Anda di halaman 1dari 5

LATAR BELAKANG / kerangka teoritis

1. Tarif pajak efektif pada dasarnya adalah sebuah persentasi besaran tarif pajak yang ditanggung
oleh perusahaan. Tarif pajak efektif dihitung atau dinilai berdasarkan pada informasi keuangan yang
dihasilkan oleh perusahaan sehingga tarif pajak efektif merupakan bentuk perhitungan tarif pajak
pada perusahaan. Tarif pajak efektif adalah perbandingan antara pajak riil yang kita bayar dengan
laba komersial sebelum pajak. Semakin rendah nilai tarif pajak efektif semakin baik nilai tarif pajak
efektif suatu perusahaan dan semakin baiknya nilai tarif pajak efektif tersebut menunjukan bahwa
perusahaan tersebut telah berhasil melakukan perencanaan pajak

 Penelitian ini mereplikasi yang dilakukan oleh Reinhard Tavarel dan Fanny Anggraeni ( 2021 )
menyatakan bahwa nilai profitabilitas didapatkan dengan mencari nilai laba sebelum pajak,
laba investasi, pendapatan per saham, dan laba penjualan sehingga profitabilitas memiliki
pengaruh yang signifikan di dalam nya terdapat laba yang dipergunakan untuk mendapatkan
tarif pajak yang efektif.

 Penelitian ini juga mereplikasi dari Anna Nabhilla dan Joko Wahyudi ( 2022 ) menyatakan
bahwa komisaris independen dituntut untuk melakukan pengawasan terhadap pengelolaan
perusahaan yang dilakukan oleh para agent. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah adanya
asimetri informasi antara principal dan agent. Lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh
komisaris terhadap kebijakan 4 perpajakan yang dibuat oleh manajemen menjadikan banyak
sedikitnya anggota komisaris independen tidak dapat mengendalikan pihak manajemen yang
melakukan tindakan penghematan pajak penghasilan perusahaan.

 Penelitian ini juga mereplikasi dari penelitian Vidyarto Nugroho (2019) yang menyatakan
bahwa dalam pandangan political cost theory, semakin besar ukuran perusahaan maka
semakin tinggi tarif pajak efektifnya, sebaliknya dalam pandangan political power theory,
semakin besar ukuran perusahaan, semakin rendah tarif pajak efektifnya karena perusahaan
memiliki sumber daya yang cukup untuk memampukan mereka untuk terlibat dalam
perencanaan pajak dengan tujuan meminimalkan atau mengurangi beban pajak nya, serta
untuk mencapai penghematan pajak yang secara optimal.

Teori keagenan

Perusahaan akan menggunakan manajemen pajak untuk menekan beban pajaknya agar tidak
memberatkan keuangan perusahaan. Dengan adanya teori agensi, maka manajer sebagai agent
berusaha untuk memaksimalkan laba perusahaan dengan membuat beban pajak menjadi kecil
sehingga manajer akan mendapat kompensasi kinerja yang maksimal. Perusahaan akan
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk menekan beban pajak dan
mengefektifkan manajemen pajaknya.

2. Ukuran Perusahaan merupakan suatu perusahaan yang ditentukan oleh besarnya total aset yang
dimiliki. Perusahaan yang memiliki jumlah aset yang besar akan menunjukan tarif pajak yang besar
begitupun sebaliknya jika total aset perusahaan kecil akan menunjukan tarif pajak yang dibayar kecil.
Jika ukuran perusahaan meningkat maka jumlah laba yang dihasilkan perusahaan semakin
meningkat.
Penelitian yang dilakukan oleh Vidyarto Nugroho (2018) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
memiliki pengaruh positif terhadap tarif pajak efektif. Jika suatu perusahaan berskala besar,
perusahaan akan mengecilkan beban pajak menggunakan tenaga ahli yang mampu memanajemen
pajak tanpa harus melanggar ketentuan UU yang berlaku. Hal ini menjelaskan bahwa perusahaan
yang termasuk dalam perusahaan berskala besar membayar pajak lebih rendah dari pada
perusahaan yang berskala kecil, ini disebabkan karena perusahaan berskala besar mempunyai lebih
banyak sumber daya yang dapat digunakan untuk perencanaan pajak dengan mengadopsi praktek
akuntansi yang efektif

3. Intensitas aset tetap merupakan proporsi dimana dalam aset tetap terdapat pos bagi perusahaan
untuk menambahkan beban yaitu beban penyusutan yang ditimbulkan oleh aset tetap sebagai
pengurang penghasilan, jika aset tetap semakin besar maka laba yang dihasilkan akan semakin kecil,
karena adanya beban penyusutan yang terdapat dalam aset tetap yang dapat mengurangi laba.

