Anda di halaman 1dari 7

Pengertian risiko

Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rata-rata dari tingkat


pengembalian yang diharapkan yang dapat diukur dari standar deviasi dengan menggunakan
statistika.

Risiko keuangan terjadi karena adanya penggunaan hutang dalam struktur keuangan
perusahaan, yang mengakibatkan perusahaan harus menanggung beban tetap secara
periodik berupa beban bunga. Hal ini akan mengurangi kepastian besarnya imbalan bagi
pemegang saham, karena perusahaan harus membayar bunga sebelum memutuskan
pembagian laba bagi pemegang saham. Dengan demikian, risiko keuangan menyebabkan
variabilitas laba bersih (net income) lebih besar.

Pengertian Risiko dan Tingkat Pengembalian (Risk and Return)

Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Lebih
luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau
berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu
istilah “high risk bring about high return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih
besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula.

Risk (risiko) and return (pengembalian) adalah kondisi yang dialami oleh perusahaan,
institusi, dan individu dalam keputusan investasi yaitu, baik kerugian maupun keuntungan
dalam suatu periode akuntansi.

Hubungan Pengertian Risiko dan Tingkat Pengembalian


Risk and return adalah kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi, dan individu dalam
keputusan investasi yaitu, baik kerugian maupun keuntungan dalam suatu periode
akuntansi. Hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian adalah:
 Bersifat linear atau searah
 Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko
 Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka semakin besar
pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.
 Kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal.
A. Teori portofolio modern
Teori portofolio modern (MPT) adalah teori investasi yang mencoba untuk memaksimalkan portofolio
yang diharapkan kembali dengan jumlah tertentu risiko portofolio, atau ekuivalen meminimalkan risiko
untuk mencari tingkat pengembalian yang diharapkan, dengan hati-hati memilih berbagai proporsi aset.
Meskipun MPT banyak digunakan dalam praktek dalam industri keuangan dan beberapa pencipta yang
memenangkan hadiah Nobel peringatan untuk teori, dalam beberapa tahun terakhir asumsi dasar MPT
telah banyak ditantang oleh bidang-bidang seperti perilaku ekonomi .
MPT adalah formulasi matematika dari konsep diversifikasi dalam berinvestasi, dengan tujuan memilih
koleksi aset investasi yang telah menurunkan resiko aset kolektif daripada individu. Bahwa ini mungkin
dapat dilihat secara intuitif karena berbagai jenis aset sering perubahan nilai dengan cara yang
berlawanan. Sebagai contoh, karena harga di pasar saham cenderung bergerak secara independen
dari harga di pasar ikatan , koleksi kedua jenis aset sehingga dapat memiliki risiko secara keseluruhan
lebih rendah dibandingkan secara individu. Tetapi diversifikasi menurunkan resiko bahkan jika kembali
aset tidak berkorelasi negatif-sungguh, bahkan jika mereka berkorelasi positif.
Lebih teknis, model MPT aset kita kembali sebagai sebuah terdistribusi secara normal fungsi (atau lebih
umum sebagai eliptik didistribusikan variabel acak ), mendefinisikan risiko sebagai standar deviasi
return, dan model portofolio sebagai kombinasi tertimbang aktiva, supaya kembalinya portofolio adalah
kombinasi tertimbang mengembalikan aset. Dengan menggabungkan aset pengembalian yang berbeda
yang tidak sempurna positif berkorelasi, MPT berupaya mengurangi jumlah varians dari return
portofolio. MPT juga mengasumsikan bahwa investor rasional dan pasar yang efisien .
MPT yang dikembangkan pada tahun 1950 sampai awal 1970 an dan dianggap sebagai kemajuan
penting dalam pemodelan matematika keuangan. Sejak itu, praktis banyak teoritis dan kritik telah
dilontarkan terhadap itu. Ini termasuk fakta bahwa pengembalian keuangan tidak mengikuti distribusi
Gaussian atau bahkan setiap distribusi simetris, dan yang korelasi antara kelas aktiva tidak tetap tetapi
dapat bervariasi tergantung pada peristiwa eksternal (terutama dalam krisis). Lebih lanjut, ada bukti
bahwa investor tidak rasional dan pasar tidak efisien.
Konsep
Konsep dasar di balik MPT adalah bahwa aset dalam investasi portofolio tidak boleh dipilih secara
Investasi adalah tradeoff antara resiko dan diharapkan kembali. Secara umum, aset dengan
pengembalian yang diharapkan lebih tinggi lebih berisiko. Dengan jumlah tertentu risiko, MPT
menjelaskan bagaimana untuk memilih portofolio dengan return tertinggi yang diharapkan mungkin.
Atau, untuk hasil yang diharapkan diberikan, MPT menjelaskan bagaimana untuk memilih portofolio
dengan kemungkinan resiko terendah (tingkat pengembalian yang diharapkan yang ditargetkan tidak
dapat lebih dari kembali tersedia keamanan tertinggi, tentu saja, kecuali kepemilikan negatif aset yang
mungkin.)
MPT Oleh karena itu, suatu bentuk diversifikasi. Dalam tertentu asumsi dan untuk spesifik kuantitatif
definisi risiko dan pengembalian, MPT menjelaskan bagaimana menemukan strategi diversifikasi
terbaik.
Komponen-komponen Dalam Menentukan Bunga Kredit Untuk menentukan besar kecilnya
bunga kredit yang akan ditetapkan bagi nasabah, komponennya adalah sebagai berikut :

