JOINT VENTURE
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN
Disusun guna untuk memenuhi tugas kelompok Akuntansi Keuangan Lanjutan
Dosen Pengampu: Nafi’ Inayati Zahro, SE, Msi Ak
Disusun oleh:
1. ANGGI PRATIVI (202012099)
2. RIZKY PUTRI RAMADHANI (202012102)
3. EGA MIFTAHURROZAQ (202012111)
4. M SHENDY SAPUTRA (202012122)
5. LULUK KHANSA HUWAIDA ( 202012131)
Tidak semua kegiatan usaha bisa dilakukan sendiri, karena berbagai alasan,
baik alasan teknis produksi, alasan penguasaan pasar, maupun semata-mata alasan
keuangan. Maka beberapa orang atau beberapa pihak bersama-sama mendirikan
satu perusahaan, baik dengan pihak-pihak dalam satu negara bahkan lintas negara. Pada
era globalisasi seperti sekarang, sudah biasa melihat perusahaan patungan
dengan pemegang saham yang berasal dari banyak negara. Karena itu sudah menjadi
makin susah untuk menyebut negara asal mana yang mendominasi satu perusahaan.
Usaha patungan atau yang biasa disebut Joint Venture merupakan
suatu pengertian yang luas. Dia tidak saja mencakup suatu kerja sama dimana masing-
masing pihak melakukan penyertaan modal (equity joint ventures) tetapi juga bentuk-
bentuk kerjasama lainnya yang lebih longgar, kurang permanen sifatnya serta tidak
harus melibatkan partisipasi modal. Yang pertama mengarah pada terbentuknya suatu
badan hukum, sedangkan pola yang kedua perwujudannya tampak dalam berbagai
bentuk kontrak kerjasama (contractual joint ventures) dalam bidang
manajemen(management contract), pemberian lisensi (license agreement), bantuan
teknik dan keahlian (technical assistance and know-how agreement), dan sebagainya.
Dengan joint venture diharapkan dapat menghimpun sinergi dari berbagai pihak,
khususnya pihak yang menguasai pasar dan pihak yang menguasai teknologi produksi.
2. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian joint venture
b. Untuk mengetahui keanggotaan dalam joint venture
c. Untuk menganalisis kasus dalam joint venture
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian
Joint Venture adalah suatu bentuk kerja sama atau persekutuan beberapa pihak
untuk menyelenggarakan usaha bersama dalam jangka waktu tertentu, kerja sama ini
akan berakhir jika tujuan telah telah tercapai atau pekerjaan selesai.
Dalam metode ini masing –masing sekutu hanya akan mencatat investasi seniri
saja. Jadi para sekutu hanya akan mencatat apabila haknya berubah.metode ini
biasanya dipakai oleh joint venture yang umurnya relatif panjang.
Contoh 1
Dalam rangka perayaan Sekaten tahun 1991 A, B dan C sepakat untuk mengadakan join
venture yang bergerak dalam bidang penjualan pakaian dan mainan anak-anak selama
perayaan Sekaten di alun-alun utara Yogyakarta. Setoran modal masing-masing sekutu
disepakati :
-A Rp10.000.000
-B Rp10.000.000
-C Rp15.000.000
Cara pembagian laba disepakati:
a. A sebagai managing partner mendapat bonus 20% dari laba
b. Sisa laba setelah dikurangi bonus akan dibagi:
-A 30%
-B 30% dan
-C 40%
Apabila join venture menyelenggarakan akuntansi secara terpisah maka pencatatan baik
oleh join venture maupun oleh masing-masing partner dapat dilihat pada Tabel 5.1 pada
halaman berikut ini, perhitungan pembagian laba dapat dilihat pada Tabel 5.2
Pembagian kas tersebut didasarkan pada saldo modal masing-masing partner setelah pembagian
laba.
