Anda di halaman 1dari 15

i

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN


MAKALAH

Di susun untuk mata kuliah Akuntansi Lanjutan II


Dosen Pengampu : Yuyun Ristianawati, SE, MM

Disusun oleh :
1. Nofiatul Farikha (2217296)
2. Albasita Nur Karima (2217297)
3. Arwin Ningsih (2217298)
4. Jumalikhah (2217299)
5. Khariratul Khasanah (2217230)
6. Anis Sukmawati (2217231)

Kelas : AC 5
Prodi : Akuntansi

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS SELAMAT SRI
Tahun 2019
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Laporan Keuangan Konsolidasian ini
dengan penuh kemudahan, tanpa pertolongan-Mu mungkin makalah ini tidak dapat kami
selesaikan.
Tujuan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan serta agar pembaca lebih
memahami tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan laporan keuangan konsolidasian
itu sendiri mulai dari pengertian, prosedur, dan tujuan laporan keuangan tersebut. Di sini
kami juga mencantumkan contoh yang dapat mempermudah pemahaman terhadap materi
yang kami sampaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah kami.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Akuntansi Lanjutan
II, Ibu Yuyun Ristianawati, SE, MM. yang telah membimbing kami dalam belajar.
Akhir kata, semoga makalah tentang Laporan Keuangan Konsolidasian ini
bermanfaat bagi para pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu meridhoi segala usaha
kami.

Kendal, 18 Oktober 2019

Penyusun
iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………………. i
Kata Pengantar……………………………………………………………………………. ii
Daftar Isi………………………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN….……………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang……………………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………1
C. Tujuan…………………………………………………………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………… 2
A. Pengertian Laporan Konsolidasi………………………………………………….. 2
B. Sifat Penggabungan Usaha……………………………………………………….. 2
C. Alasan-alasan Penggabungan Usaha……………………………………………... 3
D. Bentuk Penggabungan Usaha…………………………………………………….. 4
E. Prosedur Laporan Keuangan Konsolidasian………………………………………5
F. Kegunaan Laporan Keuangaan Konsolidasian…………………………………… 8
G. Keterbatasan Laporan Keuangan Konsolidasian…………………………………. 9
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………….11
A. Kesimpulan…………………………………………...…………………………...11
B. Saran……………………………………………………………………………… 11
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………..12
Lampiran: Contoh Laporan Keuangan Konsolidasian…………………………………… 13
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap perusahaan induk yang mempunyai beberapa anak atau cucu usaha akan
memberlakukan prinsip konsolidasian dalam laporan keuangannya. Dalam hal ini,
Perusahaan akan menyajikan laporan keuangan perusahaan induk dan entitas anak yang
dikendalikannya seolah-olah mereka adalah sebuah entitas tunggal sehingga laporan
yang dibuat pun benar-benar menjadi satu dan tidak terpisah-pisah lagi.
Oleh karenanya, kita dapat melihat dan mempelajari isi laporan keuangan
perusahaan induk sekaligus anak perusahaan secara keseluruhan di dalam satu laporan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian laporan konsolidasi?
2. Apa saja sifat penggabungan usaha yang ada?
3. Apa saja alasan-alasan dilakukannya penggabungan usaha?
4. Apa saja bentuk penggabungan usaha yang dapatdilakukan?
5. Bagaimana prosedur membuat laporan keuangan konsolidasian?
6. Apa saja kegunaan laporan keuangaan konsolidasian?
7. Adakah keterbatasan laporan keuangan konsolidasian? Jika ada, apa saja?

C. TUJUAN
Untuk mengetahui apa itu laporan konsolidasi, kegunaan, keterbatasan, dan
prosedur pembuatan laporannya. Kemudian dari pada itu, kita juga bertujuan untuk
mengetahui alasan-alasan dibuatnya penggabungan usaha yang dilakukan serta sifat-
sifat dan bentuk penggabungan usaha sehingga harus membuat laporan keuangan
gabungan antara perusahaan induk dan anak-anaknya.
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LAPORAN KONSOLIDASI