Metode untuk menentukan banyaknya biaya aset tetap untuk menyusutkan nilai dari biaya aset
tetap tersebut secara sistematis selama periode manfaat asset tetap tersebut. Dalam perpajakan
aset tetap dapat mengurangi beban pajak. Aset tetap merupakan investasi yang dilakukan oleh
perusahaan dalam jangka panjang (lebih dari satu tahun) yang bertujuan tidak untuk dijual kembali
melainkan untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Aset tetap yang dimanfaatkan
perusahaan akan menyusut nilainya, ini dikarenakan sifat aus yang dimiliki oleh aset tetap. Untuk
aset tetap yang tidak digunakan oleh perusahaan juga tetap akan menyusut karena sifat aset tetap
yang dapat ketinggalan zaman (usang). Dengan adanya beban penyusutan yang ditimbulkan oleh
aset tetap maka laba yang dihasilkan perusahaan juga semakin kecil dan beban pajak penghasilan
juga akan semakin berkurang.

4. Maka dari itu, profitabilitas dapat menentukan seberapa efisien bisnis menghasilkan keuntungan
dengan menggunakan semua sumber daya yang tersedia. Perusahaan yang memiliki profitabilitas
yang tinggi akan membayar pajak lebih tinggi dari perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas
yang lebih rendah. Profitabilitas merupakan faktor penentu beban pajak, karena perusahaan dengan
laba yang lebih besar akan membayar pajak yang lebih besar pula. Sebaliknya, perusahaan dengan
tingkat laba yang rendah maka akan membayar pajak yang lebih rendah atau bahkan tidak
membayar pajak jika perusahaan mengalami kerugian. Dengan sistem kompensasi pajak, kerugian
dapat mengurangi besarnya pajak yang harus ditanggung pada tahun berikutnya.

Tingkat Return Of Asset perusahaan yang tinggi menyebabkan tarif pajak efektif semakin tinggi,
karena adanya dasar pengenaan pajak penghasilan adalah penghasilan yang diperoleh dan diterima
oleh perusahaan.

5. Kepemilikan saham manajerial ialah kepemilikan saham oleh manajer dalam perusahaan tersebut.
Ketika pihak manajer mempunyai kepemilikan saham yang tinggi dalam suatu perusahaan, manajer
akan condong berusaha untuk memberikan usaha yang minimal untuk meningkatkan nilai
perusahaan ke tingkat maksimal dan stimulus untuk melakukan tindakan manipulasi terhadap laba
termasuk meningkatkan laba dan menurunkan pajak.

Kepemilikan manajerial dapat memotivasi manajer untuk meningkatkan kinerjanya sehingga akan
berdampak baik terhadap perusahaan serta memenuhi tujuan dari para pemegang saham. Dengan
berpedoman pada peraturan perpajakan besarnya kepemilikan manajerial dalam perusahaan dapat
berpengaruh terhadap manajemen yaitu manajemen akan lebih giat untuk meningkatkan kinerjanya
karena manajemen mempunyai tanggungjawab untuk memenuhi keinginan dari pemegang saham
yang tidak lain adalah dirinya sendiri.
6. Hutang merupakan salah satu sumber pendanaan perusahaan. Hutang menggambarkan seberapa
besar aset perusahaan yang dibiayai oleh hutang.

Tingkat hutang perusahaan dapat menyebabkan penurunan pajak yang disebabkan karena adanya
biaya bunga dari hutang yang dimiliki perusahaan dan dapat digunakan sebagai pengurang
penghasilan. Bunga pinjaman yang dibayar maupun belum dibayar pada jatuh tempo adalah biaya
yang dapat dikurangkan dari penghasilan. Hutang perusahaan mampu mengurangi beban pajak yang
dibayarkan dengan memanfaatkan bunga hutang sebagai pengurang pajak.

