument)

Alat musik gesek menghasilkan suara ketika dawai digesek. Seperti alat
musik petik, tinggi rendah nada tergantung panjang dan pendeknya dawai (Seni
Musik SMP, 2006:127) ialah:

a. Biola, merupakan salah satu alat musik gesek yang dipakai dalam
musik keroncong, yang berperan sebagai melodi lagu pokok maupun
melodi filler. Biola yang dipakai pada musik keroncong
menggunakan stem nada yaitu: G - D1 - A1 - nada E2 terletak di senar
nomor satu, pada nada A1 di urutan nomor dua, sedang nada D2
terletak pada senar nomor tiga, dan nada G di senar nomor empat.

Gambar 2.7 Biola


Sumber: (https://ae01.alicdn.com/kf/HTB1LW55NFXXXXaOXXXXq6xXFXXXp/4-4-Full-Size-
Violin-Fiddle-Top-Kualitas-Basswood-Baja-String-Senar-Alat-Musik-untuk-Anak.jpg)

21
Peranan Desain Komunikasi Visual Dalam Perancangan Buku...../ Bayu Adityawarman
b. Cello, Bentuk fisik dari cello gedhog keroncong dan cello yang
dipakai dalam setting instrumen musik klasik mempunyai bentuk
hampir sama, meskipun kedua alat musik ini tergolong alat musik
berdawai, tetapi perbedaan diantara kedua cello ini terletak pada
senar yang digunakan. Cello pada instrumen musik klasik
menggunakan senar logam terbuat dari baja stenleestel dan
dinamakan string, sedangkan cello gedhog keroncong menggunakan
senar yang terbuat dari nylon atau kulit sapi, dalam bahasa jawa di
sebut jangat. Jika instrument Cello string menggunakan empat senar
dengan stem yaitu: C –G – D – A. Sedangkan untuk instrumen Cello
Gedhog ada dua macam stem senar yaitu: C–G–D dan D–G–D,
teknik maupun cara memainkannya dengan cara dipetik (pizzicato),
istilah bahasa jawa dibethot. Instrumen cello gedhog termasuk jenis
alat petik dan berfungsi sebagai pengiring maupun pemegang ritmis
dengan intonasi nada atau range yang lebih rendah jika dibandingkan
alat petik lainnya kecuali bass bethot, serta bentuk permainannya
sangat kontra ritmis dengan bass. Jika digunakan pada jenis musik
keroncong langgam jawa, maka ia beralih fungsi sebagai pengganti
kendang dan pemegang tempo, baik untuk irama cokekan, engkel,
maupun doble.

Gambar 2.8 Cello


Sumber: (http://morecambemusicteacher.co.uk/cello.jpg)

22
Peranan Desain Komunikasi Visual Dalam Perancangan Buku...../ Bayu Adityawarman
2.1.4.5 Instrumen Vokal (Vocal Instrument)

Vokal sebenarnya juga dapat dikatakan sebagai instrumen karena vokal


adalah bunyi yang dihasilkan oleh pita suara manusia (Mudjilah, 2004:78). Suara
manusia dibedakan menjadi dua kategori yaitu wanita dan pria. Suara wanita dibagi
menjadi tiga yaitu sopran (tinggi), mezzosopran (sedang), dan alto (rendah).
Sedangkan suara pria juga dibagi menjadi tiga, yaitu tenor (tinggi), bariton
(sedang), dan bas (rendah).

Unsur–unsur utama teknik vokal (Sulbani, 1989:10) yang meliputi:

a. Artikulasi, yaitu pengucapan kata demi kata yang baik dengan jelas.
b. Pernafasan, yaitu usaha untuk menghirup udara sebanyak–banyaknya,
kemudian disimpan, dan dikeluarkan sidikit demi sedikit sesuai dengan
keperluan.
c. Phrasering, adalah aturan pemenggalan kalimat yang baik dan benar
sehingga mudah dimengerti dan sesuai dengan kaidah–kaidah yang
berlaku. (Yulianta, 2010)

