Anda di halaman 1dari 14

Liabilities Jurnal Pendidikan Akuntansi

e-ISSN 2620-5866
Volume 1. No.3 Desember 2018 (225-238)
https://doi.org/ 10.30596/liabilities.v1i3.2496

Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Nilai Perusahaan Dengan


Tax Avoidance Sebagai Variabel Mediating

Muhammad Fahmi
Muhammad Derry Prayoga
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBBI,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMSU
e-mail :qilmumtazkaffi01@gmail.com
muhammadderryprayoga13@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh manajemen laba terhadap nilai perusahaan
dan tax avoidance pada hubungan manajemen laba terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertanian
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Objek penelitian ini adalah perusahaan pertanian yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2013-2017. Sehingga sampel yang diperoleh 14 perusahaan
pertanian yang terdaftar di BEI. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara seleksi data. Data yang digunakan
adalah data yang diperoleh dari situs www.idx.co.id. Adapun hasil penelitian bahwa (1) manajemen laba tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan(2) Manajemen laba tidak mempengaruhi tax avoidance. (3) Manajemen
laba tidak mempunyai hubungan langsung terhadap nilai perusahaan. (4) Tax avoidance tidak dapat berfungsi
sebagai variabel intervening. (5) Tax avoidance tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan (6) variabel
tax avoidance bukanlah variabel mediating.

Kata kunci :Manajemen Laba, Nilai Perusahaan, Tax Avoidance

Abstract
This research deals to examine and analyze the influence of earning management toward firm value and tax
avoidance on the relationship of earning management to firm value in agricultural companies listed on
Indonesian Stock Exchange (Bursa Efek Indonesia). The objective of the research is the agricultural companies
listed in Bursa Efek Indonesia during 2013-2017. So the samples are 14agricultural companies which are listed
in Bursa Efek Indonesia. Sample selecting done by selecting data. The used data came from site www.idx.co.id.
The research result stated that (1) earning management did not influence the firm value, (2) earning
management did not influence tax avoidance, (3) earning management has no direct relationship to firm value,
(5) tax avoidance did not influence firm value and, (6) tax avoidance variable is not mediating variable

Keyword: Earning Management, Firm Value and Tax Avoidance

1. PENDAHULUAN (Harjito dan Martono, 2005; dalam Ridwan


Tujuan didirikan suatu perusahaan adalah dan Gunardi, 2013).
yang pertama untuk mencapai keuntungan Pada umumnya tujuan utama investor
maksimal atau laba yang sebesar-sebesarnya. meletakkan kekayaan pada suatu instrument
Kedua adalah memakmurkan pemilik investasi untuk mendapatkan return yang
perusahaan atau para pemilik saham dan maksimal. Oleh karena itu, investor harus
ketiga adalah memaksimalkan nilai memiliki berbagai pertimbangan-
perusahaan yang tercermin dari harga pasar pertimbangan sebelum menginvestasikan
dananya. Salah satunya dengan

225
Liabilities Jurnal Pendidikan Akuntansi
e-ISSN 2620-5866
Volume 1. No.3 Desember 2018 (225-238)
https://doi.org/ 10.30596/liabilities.v1i3.2496

mempertimbangkan kinerja perusahaan yang membiayai penyelenggaraan pemerintah,


diukur melalui nilai perusahaan.Nilai sedangkan pajak bagi perusahaan selaku
perusahaan dapat diukur dengan harga pasar wajib pajak adalah beban yang akan
saham perusahaan, karena harga pasar saham mengurangi laba bersih. Perusahaan
perusahaan mencerminkan penilaian investor berusaha membayar pajak sekecil mungkin
secara keseluruhan atas setiap ekuitas yang karena dengan membayar pajak mengurangi
dimiliki. kemampuan ekonomis perusahaan.Perbedaan
Kinerja manajemen perusahaan tercermin kepentingan inilah yang menyebabkan wajib
pada laba yang terkandung dalam laporan pajak cenderung mengurangi pembayaran
laba rugi. Menurut Statement of Financial pajak secara legal maupun illegal.Usaha
Accounting Concept (SFAC) No 1, informasi pengurangan pajak secara legal disebut
laba merupakan perhatian utama untuk penghindaran pajak (tax avoidance),
menaksir kinerja atau pertanggungjawaban sedangkan usaha pengurangan pembayaran
manajemen. Jumlah laba perusahaan pajak secara illegal disebut penggelapan
merupakan informasi terpenting yang pajak (tax evasion).
terdapat dalam laporan keuangan.Laba Adapun penelitian ini dilakukan untuk
merupakan gambaran kegiatan atau usaha melanjutkan penelitian terdahulu, yang
dalam memajukan perusahaan. Laba sering dimana hasil penelitian tentang pengaruh
menjadi target rekayasa yang dilakukan earning management terhadap nilai
pihak manajemen untuk meminimalkan atau perusahaan, tax avoidance sebagai variabel
memaksimalkan laba, dengan kata lain moderasi menghasilkan kesimpulan yang
manajemen melakukan praktek manajemen berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan
laba (Earning Management). Menurut Lestaria & Ningrum (2018) yang berjudul
Philips, et al (2003) terdapat dua insentif pengaruh manajemen laba dan tax avoidance
utama yang mendorong perusahaan terhadap nilai perusahaan, kualitas audit
melakukan manajemen laba, yaitu sebagai variabel moderasi, hasil analisis
menghindari penurunan laba dan menunjukkan manajemen laba tidak
menghindari kerugian. Insentif yang pertama berpengaruh signifikan terhadap nilai
bertujuan untuk menghindari penurunan perusahaan, tax avoidance berpengaruh
laba. Hal ini bertujuan agar laba yang tersaji signifikan negatif terhadap nilai perusahaan,
dalam laporan keuangan tidak berfluktuasi variabel moderasi kualitas audit tidak
karena akan memberikan dampak yang mempengaruhi hubungan manajemen laba
kurang baik terutama bagi pihak investor. terhadap nilai perusahaan, variabel moderasi
Insentif yang kedua yaitu untuk menghindari kualitas audit tidak mempengaruhi hubungan
kerugian. Hal ini dilakukan karena tax avoidance terhadap nilai perusahaan.
perusahaan yang mengalami kerugian Penelitian yang terkait tax avoidance
berpotensi menurunkan harga saham, akan terhadap nilai perusahaan yang dilakukan
kehilangan kepercayaan pada pihak penanam Ilmiani & Sutrisno (2014) menyatakan
modal, serta mendorong pemerintah untuk bahwa tax avoidance berpengaruh signifikan
dilakukannya pemeriksaan pajak. negatif terhadap nilai perusahaan, yang
Di Indonesia, usaha-usaha untuk berarti semakin tinggi tax avoidance maka
mengoptimalkan penerimaan sektor pajak semakin rendah nilai perusahaan yang berarti
bukan tanpa kendala. Seiring berjalannya bahwa semakin tinggi tax avoidance maka
perbaikan sistem perpajakan yang dilakukan semakin rendah nilai perusahaan, variabel
pemerintah, terdapat perbedaan kepentingan transparansi mampu memoderasi hubungan
antara pemerintah dan perusahaan. Pajak di antara tax avoidance terhadap nilai
merupakan sumber penerimaan untuk perusahaan. Pengaruh positif menunjukkan

