Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MERGER BANK MANDIRI

TUGAS 3

Di Susun Oleh :

Nama : Wahyu Rasika Setya Arta

NIM : 030495001

DOSEN : AGUNG PITRA MAULANA, S.H, M.H

JURUSAN HUKUM FAKULTAS HUKUM

i
UNIVERSITAS TERBUKA

2018
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan sumber segala ilmu
pengetahuan yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini
dapat diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya. Shalawat dan salam selalu
terlimpah curahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat rahmat-Nya penulis mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah ini .Tidak
lupa penulis sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini karena berkatnya lah kami dapat
menyusun makalah ini.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang merger bank
mandiri, yang penulis sajikan dari berbagai sumber informasi dan referensi.
Makalah ini disusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
sendiri maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya teman-teman Universitas
Terbuka. Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna. Untuk itu, penulis menerima berbagai saran maupun kritikan yang
bersifat membangun. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga
tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca.

Salatiga, Oktober 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2

1.3 Tujuan Permasalahan …………….................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 3

2.1 Pengertian Merger……………………………………..................................3

2.2 Tipe-tipe Merger……………………………………….................................3

2.3 Alasan Perusahaan Melakukan Merger….……………………………….....4

2.4 Kondisi Bank sebelum dimerger menjadi Bank Mandiri………………..... 5

2.5 Kondisi Bank setelah dimerger menjadi Bank Mandiri............................... 8

BAB III PENUTUP............................................................................................. 14

A. Kesimpulan.................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persaingan sangat dibutuhkan dalam peningkatan kualitas hidup


manusia. Dunia yang kita kenal sekarang ini adalah hasil dari persaingan
manusia dalam berbagai aspek. Persaingan yang dilakukan secara terus-
menerus untuk saling mengungguli membawa manusia berhasil menciptakan
hal-hal baru dalam kehidupan yang berangsur-angsur menuju arah yang
semakin maju dari sebelumnya. Negara Kesatuan Republik Indonesia
merupakan salah satu negara besar di Asia Tenggara dan juga negara
Indonesia merupakan negara berkembang di kawasan Asia Tenggara yang
memiliki tingkat populasi penduduk yang tinggi sehingga perekonomian di
Indonesia harus selalu baik guna dapat meningkatkan taraf hidup
penduduknya. Semakin banyaknya bermunculan pelaku-pelaku bisnis baru
maka dipastikan makin ketatnya persaingan diantara pelaku bisnis tersebut,
Sehingga menuntut pihak pemerintah untuk menyiapkan sarana hukumnya
agar sistem perekonomian nasional dapat mengikuti era globalisasi dunia.

Pertumbuhan ekonomi yang semakin berkembang menyebabkan


berdirinya perusahaan-perusahaan nasional. Untuk itu banyak dari para
pelaku bisnis atau pengusaha yang berusaha memperkuat usahanya.

Dalam kurun pasca perang, perdagangan dunia secara keseluruhan


tumbuh lebih cepat daripada output dunia. Dengan kata lain, berbagai negara
cenderung lebih terbuka dan saling bergantung, demikian pula di negara
berkembang (Less Developed Countries, LOC).

Dalam memperkuat sahanya banyak para pelaku bisnis atau


pengusaha yang menjalin kerjasama antar perusahaan. Bentuk kerjasama
perusahaan ini salah satunya adalah “MERGER” atau dikenal dengan istilah
“PENGGABUNGAN” perusahaan dalam Undang-Undang No.1 Tahun 1995
Tentang Perseroan Terbatas.

1
1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari Merger ?


2. Apa saja tipe – tipe merger ?
3. Hal apa saja yang menjadi alasan perusahaan untuk melakukan merger?.
4. Bagaimana kondisi Bank sebelum demerger menjadi Bank Mandiri ?.
5. Bagaimana kondisi Bank setelah demerger menjadi Bank Mandiri?.

