Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Leverage, Manajemen Laba, Komisaris

Independen, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak


Perusahaan Manufaktur Industri Dasar dan Kimia

Disusun oleh:
Dharmawan Muhammad A
(4319500161)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2022
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Pajak menjadi salah satu pendapatan negara yang terbesar di
Indonesia dan juga menjadi sumber pendapatan negara yang paling besar.
Pajak dianggap sangat penting, dilihat dari komposisi penerimaan pajak
negara yang ada dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN). Pada tahun 2021 realisasi pendapatan pajak mengalami kenaikan
hingga melebihi target realisasi pendapatan pada APBN yaitu sebesar
103,9% atau Rp 1.277,5 Triliun. Pada tahun 2021 menteri keuangan
menargetkan penerimaan pajak pada tahun tersebut hanya sebesar Rp
1.229,6 triliun. Berdasarkan data yang diterima, penerimaan pajak tahun
2021 juga meningkat 19,2% dari capaian penerimaan pajak tahun 2020
yang sebesar Rp 1.072,1 triliun akibat pandemi covid-19 yang tinggi pada
tahun tersebut. menurut data Kementrian Keuangan Indonesia.
Penerimaan pajak tersebut diperoleh dari pajak yang dibayarkan
oleh wajib pajak pribadi dan wajib pajak badan. Kewajiban pajak yang
dibebankan kepada perusahaan/wajib pajak badan memunculkan opini
bahwa pajak yang dibebankan dianggap sebagai beban yang dapat
mengurangi keuntungan perusahaan. Hal ini berdampak pada tingkat
kepatuhan perusahaan terhadap kewajiban pajaknya, perusahaan akan
menjadi agresif dalam hal-hal yang berkaitan dengan pajak. Perusahaan
akan berusaha merekayasa agar pajak yang ditanggungnya menjadi lebih
kecil baik secara legal maupun ilegal. Menurut Pohan (2017).
Penghindaran pajak merupakan upaya yang dilakukan untuk menghindari
pajak yang dilakukan secara legal bagi wajib pajak karena tidak
bertentangan dengan peraturan perpajakan dengan memanfaatkan grey
area atau kelemahan yang ada pada peraturan perpajakan itu sendiri.
Penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan dapat memberikan
dampak pada penerimaan pajak negara yang akan menurun dan jauh dari
target yang diharapkan, selain itu penghindaran pajak ini juga memiliki
berbagai dampak pada perusahaan seperti dampak pada nilai perusahaan
yang bernilai positif hanya untuk perusahaan-perusahaan yang sudah
berdiri bertahun-tahun dan sebagian besar sahamnya dimiliki oleh
institusi. Penghindaran pajak juga berdampak pada transparansi informasi
keuangan suatu perusahaan, transparansi perusahaan yang buruk terjadi
akibat transaksi bisnis yang semakin rumit akibat dampak tidak langsung
dari penghindaran pajak.
Pada penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya seperti
penelitian Suyanto dan Supramono (2012), pada penelitian tersebut
kondisi keuangan perusahaan dikaitkan pada aktivitas pajak dengan
melihat tingkat likuiditas, profitabilitas, dan leverage perusahaan. Rasio
likuiditas digunakan dan diukur untuk melihat kemampuan suatu
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio
likuiditas yang tinggi menandakan bahwa perusahaan tersebut memiliki
kondisi cash flow yang lancar. Sedangkan keadaan perusahaan yang
mengalami kesulitan likuiditas memiliki kemungkinan perusahaan tersebut
akan melakukan penghindaran pajak atau merekayasa pajak, sehingga
pajak yang ditanggung berkurang. (Sukmawati dan Rebecca, 2016).
Penelitian tentang agresivitas pajak perusahaan sudah banyak
dilakukan sebelum sebelumnya, yang membedakan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya tentang agresivitas pajak pada perusahaan adalah
penelitian ini dilakukan pada saat setelah terjadi pandemi yang
menyebabkan keadaan ekonomi menjadi sangat turun. Keadaan ekonomi
yang menurun akibat pandemi menyebabkan banyak perusahaan menjadi
sangat agresif dalam urusan pajak dari tahun tahun sebelum terjadi
pandemi. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang
sebelumnya dan memberikan hasil terbaru dari penelitian sebelumnya.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari rasio likuiditas,
profitabilita, leverage, manajemen laba, komisaris independent, dan
ukuran perusahaan manufaktur go public atau terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang berkecimpung dibidang industry dasar dan kimia untuk
periode tahun 2019-2021.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana rasio likuiditas, profitabilitas, leverage, Manajemen
Laba, Komisaris Independen, dan Ukuran Perusahaan dapat
mempengaruhi terjadinya agresivitas pajak pada perusahaan manufaktur
go public bidang industry dasar dan kimia?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya
agresivitas pajak yang dilakukan perusahaan dilihat dari rasio likuiditas,
profitabilitas, leverage, Manajemen Laba, Komisaris Independen, dan
Ukuran Perusahaan pada perusahaan manufaktur go public?
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan referensi pada
penelitian-penelitian selanjutnya tentang pegaruh faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi terjadinya agresivitas pajak pada suatu perusahaan.
BAB II
Telaah Pustaka
2.1. Telaah Pustaka
2.1.1. Likuiditas
Likuiditas menjadi salah satu acuan sebuah perusahaan untuk
mengetahui kesanggupan perusahaan tersebut dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas perusahaan diukur dengan
melihat aktiva lancar perusahaan terhadap hutang lancarnya
menggunakan rasio lancar (current ratio).