226
Liabilities Jurnal Pendidikan Akuntansi
e-ISSN 2620-5866
Volume 1. No.3 Desember 2018 (225-238)
https://doi.org/ 10.30596/liabilities.v1i3.2496

bahwa semakin tinggi tingkat transparansi laba dan arus kas yang aman serta terus
pada perusahaan yang melakukan mengalami perubahan, dijual dengan rasio
penghindaran pajak maka nilai perusahaan nilai buku yang lebih tinggi dibandingkan
akan lebih meningkat. perusahaan dengan pengembalian yang
Kemudian penelitian yang dilakukan rendah.
Utami (2017) tentang pengaruh manajemen
laba terhadap nilai perusahaan dengan Manajemen Laba
kualitas audit sebagai variabel pemoderasi Mengutip pendapat Davidson, Stickney,
yang menunjukkan bahwa manajemen laba dan Weil yang dimuat dalam buku karangan
terhadap nilai perusahaan berpengaruh Sulistyanto (2008), menyatakan bahwa
signifikan dengan kontribusi pengaruh definisi manajemen laba adalah Earnings
sebesar 45% kemudian manajemen laba management is the procces of taking
terhadap nilai perusahaan dengan kualitas deliberate steps within the contrains of
audit sebagai variabel moderasi berpengaruh generally accepted accounting principles to
signifikan dengan kontribusi sebesar 26,1%. bring about desired level of reported
earnings.
2. KAJIAN TEORI Maksud dari definisi tersebut, yaitu
Nilai Perusahaan manajemen laba dapat didefinisikan sebagai
Salah satu tujuan utama suatu perusahaan proses untuk mengambil langkah tertentu
adalah memaksimumkan nilai perusahaan, yang disengaja dalam batas-batas prinsip
nilai perusahaan digunakan sebagai akuntansi berterima umum untuk
pengukur keberhasilan perusahaan karena menghasilkan tingkat yang diinginkan dari
dengan meningkatnya nilai perusahaan laba yang dilaporkan. Sering kali proses ini
berarti meningkatnya kemakmuran pemilik mencakup mempercantik laporan keuangan,
perusahaan atau pemegang saham. Nilai terutama angka yang paling bawah, yaitu
perusahaan dapat dilihat dari nilai saham laba. Manajemen laba dapat berupa
perusahaan yang bersangkutan. kosmetik, jika manajer memanipulasi akrual
Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2012) yang tidak memiliki konsekuensi arus
nilai perusahaan merupakan harga yang kas.Manajer laba juga dapat terlihat nyata,
bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila jika manajer memilih tindakan dengan
perusahaan tersebut dijual. Semakin tinggi konsekuensi arus kas dengan tujuan
nilai perusahaan semakin besar kemakmuran mengubah laba.
yang diterima oleh pemilik perusahaan. Yushita (2010) yang membagi defenisi
Alasan peneliti menggunakan PBV manajemen laba menjadi dua yaitu : (1)
karena Price Book Value menunjukkan Defenisi sempit, Earning management dalam
seberapa jauh suatu perusahaan mampu hal ini hanya berkaitan dengan pemilihan
menciptakan nilai perusahaan yang relatif metode akuntansi, earning management
terhadap jumlah modal yang dalam artian sempit ini didefenisikan sebagai
diinvestasikan.Semakin tinggi rasio price prilaku manajemen untuk ”bermain” dengan
book value dapat diartikan semakin berhasil komponen discretionary accrual dalam
perusahaan menciptakan nilai bagi menentukan earnings.(2) Defenisi luas,
pemegang saham. Menurut Brigham earning management merupakan tindakan
(2011:151) rasio harga pasar suatu saham manajer untuk meningkatkan atau
terhadap nilai bukunya memberikan indikasi mengurangi laba yang dilaporkan saat ini
pandangan investor atas atas unit dimana manajer sebagai agent
perusahaan.Perusahaan dipandang baik oleh bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan
investor yang artinya perusahaan dengan
227
Liabilities Jurnal Pendidikan Akuntansi
e-ISSN 2620-5866
Volume 1. No.3 Desember 2018 (225-238)
https://doi.org/ 10.30596/liabilities.v1i3.2496