1.3. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui definisi Merger


2. Untuk mengetahui apa saja tipe – tipe merger
3. Untuk mengetahui manfaat merger bagi perusahaan
4. Untuk mengetahui alasan perusahaan melakukan merger
5. Untuk mengetahui Kondisi Bank sebelum dan setelah demerger menjadi
Bank Mandiri

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Merger


Merger adalah dimana perusahaan yang me-merger
mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang di-merger
dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50%
saham dan perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang
sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang
baru (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598).
Sedangkan definisi merger menurut Harianto dan Sudomo yaitu
sebagai penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain. Dalam
hal ini perusahaan yang membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya.
Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban
perusahaan yang dibeli. Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan
kehilangan/berhenti beroperasi.

2.2. Tipe-Tipe Merger


Merger dan akuisisi berdasarkan aktivitas ekonomik dapat diklasifikasikan
dalam lima tipe yaitu: (Moin, 2003)
1) Merger horisontal.
Merger horisontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaan yang
bergerak dalam industri yang sama.
2) Merger vertikal.
Merger vertikal adalah integrasi yang melibatkan perusahaan perusahaan
yang bergerak dalam tahapan-tahapan proses produksi atau operasi.
3) Merger konglomerat.
Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang masing-
masing bergerak dalam industri yang tidak terkait.
4) Merger ekstensi pasar.
Merger ekstensi pasar adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih
perusahaan untuk secara bersama-bersama memperluas area pasar.

3
5) Merger ekstensi produk.
Merger ekstensi produk adalah merger yang dilakukan oleh dua atau
perusahaan untuk memperluas lini produk masing-masing perusahaan.

2.3. Alasan Perusahaan Melakukan Merger


Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui
merger, yaitu :
a. Pertumbuhan atau diversifikasi
Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran,
pasar saham, maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger .
Perusahaan tidak memiliki resiko adanya produk baru. Selain itu, jika
melakukan ekspansi dengan merger, maka perusahaan dapat mengurangi
perusahaan pesaing atau mengurangi persaingan.
b. Sinergi
Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi
(economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan
biaya overhead meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada
jumlah pendapatan perusahaan ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas
ketika perusahaan yang melakukan merger berada dalam bisnis yang
sama karena fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan dapat dihilangkan.
c. Meningkatkan dana
Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan
ekspansi internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan
ekspansi eksternal. Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan
perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi sehingga menyebabkan
peningkatan daya pinjam perusahaan dan penurunan kewajiban
keuangan. Hal ini memungkinkan meningkatnya dana dengan biaya
rendah.
d. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi
Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak
adanya efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi.
Perusahaan yang tidak dapat mengefisiensikan manajemennya dan tidak
dapat membayar untuk mengembangkan teknologinya, dapat

4
menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki manajemen atau
teknologi yang ahli.
e. Pertimbangan pajak
Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke
depan atau sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang
memiliki kerugian pajak dapat melakukan merger dengan perusahaan
yang menghasilkan laba untuk memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus
ini perusahaan yang memerger akan menaikkan kombinasi pendapatan
setelah pajak dengan mengurangkan pendapatan sebelum pajak dari
perusahaan yang dimerger. Bagaimanapun merger tidak hanya
dikarenakan keuntungan dari pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan
memaksimisasi kesejahteraan pemilik.
f. Meningkatkan likuiditas pemilik
Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas
yang lebih besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan
lebih luas dan saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid
dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.
g. Melindungi diri dari pengambilalihan
Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran
pengambilalihan yang tidak bersahabat. Target firm mengakuisisi
perusahaan lain, dan membiayai pengambilalihannya dengan hutang,
karena beban hutang ini, kewajiban perusahaan menjadi terlalu tinggi
untuk ditanggung oleh bidding firm yang berminat (Gitman, 2003, p.714-
716).