Menurut penelitian yang sebelumnya oleh Suyanto dan


Supramono (2012) Perusahaan yang memiliki rasio likuiditas yang
kecil atau susah dalam memenuhi kewajibannya terhadapa kewajiban
jangka pendek perusahaan tersebut, memiliki kemungkinan yang tinggi
untuk melakukan agresivitas pajak atau penghindaran pajak. Hal ini
dilakukan untuk mengurangi beban pengeluaran atas pajak dan
melakukan penghematan agar arus kas perusahaan dapat bertahan.

2.1.2. Profitabilitas
Kinerja manajemen perusahaan dapat dalam mengelola aset atau
kekayaan perusahaan tersebut, dapat dilihat dari tingkat
profitabilitasnya dengan menunjukkan bagaimana laba yang diperoleh
oleh perusahaan. Setiap laba yang dihasilkan perusahaan memiliki
beban pajak yang harus dibebankan kepada perusahaan sehingga
profitabilitas menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
perusahaan untuk melakukan agresivitas pajak. Profitabilitas diukur
dengan Return On Asset (ROA)
2.1.3. Leverage
Total aset yang diperoleh perusahaan dari kreditur dapat diukur
presentasenya, yang sering disebut sebagai Leverage (Kieso et al,
2009:796). Nugraha dan Meiranto (2015) berpendapat bahwa definisi
leverage adalah aset atau dana yang dalm penggunaannya memiliki
kewajiban yang dibebankan untuk memnuhi biaya tetap. Leverage
mencerminkan seberapa besara modal yang digunakan dari pihak ketiga
atau debitur untuk kebutuhan operasi perusahaan (Kasmir 2014)
Debt to Asset Ratio (DAR) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur leverage perusahaan. Rasio ini digunakan untuk
membandingkan total kewajiban pada perusahaan dengan total aset
perusahaan.
2.1.4. Manajemen Laba
Manajemen laba dalam operasional pada dasarnya merupakan
kemungkinan pada penggunaan manajemen akrual yang bertujuan
untuk memperoleh keuntungan untuk pribadi (Belkoui, 2007:201).
Schipper (Lee dan Swenson, 2011) menjelaskan definisi manajemen
laba dianggap sebagai Schipper (dalam Lee dan Swenson, 2011)
mendefinisikan manajemen laba sebagai “.... purposeful intervention in
the external financial reporting process, with the intent of obtaining
some form of private gain.”
2.1.5. Komisaris Independen
Mengacu pada Peraturan nomor IX.I.lima Lampiran Keputusan
koordinator BAPEPAM Kep-41/PM/2003, komisaris independen
artinya anggota komisaris adalah (1) berasal dari luar emiten atau
perusahaan publik, (dua) tidak memiliki saham baik langsung atau tidak
langsung pada emiten atau perusahaan publik, (tiga) tidak memiliki
korelasi afiliasi menggunakan emiten atau perusahaan publik,
komisaris, direksi, atau pemegang saham utama emiten atau perusahaan
publik, dan (4) tidak mempunyai hubungan usaha baik eksklusif juga
tidak eksklusif yang berkaitan pada kegiatan usaha emiten atau
perusahaan publik.
Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Jakarta nomor Kep-
305/BEJ/07-2004 menjelaskan terkait proporsi komisaris independen
pada perusahaan, yang mengharuskan sekurang-kurangnya 30%
komisaris independent yang dimiliki dan tercatat dalam perusahaan.