peningkatan atau penurunan profitabilitas Penggantian CEO (Chief Executive


ekonomi jangka panjang unit tersebut. Officer). Banyak motivasi yang timbul
Ahli akuntansi keuangan Stice, Stice disekitar waktu penggantian CEO,
dan Skousen (2009) berpendapat bahwa contohnya, CEO yang mendekati masa
ada empat alasan yang mendasari manajer pensiun (tugas akhirnya) akan melakukan
melakukan manajemen laba, yaitu (1) strategi memaksimalkan laba untuk
memenuhi target internal (2) memenuhi meningkatkan bonusnya. (5) IPO (Initial
harapan eksternal (3) meratakan atau Public Offering). Perusahaan yang baru
memuluskan laba (income smoothing) (4) pertama kali menawarkan sahamnya
untuk memperoleh pinjaman dari bank dan dipasar modal belum memiliki harga pasar,
kemudian (5) mempercantik laporan sehingga terdapat masalah bagaimana
keuangan (window dressing) untuk menetapkan nilai saham yang ditawarakan.
keperluan Penjualan Saham Perdana Oleh karena itu, informasi seperti laba
(Initial Public Offering) yang disingat IPO. bersih dapat digunakan sebagai sinyal
Menurut Yushita (2010) faktor – faktor kepada calon investor tentang nilai
yang termotivasi pihak manajemen untuk perusahaan, sehingga manajemen
melakukan tindakan manajemen laba, perusahaan yang akan go public cenderung
sebagai berikut (1) Alasan Bonus (bonus melakukan manajemen laba untuk
scheme), adanya asimetri informasi memperoleh harga lebih tinggi atas
mengenai keuangan perusahaan sahamnya
menyebabkan pihak manajemen dapat
mengatur laba bersih untuk Tax Avoidance
memaksimalkan bonus mereka (2) Kontrak Suatu perencanaan pajak atau disebut
Hutang Jangka Panjang, semakin dekat juga sebagai perbuatan penghindaran pajak
suatu perusahaan ke pelanggan hutang, yang sukses, haruslah dengan jelas
agent akan cenderung memilih prosedur dibedakan dengan perbuatan penyelundupan
akuntansi yang dapat ”memindahkan” laba pajak. Zain (2003:50) penghindaran pajak
periode mendatang ke periode berjalan, adalah cara manipulasi penghasilannya
yang bertujuan untuk mengurangi secara legal yang masih sesuai dengan
kemungkinan perusahaan mengalami ketentuan peraturan perundang-undangan
technical defould (kegagalam dalam perpajakan untuk memperkecil jumlah pajak
pelunasan hutang) (3) Motivasi Politis yang terutang.
(political motivation). Perusahaan besar Perusahaan memanfaatkan celah dari
yang menguasai hajat hidup orang banyak perundang-undangan yang berlaku dengan
akan cenderung menurunkan labanya untuk melakukan strategi atau cara-cara yang
mengurangi visibilitasnya, misalnya legal.Strategi tersebut dapat dituangkan
dengan menggunakan praktik atau prosedur dalam perencanaan pajak untuk mengurangi
akuntansi, khususnya selama periode beban pajak penghasilan yang harus
kemakmuran tinggi (4) Motivasi Pajak dibayarkan. Berdasarkan pengertian diatas
(taxation motivation). Salah satu insentif dapat disimpulkan tax avoidance merupakan
yang dapat memicu agent untuk melakukan upaya wajib pajak dalam meminimalisasi
rekayasa laba adalah keinginan untuk beban pajak dengan cara legal memanfaatkan
meminimalkan pajak atau total pajak yang celah dari undang-undang perpajakan.
harus dibayarkan perusahaan, hal ini karena
laba sering dijadikan landasan untuk Hubungan Manajemen Laba Terhadap
mengambil keputusan, menyusun kontrak Nilai Perusahaan
maupun penilaian kinerja suatu agent (5)

228
Liabilities Jurnal Pendidikan Akuntansi
e-ISSN 2620-5866
Volume 1. No.3 Desember 2018 (225-238)
https://doi.org/ 10.30596/liabilities.v1i3.2496