Tabel 5.2
Pembagian Rugi-laba
Keterangan total A B C
Rp Rp Rp Rp
Bonus:
Dibagi
Hasil saldo perhitungan harus akan selalu sama dengan saldo rekening
manging partner yang diselenggarakan oleh managing sekutu yang lain (non-
managing partner)
4. Joint Venture
Rekening ini merupakan gabungan dari rekening pendapatan dan
biaya. Jadi rekening ini didebit dengan biaya dan dikredit dengan
pendapatan. Jadi, saldo rekening ini akan menunjukkan laba atau rugi,
yaitu saldo debit menunjukkan rugi dan sebaliknya saldo kredit
menunjukkan laba.
Jadi managing partner akan menyelenggarakan 4 rekening.
Selisih antara jumlah saldo debit dengan jumlah saldo kredit adalah hak
managing partner. Hubungan antara keempat rekening dengan hak
managing partner adalah sebagai berikut:
b. Non-Managing Partner
Non-managing partner hany menyelenggarakan 2 macam rekening, yaitu:
1. Rekening joint venture
2. Rekening sekutu (partner)
Penggunaan masing – masing rekening tersebut adalah sebagai berikut:
1. Rekening Joint Venture
Pemakain rekening ini sam dengan pemekaian rekening “joint venture”
yang diselenggarkan oleh managing partner, yaitu didebit denagn biaya
dan dikredit dengan pendapatan, sehingga saldonya menunnjukkan laba
atau rugi, yaitu saldi debit menunjukkan rugi dan saldo kredit
menunnjukkan laba.
2. Rekening Sekutu (Rekening Partner)
Rekening modal yang diselenggarakan oleh non-managing partner ada 2,
yaitu:
a. Rekening managing partner
b. Rekenig sekutu non-managing partner yang lain
Pemakaiankedua macam rekening modal ini ada perbedaan prinsipiil,
yaitu:
a. Rekening partner
Rekening ini dipakai untuk menampung aktiva bersih joint venture yang
dititipkan pada managing partner dan hak atau modal managing partner. oleh
kat=rena itu saldo rekening ini menunjukkan selisih antara aktiva bersih joint
venture yang dititipkan pada managing partner dengan modal managing partner.
Aktiva bersih joint venture adalah selisih antara aktiva joint venture dengan
utang joint venture. Dengan demikian mekanisme pendebitan dan pengkreditan
rekening ini adalah:
Pendebitan
Pendebitan dilakukan apabila terjadi transaksi yang berakibat
Aktiva joint venture bertambah
Utang joint venture berkurang dan
Modal atau managing partner berkurang
pengkreditan
pengkreditan dilakukan apabila terjadi transaksi yang berakibat:
Aktiva joint ventureberkurang
Utang modal joint ventire bertambah dan
Modal atau managing partner bertambah
Pada umumnya aktiva bersih joint venture yang dititipkan pada managing
partner lebih besar daripada ha managing partner. oleh karena itu rekening managing
partner pada umumnya saldo debit.
b. Rekening non-managing partner
Jumlah kredit
Hak partner yang bersangkutan
Dari data pada contoh 1 akan tetapi menggunakan metode akuntansi tidak terpisah yaitu:
Dalam rangka perayaan Sekaten tahun 1991 A, B dan C sepakat untuk mengadakan join venture
yang bergerak dalam bidang penjualan pakaian dan mainan anak-anak. Modal masing-masing
sekutu disepakati:
-A Rp10.000.000
-B Rp10.000.000
-C Rp15.000.000
Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut baik oleh join venture maupun
oleh masing-masing partner dapat dilihat pada Tabel 5.3 pada halaman berikut ini. Mengenai
pembagian labanya sama saja dengan apabila menggunakan metode akuntansi terpisah.