Laporan Konsolidasi adalah model laporan keuangan untuk menunjukkan
pengaruh ekonomi dari penggabungan dua atau lebih perusahaan yang didasarkan atas
pemilikan dan pengendalian bersama meskipun peleburan secara hukum tidak
dilakukan. Masing-masing entitas tetap beroparasi secara terpisah dan independen serta
membuat laporan keuangan individu. Akan tetapi, entitas-entitas tersebut berada dalam
satu pengendalian yang dilakukan oleh pihak yang bergabung. Entitas pengendali
disebut dengan entitas induk dan entitas yang dikendalikan disebut dengan entitas anak.
Konsolidasi diharuskan jika suatu perusahaan memiliki mayoritas saham
beredar dari perusahaan lain. Dalam penyusunan neraca gabungan untuk kantor pusat
dan cabang saldo aktiva dan kewajiban masing-masing cabang digabungkan dengan
saldo yang sama pada kantor pusat.
Karena entitas-entitas yang bergabung dalam pengendalian tetap beroprasi
secara individu, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) mensyaratkan disusunnya suatu
laporan keuangan gabungan, yang dalam istilah akuntansi disebut laporan keuangan
konsolidasi. PSAK 4 revisi 2009 memberi istilah Laporan Keuangan Konsolidasi
sebagai lampiran keuangan suatu kelompok usaha yang disajikan seperti suatu entitas
ekonomi tunggal. Laporan keuangan konsolidasi wajib disusun oleh entitas induk atau
pengendali tertinggi dalam suatu kelompok usaha.

B. SIFAT PENGGABUNGAN USAHA


1. Horizontal Integration, adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dalam lini
usaha atau pasar yang sama, misalnya perusahaan consumer product bergabung
dengan perusahaan consumer product juga.
2. Vertical Integration, adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan
operasi yang berbeda, secara berturut-turut, tahapan produksi dan atau distribusi
yang sama, misalnya Merck & Co salah satu produsen obat terbesar, mengakuisisi
Medco Containment Services, Inc, distributor obat-obatan dokter. Penggabungan
usaha secara integrasi vertikal ini diharapkan dapat mengurangi biaya pengiriman
obat-obatan ke pasar
3

3. Conglomeration, adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan


atau jasa yang tidak saling berhubungan dan bermacam-macam. Suatu perusahaan
melakan diversifikasi untuk mengurangi risiko yang ada pada lini usaha tertentu,
atau untuk mengimbangi perubahan penghasilan, seperti kegunaan akuisisi pada
perusahaan manufaktur.

C. ALASAN-ALASAN PENGGABUNGAN USAHA


Jika perluasan adalah sasaran utama dari perusahaan, mengapa usaha diperluas
melalui penggabungan dan bukan dengan melakukan konstruksi fasilitas-fasilitas baru?
Beberapa alasan yang mungkin untuk memilih penggabungan usaha sebagai alat
perluasan adalah:
1) Manfaat Biaya (Cost Adventage).
Seringkali lebih murah bagi perusahaan untuk memperoleh fasilitas yang
dibutuhkan melalui pengembangan. Hal ini benar, terutama pada periode inflasi.
2) Risiko Lebih Rendah (Lower Risk).
Membeli lini produk dan pasar yang telah didirikan biasanya lebih kecil risikonya
dibandingkan dengan mengembangkan produk baru dan pasarnya. Penggabungan
usaha kurang berisiko terutama ketika tujuannya adalah diversifikasi.
3) Penundaan Operasi Pengurangan (Fewer Operating Delays).
Fasilitas-fasilitas pabrik yang diperoleh melalui penggabungan usaha dapat
diharapkan untuk segera beroperasi dan memenuhi peraturan yang berhubungan
dengan lingkungan dan peraturan pemerintah yang lainnya.
4) Mencegah Pengambil alihan (Avoidance of Takeovers).
Beberapa perusahaan bergabung untuk mencegah pengakuisisian diantara mereka.
Karena perusahaan-perusahaan yang lebih kecil cenderung lebih mudah diserang
untuk diambil alih, beberapa di antara mereka memakai strategi pembeli yang
agresif sebagai pertahanan terbaik melawan usaha pengambil alihan oleh
perusahaan lain. Perusahaan-perusahaan dengan rasio hutang-terhadap ekuitas yang
tinggi biasanya bukan merupakan calon pengambilalih yang menarik. Dalam
industri perbankan, contohnya, bank-bank yang independent mengakuisisi bank-
bank tetangganya untuk memperluas pangsa pasar (market share) dan berkembang
menjadi bank regional. Bank menggunakan penggabungan sebagai suatu cara untuk
mencegah pengambil alihan oleh bank asing.
4

5) Akuisisi Harta Tidak Berwujud (Acquisition of Intangible Assets).