Manajer sebagai pengelola perusahaan caraincome smoothing yaitu pihak


lebih banyak mengetahui informasi internal manajemen dengan sengaja menurunkan dan
dan prospek perusahaan dimasa yang akan meningkatkan laba untuk mengurangi
datang dibanding pemegang saham, gejolak dalam laporan laba, sehingga
sehingga, menimbulkan asimetri informasi. perusahaan terlibat stabil atau tidak berisiko
Manajer diwajibkan memberikan sinyal tinggi.
mengenai kondisi perusahaan kepada
pemilik.Sinyal yang diberikan merupakan Hubungan Manajemen Laba Terhadap
cerminan nilai perusahaan melalui Nilai Perusahaan Dengan Tax Avoidance
pengungkapan informasi akuntansi seperti Sebagai Variabel Mediating
laporan keuangan.Laporan keuangan tersebut
penting bagi pengguna eksternal perusahaan, Dengan alasan meningkatkan nilai
karena kelompok itu berada dalam kondisi perusahaan, manajemen melakukan tindakan
yang paling tidak tingkat-tingkat oportunis dengan melakukan earning
kepastiannya. (Ali, 2002; dalam Lestari & management. Oleh karena itu perusahaan
Pamudji, 2013). Asimetri antara manajemen perlu menerapkan mekanisme good
laba dan pemilik memberikan kesempatan corporate governance dalam sistem
pada manajer untuk melakukan praktek pengendalian dan pengelolaan perusahaan,
Earning Management. salah satunya dengan caratax avoidance. tax
Secara konseptual upaya avoidanceyang dilakukan dengan cara
menyembunyikan, menunda pengungkapan, mengurangi pajak secara legal dan bukan
dan mengubah informasi ini dilakukan mengurangi kesanggupan/kewajiban wajib
manajer untuk mengelabui pemakai laporan pajak melunasi pajak-pajaknya namun harus
keuangan yang ingin mengetahui kondisi diperhatikan bahwa tindakan tax avoidance
kinerja dari perusahaan. Alasannya, upaya diupayakan tidak terperangkap dalam
ini dilakukan manajer untuk menyesatkan perbuatan yang dianggap sebagai perbuatan -
pihak lain yang ingin mengetahui dan tax evasion (Pohan, 2011). Penghindaran
menilai kinerja dan kondisi perusahaan. pajak yang merupakan cara yang dilakukan
Upaya manajerial itu merupakan tindakan- manajemen untuk mengurangi beban
tindakan yang disengaja untuk menipu pihak pajaknya pada laporan keuangan
lain yang menyebabkan pihak lain perusahaan.Hal ini bisa jadi pertimbangan
bersangkutan kehilangan kekayaan. Hingga penting bagi investor untuk melihat kondisi
keberhasilan manajemen laba dinilai ketika laporan keuangan perusahaan khususnya
seorang manajer berhasil menyesatkan pihak laporan laba rugi.
lain dalam menilai perusahaan yang Variabel tax avoidancemampu
dikelolanya. Pemahaman ini sejalan dengan memoderasi hubungan antara manajemen
teori agensi yang menyatakan bahwa laba terhadap nilai perusahaan.Sebab, hasil
pemisahan kepemilikan dan pengelolaan penelitian terdahulu menyebutkan tax
perusahaan akanmendorong manajer avoidance berpengaruh negatif terhadap nilai
berusaha memaksimalkan kesejahteraan, perusahaan.Yang berarti semakin tinggi tax
meski harus mengelabui pihak lain avoidance maka semakin rendah nilai
(Sulistyanto, 2008:128). perusahaan. Hal itu akan mempengaruhi
Menurut Scott (2009) bahwa tindakan tingkat kepercayaan pemilik (pemegang
manajemen laba telah muncul dalam saham) terhadap kinerja manajemen dalam
beberapa kasus skandal pelaporan akuntansi. menjalankan perusahaan di masa yang akan
Salah satu bentuk upaya manajer dalam datang. Sehingga diperlukan perencanaan
melakukan manajemen laba adalah dengan yang lebih baik lagi bagi pihak perusahaan

229
Liabilities Jurnal Pendidikan Akuntansi
e-ISSN 2620-5866
Volume 1. No.3 Desember 2018 (225-238)
https://doi.org/ 10.30596/liabilities.v1i3.2496

terutama manajemen untuk menekan beban kemudian dibagi dengan nilai buku per
pajak yang ditanggung oleh lembar saham.Menurut Brigham dan
perusahaan.Dengan begitu tingkat Houston (2011:151) price to book value
kepercayaan pemilik perusahaan menjadi dapat dihitung dengan rumus sebagai
meningkat. berikut:
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka
kerangka pemikiran pada penelitian ini
adalah sebagai berikut.

Variabel independen penelitian ini adalah


manajemen laba. Dimana manajemen laba
dapat diukur melalui discretionary accruals
yang dihitung dengan cara menselisihkan
TA total accruals dan non-discretionary
accruals. Dalam menghitung DACC,
digunakan model modified Jones. Model
modified Jones yang merupakan
perkembangan dari model Jones dapat
EM NP mendeteksi manajemen laba lebih baik
dibandingkan dengan model-model lainnya.
Gambar 1 Kerangka Konseptual Sejalan dengan hasil penelitian Dechow et
al. (1995).
Formula selengkapnya dari Model John
3. METODE PENELITAN yang dimodifikasi adalah sebagai berikut
Jenis penelitian yang digunakan dalam (Dechow et al., 1995)
penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif Menghitung total akrual (TAC) yaitu
dengan desain data panel yaitu kombinasi laba bersih tahun t dkurangi arus kas operasi
antara data runtut waktu (time series) dan t dengan rumus:
data silang tempat (cross section). Jenis Persamaan 1
penelitian ini lebih menekankan analisis TAC = NIit – CFOit
terhadap data-data yang bersifat kuantitatif
yang kemudian diolah sehingga Selanjutnya, total akrual (TA) diestimasi
menghasilkan kesimpulan. dengan Ordinary Least Square sebagai
Data yang digunakan dalam penelitian ini berikut:
adalah data sekunder, yaitu data yang sudah Persamaan 2
tersedia, yaitu perusahaan pertanian
sebanyak 14 perusahaan sub sektor + β3

plantation yang terdaftar di Bursa Efek


Indonesia pada tahun 2013-2017. Dengan koefisien regresi seperti pada
Variabel dependen merupakan variabel rumus di atas, maka nond-iscretionary
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat accruals (NDA) ditentukan dengan formula
karena adanya variabel bebas. Mengacu pada sebagai berikut:
penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Persamaan 3
Wibawa (2010). Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah Nilai Perusahaan yang
dihitung dari harga pasar per lembar

230
Liabilities Jurnal Pendidikan Akuntansi
e-ISSN 2620-5866
Volume 1. No.3 Desember 2018 (225-238)
https://doi.org/ 10.30596/liabilities.v1i3.2496

Model yang digunakan dalam


Terakhir, discretionary accruals (DA) pengukuran variabel mediating dalam
sebagai ukuran manajemen laba ditentukan penelitian ini adalah path analysis. Berikut
dengan formula berikut : ini model path analysis.