7. Komisaris independen bertugas mengawasi dan mengarahkan jalannya perusahaan agar tidak
terjadi adanya asimetri informasi antara pemilik perusahaan dan manajemen. UU Nomor 40 tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas menyebutkan bahwa komisaris independen diangkat berdasarkan
keputusan RUPS dari pihak yang tidak terafiliasi dengan pemegang saham utama, anggota Direksi
atau anggota Dewan Komisaris lainnya. Persyaratan mengenai komisaris independen yang harus ada
dalam jajaran dewan komisaris menunjukkan bahwa peranan dari komisaris independen sangat
penting bagi perusahaan.

Komisaris independen merupakan mediator antara pemilik perusahaan dan manajemen perusahaan
untuk menentukan kebijakan guna tidak ada pelanggaran hukum juga kesepakatan strategi yang
berkaitan dengan pajak (Christina & Marlinah, 2020).

METODE PENELITIAN

Kausalitas menyebabkan terciptanya hubungan sebab dan akibat antara kedua variabel tersebut.
Fungsi kausalitas ini untuk menyelidiki sebab dan akibat yang muncul dari sebuah fenomena atau
peristiwa.

METODE ANALISIS DATA

UJI NORMALITAS

uji normalitas digunakan untuk mengkaji kenormalan variabel yang diteliti apakah data tersebut
berdistribusi normal atau tidak. Hal tersebut penting karena bila data setiap variabel tidak normal,
maka pengujian hipotesis tidak bisa menggunakan statistik parametrik. Uji normalitas data salah
satunya dapat dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov Test. Dikatakan signifikansi
ketika nilainya lebih besar dari pada 0,05 (α > 0,05), maka data dinyatakan berdistribusi normal dan
begitu pula sebaliknya.

UJI OUTLIER

Pengujian outlier digunakan untuk mengetahui apakah terdapat data yang ekstrim di dalam variabel
tunggal atau variabel kombinasi (Ghozali, 2018). 35 Ambang batas yang akan dikategorikan sebagai
outlier dengan cara mengkonversi nilai data penelitian ke dalam standar score atau yang biasa
disebut dengan zscore, yang mempunyai rata-rata nol dengan standar deviasi sebesar satu (Harry
Wibowo, 2010). Nilai tersebut dinyatakan dalam format standar yaitu z-score, maka perbandingan
besaran nilai dapat mudah dilakukan. Pedoman evaluasi adalah nilai ambang batas dari z-score itu
berada pada rentang 3 sampai dengan 4 (Hair dkk, 1995 dalam Augusty, 2002 : 98). Dapat
disimpulkan bahwa yang memiliki z-score > 3,0 akan dikategorikan sebagai outlier.

UJI ASUMSI KLASIK

1. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menentukan ada tidaknya korelasi residual t dengan
residual t-1. Pengujian dilakukan dengan uji runs yang ujinya dinyatakan bebas autokorelasi
bila nilai runs menghasilkan nilai signifikansi diatas 0,05 (Ghozali, 2018). Sehingga dapat di
simpulkan jika jila sig > 0,05 atau sama dengan 0,5 makan dinyatakan data tersebut bebas
dari autokorelasi. Terdapat autokorelasi ketika data < 0,05.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk memperlihatkan keberadaan korelasi antar variabel


bebasnya. Deteksinya menggunakan nilai VIF dan Tolerance. Kriteria ujinya, data bebas
multikolinearitas bila tolerance > 0,10 dan nilai VIF< 10 (Ghozali, 2018) sehingga dapat
disimpulkan : 1. Jika nilai VIF < 10 atau nilai Tolerance > 0,01, maka dinyatakan tidak terjadi
multikolinearitas. 2. Jika nilai VIF > 10 atau nilai Tolerance < 0,01, maka dinyatakan terjadi
multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskesdastistas ini menguji apakah model regresi dalam penelitian ini terjadi untuk
menemukan sama atau tidaknya varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain
(Ghozali, 2018). Uji heteroskedastisitas dapat diuji dengan menggunakan uji glejser.
Dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas bila nilai signifikansi dari yang diuji di atas 0,05
atau sama dengan 0,05. Dinyatakan terjadi heteroskedastisitas jika nilai signifikasi dari yang
diuji lebih kecil dari 0,05(Ghozali, 2018).