Penggabungan usaha melibatkan penggabungan sumber daya tidak berwujud
maupun berwujud.

D. BENTUK PENGGABUNGAN USAHA


Adapun bentuk-bentuk penggabungan usaha menurut Arifin S (2002 : 240-
241) dapat dibedakan ke dalam beberapa golongan, antara lain sebagai berikut :
1. Ditinjau dari bentuk penggabungannya, terdapat tiga bentuk penggabungan usaha
sebagai berikut :
a. Penggabungan horisontal, yaitu penggabungan perusahaan-perusahaan yang
sejenis yang menjadi satu perusahaan yang lebih besar. Pada umumnya dasar
dibentuknya penggabungan usaha ini adalah untuk menghindari adanya
persaingan diantara perusahaan yang sejenis dan meningkatkan efisiensi
diantara perusahaan-perusahaan yang bersangkutan tersebut.
b. Penggabungan vertikal, yaitu penggabungan perusahaan yang sebelumnya,
keduanya mempunyai hubungan yang saling menguntungkan, misalnya suatu
perusahaan lain yang kemudian pemasok (supplier) bahan baku perusahaan
lain yang kemudian bergabung agar dapat terjaga adanya kepastian bahan baku
dan kontinuitas produksi.
c. Penggabungan konglomerat, yaitu merupakan kombinasi dari penggabungan
horisontal dan vertikal. Penggabungan konglomerat ini merupakan gabungan
dari perusahaan-perusahaan yang memiliki usaha yang berlainan misalnya
perusahaan angkutan bergabung dengan perusahaan jasa hotel dan perusahaan
makanan (catering).
2. Sedangkan dari segi hukumnya, penggabungan usaha dibagi menjadi :
a. Merger, yaitu penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan membeli
perusahaan lain yang kemudian perusahaan yang dibelinya tersebut menjadi
anak perusahaannya atau dibubarkan. Perusahaan yang dibelinya sudah tidak
mempunyai status hukum lagi dan yang mempunyai status hukum adalah
perusahaan yang membelinya.
b. Konsolidasi, merupakan bentuk lain dari merger, yaitu penggabungan usaha
dengan cara satu perusahaan bergabung dengan perusahaan lain membentuk
satu perusahaan baru.
5

c. Afiliasi, yaitu penggabungan usaha dengan cara membeli sebagian besar saham
atau seluruh saham perusahaan lain untuk memperoleh hak pengendalian
(controlling interest). Perusahaan yang dikuasai tersebut tidak kehilangan
status hukumnya dan masih beroperasi sebagaimana perusahaan lainnya.

E. PROSEDUR LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN


Langkah - langkah yang perlu dilakukan agar laporan keuangan konsolidasi
dapat menyajikan informasi keuangan, yaitu:
1. Transaksi dan saldo resiprokal antara induk perusahaan dan anak perusahaan harus
dieliminasi.
2. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi, yang timbul dari transaksi antara
induk perusahaan dan anak perusahaan, harus dieliminasi.
3. Untuk tujuan konsolidasi, tanggal pelaporan keuangan anak perusahaan pada
dasarnya harus sama dengan tanggal pelaporan keuangan perusahaan induk.
Apabila tanggal pelaporan tersebut berbeda maka laporan keuangan anak
perusahaan dengan tanggal pelaporan yang berbeda tersebut dapat digunakan untuk
tujuan konsolidasi sepanjang:
 Perbedaan tanggal pelaporan tersebut tidak lebih dari 3(tiga) bulan.
 Peristiwa atau transaksi material yang terjadi di antara tanggal pelaporan
tersebut diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
Apabila laporan keuangan dengan tanggal pelaporan yang berbeda (yang lebih
dari 3 bulan) digunakan untuk tujuan konsolidasi, maka penyesuaian yang diperlukan
harus dilakukan untuk pengaruh dari setiap peristiwa atau transaksi antar perusahaan
yang signifikan, yang terjadi antara tanggal pelaporan yang berbeda tersebut.
4. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi
yang sama untuk transaksi, peristiwa dan keadaan yang sama atau sejenis. Apabila
tidak mungkin digunakan kebijakan akuntansi yang sama dalam menyusun laporan
keuangan konsolidasi, maka harus diungkapkan penggunaan kebijakan akuntansi
yang berbeda tersebut dan proporsi unsur yang terkait dengan kebijakan akuntansi
tersebut terhadap unsur sejenis dalam laporan keuangan konsolidasi.
5. Hak minoritas (minority interest) harus disajikan tersendiri dalam neraca
konsolidasi antara kewajiban dan modal. Hak minoritas dalam laba disajikan
tersendiri dalam laporan laba rugi konsolidasi.
6