1. Total Biaya Dana


                 Merupakan total bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk memperoleh dana
simpanan baik dalam bentuk simpanan giro, tabungan ataupaun deposito.Total biaya dana
ini tergantung dari seberapa besar bank menginginkan laba.Namun Total biaya dana ini
harus dikurang dengan cadangan wajib atau Reserve Requirement (RR). Besarnya yang
ditetapkan oleh pemerintah adalah 5%.

2. Biaya Operasi
Biaya operasi adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan oleh pihak bank untuk melaksankan
operasiny, biaya ini terdiri dari biaya gaji pegawai, biaya administrasi, biaya pemeliharaan
atau yang lainnya.

3. Cadangan Resiko Kredit Macet


Pihak bank akan memasukkannya kedalam komponen menentukan bunga kredit karena
setiap kredit yang diberikan pasti ada resiko untuk tidak dikembalikan, baik secara disengaja
ataupun tidak disengaja.

4. Laba yang diinginkan


Keuntungan yang harapkan oleh pihak bank itulah yang dimasukkan ke dalam komponen ini

5. Pajak
Pihak bank hendaknya juga memperhitungkan kewajiban yang harus dibayarkan kepada
negara sesuai dengan ketentuan dan undang-undang yang berlaku.

1.    Risiko Sistematis (Systematic Risks)


Risiko Sistematis (Systematic risks) adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan yang berhubungan
dengan seluruh pergerakan pasar saham dan tidak dapat dihindari. Resiko sistematis atau dikenal
dengan resiko pasar/resiko umum merupakan resiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi
dipasar recara keseluruhan. Perubahan pasar tersebut akan mempengaruhi variabilitas retur suatu
investasi. Dengan kata lain, resiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat didiversifikasi. Risiko ini
timbul akibat pengaruh keadaan perekonomian, politik dan sosial budaya, dimana mempunyai pengaruh
secara keseluruhan. Risiko ini juga disebutindivertible risk. Faktor yang mempengaruhi :
a.         Perubahan tingkat bunga
b.        Kurs valuta asing
c.         Kebijakan pemerintah
d.        Daya beli masyarakat, dll

2.    Risiko tidak Sistematis (Unsystematic Risk)


        Risiko tidak Sistematis (Unsystematic risk) adalah bagian dari risiko yang tidak umum dalam sebuah
perusahaan yang dapat dipisahkan. Resiko yang tidak sistematis atau dikenal dengan risiko spesifik
(resiko perusahaan), adalah risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan. Resiko
perusahaan lebih terkait pada perubahan posisi mikro perusahaan penerbit sekuritas. Dalam
manajemen portofolio disebutkan bahwa resiko perusahaan bisa diminimalkan dengan melakukan
diversifikasi asset dalam suatu portofolio. Risiko ini juga disebut diversifiable risk.Faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi :
a.          Struktur modal
b.         Struktur aset
c.          Tingkat likuiditas

Hubungan Risiko Dan Keuntungan dalam Lingkup CAPM


Sejauh ini kita telah membicarakan pengukuran risiko dalam CAPM, yaitu digunakan beta sebagai
pengukur risiko (bukan lagi deviasi standar tingkat keuntungan). Kita juga tahu bahwa investasi yang
efisien adalah investasi yang memberikan risiko tertentu dengan risiko terkecil. Dengan kata lain, kalau
ada dua usulan investasi yang memberikan tngkat keuntungan yang sama, tetapi mempunyai risiko yang
berbeda, maka investor yang rasional akan memilih investasi yang mempunyai risiko yang lebih kecil.
Berdasarkan prinsip diatas, maka untuk memasukkan faktor risiko (yang di ukur dengan beta) kedalam
penilaian (suatu) investasi. Karena nialai suatu aktiva tergantung anatara lain pada tingkat keuntungan
yang layak (=r) investasi/aktiva tersebut, maka CAPM ini kita pergunakan untuk menentukan beberapa r
yang layak untuk suatu investasi dengan mengingat risiko investasi tersebut.