Barang yang Belum Terjual
Kadang – kadang pada saat joint venture dibubarkan, belum semua barang
dagangan berhasil terjual. Sisa barang tersebut harus diperlakukan secara tepat sesuai
dengan penggunaan sisa barang yang bersangkutan, dalam hal ini ada 3 kemungkinan,
yaitu:
a. Dibagi kepada para sekutu
b. Dijual kepada pihak luar
c. Dijual kepada sekutu
Pencatatan terhadap pembagian sisa barang kepada para sekutu tergantung metode
akuntansi yang dipakai, yaitu:
1. Metode Akuntansi Terpisah
Apabila sisa barang dijual kepada pihak luar maka akan dicatat seperti halnya
penjualan yang biasa (bukan penjulaan sisa barang). Pencatattan ini tergantung pada
metode akuntansi yang digunakan joint venture , yaitu metode akuntansi terpisah dan
metode akuntansi tidak terpisah. Apabila joint venture menggunakan metode akuntansi
terpisah transaksi ini akan dikredit ke rekening penjualan, yang pada akhiryang akan
menanbah laba sebesar harga jual. Apabila joint venture mengguanakan metode
akuntansi tidak terpisah transaksi ini akan dikredit ke rekening joint venture sebesar
harga jual. Pencatatan ini akan menambah laba (saldo rekening joint vemture) sebesar
harga jual., karena harga pokok (pembelian) sudah dicatat pada saat membeli.
c. Dijual Kepada Sekutu
Selanjutnya masing – masing sekutu akan mencatat seluruh laba atau rugi baik yang
menjadi bagiannnya maupun tidak.
Contoh 3
Joint venture ABC membagi rugi-laba sebagai berikut:
- Sebagai managing partner A mendapat bonus 10% dari laba bersih (hanya kalau
laba)
- Sisa laba atau rugi
Joint venture tersebut berakhir pada tanggal 1 agustus 1991. Saldo rekening-rekening
joint venture yang diselenggarakan oleh masing-masing partner pada saat itu dan hak
masing-masing sekutu pada saat itu adalah sebagai berikut:
Saldo per masing-masing partner
Rekening A B C
Rp Rp Rp
Rekening bersaldo
debit:
- Kas-joint 111.000.000 - -
venture
- Rekening - 71.000.000 71.000.000
A ........
Pada saat itu di gudang ternyata masih ada barang dagangan dengan harga pokok Rp
3.000.000,00. Sisa barang dagangan tersebut dijual kepada A seharga Rp 4.000.000,00
pembayarannya diperhitungkan dengan bagian kas A.
Diminta :
a. Buatlah jurnal yang dibuat oleh masing-masing sekutu untuk mencatat penjualan
sisa barang kepada A tersebut!
b. Buatlah perhitungan pembagian laba!
c. Buatlah jurnal untuk mencatat pembagian laba!
d. Buatlah perhitungan pembagian kas!
e. Buatlah jurnal yang dibuat oleh masing-masing sekutu untuk mencatat
pembagian kas!
Penyelesaian :
a. Jurnal yang dibuat oleh masing-masing sekutu untuk mencatat penjualan sisa
barang dagangan kepada A adalah :
1) Jurnal yang dibuat A
Pembelian (persediaan) Rp 4.000.000,00
Joint venture ...... Rp 4.000.000,00
2) Jurnal yang dibuat oleh B
Rekening A ....... Rp 4.000.000,00
Joint venture ...... Rp 4.000.000,00
3) Jurnal yang dibuat oleh C
Rekening A ........... Rp 4.000.000,00
Joint venture ...... Rp 4.000.000,00
b. Perhitungan pembagian laba :
Laba sebelum penjualan sisa barang dagangan Rp
11.000.000,00
Penjualan sisa barang dagangan Rp
4.000.000,00
Laba ...................................................... Rp
15.000.000,00
Pembagian laba :
A. Bonus = 10% x Rp 15.000.000,00 = Rp
1.500.000,00
Sisa = 1/3 x (Rp 15.000.000,00 – Rp 1.500.000,00) = Rp
4.500.000,00
Jumlah bagian A .................................. Rp 6.000.000,00
B. 1/3 x (Rp 15.000.000,00 – Rp 1.500.000,00) = Rp
4.500.000,00
C. 1/3 x (Rp 15.000.000,00 – Rp 1.500.000,00) = Rp