2.1.5 Teori Desain Buku

2.1.5.1 Teori Buku

Menurut Yeremias Jena buku memang mampu membawa perubahan


revolusioner dalam sejarah peradaban manusia. Jauh sebelum manusia mengenal
dan mencetak buah pikirannya dalam bentuk buku, manusia zaman kuno (ancient
world) telah mengenal tulisan dan memroduksi gagasan. Buku yang lahir pertama
kali berupa tulisan tangan, menjadi penanda berakhirnya tradisi lisan. Melalui
tulisan-tulisan dan kitab-kitab kuno, manusia membebaskan diri dari berbagai
usaha menghafal atau mengingat gagasan, konsep, teori, kisah, adat dan kebiasaan,
dan kemudian mewariskannya kepada generasi sesudahnya. Melalui buku,
pewarisan berbagai tradisi, ajaran, kisah, nilai-nilai, kepercayaan, praktik ritual, dan
sebagainya menjadi lebih mudah dan relatif objektif.
(https://yeremiasjena.wordpress.com/tag/buku/)

23
Peranan Desain Komunikasi Visual Dalam Perancangan Buku...../ Bayu Adityawarman
a. Bagian-Bagian Buku

Cover terdiri atas dua jenis, yaitu softcover dan hardcover. Softcover
pada umumnya paling sering digunakan oleh penerbit-penerbit buku.
Softcover juga biasa disebut sampul lunak atau juga paperback. Sedangkan
jenis kedua adalah hardcover, ukuran kertas jauh lebih tebal dan kuat.
Hardcover cocok digunakan pada perancangan buku narasi visual grup
Musik Krontjong Toegoe ini, karena hardcover biasanya digunakan untuk
menyampuli buku-buku lukis seperti ensiklopedi atau buku-buku yang
diasumsikan akan abadi, buku yang tidak akan ‘basi’ walau zaman terus
berubah.

Isi buku terdiri atas lembaran-lembaran kertas yang disusun dengan


rapi sesuai urutan halamannya. Ukuran isi buku harus disesuaikan dengan
cover buku. Karena Indonesia tidak punya standar ukuran baku untuk
buku, maka ada berjenis-jenis ukuran buku. Buku mempunyai bagian
pokok, kulit ari (front pages atau preliminary pages), biasanya berisi
halaman copyright, indentitas buku, kata pengantar, serta daftar isi. Isi,
berisi bagian-bagian pemaparan penulis secara utuh yang merupakan
jantung buku tersebut. Halaman akhir (end pages) berisi daftar pustaka,
profil penulis, lampiran, indeks, dan lain-lain.

b. Elemen-elemen Buku

Dalam perancangan buku narasi visual grup Musik Krontjong


Toegoe ini, elemen yang terpapar pada buku nantinya hanya ada 2 (dua)
elemen, yaitu ilustrasi dan tipografi. Ilustrasi sendiri merupakan elemen
utama dalam buku, yaitu sebagai sarana pembaca untuk dapat memahami
secara visual para pemain Krontjong Toegoe dan alat musik yang
digunakan. Sedangkan tipografi untuk menyampaikan cerita sejarah
sebagai pelengkap elemen ilustrasi. Tentu kedua elemen ini saling
mendukung dan terbentuk dengan adanya proses layout yang termasuk
dalam ilmu Desain Komunikasi Visual.

24
Peranan Desain Komunikasi Visual Dalam Perancangan Buku...../ Bayu Adityawarman
2.1.5.2 Teori Desain Komunikasi Visual

Menurut Suyanto (2008) desain grafis didefinisikan sebagai "Aplikasi dari


keterampilan seni dan komunikasi untuk kebutuhan bisnis dan industri". Aplikasi-
aplikasi ini dapat meliputi periklanan dan penjualan produk, menciptakan identitas
visual untuk institusi, produk dan perusahaan, dan lingkungan grafis, desain
informasi, dan secara visual menyempurnakan pesan dalam publikasi.

Menurut Michael Kroeger (2008:5), Visual Communication (komunikasi


visual) adalah latihan teori dan konsep-konsep melalui terma-terma visual dengan
menggunakan warna, bentuk, garis dan penjajaran (juxtaposition). Warren dalam
Suyanto memaknai desain grafis sebagai suatu terjemahan dari ide dan tempat ke
dalam beberapa jenis urutan yang struktural dan visual.

