Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

          Dalam era globalisasi sekarang ini, bisnis ekonomi pun juga ikut terpengaruh.

Batasan antarnegara menjadi semakin kabur pada saat teknologi komunikasi

semakin maju. Hal ini membuat semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis

yang terjadi antar perusahaan – perusahaan besar. Akibatnya, perusahaan –

perusahaan kecil akan tersisih dari dunia bisnis dan terancam bangkrut. Untuk

menghindari hal itu, maka pelaku bisnis harus melakukan Strategi Bisnis Global.

Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai Strategi Bisnis Global, yang

dikhususkan kepada Joint Venture.

          Dalam hal ini penulis telah mengambil dasar teori dari sumber buku dan

internet untuk menambah penjelasan dan membawa kita kepada sebuah

pemahaman sebuah strategi dalam bisnis global khususnya joint venture.

          Adapun dalam makalah ini akan membawa kita pada contoh kasus dari salah

satu perusahaan besar yang menerapkan serta memberi pemahaman tentang joint

venture secara singkat tetapi mudah dipahami yang akan penulis bahas di bab 3

Pembahasan. Serta menjelaskan perjalanan perusahaan yang telah melakukan joint

venture tersebut.

1
B. Rumusan Masalah

Pada materi ini, penulis akan membahas mengenai sebagai berikut :

 Apa yang dimaksud joint venture ?

 Siapa dan apa ciri – ciri joint venture ?

 Apa saja macam perjanjian joint venture ?

 Bagaimana pembagian laba dalam perjanjian joint venture ?

 Jelaskan metode akuntansinya ?

 Apa faktor yang menyebabkan perusahaan melakukan joint venture ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

 Memahami apa yang dimaksud joint venture.

 Mengerti tentang anggota dan ciri – ciri joint venture.

 Mampu menjelaskan dan memahami macam perjanjian joint venture.

 Memahami pembagian laba dalam joint venture.

 Mampu menjelaskan metode akuntansi joint venture.

 Memahami faktor yang menyebabkan perusahaan melakukan joint venture.

C. Manfaat Penulisan

Penulis berharap hasil dari penulisan makalah ini dapat memberi manfaat kepada

pembaca untuk :

1. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai joint venture dalam

strategi bisnis global.

2
2. Sebagai acuan untuk persiapan diri bagi pembaca untuk mengahadapi

bisnis global jika suatu saat nanti menjadi pengusaha.

3. Sebagai strategi bertahan dari ketatnya persaingan bisnis dalam era

globalisasi.

3
BAB 2

DASAR TEORI

A. Definisi Joint Venture

Joint venture adalah suatu unit terpisah yang melibatkan dua atau lebih peserta

aktif sebagai mitra. Kadang - kadang juga disebut sebagai aliansi strategis, yang

meliputi berbagai mitra, termasuk organisasi nirlaba, sektor bisnis dan umum. Dan

berikut ini adalah beberapa  definisi joint venture menurut para ahli yang telah penulis

ambil dari beberapa sumber buku dan internet. Antara lain :

 Menurut Peter Mahmud, joint venture merupakan suatu kontrak antara dua

perusahaan untuk membentuk satu perusahaan baru, perusahaan baru inilah

yang disebut dengan perusahaan joint venture.

 Menurut Erman Rajagukguk, joint venture ialah suatu kerja sama antara

pemilik modal asing dengan pemilik modal nasional berdasarkan perjanjian,

jadi pengertian tersebut lebih condong pada joint venture yang bersifat

internasional.

Berdasarkan pengertian dari tokoh di atas maka dapat kita ketahui unsur - unsur yang

terdapat dalam joint venture ialah :

4
1. Kerjasama dua pihak atau lebih.

Joint venture merupakan kerjasama dua pihak atau lebih yang sepakat untuk

membentuk perusahaan baru dengan nama baru.

