Anda di halaman 1dari 5

Inisiasi 6

Salam jumpa kembali para mahasiswa. Kemampuan yang akan Anda miliki
melalui tutorial keenam ini adalah tentang menulis yang dirumuskan dalam
kompetensi khusus berikut ini.

Kompetensi Khusus
Setelah mengikuti tutorial ini mahasiswa dapat:
1. menjelaskan pengertian menulis,
2. memperbaiki kesalahan penulisan kalimat,
3. menyusun berbagai jenis paragraf,
4. memperbaiki bagian-bagian paragraf yang salah.

Untuk dapat menjelaskan pengertian tentang menulis perhatikanlah isi tabel tentang
hakikat menulis berikut ini.
HAKIKAT MENULIS

Pengertian Sifat Tujuan Alat

Menulis adalah suatu Produktif Menyampaikan ide, Menulis


kegiatan menurunkan atau dan perasaan, memanfaatkan
melukiskan lambang- Ekspresif pengalaman pengetahuan
lambang grafis dari suatu kepada orang lain tentang grafologi,
bahasa yang disampaikan (pembaca). kosakata, struktur
kepada pembaca . Tulisan kalmat, gaya
tersebut dapat dipahami bahasa, notasi
oleh pembaca sesuai ilmiah.
dengan maksud penulis.

MKDU4110; 2014.2
Kalimat Efektif
Sebuah bacaan atau wacana disusun berdasarkan kalimat-kalimat yang
terwujud karena adanya kata-kata. Kalimat yang digunakan dalam sebuah
wacana yang baik adalah kalimat efektif. Sebuah kalimat dikatakan efektif bila
dia berterima. Artinya tidak ada keluhan, gangguan, atau kebingungan orang
yang mendengar atau yang membaca.
Kalimat efektif dapat ditandai oleh beberapa ciri, yaitu: (1) kelogisan, (2)
kehematan,
(3) kesepadanan dan kesatuan, dan (4) kesejajaran bentuk. Perhatikan contoh
ciri-ciri kallimat efektif berikut ini.
(1) Kesepadanan dan Kesatuan
Syarat sebuah kalimat adalah keberadaan unsur subjek dan objek. Mari
kita lihat contoh berikut ini.
1. Adikku yang sedang menyiram bunga di kebun belakang.
2. Adikku sedang menyiram bunga di kebun belakang.
Sekalipun kalimat 1 kelihatan lebih panjang dibandingkan kalimat 2,
tetapi kalimat 1 tidak dapat dikatakan kalimat karena hanya menduduki satu
fungsi yakni subjek (tidak memiliki predikat). Berbeda dengan kalimat 2. Adikku
(subjek), sedang menyiram (predikat), bunga (objek), di kebun belakang
(keterangan tempat). Dari sini tampak adanya kesepadanan/kesatuan pada
struktur (SPOK).
(2) Kelogisan
Sebuah kalimat dikatakan efektif bila mengandung unsur logis. Bila
makna kalimat tidak logis atau tidak dapat diterima nalar maka kalimat
tersebuut tidak efektif.
1. Bebek menggiring Pak Tani.
2. Pak Tani menggiring bebek.
Dilihat dari segi struktur kedua kalimat di atas benar yaitu berstuktur:
subjek - predikat - objek (SPO). Namun kalimat 1 tidak dapat diterima
nalar/tidak logis, maka kalimat 1 bukanlah kalimat efektif dan ini tidak bisa
digunakan di dalam tulisan.

MKDU4110; 2014.2
(3) Kehematan
Kehematan tidak hanya harus diterapkan di dalam kehidupan/keseharian
tetapi juga di dalam menyusun kalimat.
1. Para hadirin yang duduk di belakang silakan maju ke depan.
2a. Hadirin yang duduk di belakang silakan ke depan.
2b. Hadirin yang duduk di belakang silakan maju.
Pada kalimat 1 kata hadirin sudah menunjukkan jamak, dengan
demikian tidak diperlukan lagi penanda jamak yaitu penggunaan kata para.
Kemudian kata maju menunjukkan ke depan, dengan demikian kata ke
depan tidak diperlukan.
(4) Kesejajaran Bentuk
Kesejajaran atau paralelisme dalam kalimat adalah penggunaan
bentuk-bentuk bahasa yang sama atau konstruksi yang sama dalam
susunan serial.
1. Tahap terakhir penyelesaian rumah ini adalah pengecatan tembok,
memasang
listrik, dan penataan taman.
2a. Tahap terakhir penyelesaian rumah ini adalah pengecatan tembok,
pemasangan
listrik, dan penataan taman.
2b. Tahap terakhir penyelesaian rumah ini adalah mengecat tembok,
memasang
listrik, dan menata taman.
Sampai di sini, saya yakin Anda dapat menunjukkan mana yang
salah/tidak efektif dan mana yang efektif. Kita akhiri bahasan kita tentang
kalimat efektif. Syarat-syarat atau kaidah penggunaan kalimat efektif ini
harus diterapkan di dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.

MKDU4110; 2014.2
Paragraf
Bila kalimat efektif memiliki ciri-ciri sebagai penanda, paragraf yang
memiliki syarat-syarat. Syarat paragraf yang baik harus memenuhi kriteria (a)
kelengkapan, (b) kesatuan, dan (3) kepaduan.

(1) Kelengkapan
Paragraf adalah susunan beberapa kalimat yang terdiri atas satu ide
pokok disertai kalimat-kalimat penjelas. Pengertian tersebut sudah
menyiratkan bahwa sebuah paragraf minimal terdiri atas dua kalimat,
kalimat inti dan kalimat penjelas. Jumlah kalimat penjelas bergantung pada
seberapa perlu ide pokok atau kalimat inti mendapatkan penjelasan.
(2) Kesatuan (kohesi)
Sebuah paragraf dikatakan memiliki kesatuan bila semua kalimat
yang ada di dalamnya berfokus pada topik atau ide pokok paragraf. Semua
kalimat yang membangun paragraf itu saling berkaitan antara yang satu
dengan yang lainnya membentuk satu keutusan. Jika terdapat satu kalimat
saja yang menyimpang dari ide pokoknya, kesatuan paragraf itu akan
menjadi rusak. (Perhatikan contoh pada modul hal. 7.23).
(3) Kepaduan (koherensi)
Kepaduan dalam sebuah paragraf dititikberatkan pada hubungan
antarkalimat dalam membangun sebuah paragraf. Antara kalimat yang satu
dengan kalimat lainnya terjalin dengan padu. Jika kesatuan berorientasi
pada ide pokok, kepaduan lebih berorientasi pada struktur dan sarana
kebahasaannya. Sarana kebahasaan tersebut adalah:
o repetisi atau pengulangan kata kunci
o kata ganti orang dan kata ganti tunjuk (dia, mereka, ini, itu, dll)
o kata transisi/konjungsi
o paralelisme

Selamat Berlatih

MKDU4110; 2014.2
Demikian Saudara/i pembahasan tentang paragraf pada
tutorial kali ini. Contoh-contoh penggunaan sarana bahasa di atas
dan persyaratan paragraf yang lain dapat Anda lihat pada hal. 7.24
dan 7.25. Pahami betul contoh-contoh tersebut bila ada yang kurang
jelas dapat anda tanyakan pada tutor Anda atau Anda diskusikan
bersama teman-teman Anda.

Selamat Berlatih

MKDU4110; 2014.2

Anda mungkin juga menyukai