e1
TA
p2 p3
Dimana :
DAit :Discretionary accruals
perusahaan i dalam periode EM NP
p1 e2
tahun t
NDAit :Non-discretionary accruals
Gambar 2 Path Analysis
perusahaan i dalam periode
tahun t Persamaan 4
TAit :Total akrual perusahaan i dalam TA = α + p2EM + e1
periode tahun t Persamaan 5
NIit :Laba bersih perusahaan i dalam
periode tahun t NP = α + p1EM + p3TA + e2
CFOit :Arus kas dari aktivitas operasi
perusahaan i dalam periode Pengaruh langsung
tahun t EM ke NP = p1
Ait-1 :Total aset perusahaan i dalam
periode tahun t Pengaruh tidak langsung
∆Revit :Pendapatan perusahaan i pada EM ke TA ke NP= p2 x p3
tahun t dikurangi dengan
pendapatan perusahaan i pada Total pengaruh
tahun t-1 (korelasi EM ke NP)= p1 + (p2 x p3)
PPEit :Properti, pabrik dan peralatan
perusahaan i dalam periode Dimana
tahun t NP : Variabel dependen
∆Recit :Piutang usaha perusahaan i pada α : Konstanta
tahun t dikurangi pendapatan p1, p2, p3 : Koefisien regresi
perusahaan i pada tahun t-1 EM : Variabel independen
ε :Error TA : Variabel moderasi
e : Error
Variabel mediating adalah variabel yang
mempengaruhi hubungan variabel 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
independen dengan variabel dependen.
Variabel mediating dalam penelitian ini Adapun hasil statistik deskriptif, adalah :
adalah tax avoidance, diukur dengan cash
effective tax rate. Sebagaimana penelitian Tabel 1 Statistik Deskriptif
yang dilakukan oleh Fitriani (2017) dan
Hanlon dan Heitzman (2010).Adapun rumus
yang digunakan untuk mengukur tax
avoidance adalah sebagai berikut :

231
Liabilities Jurnal Pendidikan Akuntansi
e-ISSN 2620-5866
Volume 1. No.3 Desember 2018 (225-238)
https://doi.org/ 10.30596/liabilities.v1i3.2496

berbentuk simetris tidak menceng ke kanan


dan ke kiri dan data menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau garis histogram nya.Dari grafik
histogram di atas dapat disimpulkan bahwa
histogram menunjukkan pola distribusi
normal maka model regresi memenuhi
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif pada asumsi normalitas.
tabel 1 diketahui :
1. Sampel pada penelitian (N) yaitu
berjumlah 70 laporan keuangan
perusahaan yang terdaftar di BEI pada
periode 2013-2017. Nilai minimum
sebesar -4,53 dan nilai maksimum sebesar
8,00, rata-rata (mean) perusahaan yang
melakukan earning management adalah
sebesar 0,1647 dengan standar deviasi
1,64853.
2. Nilai minimum tax avoidance (TA)
sebesar -5,64 dan nilai maksimum sebesar
34,71, nilai rata-rata sebesar 0,6226 Gambar 4 Grafik P-P Plot
dengan standar deviasi sebesar 4,22039. Pada grafik gambar 4 menjelaskan bahwa
3. Nilai minimum nilai perusahaan (NI) analisis grafik P-P Plot yang berguna untuk
sebesar -0,41 dan nilai maksimum sebesar mengetahui apakah model regresi
6,13, nilai rata-rata sebesar 1,6365 dengan berdistribusi normal atau tidak berdistribusi
standar deviasi sebesar 1,27207. normal.Terlihat titik-titik di grafik normal
plot menyebar tidak jauh disekitar garis
Uji normalitas dilakukan untuk menguji diagonal, dari grafik normal plot diatas
apakah dalam model regresi tersebut variabel disimpulkan bahwa model regresi
dependen dan variabel independen keduanya berdistribusi normal dan regresi memenuhi
mempunyai distribusi normal atau tidak. asumsi normalitas.
Multikolinieritas digunakan untuk
menunjukkan adanya hubungan yang linier
diantara variabel-variabel independen dalam
model regresi. Agar mengetahui apakah
setiap variabel independen memiliki tingkat
korelasi, maka perlu pengujian dengan dua
cara yaitu (1) dengan menganalisis tabel
koefisien korelasi dan (2) menganalisis nilai
tolerence dan nilai VIF.

Gambar 3 Grafik Histogram


Berdasarkan grafik gambar 3 dapat
dilihat bahwa kurva grafik histogram tampak
residual terdistribusi secara normal dan

232
Liabilities Jurnal Pendidikan Akuntansi
e-ISSN 2620-5866
Volume 1. No.3 Desember 2018 (225-238)
https://doi.org/ 10.30596/liabilities.v1i3.2496