2. Ada modal.

Dalam joint venture masing-masing pihak memberikan modal untuk disetor dan dipakai

bersama untuk mengoperasikan perusahaan baru.

3. Ada surat perjanjian.

Sebagai bentuk adanya kerjasama antara dua belah pihak, maka dalam joint venture

harus ada surat perjanjian yang berfungsi untuk mengikat kedua belah pihak tersebut.

Dalam joint venture karena melibatkan orang lain, maka perlu diperhatikan dan diteliti

apakah pihak yang akan diajak kerjasama tersebut adalah pihak yang bisa

dipertanggungjawabkan.

B. Anggota Joint Venture

Para anggota (pihak yang menyelenggarakan ) joint venture sering disebut dengan

istilah venture atau partner atau sekutu. Anggota joint venture dapat berupa

perseorangan, persekutuan, perseroan terbatas dan sebagainya. Pada umumnya semua

partner ikut mengelola jalannya perusahaan. Salah satu di antara para sekutu tersebut

bertindak sebagai manajernya, yang disebut managing partner.

5
C. Ciri - ciri Joint Venture

Perusahaan  joint venture memiliki ciri – ciri :

1. Merupakan perusahaan baru yang secara bersama-sama didirikan oleh

beberapa perusahaan lain.

2. Modalnya berupa saham yang disediakan oleh perusahaan - perusahaan

pendiri dengan perbandingan tertentu.

3. Kekuasaan dan hak suara dalam joint venture didasarkan pada banyaknya

saham yang ditanam oleh masing-masing perusahaan pendiri.

4. Perusahaan - perusahaan pendiri joint venture tetap memiliki eksistensi dan

kebebasan masing - masing.

5. Risiko ditanggung bersama - sama antara masing - masing partner melalui

perusahaan - perusahaan berlainan.

D. Jenis – jenis Perjanjian Joint Venture

Ada 2 jenis perjanjian joint venture antara lain :

 Joint venture domestik

 Joint venture domestik didirikan antara perusahaan yang terdapat di

dalam negeri.

 Joint venture Internasional

Joint venture internasional ini didirikan di Indonesia oleh dua perusahaan dimana salah

satunya perusahaan asing.

6
E. Pembagian laba Joint Venture

Seperti halnya persekutuan, maka laba joint venture juga hak para anggota.

Oleh karena itu, laba joint venture akan dibagikan kepada para sekutu. Cara (metode)

pembagian labanya juga akan diatur di dalam perjanjian. Metode pembagian laba

yang dipakai juga sama dengan metode pembagian laba persekutuan, yaitu:

 Laba dibagi sama,

 Laba di bagi dengan ratio tertentu,

 Laba dibagi sesuai dengan ratio modal, yaitu:

1. Modal mula-mula,

2. Modal awal periode,

3. Modal akhir periode, dan

4. Modal rata-rata.

o Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal dan sisanya dibagi menurut

cara a,b atau c.

o Laba dibagi dengan memperhitungkan gaji dan bonus dan sisanya dibagi

menurut cara a,b atau c.

o Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal, gaji serta bonus dan

sisanya dibagi menurut cara a,b atau c.

7
F. Metode Akuntansi Untuk Joint Venture

Pada prinsipnya ada dua metode :

1. Buku diselenggarakan terpisah dari pembukuan masing-masing anggota.

Pembukuan masing-masing anggota diselenggarakan secara terpisah

rekening pembukuan di dalam joint venture meliputi aktiva, hutang,

pendapatan, biaya - biaya dan modal yang diselenggarakan untuk tiap

anggota.

2. Rekening - rekening untuk setiap transaksi dalam joint venture ada

dan dicatat didalam buku masing-masing anggota, ( tidak diselenggarakan

pembukuan secara terpisah terhadap aktiva joint venture atau digabung ).