2.4. Kondisi Bank sebelum dimerger menjadi Bank Mandiri


Perbankan merupakan satu sektor yang sangat mempengaruhi
kegiatan perekonomian, karena menjalankan fungsi intermediasi keuangan.
Lembaga keuangan menyalurkan dana dari unit surplus kepada unit defisit
untuk dikemabangkan dalam investasi-investasi yang produktif dan
menggerakkan kegiatan ekonomi. Terjadinya krisis keuangan perbankan
pada tahun 1998 semakin menunjukkan pentingnya peranan perbankan. Hal
tersebut ditunjukkan oleh perhatian pemerintah yang sangat besar untuk

5
menciptakan kerangka kerja perbankan yang sehat. Berbagai peraturan dan
kebijakan pemerintah indonesia tidak terlepas dari kecenderungan
perbankan di berbagai negara , yakni kecenderungan meningkatkan efisiensi
melalui merger.
Gagasan atau ide melakukan merger bank sebenarnya sudah cukup
lama didengungkan, seiring dengan mulai rontoknya sejumlah bank di tanah
air. Barangkali masih ingat dalam benak pikiran kita ketika pemerintah
melakukan likuidasi enambelas bank sekitar Nopember 1997. Rontoknya 16
bank umum sekitar Nopember 1997, tersebut nampaknya telah
menyentakkan dunia perbankan nasional. Kecemasan demi kecemasan terus
menghantui para bankir khususnya pihak swasta, jangan-jangan likuidasi
atau pembekuan bank akan terus bergulir. Bahkan beberapa pengamat
perbankan pada saat itu memprediksikan bahwa masih ada likuidasi babak
berikutnya terhadap beberapa bank lainnya yang sebenarnya juga memiliki
kinerja yang kurang lebih sama dengan teman-temannya yang sudah gulung
tikar tersebut.
Ternyata dugaan para pengamat perbankan terhadap munculnya
likuidasi susulan terhadap bank-bank yang tidak sehat, baik dari sisi
permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, maupun likuiditasnya
ternyata tak dapat dihindari lagi, meskipun dengan bahasa yang agak
berbeda yaitu pembekuan operasi (Bank Beku Operasi/BBO). Disamping
itu, juga munculnya sejumlah bank yang dengan terpaksa masuk dalam
perawatan lembaga penyehatan perbankan nasional, BPPN (Badan
Penyehatan Perbankan Nasional).
Sekitar Maret 1998, empat belas bank swasta nasional akhirnya
ditertibkan pemerintah, tujuh bank dibekukan operasinya (Bank Kredit Asia,
Centris International Bank,, Bank Deka, Bank Subentra, Bank Pelita,
Hokindo Bank, dan Bank Surya), dan tujuh bank lainnya dalam pengawasan
BPPN (BDNI, Bank Exim, Bank Danamon, BUN, Bank Tiara Asia, Bank
PDFCI, Modern Bank).
Dalam perkembangannya, bank yang dalam pengawasan BPPN
tersebut setelah menjalani perawatan dalam kurun waktu tertentu, akhirnya

6
pada tanggal 21 Agustus 1998 pemerintah mengambil keputusan yang tidak
mengenakkan dunia perbankan yaitu melakukan pembekuan operasi
terhadap tiga bank swasta BDNI, Bank Modern, dan BUN (Bank Beku
Operasi/BBO) serta pengambilalihan kepemilikian oleh pemerintah (Bank
Take Over) terhadap empat bank swasta yaitu Bank Danamon, Bank BCA,
Bank Tiara, dan Bank PDFCI.
Rentetan peristiwa yang tidak mengenakkan dalam dunia perbankan
tersebut, telah memunculkan suatu alternatif penyelamatan dunia perbankan
dari keruntuhannya melalui merger bank. Dalam artian yang sederhana,
merger bank adalah suatu proses penggabungan antara dua bank atau lebih
menjadi sebuah bank baru atas dasar kesepakatan kedua belah pihak yang
saling menguntungkan. Dengan kata lain, bahwa dalam proses merger perlu
diterapkan prinsip-prinsip win-win solution. Oleh karena keempat bank
yang di merger tersebut berada dalam perawatan BPPN, maka proses
merger bank yang dilakukan menjadi relative tidak banyak kendalanya.
2.4.1. Motivasi Merger Bank
Meskipun alasan pemergeran kelima bank tersebut tidak secara
eksplisit dinyatakan secara jelas, namun sebenarnya alasan merger bank
arahnya dapat diduga. Apa sebenarnya yang mendasari suatu bank
melakukan merger? Paling tidak ada tiga alasan penting yang mendasari
mengapa bank perlu melakukan merger yaitu pertama : untuk menciptakan
suatu sinergi, khususnya yang berkaitan dengan memperkuat aset, modal
dan jaringan pemasaran yang telah ada; kedua : untuk meningkatkan
efisiensi dan optimalisasi kerja bank; dan ketiga : meningkatkan peran
manajerial bagi bank hasil merger.
Bank-bank yang telah melakukan merger tersebut dengan
sendirinya jumlah aset dan modal bank yang dimilikinya akan menjadi
besar. Sebagai contoh, Bank Mandiri yang merupakan bank hasil merger
antara empat bank pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang
Negara, Bank Exim, dan Bank Pembangunan Indonesia, total asetnya pada
saat akan di merger diperkirakan mencapai lebih dari Rp. 90 triliun dan
modal sendiri mencapai sekitar Rp. 9 triliun. Disamping menambah jumlah