4. Uji Hipotesis

Menggunakan analisis linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih
variabel independen terhadap satu variabel dependen (Ghozali, 2018). Analisis linier
berganda dilakukan untuk mengolah dan membahas data yang telah diperoleh untuk
menguji hipotesis yang diajukan menggunakan persamaan sebagai berikut : ETR= α + β1X1 +
β2X2 + β3X3+ β4X4+ β5X5+ β6X6+ e

α = Konstanta β1- β6 = Koefisien Regresi X1 = Ukuran Perusahaan X2 = Intensitas Aset Tetap


X3 = Profitabilitas X4 = Kepemilikan Manajerial X5 = Tingkat Hutang Perusahaan X6 =
Komisaris Independen e = Error

5. Analisis Koefisian Korelasi (R)

Koefisien korelasi adalah nilai yang menunjukkan kuat atau tidaknya hubungan linier antar
dua variabel. Korelasi ini biasa dilambangkan dengan huruf r, yang nilainya berada di rentang
-1 sampai +1. Nilai r yang mendekati -1 atau +1 menunjukkan hubungan yang kuat di antara
dua variabel tersebut, sementara nilai r yang mendekati 0 mengindikasikan hubungan yang
lemah. Jika koefisien korelasi menunjukkan hasil positif, maka kedua variabel mempunyai
hubungan searah. Artinya, ketika variabel X tinggi, maka nilai 38 variabel Y akan tinggi
pula.Jika koefisien korelasi negatifmaka kedua variabel memiliki hubungan yang berlawanan.
Dimana jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y justru rendah atau menurun.

6. Analisis Koefisien Determinasi (Adjusted R-square)

Rsquaremerupakan suatu nilai yang memperlihatkan seberapa besar variabel independen


mempengaruhi variabel dependen. R squared merupakan angka yang berkisar antara 0
sampai 1 yang mengindikasikan besarnya kombinasi variabel independen secara bersama –
sama mempengaruhi nilai variabel dependen. Nilai R-squared (R2) digunakan untuk menilai
seberapa besar pengaruh variabel independen tertentu terhadap variabel dependen.
Terdapat tiga kategori pengelompokan pada nilai Rsquare yaitu kategori kuat, kategori
moderat, dan kategori lemah (Hair et al., 2011). Terdapat nilai R square 0,75 termasuk ke
dalam kategori kuat, nilai Rsquare 0,50 termasuk kategori moderat dan nilai Rsquare 0,25
termasuk kategori lemah (Hair et al., 2011). R squared tidak hanya bisa digunakan pada
regresi saja, melainkan dapat menggunakan rumus R squared di semua model untuk
menentukan baik atau tidaknya model.

7. Uji F (Anova)

Uji F bertujuan untuk mencari apakah variabel independen (stimultan) mempengaruhi


variabel dependen. Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh dari seluruh variabel bebas
secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Tingkatan 39 yang digunakan adalah sebesar
0.5 atau 5%, jika nilai signifikan F < 0.05 maka dapat diartikan bahwa variabel independent
secara simultan mempengaruhi variabel dependen ataupun sebaliknya (Ghozali, 2016).
Adapun ketentuan dari uji F yaitu sebagai berikut (Ghozali, 2016) : 1. Jika nilai signifikan F <
0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya semua variabel independent/bebas memiliki
pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen/terikat. 2. Jika nilai signifikan F >
0,05 maka H0 diterima dan H1 Artinya, semua variabel independent/bebas tidak memiliki
pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen/terikat.

8. Uji T

Uji t dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian mengenai pengaruh dari masing-masing
variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Uji Tadalah salah satu teststatistik
yang dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis yang menyatakan
bahwa diantara dua buahmean sampel yang diambil secara randomdari populasi yang sama,
tidak terdapat perbedaan yang signifikan (Sudjiono, 2010). Pada pengujian hipotesis dapat
dikatakan signifikan ketika nilai T lebih besar dari 1,96, sedangkan jika nilai T kurang dari 1,96
maka dianggap tidak signifikan (Ghozali, 2016). Adapun kriteria dari uji statistik t (Ghozali,
2016) : 1. Jika nilai signifikansi uji t > 0,05 maka H₀ diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada
pengaruh antara variabel independen terhadap variaben dependen. 2. Jika nilai signifikansi
uji t < 0,05 maka H₀ ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen.

Anda mungkin juga menyukai