Tabel 2 Koefisien Korelasi

Pada tabel 2 diatas menjelaskan bahwa


variabel TA memiliki korelasi terhadap
variabel EM sebesar 0,134 atau sebesar 13,3
%. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa setiap variabel independen tidak
terdapat multikolinieritas pada setiap
variabel independen karena korelasi masih
lebih kecil dari 95 % (< 95 %).
Pada cara kedua untuk mengetahui ada
atau tidaknya multikolinieritas suatu variabel Gambar 5 Hasil Grafik Scatter Plot
maka dapat dilakukan dengan pengujian nilai
tolerence dan nilai VIF. Adapun nilai dari Berdasarkan grafik gambar 5, dapat
tolerence dan VIF dilihat tabel di bawah ini : diketahui bahwa seluruh model regresi
memiliki grafik scatter plot dengan titik-titik
yang terbentuk menyebar secara acak diatas
maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y,
dan tidak membentuk pola tertentu. Dengan
demikian model yang diajukan dalam
penelitian ini terbebas dari gejala
heteroskedastisitas.
Uji Durbin Watson hanya digunakan
Tabel 3 Hasil Uji Multikolinieritas untuk autokorelasi tingkat satu (first order
autocorrelation) dan mensyaratkan adanya
Tabel 3 diatas menjelaskan bahwa nilai intercept (konstanta) dalam model regresi
tolerence variabel EM sebesar 0,982 dan dan tidak adanya variabel lag diantara
variabel TA 0,982.Selanjutnya nilai VIF variabel independen. Tabel di bawah ini
untuk variabel EM sebesar 1,018 dan menjelaskan pengujian autokorelasi dengan
variabel TA sebesar 1,018. Dari analisis pada Durbin Watson.
pengujian nilai tolerence dan VIF maka
dapat disimpulkan bahwa nilai tolerence >
0,10 dan nilai VIF < 10, maka pada
pengujian ini tidak terdapat multikolinieritas
suatu variabel independen.
Heteroskedastisitas adalah asumsi yang
sangat berkaitan dengan dependensi
hubungan antar variabel.Pengujian asumsi
heteroskedastisitas menyimpulkan bahwa
model regresi tidak terjadi Tabel 4 Hasil Uji Autokorelasi dengan
heteroskedastisitas.Hasil uji Model Durbin Watson
heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar
di bawah ini : Tabel 4 diatas menjelaskan bahwa nilai
dari Durbin-Watson adalah 1,832, diketahui
nilai sampel pada penelitian (n) adalah 50
dan jumlah variabel independen (k) = 2,
setelah dilakukan pengujian pada tabel

233
Liabilities Jurnal Pendidikan Akuntansi
e-ISSN 2620-5866
Volume 1. No.3 Desember 2018 (225-238)
https://doi.org/ 10.30596/liabilities.v1i3.2496

Durbin-Watson dengan signifikansi sebesar Dan hasil dari Adjust R2 adalah 0,028 atau
0,05. 2,8 % dengan demikian variasi variabel
Diketahui dari Durbin-Watson statistik dependen yaitu nilai perusahaan dapat
pada tingkat sig. 0,05 maka nilai batas dl = dijelaskan oleh satu variabel independen
1,462 dan batas du = 1,628, jika yaitu manajemen laba, sedangkan sisanya
dibandingkan dari hasil nilai Durbin-Watson (100% - 2,8%) = 97,2% dijelaskan oleh
sebesar 0,950 maka diperoleh du< dw< 4 - sebab-sebab diluar model.
du yaitu 1,628 < 1,832< 4 – 1,628 dengan Dari pengujian regresi linier sederhana
demikian dapat disimpulkan maka hipotesis maka hasil pengujian statistik t dapat
tidak ada autokorelasi positif dan negatif, dijelaskan bahwa tingkat sig. 0,128 >α =
atau dengan kata lain pada pengujian ini 0,05, maka dapat disimpulkan H0tidak dapat
setiap variabel tidak terdapat autokorelasi diterima, bahwa manajemen laba tidak
setiap variabel penelitian. berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Setelah dilakukan pengujian asumsi Setelah dilakukan pengujian hipotesis
klasik dan diperoleh kesimpulan bahwa pertama, maka langkah berikutnya adalah
model sudah dapat digunakan, maka langkah menguji hipotesis kedua yaitu apakah
selanjutnya adalah pengujian hipotesis variabel tax avoidance dapat dijadikan
pertama, yaitu untuk mengetahui tingkat sebagai variabel intervening. Untuk
pengaruh manajemen laba terhadap nilai mengetahui pengujian hipotesis kedua maka
perusahaan pada perusahaan pertanian sub dilakukan pengujian dengan menggunakan
sektor plantation yang terdaftar di BEI. analisis jalur dan uji statistik t. ringkasan
hasil pengujian hipotesis dengan
menggunakan analisis jalur dapat dilihat
pada tabel 6 dan 7 berikut ini :

Tabel 5 Hasil Uji Regresi Hipotesis Pertama

Pada tabel 5 diatas hasil regresi hipotesis


pertama menyatakan bahwa model summary
Tabel 6 Hasil Uji Regresi Hipotesis Kedua
besarnya korelasi (R) memiliki nilai + 0,218
(I)
jadi hubungan antara variabel yaitu
manajemen laba terhadap nilai perusahaan
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa
sebesar 21,8 % atau 22 % dapat dikatakan
standardized coefficients beta manajemen
bahwa mempunyai korelasi positif lemah.
234
Liabilities Jurnal Pendidikan Akuntansi
e-ISSN 2620-5866
Volume 1. No.3 Desember 2018 (225-238)
https://doi.org/ 10.30596/liabilities.v1i3.2496

laba pada persamaan (1) sebesar -0,133 dan sebesar 0,176 merupakan nilai jalur p3.
tidak signifikan berpengaruh karena sig. Besarnya nilai e1 (residual tax avoidance) =
0,357 >α = 0,05, berarti manajemen laba (1 – (-0,003)2) = 1,006 dan besarnya nilai e2
tidak mempengaruhi tax avoidance. Nilai (residual nilai perusahaan) = (1 – (-0,039)2)
dari standardized coefficients beta -0,133 = 1,078.
merupakan nilai dari path atau jalur p2. Berdasarkan analisis diatas, maka
besarnya hubungan tentang manajemen laba
terhadap nilai perusahaan sebesar -0,195
sedangkan besarnya hubungan tidak
langsung dihitung dengan mengalikan yaitu
(-0,133) x (0,176) = -0,023408, sehingga
total manajemen laba terhadap nilai
perusahaan adalah sebesar -0,195 + (-0,133)
x (0,176) = -0,218408. Oleh karena (P2 x P3)
> P1 atau -0,023408 > -0,195 maka tax
avoidance berfungsi sebagai variabel
intervening.
Pengujian selanjutnya adalah apakah
manajemen laba berpengaruh terhadap nilai
perusahaan dan tax avooidance sebagai
variabel mediating. Hasil pengujian dapat
dilihat pada tabel 8 di baawah ini.