Investasi pada anak perusahaan harus dipertanggung jawabkan sesuai dengan


PSAK No.13 tentang Akuntansi untuk Investasi, terhitung sejak investasi tersebut tidak
memenuhi persyaratan sebagai anak perusahaan dan juga bukan perusahaan asosiasi
berdasarkan PSAK No. 15 tentang Akuntansi untuk Investasi pada Perusahaan Asosiasi.
Penyajian Tersendiri Laporan Keuangan Induk Perusahaan:
Induk perusahaan yang memenuhi kriteria konsolidasi, tidak boleh menyajikan
tersendiri laporan keuangannya (tanpa konsolidasi) sebagai laporan keuangan untuk
tujuan pelaporan keuangan (general purpose financial statement). Laporan keuangan
tersendiri induk perusahaan hanya dapat disajikan sebagai informasi tambahan dalam
laporan keuangan konsolidasi. Dalam laporan keuangan tersendiri tersebut penyertaan
pada anak perusahaan harus menggunakan metode ekuitas.
Pengungkapan berikut harus disajikan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi:
a. Daftar anak perusahaan (yang signifikan), yang antara lain mencakup: nama anak
perusahaan, tempat domisili, bidang usaha dan persentase pemilikan dan persentase
hak suara (apabila berbeda dengan persentase pemilikan).
b. Alasan untuk tidak mengkonsolidasikan anak perusahaan, sebagaimana diatur pada
paragraf 20.
c. Sifat hubungan antara induk perusahaan dan anak perusahaan yang menyebabkan
induk perusahaan dapat melakukan pengendalian terhadap anak perusahaan
meskipun hak suara induk perusahaan, baik langsung maupun tidak langsung, 50%
atau kurang.
d. Pengaruh dari akuisisi dan penjualan atau pengalihan penyertaan pada anak
perusahaan terhadap posisi keuangan dan hasil usaha konsolidasi tahun berjalan dan
tahun sebelumnya.
Dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi, Laporan keuangan bank dan
anak perusahaan digabungkan satu persatu dengan menjumlahkan unsur-unsur yang
sejenis dari aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban. Agar laporan keuangan
konsolidasi dapat menyajikan informasi keuangan dari kelompok perusahaan tersebut
sebagai satu kesatuan ekonomi, maka perlu dilakukan langkah-langkah berikut:
a. Transaksi dan saldo resiprokal antara induk perusahaan dan anak perusahaan harus
dieliminasi.
b. Keuntungan dan kerugian yang belum direalialisasi, yang timbul dari transaksi
antara bank dan anak perusahaan harus dieliminasi.
7

c. Untuk tujuan konsolidasi, tanggal laporan keuangan anak perusahaan pada


dasarnya harus sama dengan tanggal laporan keuangan bank. Apabila tanggal
laporan keuangan tersebut berbeda maka laporan keuangan konsolidasi per tanggal
laporan keuangan bank masih dapat dilakukan sepanjang:
 Perbedaan tanggal pelaporan tersebut tidak lebih dari 3 bulan.
 Peristiwa atau transaksi material yang terjadi diantara tanggal pelaporan
tersebut diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
d. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi
yang sama untuk transaksi, peristiwa dan keadaan yang sama atau sejenis.
e. Hak minoritas (minority interest) harus disajikan tersendiri dalam neraca
konsolidasi antara kewajiban dan modal sedangkan hak minoritas dalam laba
disajikan dalam laporan labarugi konsolidasi.
Laporan Keuangan Konsolidasi yang sesuai dengan PSAK dan Dan Interpretasi
Standar Akuntansi Keuangan (ISAK):
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen membuat pertimbangan dan estimasi
yang mempengaruhi jumlah serta pengungkapan tertentu berdasarkan evaluasi
manajemen atas fakta dan keadaan yang relevan pada tanggal pelaporan. Realisasi dapat
berbeda dengan jumlah yang diestimasi, dan estimasi ini dapat disesuaikan lebih lanjut.
Laporan Keuangan Perusahaan dan entitas anak telah mengadopsi semua standar
baru dan telah direvisi dan interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan dari Institut Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasi dan efektif untuk
periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011.
Penerapan standar-standar baru dan telah direvisi dan interpretasi telah
menghasilkan perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan dan entitas anak pada bidang
berikut yang mempengaruhi penyajian dan pengungkapan laporan keuangan berupa :
1. PSAK 1 (Revisi 2009), tentang Penyajian Laporan Keuangan.
2. Penerapan PSAK 4 (revisi 2009) mengubah akuntansi investasi entitas anak di
laporan keuangan terpisah entitas induk yang disajikan sebagai informasi tambahan
dari metode ekuitas ke metode biaya.
3. PSAK 7 (Revisi 2010), Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi, Standar ini
memperluas definisi pihak-pihak berelasi dan pengungkapan hubungan pihak-
pihak berelasi. Standar ini juga mengharuskan pengungkapan hubungan antara
8