Keberadaan komisaris independen seharusnya dapat meningkatkan
pengawasan manajemen dan dapat meningkatkan kepatuhan, klaim
Lanis dan Richardson (2011). Menurut Prakosa (2014), penghindaran
pajak akan berkurang jika ada lebih banyak komisaris independen.
2.1.6. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahan adalah identitas suatu perusahaan dilihat dari
besar atau kecilnya skala perusahaan tersebut untuk diklasifikasikan
dalam berbagai klasifikasi, contohnya dalam menentukan klasifikasi
dengan melihat seberapa besar log aktiva perusahaan tersebut,
penjualan yang didapatkan, atau dari kapitalisasi pasar perusahaan,
Laksono dan Vhalery (2018). Kemampuan dan kestabilan suatu
perusahaan dalam melakukan aktivitas operasionalnya dan kemampuan
perusahaan pada pengembalian keputusan pajaknya dapat ditunjukkan
dengan ukuran perusahaan tersebut.
2.1.7. Agresivitas Pajak
Agresivitas pajak merupakan Tindakan yang dilakukan
perusahaan sebagai wajib pajak badan untuk mengurangi pendapatan
kena pajak (PKP) yang harus ditanggung perusahaan dengan
merekayasaa laba kena pajak melalui perencanaan pajak (Tax
Planning), baik secara legal (Tax Avoidance) maupun ilegal (Tax
Evasion) dengan memanfaatkan celah celah yang ada pada peraturan
perpajakan. Antara tax avoidance, tax evasion, dan agresivitas pajak
tidak memiliki definisi yang jelas untuk memberikan perbedaan yang
lebih rinci dari ketiga tindakan penghindaran pajak tersebut menurut
Danny dan Darussalam dalam Midiastuty dan Suranta (2016).
2.1.8. Likuiditas terhadap Agresivitas Pajak
Tingkat rasio likuiditas pada perusahaan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kemungkinan Tindakan agresivitas pajak suatu
perusahaan. Rasio likuiditas perusahaan yang tinggi dapat menandakan
bahwa perusahaan tersebut sedang dalam kondisi yang baik. Perusahaan
dengan rasio likuiditas yang tinggi tidak menutup kemungkinan
presentase melakukan agresivitasnya kecil. Tindakan untuk mengurangi
laba akan semakin tinggi dengan alasan untuk menghindari beban pajak
yang lebih tinggi. Putri (2019)
Penjelasan di atas menunjukan bahwa perusahaan yang memiliki
tingkat likuiditas yang tinggi menandakan bahwa perusahaan tersebut
memiliki kemampuan dan lancar dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya, akan tetapi tingginya rasio likuiditas tidak dapat menjadi
acuan bahwa perusahaan tersebut memiliki sedikit kemungkinan untuk
melakukan tindakan agresivitas pajak.
H1 = Likuiditas memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap
agresivitas pajak pada perusahaan
2.1.9. Profitabilitas terhadap Agresivitas Pajak
Return on Asset (ROA) menjadi alat ukur untuk mengetahui kinerja
keuangan perusahaan dalam memperoleh laba dari pengelolaan aktiva
dan kegiatan operasinal yang didalamnya terdapat beban pajak yang
harus dikeluarkan. Nilai ROA yang semakin tinggi menandakan laba
yang diperoleh perusahaan semakin besar, sehingga pajak yang ada dan
dibebankan di dalamnya semakin besar juga. Perusahaan yang memiliki
tingkat profitabilitas yang tinggi memiliki kemungkinan melakukan