Tabel 7 Hasil Uji Regresi Hipotesis Kedua


(II)

Pada tabel 7 menunjukkan nilai


standardized corfficients beta untuk
manajemen laba pada persamaan regresi (2)
adalah -0,195 dan tidak signifikan
berpengaruh karena sig. 0,175 >α = 0,05,
yang berarti manajemen laba tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan atau
manajemen laba tidak mempunyai hubungan
langsung terhadap nilai perusahaan. Nilai
standardized coefficients beta tax avoidance
adalah 0,176 dan tidak siginifikan Tabel 8 Hasil Uji Regresi Lanjutan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan
karena sig. 0,220 >α = 0,05. Dari tabel 8 diatas dapat dijelaskan
Nilai standaredized coefficients beta bahwa pengujian ANOVA yaitu uji statistik
manajemen laba sebesar -0,195 merupakan F maka dihasilkan sig. 0,129>α = 0,05
nilai jalur p1 dan nilaistandaredized memiliki arti bahwa seluruh variabel
coefficients beta tax avoidance adalah independen yaitu manajemen laba(EM), tax
235
Liabilities Jurnal Pendidikan Akuntansi
e-ISSN 2620-5866
Volume 1. No.3 Desember 2018 (225-238)
https://doi.org/ 10.30596/liabilities.v1i3.2496

avoidance (TA) daninteraksi tidak emiten, walaupun secara hipotesis emiten


berpengaruh terhadap nilai perusahaan (NI) tidak melakukan manajemen laba.
secara simultan. Pada pengujian selanjutnya bahwa tidak
Pada pengujian statistik t nilai dari terdapat pengaruh tindakan manajemen laba
variabel manajemen laba (EM) memiliki yang dilakukan pihak manajemen
nilai sig. 0,079>α = 0,05 maka EM tidak perusahaan terhadap nilai perusahaan pada
berpengaruh terhadap NI secara parsial, perusahaan pertanian sub sektor plantation
variabel tax avoidance memiliki nilai sig. yang terdaftar di BEI pada periode penelitian
0,111 >α = 0,05 maka tax avoidance tidak 2013-2017, dan secara bersamaan variabel
berpengaruh terhadap nilai perusahaan tax avoidance tidak dapat dijadikan sebagai
secara parsial dan variabel mediating yang variabel mediating.
merupakan interaksi variabel manajemen
laba dan variabel tax avoidance memiliki 5. KESIMPULAN DAN SARAN
nilai sig. 0,174>α = 0,05, sehingga dapat A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa variabel tax avoidance Dari hasil analisis data dan pembahasan
bukanlah variabel mediating. yang telah dijelaskan pada bab empat, maka
Hasil penelitian pengujian pertama kesimpulan yang dapat diambil adalah
bahwa nilai perusahaan tidak dipengaruhi sebagai berikut :
oleh tindakan manajemen laba yang 1. Manajemen laba tidak berpengaruh
dilakukan pihak manajemen perusahaan pada terhadap nilai perusahaan.
periode penelitian 2013-2017 di 2. Manajemen laba tidak berpengaruh
BEI.Manajemen laba adalah selisih dari total terhadap nilai perusahaan melalui tax
akrual dan non-diskresioner akrual. avoidance. Tetapi variabel tax avoidance
Hasil penelitian pada pengujian pertama tidak bisa dijadikan model variabel
menjelaskan bahwa tidak terjadi manajemen intervening.
laba pada emiten yang terdaftar di BEI, 3. Tax avoidance tidak dapat melalui
Manajer tidak terbukti meningkatkan laba hubungan manajemen laba terhadap nilai
untuk menaikkan harga saham perusahaan perusahaan.
sementara sepanjang satu kejadian tertentu
seperti merger yang akan dilakukan atau B. Saran
penawaran surat berharga, atau rencana Adapun saran penelitian ini sebagai berikut
untuk menjual saham atau melakukan opsi. 1. Pada penelitian ini menggambarkan
Manajer juga tidak terbukti melakukan tindakan manajemen laba dengan pola
rekayasa laba untuk menurunkan atau manajemen laba rill dan akrual basis.
menaikkan persepsi harga saham dipasar. Untuk penelitian selanjutnya disarankan
Pada pengujian hipotesis kedua menggunakan pola manajemen laba
memberikan hasil bahwa manajemen laba lainnya.
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, 2. Peneliti mengharapkan peneliti
dan tax avoidance sebagai variabel selanjutnya dapat menambah objek
intervening secara langsung mempengaruhi penelitian, bukan hanya dari satu sektor
nilai perusahaan.Hipotesis ini menjelaskan perusahaan, tetapi beberapa sektor
bahwa pihak manajemen saat menyusun tax perusahaan yang terdaftar di BEI.
planning dengan cara meminimalkan beban
pajak penghasilannya para investor tidak lagi DAFTAR PUSTAKA
melihat informasi tentang ada atau tidaknya
tindakan manajemen laba yang dilakukan Bringham E.F. and Houston J.F.
(2011).Essential of Financial

236
Liabilities Jurnal Pendidikan Akuntansi
e-ISSN 2620-5866
Volume 1. No.3 Desember 2018 (225-238)
https://doi.org/ 10.30596/liabilities.v1i3.2496

Management: Dasar-Dasar Pada Tingkat Pengungkapan Laporan


Manajemen Keuangan. Penerjemah Ali Keuangan Pada Perusahaan
Akbar Yulianto. Edisi Kesebelas. Edisi Manufaktur Yang Termasuk dalam
Indonesia. Buku I. Jakarta: Salemba Indeks Lq-45. Simposium Nasional
Empat. Akuntansi VII, (September), 15–16.

