Anda di halaman 1dari 9

Mata Kuliah Dosen Pembimbing

Kajian dan Riset Akuntansi Febri Rahmi, S.E, M.Sc.Ak

REVIEW ARTIKEL KUANTITATIF

OLEH:

HAMLINI (11870320141)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2021
REVIEW ARTIKEL

Judul Artkel :
“Corporate Governance and Leverage on Tax Aggressiveness: Empirical
Study on Mining Companies in Indonesia”

Penulis :
Laurensia Vanesali dan Ari Budi Kristanto

Sumber
Nama Jurnal : Jurnal Internasional Ilmu Sosial dan Bisnis.
No.Vol : Volume 4, Nomor 1, Tahun 2020, hlm. 81-89
Web : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/IJSSB/index

A. LATAR BELAKANG
1. Fenomena Umum/Symptom (Gejala)
Agresif pajak mengacu pada setiap kegiatan dalam mengurangi pajak
secara ilegal, legal atau keduanya (Yoehana, 2013). Agresivitas pajak
dapat merugikan pemerintah, karena kegiatan tersebut akan menurunkan
penerimaan pajak (Octaviana, 2014). Corporate Governance (CG)
berperan dalam mengelola dampak masalah keagenan antar pihak terkait
dengan penghindaran pajak (Armstrong, Blouin, Jagolinzer, & Larcker,
2015). Darmawan & Sukartha (2014) menyatakan bahwa keberadaan CG
dapat mengurangi terjadinya masalah keagenan dimana tujuan yang
dicapai oleh manajer tidak sesuai dengan harapan pemegang saham,
sehingga harmonisasi antara pemegang saham dan manajer akan
mempengaruhi keputusan perpajakan.
2. Fenomena Khusus/Masalah/Issue
Fenomena corporate governance ada laverge Di Indonesia, dalam kasus
PT Adaro yang diduga sebagai praktik pajak agresif melalui transaksi
transfer pricing dari tahun 2009 hingga 2017, PT Adaro membayar pajak
sebesar Rp 1,75 triliun lebih rendah dari jumlah semula (Sugianto, 2019).
Menurut Rahadian (2019), Indonesia bertumpu pada sektor pertambangan
batu bara karena pertambangan batu bara dianggap sebagai salah satu
sumber penerimaan negara bukan pajak, dua dari sekian banyak tambang
batu bara di Indonesia masuk dalam daftar tambang batu bara dengan
terbesar. jumlah produksi di dunia. Oleh karena itu, Indonesia menduduki
peringkat kelima pemasok terbesar di dunia. Perilaku penipuan dalam
perpajakan menjadi salah satu penyebab penerimaan negara dari sumber
perpajakan masih di bawah target.

3. Gap Penelitian Terdahulu (Jika Ada) : Tidak ada di dalam jurnal

4. Pentingnya Penelitian Dilakukan (Motivasi)


Penelitian dilakukan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai corporate
governance dan laverge untuk memoderasi pengaruhnya terhadap
agresivitas pajak
5. Perbedaan Penelitian Peneliti Dengan Peneliti Sebelumnya : Tidak ada
di dalam jurnal
6. Rumusan Masalah Penelitian
Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh corporate governance dan leverage terhadap
agresivitas pajak?
2. Bagaimana pengaruh corporate governance dan laverge terhadap
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2013 terhadap 2018?
7. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh corporate
governance dan leverage terhadap agresivitas pajak
2. Untuk mengetahui Bagaimana pengaruh corporate governance dan
laverge terhadap pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2013 terhadap 2018
8. Manfaat Peneliitan (Teori Dan Atau Praktek)
Diharapkan dapat memberikan kontribusi literatur tentang agresivitas
pajak dan dapat membantu pemerintah dalam menilai motif agresivitas
pajak. Dan mengetahui corporate governance dan laverge terhadap
agresivitas pajak.