Masing-masing anggota harus mempunyai rekening joint venture pada buku-

bukunya, meskipun masing-masing patner mecatat transaksi-transaksi yang

terjadi pada buku managing patner tetap harus dibentuk rekening joint

venture. Misal kas JV, piutang JV, Hutang JV, dll.

Dalam metode ini, joint venture tidak menyelenggarakan akuntansi secara tersendiri.

Akuntansi terhadap joint venture diselenggarakan oleh masing-masing sekutu (partner).

Dalam hal ini, akuntansinya dapat dibagi menjadi dua yaitu :

 Managing Partner

Pada dasarnya managing partner akan menyelenggarakan rekening secara lengkap,

yaitu rekening - rekening aktiva, utang, modal, pendapatan, dan biaya. Oleh karena

8
akuntansi tersebut dicampur dengan akuntansi perusahaannya sendiri, maka untuk

membedakannya setiap rekening joint venture diberi tanda tersendiri, yaitu dengan

penambahan istilah “joint venture” pada setiap rekening. Rekening-rekening yang

diselenggarakan managing partner meliputi :

a) Rekening Aktiva - Joint Venture

b) Rekening Utang - Joint Venture

c) Rekening sekutu atau partner

d) Rekening Joint Venture

 Non - Managing Partner

Non - managing partner hanya menyelenggarakan 2 macam rekening, yaitu :

a. Rekening Joint Venture

b. Rekening Sekutu (Partner)

 Rekening Managing Partner

Berikut mekanisme pendebitan dan pengkreditan rekening ini:

 Pendebitan

Pendebitan dilakukan apabila terjadi transaksi yang berakibat:

 Aktiva joint ventre bertambah

 Utang joint venture berkurang dan

 Modal atau managing partner berkurang

 Pengkreditan

Pengkreditan dilakukan apabila terjadi transaksi yang berakibat:

9
 Aktiva joint venture berkurang

 Utang joint venture bertambah dan

 Modal atau managing partner bertambah

 Rekening Sekutu non - Managing Partner yang lain.

G. Joint Venture yang Belum Selesai

Dalam hubungannya dengan joint venture yang belum selesai tersebut timbul

masalah akuntansi, yaitu mengenai pengakuan laba atau rugi joint venture yaitu

apakah perlu mengakui rugi - laba atas joint venture yang belum selesai. Perlu tidaknya

mengakui rugi - laba joint venture yang belum selesai harus memperhatikan prinsip-

prinsip yang mendasari pengakuan rugi laba ( pendapatan dan biaya ).

Dalam hal anggota joint venture mengakui laba atas joint venture yang belum

selesai ini menimbulkan 2 masalah, yaitu penentuan besarnya laba atau rugi yang

diakui dan pencatatannya akan tergantung pada metode akuntansi yang digunakan.

 Metode Akuntansi Terpisah

Apabila joint venture menyelenggarakan akuntansi dengan metode ini maka

besarnya laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Apabila diperlukan maka

untuk menghitung laba atau rugi tersebut diperlukan penyesuaian. Laba atau rugi

tersebut akan dibagi sesuai dengan rasio atau metode pembagian laba yang disepakati.

Dengan metode ini maka masing-masing sekutu hanya akan mencatat bagian laba atau

rugi yang menjadi haknya.

 Metode Akuntansi Tidak Terpisah

10
Apabila joint venture menggunakan metode akuntansi tidak terpisah maka

besarnya laba / rugi dapat diketahui dari saldo rekening joint venture, yaitu :

o Laba, apabila rekening Joint venture bersaldo kredit dan

o Rugi, apabila rekening Joint venture bersaldo debit.

Seperti yang dijelaskan bahwa joint Venture hanya bisa dihitung laba / ruginya

apabila telah berakhir usaha yang menjadi obyeknya maka dalam pembukuan ini

mengalami hal -hal yang perlu dilakukan karena pembukuan secara tidak terpisah

sedikit berbeda dari pembukuan secara terpisah, yang membedakan adalah hak - hak

para anggota di dalam joint venture dapat ditentukan pada setiap saat yang

menyangkut aktivitas joint venture.