7
aset dan modalnya, maka jumlah nasabah yang dapat dilayaninya, serta
jumlah kantor cabang dari hasil merger bank tersebut juga semakin
meningkat.
Sementara itu, dengan adanya merger bank tersebut diharapkan
akan dapat meningkatkan efisiensi kerja melalui pengurangan berbagai
aktifitas yang sama yang ada dalam bank. Sebagai konsekwensinya, harus
ada kerelaan untuk melakukan perampingan karyawan dalam berbagai
tingkatan (level posisi/jabatan). Munculnya bank baru hasil merger, Bank
Mandiri misalnya, diperkirakan sekitar ribuan karyawan dengan terpaksa
dan berat hati harus dirumahkan atau memperoleh kesempatan pensiun lebih
cepat. Untuk mengantisipasi hal tersebut, tentunya jauh hari sudah
memperoleh perhatian dengan seksama, seperti memberikan berbagai
bentuk pelatihan yang memungkinkan mereka yang akan dirumahkan
tersebut untuk mampu mandiri plus bekal permodalan untuk membuka
usaha (bisnis) baru bagi kelangsungan hidupnya.
Sedangkan mengenai peran manajerial dalam bank hasil merger
diharapkan akan dapat menghasilkan suatu efisiensi dan peningkatan kinerja
(performance) secara optimal melalui penempatan tenaga-tenaga profesional
perbankan yang dimiliki oleh masing-masing bank hasil merger. Dalam hal
ini, penempatan terhadap tenaga-tenaga profesional dalam bidangnya
masing-masing tersebut hendaknya dilakukan berdasarkan bukan saja dari
sisi profesionalisme, tetapi juga perlu memperhatikan prinsip-prinsip
keadilan, kebersamaan, dan keterbukaan (transparansi) bagi semua pihak.

2.5. Kondisi Bank setelah dimerger menjadi Bank Mandiri


Bank Mandiri merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya
(BBD), Bank Dagang Negara(BDN), Bank Pembangunan
Indonesia(Bapindo) dan Bank Expor Impor . Hasil merger keempat bank ini
dilaksanakan pada tahun 1999. Dalam proses penggabungan dan
pengorganisasian ulang, jumlah cabang Bank Mandiri dikurangi sebanyak
194 buah dan karyawannya berkurang dari 26.600 menjadi 17.620. Direktur
Utamanya yang pertama adalah Robby Djohan. Kemudian pada Mei 2000,
posisi Djohan digantikan ECW Neloe. Neloe menjabat selama lima tahun