B. TINJAUAN KEPUSTAKAAN/ LANDASAN TEORITIS


1. Grand Teori/ Teori Yang Mendasari Penelitian : Tidak terdapat di
dalam jurnal
2. Deskripsi teori dari variable : Tidak terdapat di dalam jurnal
3. Hipotesis
a) Kepemilikan Institusional dalam Agresivitas Pajak
Kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap
agresivitas pajak, karena memiliki koefisien negatif dengan nilai signifikan
tidak melebihi 0,05. Hipotesis pertama menyatakan bahwa kepemilikan
institusional yang tinggi akan mengakibatkan aktivitas agresivitas pajak yang
tinggi, sehingga hipotesis diterima. Kepemilikan institusional merupakan
salah satu faktor pendorong kinerja manajemen dalam perusahaan, hal ini akan
mendorong pengawasan terhadap kinerja manajemen secara maksimal. Partai
institusional dapat memiliki kekuasaan dalam mengawasi kebijakan
manajemen jika mayoritas saham dipegang oleh pihak institusional. Kebijakan
manajemen yang dipantau oleh pihak kelembagaan cenderung menghasilkan
kebijakan yang dapat mengurangi risiko yang merugikan pemegang saham.
Manajemen perusahaan cenderung terpaksa melakukan agresivitas pajak jika
perusahaan memiliki sejumlah kepemilikan institusional, sehingga dividen
yang dibagikan besar. Persentase kepemilikan institusional yang tinggi akan
memberikan kontrol yang kuat dari pihak eksternal (pihak institusional) atas
pengelolaan perusahaan, sehingga dapat menimbulkan risiko aktivitas
agresivitas pajak (Feranika, 2014). Kepemilikan institusional berpengaruh
positif dan signifikan terhadap agresivitas pajak yang diungkapkan oleh
Feranika (2014) dan Ngadiman & Puspitasari (2014) yang mendukung
penelitian ini.
Dari uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah :
H1: Kepemilikan institusional yang tinggi cenderung memberikan
tekanan pada manajemen perusahaan yang berakibat pada aktivitas
agresivitas pajak.
b) Proporsi Komisaris Independen Agresivitas Pajak
Proporsi direktur independen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
agresivitas pajak, karena nilai koefisien bertanda positif dan nilai signifikan
tidak melebihi 0,05. Hipotesis kedua menyatakan bahwa proporsi direktur
independen yang tinggi akan mengakibatkan aktivitas agresivitas pajak yang
rendah, sehingga hipotesis diterima. Good Corporate Governance (GCG)
tercipta karena peran komisaris independen yang berkiprah di perusahaan
maka peran komisaris independen tidak akan jauh dari peran dewan komisaris.
Komisaris independen akan mengarahkan perusahaan tentang tata kelola yang
baik dan akan mengatur agar perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien
dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Komisaris Independen juga
melakukan pengawasan terhadap manajemen agar perusahaan tetap berpegang
pada prinsip-prinsip tata kelola yang baik. Manajemen didorong oleh
komisaris independen untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan
sehingga dapat meminimalkan kegiatan agresivitas perpajakan (Wijayanti &
Merkusiwati, 2017). Proporsi direktur independen berpengaruh negatif
terhadap agresivitas pajak yang dinyatakan oleh Eksandy (2017) dan Sandy &
Lukviarman (2015) mendukung penelitian ini
Dari uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah :
H2: Jumlah direktur independen yang tinggi cenderung menurunkan
aktivitas agresivitas pajak.
4. Kerangka Konseptual
Tidak ada dalam jurnal
C. METODE ANALISIS
1. Jenis penelitian (kuantitatif atau kualitatif)
Penelitian ini bersifat kausal karena bertujuan untuk mengetahui pengaruh
atau hubungan antar dua variabel atau lebih. Berdasarkan metodenya,
penelitian tergolong dalam penelitian kuantitatif karena menggunakan
data-data berupa angka-angka yang bersumber dari laporan keuangan
masing-masing perusahaan.
2. Populasi
Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
tahun 2013-2018 menjadi populasi yang digunakan dalam penelitian ini.
3. Sampel
Terdiri dari 66 firm-year yang diperoleh dari 11 perusahaan pertambangan
selama 2013-2018.
4. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, dimana
sampel akan diambil ketika memenuhi syarat atau kriteria yang telah
ditentukan. Kriteria perusahaan pertambangan, yaitu: (1) Perusahaan
pertambangan yang mempublikasikan laporan keuangan yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2013 sampai dengan 2018; (2) Tidak ada
kerugian bagi perusahaan pertambangan pada tahun 2013 hingga 2018,
karena kerugian dapat berdampak negatif terhadap ETR; (3) Perusahaan
yang laporan keuangannya memiliki informasi lengkap tentang setiap
variabel yang diteliti.
5. Jenis Data
Menggunakan data sekunder dari perusahaan yang termasuk dalam
sampel penelitian.
6. Sumber Data
Sumber penelitian ini data sekunder dari laporan tahunan (annual report)
tahun 2013-2018 yang dipublikasi oleh masing-masing perusahaan sampel
melalui situs resmi perusahaan tersebut.
7. Teknik pengumpulan data
Penelitian ini menggunakan data bersifat sekunder dari perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang termasuk dalam sampel penelitian.
8. Variabel operasional
a) Laverage keuangan
Leverage keuangan adalah penggunaan dana sumber biaya tetap.
Diharapkan dapat memberikan keuntungan tambahan yang lebih tinggi
daripada biaya tetap, sehingga meningkatkan nilai pemegang saham
(Van Horn, 1997). Perusahaan yang memiliki hutang besar lebih
cenderung melanggar perjanjian hutang dibandingkan dengan
perusahaan yang memiliki hutang lebih rendah (Mardiyah, 2005).
Herawaty dan Baridwan (2007) berpendapat bahwa perusahaan yang
melanggar perjanjian utang berpotensi menghadapi kemungkinan
percepatan jatuh tempo, kenaikan suku bunga, dan renegosiasi utang.
Hutang dapat meningkatkan terjadinya manajemen laba. Perusahaan
ingin mengurangi kemungkinan pelanggaran perjanjian hutang dan
meningkatkan posisi tawar perusahaan selama negosiasi hutang (Klein,
2002).