Agus Sachari (2005:3) menyatakan bahwa pada awalnya desain


merupakan kata baru berupa peng-Indonesiaan dari kata design, istilah ini
melengkapi kata “rancang/rancangan/merancang” yang dinilai kurang
mengekspresikan keilmuan, keluasan dan kewibawaan profesi. Sejalan dengan itu,
kalangan insinyur menggunakan istilah rancang bangun, sebagai pengganti istilah
desain. Namun di kalangan keilmuan seni rupa istilah “desain” tetap secara
konsisten dan formal dipergunakan.

Dr. Agus Sachari (2005:3) menyebutkan bahwa Akar-akar istilah desain


pada hakikatnya telah ada sejak zaman purba dengan pengertian yang amat
beragam. Istilah “Arch, “Techne”, “Kunst”, “Kagunan”, “Kabinangkitan”,
“Anggitan”, dan sebagainya merupakan bukti-bukti bahwa terdapat istilah-istilah
yang berkaitan dengan kegiatan desain, hanya penggunaannya belum menyeluruh
dan dinilai belum bermuatan aspek-aspek modernitas seperti yang dikenal
sekarang. Di awal perkembangannya, istilah “Desain” desain tersebut masih
berbaur dengan “seni” dan “kriya”. Namun ketika seni modern mulai memantapkan
diri dalam wacana ekspresi murni, justru “desain” memantapkan diri pada aspek
fungsi dan industri. Di Indonesia, hingga tahun 1970, masih terdapat “kebauran”
antara istilah “desain”, “seni terapan” dan “kerajinan.

25
Peranan Desain Komunikasi Visual Dalam Perancangan Buku...../ Bayu Adityawarman
Secara etimologis kata "Desain" berasal dari kata designo (bahasa Italia)
yang artinya gambar (Jervis, 1984). Kata ini diberi makna baru dalam bahasa
Inggris di abad ke-17, yang dipergunakan untuk membentuk School of Design tahun
1836. Makna baru tersebut dalam praktik kerap semakna dengan kata craft,
kemudian atas jasa Ruskin dan Morris, dua tokoh gerakan anti industri di Inggris
pada abad ke-19, kata “desain” diberi bobot sebagai seni berketerampilan tinggi
(art and craft)

Pada dasarnya desain berasal dari kebutuhan pokok manusia dan hasrat,
sejak dahulu dalam hasrat manusia, yaitu kebutuhan emosional dan pribadi,
termasuk keinginan untuk mencari makna atau arti, kepuasan, pemenuhan diri, dan
keamanan. Sementara tujuan komunikasi mencakup identifikasi, informasi,
promosi (provokasi, persuasi, propaganda, dan sebagainya), dan ambience
(penggarapan lingkungan), menurut Yongky Safanayong dalam bukunya yang
berjudul Desain Komunikasi Visual Terpadu (2006). Beliau juga memaparkan
bahwa proses visual meiliki beberapa tahapan, yaitu merasakan, menseleksi, dan
memahami. Apabila ketiga tahapan tersebut telah dialami maka menghasilkan suatu
penglihatan. (Yongky Safanayong, 2006: 24)

Peran Desain Komunikasi Visual dalam perancangan buku ilustrasi ini


diharap mampu menjadi satu-kesatuan dari cakupan ilmu DKV yang ada, sehingga
pesan dan tujuan dari perancangan dapat tersampaikan dan terlaksana melalui
visual pada buku ini, sesuai apa yang menjadi tujuan komunikasi di atas.

2.1.5.3 Ilustrasi

Ilustrasi merupakan bagian dari ilmu DKV. Istilah ilustrasi berasal dari
bahasa latin ilustrare yang artinya menerangkan sesuatu. Pengertian ilustrasi adalah
proses penggambaran objek, baik visual maupun audio dan lain-lain. Komunikasi
visual merupakan suatu komunikasi melalui wujud yang dapat diserap oleh indera
pengelihatan. Pada media komunikasi, khususnya media cetak, terdiri atas beberapa
unsur yaitu warna, tipografi, ilustrasi, layout, fotografi, dan lain sebagainya.