8
sebelum digantikan Martowardojo akibat terlibat dugaan korupsi di Bank
tersebut.
Bank Mandiri berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian
dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Indonesia . Pada bulan Juli 1999, empat Bank milik Pemerintah yaitu, Bank
bumi daya, Bank dagang negara, Bank Ekspor Impor dan , bergabung
menjadi Bank Mandiri. Sejarah keempat Bank tersebut dapat ditelusuri
lebih dari 140 tahun yang lalu. Keempat Bank tersebut telah turut
membentuk riwayat perkembangan dunia perbankan di Indonesia .
Bank Dagang Negara merupakan salah satu Bank tertua di Indonesia.
Sebelumnya Bank Dagang Negara dikenal sebagai Nederlandsch Indische
Escompto Maatschappij yang didirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun
1857. Pada tahun 1949 namanya berubah menjadi Escomptobank NV.
Selanjutnya, pada tahun 1960 Escomptobank dinasionalisasi dan berubah
nama menjadi Bank Dagang Negara , sebuah Bank pemerintah ynag
membiayai sektor industri dan pertambangan.
Bank Bumi Daya didirikan melalui suatu proses panjang yang
bermula dari nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale
Handelsbank NV, menjadi Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada
tahun 1964, Chartered Bank (sebelumnya adalah Bank milik Inggris) juga
dinasionalisasi, dan Bank Umum Negara diberi hak untuk melanjutkan
operasi Bank tersebut. Pada tahun 1965, Bank umum negara digabungkan
ke dalam Bank Negara Indonesia dan berganti nama menjadi Bank Negara
Indonesia Unit IV beralih menjadi Bank Bumi daya.
Sejarah Bank Ekspor Impor berawal dari perusahaan Belanda
N.V.Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan pada tahun 1842
mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870.
Pemerintah menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960, selanjutnya
pada tahun 1965 perusahan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia
menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968 Bank Negara
Indonesia Unit II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank

9
Negara Indonesia Unit II Divisi Expor – Impor, yang akhirnya menjadi
BankExim, bank Pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor impor.
Bapindo berawal dari Bank Industri Negara (BIN), sebuah Bank
Industri yang didirikan pada tahun1951. Misi Bank Industri Negara adalah
mendukung pengembangan sektor – sektor ekonomi tertentu, khususnya
perkebunan, industri, pertambangan. Bapindo dibentuk sebagai Bank milik
negara pada tahun 1960, BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo.
Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan
nasional melalui pembiayaan jangka menengah, jangka panjang pada sektor
manufaktur, transportasi dan pariwisata.
Kini, Bank Mandiri menjadi penerus suatu tradisi layanan jasa
perbankan keuangan yang telah berpengalaman selama lebih dari 140
tahun. Masing-masing dari empat Bank bergabung memainkan peranan
yang penting dalam pembangunan Ekonomi. Pada saat ini, berkat kerja
keras lebih dari 21.000 karyawan yang tersebar di 909 kantor cabang
didukung oleh anak perusahaan yang bergerak di bidang investment
banking, perbankan syariah serta bancassurance, Bank Mandiri
menyediakan solusi keuangan yang menyeluruh bagi perusahaan swasta
maupun milik Negara komersil saha kecil mikro serta nasabah consumer.
Pada tanggal 14 Juli 2003, Pemerintah Indonesia melakukan divestasi
sebesar 20% atas kepemilikan saham di Bank Mandiri melalui penawaran
umum perdana (IPO). Selanjutnya pada tanggal 11 Maret 2004, Pemerintah
Republik Indonesia melakukan divestasi lanjutan atas 10% kepemilikan di
Bank Mandiri. Bank Mandiri saat ini merupakan Bankterbesar dalam
jumlah aktiva, kredit dana pihak ketiga. Total aktiva per 31 Desember 2005
sebesar Rp 254, 3 triliun (USD25,9 miliar) dengan pangsa pasar sebesar
18,0% dari total aktiva perbankan di Indonesia. Jumlah dana pihak ketiga
Bank Mandiri sebesar Rp 199,0 triliun atau sama dengan 17,6% dari total
dana pihak ketiga secara nasional, dimana jumlah tabungan merupakan 16%
dari total tabungan secara nasional,. Begitu pula dengan pangsa pasar
deposito berjangka sebesar 19,1% dari total deposito berjangka di Indonesia.
Selama tahun 2005, pertumbuhan dana pihak ketiga kami sebesar 5,8%,