entitas induk dan entitas anak terlepas dari apakah telah terjadi transaksi antara
mereka.
3. PSAK 2 (revisi 2009), tentang Laporan Arus Kas.
4. PSAK 3 (revisi 2010), mengenai Laporan Keuangan Interim.
5. PSAK 5 (revisi 2009), tentang Segmen Operasi.
6. PSAK 8 (revisi 2010), perihal mengenai Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
7. PSAK 23 (revisi 2010), tentang Pendapatan.
8. PSAK 25 (revisi 2009), mengenai Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
Akuntansi, dan Kesalahan.
9. PSAK 48 (revisi 2009), tentang Penurunan Nilai Aset.
10. PSAK 57 (revisi 2009), tentang Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset
Kontinjensi
11. ISAK 17, tentang Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai.

F. KEGUNAAN LAPORAN KEUANGAAN KONSOLIDASIAN


Tujuan PSAP 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian adalah memberikan
acuan dan aturan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian pada unit-unit
pemerintahan dalam rangka menyajikan laporan keuangan untuk tujuan umum (general
purpose financial statements) demi meningkatkan kualitas dan kelengkapan laporan
keuangan dimaksud. Yang dimaksud dengan laporan keuangan untuk tujuan umum
adalah laporan keuangan yang dapat memenuhi kebutuhan dan memberikan informasi
sebagian besar pengguna laporan termasuk lembaga legislatif sebagaimana ditetapkan
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. Disamping itu diharapkan PSAP 11
dapat menjadi acuan akan pentingnya penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang
selama ini belum dilaksanakan secara menyeluruh oleh entitas pelaporan
Laporan keuangan konsolidasi terutama ditunjukan untuk kepentingan pihak-
pihak yang memiliki kepentingan jangka panjang dengan induk perusahaan seperti
pemegang saham, kreditur dan penyedia dana. Laporan keuangan konsolidasi seringkali
merupakan satu-satunya cara untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari total sumber
daya perusahaan hasil gabungan tersebut.
Pemegang saham yang ada dan calon pemegang saham dari induk perusahaan
umumnya mempunyai kepentingan paling besar atas laporan keuangan konsolidasi
dibanding laporan masing-masing perusahaan secara individu karena nasib induk
perusahaan dipengaruhi oleh operasi dari anak-anak perusahaan. Ketika anak
9

perusahaan menghasilkan laba, laba tersebut akan diakui oleh induk perusahaan. Dan
sebaliknya, kerugian yang diterima oleh anak perusahaan juga akan berpengaruh kepada
induk perusahaan. Dengan melihat laporan keuangan konsolidasi, pemilik dan calon
pemilik lebih mampu untuk menentukan efisiensi dari manajemen dalam memanfaatkan
sumber daya yang berada pada pengendaliannya.
Kreditur jangka panjang dari induk perusahaan juga memperhatikan kegunaan
laporan keuangan konsolidasi karena pengaruh operasional anak perusahaan terhadap
kesehatan keseluruhan perusahaan dan masa depan induk perusahaan, relevan untuk
pengambilan keputusan kreditur. Walaupun induk perusahaan dan anak perusahaan
adalah entitas yang terpisah, kreditur induk perusahaan mempunyai klaim tidak
langsung atas aset-aset anak perusahaan.
Manajemen induk perusahaan mempunyai kepentingan yang berkelanjutan
untuk informasi terkini baik mengenai operasi gabungan dari entitas konsolidasi dan
juga mengenai perusahaan-perusahaan individual yang membentuk entitas konsolidasi.
Sebagai contoh, anak perusahaan individual dapat mempunyai volatilitas tinggi dalam
operasinya, setelah hasil operasi dan neraca digabung, manager dapat mengetahui
pengaruh keseluruhan aktivitas pada periode tersebut. Sebaliknya, informasi mengenai
perusahaan-perusahaan individual dalam entitas konsolidasi juga dapat berguna.
Contohnya, manajer dapat mengkompensasi kekurangan kas di suatu anak perusahaan
dengan kelebihan kas dari anak perusahaan lain tanpa perlu melakukan pinjaman dari
luar yang memerlukan biaya tambahan. Manajer induk perusahaan menaruh perhatian
kepada laporan keuangan konsolidasi untuk mengevaluasi kinerja dari masing-masing
entitas.

G. KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN


Walaupun laporan keuangan konsolidasi berguna, tetap harus diingat bahwa
laporan keuangan konsolidasi tetap memiliki keterbatasan. Beberapa informasi akan
hilang setiap kumpulan data digabungkan. Beberapa keterbatasan dari laporan keuangan
konsolidasi adalah sebagai berikut:
1. Karena hasil operasi dan posisi keuangan dari masing-masing perusahaan yang
dimasukan dalam laporan keuangan konsolidasi tidak diungkapkan, maka kinerja
atau posisi dari satu atau lebih perusahaan dapat disembunyikan oleh kinerja baik
dari perusahaan lainnya.
10

2. Tidak semua saldo laba konsolidasi tersedia untuk deviden induk perusahaan
karena sebagian dapat mencerminkan bagian induk perusahaan atas laba anak
perusahaan yang belum dibagikan. Begitu pula karena laporan keuangan
konsolidasi termasuk aset anak perusahaan, tidak semua aset yang ditampilkan
tersedia untuk pembagian deviden induk perusahaan.
3. Karena rasio-rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi dihitung
berdasarkan informasi gabungan, rasio-rasio tersebut tidak mewakili perusahaan
mana pun yang dikonsolidasi, termasuk induk perusahaan.
4. Akun-akun yang sama dari perusahaan-perusahaan berbeda yang digabungkan
dalam konsolidasi, bisa jadi tidak seluruhnya dapat diperbandingkan. Sebagai
contoh, panjang siklus operasi dari perusahan-perusahaan yang berbeda dapat
bervariasi, menyebabkan piutang dari panjang periode yang sama diklasifikasikan
berbeda.
5. Informasi tambahan tentang masing-masing perusahaan atau kelompok perusahaan
yang termasuk dalam konsolidasi sering sekali diperlukan untuk penyajian wajar,
tetapi tambahan pengungkapan tersebut dapat menyebabkan catatan atas laporan
keuangan menjadi sangat banyak.
11

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Laporan Konsolidasi adalah model laporan keuangan untuk menunjukkan
pengaruh ekonomi dari penggabungan dua atau lebih perusahaan yang didasarkan atas
pemilikan dan pengendalian bersama meskipun peleburan secara hukum tidak
dilakukan.
Laporan keuangan konsolidasi terutama ditunjukan untuk kepentingan pihak-
pihak yang memiliki kepentingan jangka panjang dengan induk perusahaan seperti
pemegang saham, kreditur dan penyedia dana. Laporan keuangan konsolidasi seringkali
merupakan satu-satunya cara untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari total sumber
daya perusahaan hasil gabungan tersebut.

B. SARAN
Selain sebagai bahan pertimbangan investor untuk menanamkan sahamnya,
laporan keuangan konsolidasi juga memiliki manfaat bagi pemerintah untuk
menetapkan besarnya pajak dan juga pengawasan dari karyawan. Diluar manfaat
tersebut diatas, kita sebagai mahasiswa juga bisa mempelajari laporan keuangan
konsolidasi sebagai bahan untuk mempelajari dan menganalisis kesehatan masing-
masing perusahaan sehingga kita juga bisa melihat sebagai pengamat entah itu dari sisi
pemerintah, karyawan, maupun investor.
12

DAFTAR PUSTAKA

https://makalahkuliahlengkap.blogspot.com/2017/03/makalah-konsolidasi_20.html
https://www.academia.edu/16663941/Laporan_Keuangan_Konsolidasi
http://irmajhe.blogspot.com/2016/12/makalah-konsolidasi_70.html
http://misriana12.blogspot.com/2015/12/makalah-akuntansi-keuangan-lanjutan-2.html
https://www.kompasiana.com/klinikakuntansi/54f749e7a33311c70e8b474b/laporan-
keuangan-konsolidasi

Anda mungkin juga menyukai