Darmadji, T., & Fakhruddin, H. M. Halon, M and Heitzman(2010). A Review of


(2011).Pasar Modal di Indonesia, edisi Tax Research. Journal of Accounting
ketiga.Jakarta: Salemba Empat. and Economics. 50 pp 127 – 178

Dechow, D. Skinner. (2000). Earnings Ilmiani, A., & Sutrisno, C. R. (2014).


management: Reconciling the views of Pengaruh Tax Avoidance Terhadap
accounting academics, practitioners, Nilai Perusahaan Dengan Transparansi
and regulator. Accounting Horizons. Perusahaan Sebagai Variabel
14(2): 235-250 Moderating. Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis, 14(1), 30–39.
Dechow, R. Sloan, A. Sweeney. (1995).
Detecting Earnings Management. The Lestari, L. S., & Pamudji, S. (2013).
Accounting Review. 70(2): 193-225. Pengaruh Earnings Management
Terhadap Nilai Perusahaan Dimoderasi
Fitriani, S, A. (2017). Skripsi Dengan Praktik Corporate Governance
PengaruhPenghindaran Pajak ( Tax (Studi Empiris Pada Perusahaan Non
Avoidance ) Terhadap Biaya Utang Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Indonesia Tahun 2008-
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. 2011).Diponegoro Journal Of
Skripsi Prog Studi Ekonomi Accounting, 2(3), 1–9.
Pembangunan FEB USU.
Lestaria, N., & Ningrum, S. A. (2018).
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Pengaruh Manajemen Laba dan Tax
Multivarite dengan Program IBM SPSS Avoidance terhadap Nilai Perusahaan
19 (edisi kelima).Semarang: Universitas dengan Kualitas Audit sebagai Variabel
Diponegoro. Moderasi. Journal of Applied
Accounting and Taxation, 3(1), 2548–
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis 9925.
Multivarite dengan Program IBM SPSS
21 (edisi 7).Semarang: Universitas Margaretha, Farah. (2011). Manajemen
Dipenogoro. Keuangan untuk Manajer Non
Keuangan.Jakarta: Erlangga.
Hery.(2012). Analisis Laporan
Keuangan.Jakarta: Bumi Aksara. Phillips, Jhon, Morton Pincus, dan Sonja
Olhoft Rego. (2003). Earning
Husnan, S. dan Pudjiastuti, E. (2012).Dasar- Management: New Evidence Based on
Dasar Manajemen Keuangan.Edisi Deferred Tax Expense. The Accounting
Kelima. Indonesia. Yogyakarta: AMP Review78(2): 491-521
YKPN.
Pohan, C. A (2011) Optimizing Corporate
Halim, J., Meiden, C., & Tobing, R. L. Tax Management; Kajian Perpajakan
(2005). Pengaruh Manajemen Laba dan Tax Planning –nya Terkini. Jakarta.
237
Liabilities Jurnal Pendidikan Akuntansi
e-ISSN 2620-5866
Volume 1. No.3 Desember 2018 (225-238)
https://doi.org/ 10.30596/liabilities.v1i3.2496

Bumi Aksara Terhadap Biaya Utang Pada


Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Ridwan, Mochammad., dan Ardi Gunardi. Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Prog
(2013). Peran Mekanisme Corporate Studi Ekonomi Pembangunan FEB
Governance Sebagai Pemoderasi USU.
Praktik Earning Management terhadap
Nilai Perusahaan.Trikonomika Vol. 12, Werston, J. & Copeland.(2008). Dasar-
No. 1 ISSN 1411-514X. Dasar Manajemen Keuangan.Jilid II.
Jakarta: Erlangga,
Scott, R. William. (2009). Financial
Accounting Theory.Edisi: 5 Wijaya, L.R.P, Wibawa, A. (2010).
Pengaruh Keputusan Investasi,
Sugiyono.(2013). Metode Penelitian dan Keputusan Pendanaan, Dan Kebijakan
Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Dividen Terhadap Nilai Perusahaan.
Kualitatif, R&D).Bandung: Alfabeta. Simposium Nasional Akuntansi XIII
Purwokerto.
Sugiyono.(2013). Metode Penelitian dan
Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Yushita, Amalia Novi 2010 Earning
Kualitatif, R&D).Bandung: Alfabeta. ManagementDalam Hubungan
Keagenan. Jurnal Pendidikan Akuntansi
Sugiyono.(2015). Metode Penelitian
Indonesia. Vol VIII No1 Hal 53 – 62.
Bisnis.Bandung: Alfabeta.

Sunariyah.(2011). Pengantar Pengetahuan Zain, Mohammad. (2003). Manajemen


Pasar Modal.Edisi Kelima. Yogyakarta: Perpajakan.Edisi Pertama. Jakarta:
UPP STIM YKPN. Salemba Empat.

Sulistyanto, Sri. (2008). Manajemen Laba


Teori dan Model Empiris.Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia.

Stice, Earl K. Stice, James D dan Skousen,


K. Fred. 2009 Intermediate Accounting,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio dan


Investasi, Teori dan Apliksasi.Penerbit
Kanisius: Yogyakarta.

Utami. A, E, P (2017) Pengaruh Manajemen


Laba Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Kualitas Audit Sebagai
Variabel Pemoderasi (studi pada
perusahaan pertambangan sub sektor
batu bara yang terdaftar di BEI Periode
2011 – 2015) Skripsi. FEB Unpas
Bandung.
Fitriani, S, A. (2017). Skripsi Pengaruh
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
238

Anda mungkin juga menyukai