26
Peranan Desain Komunikasi Visual Dalam Perancangan Buku...../ Bayu Adityawarman
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 1996), ilustrasi
dibagi menjadi dua jenis yaitu ilustrasi audio dan ilustrasi visual. Ilustrasi audio
berarti musik yang mengiringi suatu pertunjukan sandiwara di pentas, radio atau
musik yang melatari sebuah film.

Ilustrasi visual atau yang lebih dikenal dengan kata lain ilustrasi yaitu
gambar dapat berupa foto atau lukisan untuk membantu memperjelas isi buku,
karangan, dan sebagainya dapat juga bermakna gambar, desain, diagram untuk
penghias halaman sampul.

Wojirsch berpendapat, ilustrasi merupakan gambaran pesan yang tak


terbaca yang dapat menguraikan cerita, berupa gambar dan tulisan, yaitu bentuk
grafis informasi yang memikat. Sehingga dapat menielaskan makna Yang
terkandung didalam pesan tersembunyi (1995).

Ilustrasi di Indonesia yang tertua dapat merujuk kepada Wayang Beber,


yang merupakan ilustrasi 2D. Dari beberapa sumber yang penulis dapat, tahun awal
munculnya Wayang Beber belum diketahui secara tepat, penyebutan tahun masih
berbeda-beda pada masing-masing sumber. Kekayaan ilustrasi di Indonesia tidak
hanya ilustrasi 2D saja, tapi juga ilustrasi relief pada Candi Borobudur, yang
menceritakan tentang kisah sang Buddha dan ajaran-ajarannya. Selain itu, di
Indonesia juga terdapat ilustrasi peninggalan jaman kolonial Belanda yang
tersalurkan dalam berbagai media. Namun sifatnya hanya untuk kepentingan kaum
kolonial, seperti untuk promosi dan propaganda.

Ilustrasi pada masa kini semakin berkembang karena adanya perluasan


aktifitas ekonomi, politik, dan sosial. Pada dasarnya semua jenis ilustrasi sama-
sama memiliki nilai yang tinggi, asalkan dapat mencapai tujuan dari ilustrasi itu
sendiri, yaitu menerangkan dan menghiasi suatu cerita, sejarah, pendidikan, puisi,
atau informasi tertulis lainnya.

Ilustrasi dalam perancangan ini berfungsi untuk menyampaikan


pengetahuan tentang sejarah musik kebudayaan dari Betawi bertolak dari grup

27
Peranan Desain Komunikasi Visual Dalam Perancangan Buku...../ Bayu Adityawarman
Musik Keroncong yaitu Krontjong Toegoe. Dalam perancangan buku ilustrasi ini
penulis menggunakan jenis ilustrasi blocking dan colorspot dengan media digital
paint.

Gambar 2.1.5 Ilustrasi Blocking menggunakan Media Digital Paint


Sumber:
(https://id.pinterest.com/search/pins/?q=illustration%20digital&rs=typed&term_meta%5B%5D=di
gital%7Ctyped)

28
Peranan Desain Komunikasi Visual Dalam Perancangan Buku...../ Bayu Adityawarman
Gambar 2.1.5 Ilustrasi Colorspot Menggunakan Media Digital Paint
Sumber:
(https://id.pinterest.com/search/pins/illustration%89digital&rs=typed&term_meta%34B%9D=digit
a29%33Ctyped)

29
Peranan Desain Komunikasi Visual Dalam Perancangan Buku...../ Bayu Adityawarman
Gambar 2.1.5 Ilustrasi Blocking menggunakan Media Digital Paint
Sumber:
(https://id.pinterest.com/search/pins/?q=illustration%20digital&rs=typed&term_meta%7B%9D=di
gital%6Ctyped)

2.1.5.4 Teori Layout

Layout bukan sebatas menata letak material-material (content) suatu


halaman media. Layout itu tentang bagaimana mengorganisasikan ruang. Menurut
Surianto Rustan dalam buku “Layout, Dasar & Penerapannya”, 2008, layout