10
sementara pertumbuhan kredit sebesar 13,3%. Bank Mandiri memiliki
struktur permodalan yang kokoh dengan Rasio Kecukupan Modal (Capital
Adequacy Ratio-CAR) sebesar 23,7% pada akhir tahun 2005, jauh diatas
ketentuan minimum Bank Indonesia sebesar 8%. Pada Maret 2005, Bank
Mandiri mempunyai 829 cabang yang tersebar di Indonesiaenam cabang di
luar negeri. Selain itu, Bank Mandiri mempunyai sekitar 2.500 ATMtiga
anak perusahaan utama yaitu Bank Syariah Mandiri, Mandiri Sekuritas,
AXA Mandiri.
2.5.1. Kinerja Bank Mandiri pada Awal Merger
Menurut Agunan (2003), dari hasil analisis terhadap kinerja
keuangan dan ngkat efisiensi Bank Mandiri dapat ditarik kesimpulan bahwa
kinerja usaha Bank Mandiri sebelum merger menunjukkan Bank
pemerintah yang tidak sehat. Hal tersebut dapat diketahui dari tingkat
pencapaian ROA, ROE, DER, DTAR yang menunjukkan keempat Bank
BUMN dalam kondisi bangkrut, dimana utang yang dimiliki telah melebihi
modal beribu-ribu kali. Disamping itu, perbandingan utang terhadap aktiva
sangat buruk yaitu jumlah utang yang dimiliki tidak dapat dilunasi dengan
aktiva yang ada di empat Bank tersebut. Merger yang dilakukan pemerintah
terhadap empat Bank tidak sehat merupakan pilihan terakhir dibandingkan
penutupan (likuidasi) Bank BUMN. Tujuan ini tidak lain menghindari
pengeluaran yang lebih besar lagi untuk membayar uang para deposan,
mencegah terjadinya domino effect seiring krisis ekonomi yang
berlangsung, bertambahnya jumlah pengangguran.
Kinerja Bank Mandiri setelah merger tidak berdampak positif atau
dapat dikatakan tidak sehat jika dilihat dari rasio keuangan yang telah
dikemukakan sebelumnya. Disamping itu, 70% pendapatan Bank Mandiri
berasal dari pendapatan bunga obligasi pemerintah, justru pendapatan bunga
dari pemberian kredit hanya sebesar 18% untuk tahun 2001. Dengan
demikian, kinerja Bank selama tiga tahun ini tidak lebih baik dibandingkan
sebelum merger.Merger tidak selalu menciptakan efisiensi, walaupun
peningkatan total aktiva dapat mencapai skala ekonomis, belum cukup
untuk menciptakan efisiensi Bank Mandiri. Beberapa aspek yang

11
mempengaruhi efisiensi Bank Mandiri terlihat dari aktiva, modal, utang
jangka pendek, utang jangka panjang, jumlah SDM. Sementara itu, Bank
Mandiri hanya diposisi keempat apabila dilihat efisiensi relatif diantara
Bank pemerintah saat ini.
2.5.2. Nilai-nilai Budaya Baru Bank Mandiri
Bank Mandiri memiliki misi untuk menjadi Bank yang
berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar serta memberikan
keuntungan maksimal bagi stakeholder dengan kepedulian yang tinggi
terhadap lingkungan. Selain dari itu, Bank Mandiri berusaha menjadi Bank
yang dikenal karena mematuhi standar praktek perbankan internasional
dalam hal corporate governance.
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Bank Mandiri telah
menanamkan nilai-nilai transparansi, independensi, akuntabilitas, tanggung
jawab, keadailan melalui berbagai program sosialisasi kepada seluruh
jajaran Bank . Penjabaran atas prinsip corporate governance yang baik telah
dilakukan antara lain dengan menuangkan nilai-nilai tersebut ke dalam Visi
dan Misi Bank Mandiri, kebijakan Good Corporate Governance, Code of
Conduct, Pernyataan Tahunan dan “Perilaku 3 Tidak (3 NO Behaviors)”
yang telah lama dijalankan. Struktur dua lapis memberikan keseimbangan
yang baik anatara Direksi dan Komisaris, yang sesuai dengan representasi
kepentingan stakeholder dan pemegang saham yang saat ini mayoritas ada
di tangan pemerintah, namun pada pertengahan tahun 2003, 20% saham
telah dimiliki oleh publik. Representasi yang adil di atas kepentingan
pemegang saham minoritas menjadi kunci penting setelah IPO.
Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, Bank Mandiri
mengatur adanya larangan perangkapan jabatan bagi Direksi dan Komisaris
yang dapat menimbulkan benturan kepentingan dengan Bank .
Perbaikan kinerja Bank Mandiri dilakukan dengan perbaikan
menyeluruh, dengan orientasi kepada pelanggan. Budaya pelayanan,
peningkatan omset dan perbaikan kualitas kredit dilakukan secara bersama-
sama. Berdasarkan survai independent oleh MRI, Bank Mandiri menduduki