4.500.000,00
c. Jurnal untuk mencatat pembagian laba :
Jurnal yang dibuat oleh masing-masing sekutu untuk mencatat pembagian laba
adalah:
1) Jurnal yang dibuat oleh sekutu A
Joint venture ................................ Rp 15.000.000,00
Laba ....................................... Rp 6.000.000,00
Rekening B ............................. Rp 4.500.000,00
Rekening C ............................. Rp 4.500.000,00
2) Jurnal yang dibuat oleh sekutu B
Joint venture ................................ Rp 15.000.000,00
Laba ....................................... Rp 4.500.000,00
Rekening A ............................. Rp 6.000.000,00
Rekening C ............................. Rp 4.500.000,00
3) Jurnal yang dibuat oleh sekutu C
Joint venture ................................ Rp 15.000.000,00
Laba ...................................... Rp 4.500.000,00
Rekening A ............................ Rp 6.000.000,00
Rekening B ............................ Rp 4.500.000,00
d. Perhitungan pembagian kas
A B C
Keterangan
Rp Rp Rp
e. Jurnal yang dibuat oleh masing-masing sekutu untuk mencatat pembagian kas:
1) Jurnal yang dibuat oleh A:
Kas ...................... Rp 42.000.000,00
Rekening A ................... Rp 34.500.000,00
Rekening B .................. Rp 34.500.000,00
Kas-joint venture ......... Rp 111.000.000,00
2) Jurnal yang dibuat oleh sekutu B:
Kas .............................. Rp 34.500.000,00
Rekening B .................. Rp 34.500.000,00
Rekening A .................. Rp 69.000.000,00
3) Jurnal yang dibuat oleh sekutu C:
Kas ............................. Rp 34.500.000,00
Rekening B ................ Rp 34.500.000,00
Rekening A ................. Rp 69.000.000,00
Contoh 4
Suatu joint venture dengan anggota A, B dan C membagi laba atau rugi dengan
rasio
A = 30%
B = 35%
C = 35%
Sampai dengan akhir tahun 1991 joint venture tersebut belum selesai. Ikhtisar saldo
rekening-rekening yang diselenggarakan oleh joint venture per 31 desember 1991
adalah:
Rekening Saldo
Debit :
- Aktiva Rp 105.000.000,00
- Biaya Rp 80.000.000,00
Jumlah saldo debit Rp 185.000.000,00
Kredit :
- Modal A Rp 25.000.000,00
- Modal B Rp 30.000.000,00
- Modal C Rp 30.000.000,00
- Pendapatan Rp 100.000.000,00
Jumlah saldo kredit Rp 185.000.000,00
Dalam keadaan seperti ini maka besarnya laba joint venture untuk tahun 1991 adalah:
Jumlah pendapatan Rp 100.000.000,00
Jumlah biaya Rp 80.000.000,00
Laba Rp 20.000.000,00
Dibagi :
A: 30% x Rp 20.000.000,00 = Rp 6.000.000,00
B: 35% x Rp 20.000.000,00 = Rp 7.000.000,00
C: 35% x Rp 20.000.000,00 = Rp 7.000.000,00
Jurnal yang dibuat oleh masing-masing sekutu untuk mengakui laba tersebut adalah:
a. Jurnal yang dibuat oleh sekutu A
Investasi- joint venture Rp 6.000.000,00
Laba joint venture Rp 6.000.000,00
b. Jurnal yang dibuat oleh sekutu B
Investasi- joint venture Rp 7.000.000,00
Laba joint venture Rp 7.000.000,00
c. Jurnal yang dibuat oleh sekutu C
Investasi- joint venture Rp 7.000.000,00
Laba joint venture Rp 7.000.000,00
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari makalah tersebut dapat disimpulkan bahwa joint venture merupakan salah
satu bentuk persekutuan atau kerja sama yang memiliki jangka waktu ketika
mengadakan perjanjian diawal. Dari sekian banyak persekutuan banyak yang
menerapkan joint venture dalam bisnis mereka, karena dari sisi biaya yang minim
membuatnya lebih menguntungkan dari segi biaya sehingga layak untuk diterapkan
dalam bisnis yang masih baru
DAFTAR PUSTAKA