30
Peranan Desain Komunikasi Visual Dalam Perancangan Buku...../ Bayu Adityawarman
diartikan sebagai tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam
media tertentu untuk mendukung konsep atau pesan yang dibawanya. Definisi
layout dalam perkembangannya sudah sangat meluas dan melebur dengan definisi
desain itu sendiri, sehingga banyak orang mengatakan me-layout itu sama dengan
mendisain.
Adapun prinsip layout antara lain, urutan, penekanan, keseimbangan,
kesatuan, dan konsistensi. Urutan menunjuk pada aliran membaca. Penekanan
menunjuk pada objek-objek penting dalam urutan pembacaan. Keseimbangan
menunjuk pada pembagian berat ruang, termasuk ruang isi dan kosong (ruang sela).
Kesatuan menunjuk pada usaha menciptakan kesatuan objek, termasuk ruang
secara keseluruhan. Konsistensi menunjuk pada kontrol estetik tampilan
keseluruhan. (Surianto Rustan, 2009: 74-75)
Dalam perancangan buku ilustrasi ini, prinsip layout menjadi dasar tata letak
seluruh konten buku. Urutan dapat diterapkan pada informasi, penekanan
diterapkan pada tata letak ilustrasi pemain keroncong dan alat musiknya,
keseimbangan dilihat dari kesinambungan antara penataan halaman satu dan
halaman lainnya, kesatuan dilihat dari keseimbangan letak objek ilustrasi dan ruang
kosong di tiap halaman, serta konsistensi dilihat dari keseluruhan buku.

2.1.5.5 Teori Tipografi

Tipografi adalah salah satu bahasan dalam Desain Komunikasi Visual yang
tidak berdiri sendiri secara ekslusif, ia sangat erat terkait dengan bidang keilmuan
lain seperti komunikasi, teknologi, psikologi, bahkan elemen lain dalam desain
seperti layout. Secara tradisional, istilah tipografi berkaitan erat dengan setting
huruf dan percetakannya. Pengaruh teknologi digital yang sangat pesat pada masa
kini, membuat makna tipografi semakin meluas. Desain, termasuk tipografi,
bersifat sangat dinamis dan terus mengalami perkembangan di masyarakat.
(Surianto Rustan, 2011: -1; 17)
Legibility dan readability harus dipandang secara luas, tidak hanya
dipengaruhi oleh desain atau bentuk huruf saja, tapi juga dipengaruhi oleh aspek-
aspek, yaitu objektif – teks itu sendiri, subjektif – si pembaca, eksternal – kondisi

31
Peranan Desain Komunikasi Visual Dalam Perancangan Buku...../ Bayu Adityawarman
di luar faktor objektif dan subjektif. Aspek-aspek tersebutlah yang membuat
legibility dan readability menjadi syarat penting dalam sebuah penulisan.
Menurut Surianto pada buku ‘Huruf Font Tipografi’ (2011), legibility
berhubungan dengan kemudahan mengenali dan membedakan masing-masing
huruf atau karakter. Legibility menyangkut desain atau bentuk huruf yang
digunakan. Suatu jenis huruf dikatakan legible apabila masing-masing huruf atau
karakter-karakternya mudah dikenali dan dibedakan dengan jelas satu sama lain.
Readability behubungan dengan tingkat keterbacaan suatu teks. Teks yang readable
berarti keseluruhannya mudah dibaca. Apabila legibility lebih membahas kejelasan
karakter satu-persatu, readability tidak lagi menyangkut huruf atau karakter satu-
persatu, melainkan keseluruhan teks yang telah disusun dalam satu komposisi.
Pemilihan tipografi dalam perancangan buku haruslah sesuai dengan citra
yang ingin ditimbulkan penulis. Pada perancangan buku ini, kesan sejarah dapat
dibangun dengan memilih jenis huruf dengan karakterisitik elegan, atau ingin
menekankan kesan catatan pada sebuah buku jurnal dapat memilih jenis huruf
tulisan tangan. Namun legibility dan readability harus menjadi syarat utama dalam
memilih jenis huruf.