Hak-hak para anggota adalah selisih antara jumlah komutatif semua rekening

yang mempunyai saldo debit dengan jumlah komulatif semua rekening yang

mempunyai saldo kredit dari pembukuan yang diselenggarakan oleh anggota yang

bersangkutan.

Rekening - rekening dengan saldo debet menunjukkan aktiva joint venture

(termasuk biaya yang dibayar dimuka). Sedangkan rekening -rekening yang mempunyai

saldo kredit adalah rekening yang menunjukkan kewajiban - kewajiban joint venture

kepada pihak ketiga dan hak - hak anggota di dalam joint venture.

11
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :

Joint venture merupakan suatu perusahaan gabungan atau bentuk gabungan dari

beberapa perusahaan dari berbagai negara yang bekerja sama dan menjadi satu

perusahaan untuk meraih konsentrasi kekuatan ekonomi dan tanpa melihat besar atau

kecilnya modal.

B. Saran

Ketika perusahaan melakukan kerjasama joint venture, perlu memperhatikan

beberapa masalah yang timbul. Diantaranya adalah :

1) Perbedaan bahasa yang dapat mengganggu kelancaran komunikasi antara

pihak lokal dengan pihak asing.

Maka dari itu perlu adanya seseorang yang menguasai bahasa asing atau

bahasa internasional demi menjaga kelancaran komunikasi dan mencegah

terjadinya kesalah pahaman dari masing – masing pihak.

2) Perbedaan manajemen perusahaan dalam mengatur dan menjalankan

perusahaan masing – masing.

12
Dalam hal ini, setiap anggota joint venture pasti ingin menerapkan

manajemen masing – masing pada perusahaan joint venture tersebut.

Sehingga perlu adanya diskusi yang benar – benar matang supaya tidak

menimbulkan masalah yang mengakibatkan gagalnya joint venture.

3) Pembagian saham yang akan mempengaruhi dalam pengambilan

keputusan

Maksud dari point ini adalah ketika perusahaan memiliki saham yang

sama besar, pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah harus

dilakukan bersama – sama. Sehingga pengambilan keputusan menjadi

lambat. Berdasarkan hal ini beberapa perusahaan membaginya dengan

tidak sama besar dan disesuaikan dengan kemampuan setiap perusahaan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Aang, 2014. Joint Venture. (http://aangkuro.blogspot.in/2014/01/joint-venture.html?

m=1) diakses pada 10 Juli 2019 pukul 22.57.

Anggun, 2012. Kerjasama, Penggabungan dan Ekspansi/Metode Ekspansi Bisnis.

(http://dewianggun49.blogspot.in/2012/10/kerjasama-penggabungan-dan.html?m=1)

diakses pada 10 Juli 2019 pukul 22.57.

Nisa, Khairun, 2014. Akuntansi Joint Venture.

(http://knnisaa.blogspot.in/2014/03/akuntansi-joint-venture.html?m=1) diakses pada

10 Juli 2019 pukul 22.57.

Cristianto, Awan, 2010. Asal Usul Sejarah Ponsel / Handphone Ericsson / Sony Ericsson.

(http://asal-usul-motivasi.blogspot.com/2010/11/asal-usul-sejarah-ponsel-

handphone.html?m=1) diakses pada 10 Juli 2019 pukul 22.57.

Pramudya, Kelik, 2009. Joint Venture. (http://click-gtg.blogspot.com/2009/04/joint-

venture.html) diakses pada 10 Juli 2019 pukul 22.57.

W, Hari, Laksono. 2014. Perpisahan yang Membawa Peluang,

(http://tekno.kompas.com/read/2012/02/29/0653493/perpisahan.yang.membawa.pelua

ng) diakses pada 10 Juli 2019 pukul 22.57.

14

Anda mungkin juga menyukai