tindakan agresivitas pajak untuk mengurangi beban pajak dari laba yang
dihasilkan, sehingga laba perusahaan tersebut tetap tinggi.
H2 = Pengaruh profitabilitas pada perusahaan bernilai positif dan
signifikan terhadap kemungkinan terjadinya agresivitas perusahaan.
2.1.10. Leverage terhadap Agresifitas Pajak
Penggunaan dana dari pihak ketiga untuk memenuhi kegiatan
operasional atau baiay tetap perusahaan, merupakan definisi dari
leverage. Dana yang diterima dari pihak ketiga atau kreditur memiliki
beban bunga yang dibebankan, hal ini dapat menyebabkan laba yang
dihasilkan menjadi berkurang dan beban pajak yang dibebankan dari
perolehan laba tersebut akan berkurang, sehingga perusahaan akan
memanfaatkan tingkat leverage perusahaan untuk melakukan tindakan
agresivitas pajak.
H3 = Leverage pada perusahaan memberikan pengaruh yang
signifikan pada kemungkinan tindakan agresivitas pajak perusahaan.
2.1.11. Manajemen Laba terhadap Agresivitas Pajak
Berdasarkan teori tentang manajemn laba dapat diketahui bahwa
manajemne laba merupakan suatu tindakan yang dilakukan perusahaan
agar laba atau pendapatan yang dihasilkan perusahaan tinggi, sehingga
tujuan perusahaan dapat tercapai. Manajemen laba dapat dilakukan
dengan memanfaatkan rekening akrual perusahaan atau kegiatan
operasional perusahaan
H4 = Manajemen laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap
agresivitas perusahaan.
2.1.12. Komisaris Independen terhadap Agresivitas Pajak
Adanya komisaris independen pada perusahaan memberikan
pengawasan yang lebih ketat pada kinerja manajemen perusahaan
dalam operasionalnya. Pengawasan yang ketat oleh komisaris
independent terhadap manajemen perusahaan dapat memberikan dapak
yang signifikan, manajemen memiliki kesempatan yang kecil untuk
melakukan tindakan agresif terhadap pajak untuk menguntungkan
dirinya sendiri.
H5 = Poroporsi komisaris independent memiliki pengaruh yang
signifikan dan bernilai positif terhadap agresivitas pajak pada
perusahaan.
2.1.13. Ukuran Perusahaan terhadap Agresivitas Pajak
Untuk mengkategorikan perusahaan Riyanto (2008) mengklaim
bahwa ukurannya ditentukan oleh nilai ekuitas, nilai penjualan, atau
nilai asetnya. Aset perusahaan berkorelasi dengan ukurannya.
Kebutuhan akan total aset meningkat seiring dengan ukuran
perusahaan, semakin kecil perusahaan atau semakin besar perusahaan.
Setiap tahun, aset berubah, dan juga berpotensi menurunkan laba bersih
perusahaan. Menurut penelitian Kurniasih dan Sari (2013), ukuran
perusahaan yang semakin besar memiliki tingkat CETR yang rendah,
karena perusahaan besar memiliki kemampuan untuk mengelola sumber
daya yang ada untuk melakukan perencanaan pajak yang baik.
H6 = Ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang positif terhadap
agresivitas pajak perusahaan.

Likuiditas

Profitabilitas

Leverage
Agresivitas Pajak
Manajemen Laba

Komisaris Independen

Ukuran Perusahaan

Gambar 2.1
BAB III
Metode Penelitian dan Analisis Data
3.1. Metode Penelitian

Anda mungkin juga menyukai