2.2 Tinjauan Pustaka

Buku yang berjudul Krontjong Toegoe yang ditulis oleh Victor Ganap
(2000). Dalam bukunya ini, Victor Ganap membahas cukup detail tentang musik
keroncong tugu, baik secara historisnya, maupun diskusi musiknya yang
memberikan wawasan baru bagi penulis khususnya tentang musik keroncong tugu.
Akan tetapi dalam buku ini tidak mendapati ada sebuah pembahasan khusus
mengenai musik keroncong tugu dijadikan media visualisasi yang menarik untuk
dibaca dan dikembangkan oleh kalangan remaja.
Tulisan Philip Yampolsky (2006) dalam buku Musik Populer yang
membahas tentang perjalanan musik keroncong dan perkembangannya dalam
beberapa dekade yang diawali dari zaman kolonial hingga tahun 1950-an. Dalam
tulisan ini dia hanya membahas sedikit tentang musik keroncong tugu, yaitu hanya

32
Peranan Desain Komunikasi Visual Dalam Perancangan Buku...../ Bayu Adityawarman
membahas tentang musik keroncong tugu yang merupakan tradisi musikal
mardijekrs dan keturunannya yang bermukim di Kampung Tugu. Tentu saja tulisan
ini juga sangat bermanfaat bagi penulis sebagai refrensi, namun tulisan ini tidak
membahas mengenai musik keroncong tugu dijadikan media visualisasi yang
menarik untuk dibaca dan dikembangkan oleh kalangan remaja.
Magdalia Alfian (2013) juga membuat sebuah tulisan mengenai musik
keroncong yaitu Keroncong Music Reflects the Identity of Indonesia. Dalam tulisan
ini diceritakan bahwa musik keroncong merupakan musik yang sangat populer di
tahun 70-an hingga 80-an, dan kepopuleran musik keroncong menjadi identitas
yang menggambarkan Indonesia. Namun karena kemajuan teknologi
kepopulerannya mulai berkurang sehingga dilakukan berbagai cara agar musik
keroncong tetap eksis. Salah satu yang dilakukan generasi muda terhadap
pelestarian musik keroncong adalah dengan memasukkan unsur dari genre-genre
musik lain. Keberhasilan musik keroncong bertahan hingga sekarang memberikan
banyak kontribusi terhadap Indonesia sehingga sangat wajar dianggap sebagai
warisan dunia.
Sebuah tulisan dari Chysanti Arumsari (2012) yaitu Keroncong Tugu: The
Beat of Nationalism from Betawi, Jakarta, Indonesia. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa keroncong tugu adalah seni musik Betawi yang harus
dikembangkan karena musik keroncong tugu punya karakter tersendiri. Selain itu,
meskipun musik keroncong tugu sudah disahkan sebagai kebudayaan betawi
namun tidak ada rasa kepemilikan serta masih banyak warga DKI yang tidak
mengenal dan tidak perduli terhadap musik keroncong tugu.
Sebuah tulisan terakhir yang berjudul The Dynamics of Keroncong Music
in Indonesia yang ditulis oleh Linda Sunarti dan Wiwin Trinarti (2013). Tulisan ini
memaparkan tentang perjalanan musik keroncong di Indonesia dan dari analisis
mereka didapatkan hasil bahwa musik keroncong di Indonesia mampu terus
bertahan dan dipopulerkan dengan membuat promosi melalui media seperti televisi
dan radio sehingga masyarakat menjadi familiar terhadap musik keroncong. Selain
itu dalam tulisan ini juga disimpulkan bahwa para seniman keroncong harus
melakukan inovasi untuk menarik minat lebih banyak orang.

33
Peranan Desain Komunikasi Visual Dalam Perancangan Buku...../ Bayu Adityawarman
Dari tulisan–tulisan di atas meskipun sudah banyak yang mengkaji
mengenai musik Keroncong Tugu, namun belum ada penulisan yang mengkaji
mengenai narasi visual grup musik Krontjong Toegoe menjadi media buku
visualisasi yang atraktif dan komunikatif agar dapat menyampaikan pesan ke
kalangan remaja untuk lebih mengenali dan mengembangkan kesenian keroncong
agar kesenian budaya musik sendiri memiliki generasi penerus.

34
Peranan Desain Komunikasi Visual Dalam Perancangan Buku...../ Bayu Adityawarman

Anda mungkin juga menyukai