12
peringkat 3 sebagai Bank dengan pelayanan terbaik dari 11 Bank di
Indonesia pada tahun 2004.
Visi Bank Mandiri adalah menjadi “Bank Terpercaya Pilihan
Anda” Sedangkan misinya adalah :
1. Berorientasi pada Pemenuhan kebutuhan pasar.
2. Mengembangkan sumber daya manusia profesional
3. Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder
4. Melaksanakan manajemen terbuka
5. Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan.
Pada tahun 2005 Bank Mandiri mengembangkan suatu budaya
kerja baru. Untuk mewujudkan visi, misi sebagaimana di atas merupakan
suatu perjalanan panjang yang harus ditempuh dalam suatu koridor dan
pedoman yang disepakati bersama dalam organisasi. Terdapat 5 nilai
budaya, yakni serangkaian prinsip yang dijadikan sebagai panduan moral
dalam berperilaku, bertindah dan mengambil keputusan. Nilai budaya yang
menjadi pedoman tersebut dirumuskan sebagaimana Tabel 1.
Tabel. 3. Definisi Nilai Budaya dan Perilaku Utama Bank Mandiri

Nilai Definisi Perilaku Utama

Kepercayaan/Trust Membangun keyakinan     Saling menghargai


dan  sangka baik di antara dan bekerja sama
stakeholder dalam     Jujur, tulus dan
hubungan yang tulus dan terbuka
terbuka berdasarkan
kehandalan
Integritas/Integrity Setiap saat berfikir, berkata     Disiplin dan konsisten
dan berperilaku terpuji,     Berpikir, berkata
menjaga martabat serta dan  bertindak terpuji
menjunjung tinggi kode etik
profesi
Profesionalisme/ Berkomitmen untuk bekerja     Kompeten
Professionalsm tuntas dan akurat atas dasar dan  bertanggung jawab
kompetensi terbaik dengan     Memberikan
penuh tanggung jawab solusi  hasil terbaik
Fokus pada Senantiasa menjadikan     Inovatif, proaktif
Pelanggan/ pelanggan sebagai mitra dan  cepat tanggap
Customer Fokus utama yang saling     Menggunakan
menguntungkan untuk pelayanan dan kepuasan

13
tumbuh secara pelanggan
berkesinambungan
Kesempurnaan/ Mengembangkan     Orientasi pada nilai
Execelence danmelakukan perbaikan di tambah dan  perbaikan
segala bidang untuk terus menerus
mendapatkan nilai tambah     Peduli lingkungan
optimal dan  hasil yang
terbaik secara terus
menerus.
Sumber : Tim Internalisasi Budaya Bank Mandiri (2002)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bank Mandiri sebagai hasil merger dari empat Bank milik pemerintah,
memiliki peranan yang sangat penting dalam sejarah kebijakan keuangan di
Indonesia, telah mengalami perubahan kebijakan perbankan sesuai dengan kondisi
sosial, politik dan ekonomi Indonesia, tidak dapat lagi mempertahankan budaya
lama yang selama ini telah menjadi stereotip bank milik pemerintah yang tidak
berorientasi kepada pelanggan tetapi lebih sebagai agen pemerintah. Berbagai
upaya dilakukan, antara lain dengan peningkatan modal, komitmen untuk menjadi
Good Corporate Governance, dan juga dengan implementasi budaya kerja baru.
Budaya kerja baru Bank Mandiri telah menghasilkan penghargaan BankMandiri
oleh lembaga peringkat di tingkat Asia sebagai Bank dengan pelayanan terbaik di
Indonesia.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://amaliafadilah.blogspot.com/2012/03/merger-bank-mandiri.html
http://muchakkinen.blogspot.com/2016/02/tipe-tipe-merger-dan-akuisisi.html
https://www.academia.edu/10469468/MAKALAH_MERGER

15

Anda mungkin juga menyukai