a) Teknik analisis data


Analisis regresi berganda menjadi teknik analisis data dalam penelitian ini.
Sebelum data diolah, model regresi harus melalui beberapa uji asumsi
klasik, antara lain: Uji Normalitas, Uji Heteroskedastisitas, Uji
Multikolinieritas, dan Uji Autokorelasi.
D. HASIL
Hasil penelitian ini dapat berimplikasi pada otoritas pajak untuk
mempertimbangkan faktor kepemilikan institusional, proporsi komisaris
independen, komite audit dan kualitas audit sebagai indikasi risiko agresivitas
pajak. Dari penelitian ini dapat memberikan informasi tentang jumlah
kepemilikan institusional, komisaris independen dan komite audit dapat
mempengaruhi tingkat risiko kegiatan agresivitas pajak. Selain itu, kualitas
pemeriksaan cukup penting untuk mengurangi aktivitas agresivitas pajak.
E. SARAN PENELITIAN SELANJUTNYA
 Saran Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dan informasi
tambahan bagi peneliti selanjutnya. Bagi peneliti selanjutnya dapat
menambahkan periode penelitian yang lebih lama, menggunakan proksi yang
berbeda dalam menghitung capital intensity, profitabilitas, leverage maupun
agresivitas pajak, dan menggunakan objek yang berbeda yang dapat
mengindikasikan perusahaan melakukan agresivitas pajak.
 Saran Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat membuat perusahaan sub sektor makanan
dan minuman untuk menyadari bahwa pajak adalah kewajiban yang harus
dibayar ke negara dan untuk manajemen perusahaan dapat menjalankan tugas
dan tanggung jawabnya sesuai dengan kebijakan yang berlaku. Serta dapat
menghindari praktikpraktik dari agresivitas pajak dengan memaksimalkan
penggunaan aset.
F. KETERBATASAN PENELITIAN
Peneliti:
a. GAP penelitian terdahulu tidak ada
b. Perbedaan penelitian dengan peneliti sebelumnya tidak ada
c. Kerangka konseptual tidak ada
d. Grand teori tidak ada dalam jurnal
e. Uji kualitas data hanya sedikit
f. Deskripsi teori dari variabel tidak terdapat dalam jurnal
g. Objek penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di
BEI tahun 2013-2018 yang berjumlah 46 perusahaan, dengan kriteria
perusahaan yang memenuhi kriteria sebanyak 11 hasil dari purposive.
Banyak perusahaan pertambangan yang mengalami kerugian, sehingga
hasil penelitian ini memiliki risiko bias jika kesimpulan ini digunakan
untuk menggeneralisasi perusahaan pertambangan.
h. Penelitian ini mengukur CG berdasarkan kepemilikan institusional,
proporsi komisaris independen, kualitas audit, dan komite audit sebagai
penentu agresivitas pajak
Reviewer:
Secara keseluruhan jurnal ini cukup bagus dan mudah dipahami meskipun
masih terdapat beberapa kekurangan.

Anda mungkin juga menyukai