SECURITY MARKET LINE

Security Market Line adalah grafik yang merepresentasikan hubungan pengembalian dan
betayang diharapkan dari CAPM. Beta sendiri adalah pengukuran yang tepat dari risiko karena
beta proporsional terhadap varian dari sekuritas yang berkontribusi pada portofolio yang
berkontribusi.Pada SML, slope dari grafik merupakan risk premium. Sangat berguna ketika kita
membandingkan SML dann Capital Market Line (CML). CML menggambarkan risk premium dari
portofolio efisien yang lengkap sebagai fungsi dari standar deviasi portofolio. Ini tepat karena
standar deviasi adalah pengukuran yang valid risiko untuk portofolio.Berbeda dengan CML, SML
menggambarkan risk premium aset individu sebagai fungsi dari risiko aset. Pengukuran yang
relevan dari risiko untuk aset individu bukan merupakan standardeviasi dari aset melainkan
beta dari aset. SML valid untuk baik pengukuran aset individu maupun portofolio.SML
menyediakan patokan untuk evaluasi dari performa investasi. SML menyediakan tingkat
pengembalian yang dibutuhkan untuk mengkompensasi investor atas beta risk dari investasi.
Karena SML merepresentasikan hubungan mean-beta, fairly priced assets terbentuk tepat pada
SML. Pengembalian yang diharapkan dari aset tersebut sepadan dengan risikonya. Ketika
menggunakan CAPM, semua sekuritas harus berada pada SML. Saham yang underprice
tergambar di atas garis SML.

 CAPM ( Capital Asset Pricing Model)


            Capital Asset Pricing Model (CAPM) dikembangkan oleh William
Sharpe, John Lintner, dan Jan Mossin 12 tahun setelah Harry Markowitz
mengemukakan teori portofolio modern pada tahun 1952. Capital Asset
Pricing Model (CAP) adalah sebuah model hubungan risiko dan expected
returnsuatu sekuritas atau portofolio (Zubir, 2010:197). Model tersebut dapat
digunakan untuk menentukan harga aset berisiko. Menurut Capital Asset
Pricing Model (CAPM) risiko yang dinilai oleh investor yang rasional hanya
systematic risk karena risiko tersebut tidak bisa dihilangkan dengan
diversifikasi. Model tersebut menyatakan bahwa expected return sebuah
sekuritas atau portofolio sama dengan return sekuritas bebas risiko
ditambah dengan risk premiumdikalikan dengan systematic risk sekuritas
tersebut.
Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan bagian penting dalam
bidang keuangan yang digunakan dalam memprediksi hubungan antara
expected return dan risiko suatu aset. Model tersebut mempunyai dua fungsi
utama, yaitu (Zubir, 2010:197) :a. Sebagai tolak ukur (benchmark) dalam
mengevaluasi tingkat pengembalian (rate of return) suatu investasi.
Misalnya, bila investor menganalisis return suatu saham, investor ingin
tahu apakah return saham tersebut lebih tinggi, lebih rendah, atau wajar
dikaitkan dengan risikonya.b.     Membantu dalam memprediksi expected
return suatu aset yang tidak atau belum diperdagangkan di pasar.
Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan model keseimbangan
antara expectedreturn dan risiko suatu aset di pasar. Model tersebut
menggambarkan tingkah laku (behaviou) investor secara bersama-sama
dalam melakukan investasi. Capital Asset Pricing
Model(CAPM) mengasumsikan beberapa kondisi sebagai berikut (Zubir,
2010:198) :
a. Tidak ada biaya transaksi, yaitu biaya–biaya pembelian dan penjualan
saham sepertibiaya broker, biaya penyimpanan saham (custodian), dan lain-
lain. Pada kenyataannya, jual-beli saham dikenakan biaya transaksi,
sehingga mengurangi return investasi tersebut dan akan menjadi
pertimbangan bagi investor dalam membuat keputusan investasi.

b.      Saham dapat dipecah-pecah dalam satuan yang tidak terbatas,


sehingga investor dapat membeli saham dalam ukuran pecahan. Jika harga
saham sebuah perusahaan Rp. 4.000 per lembar, investor dapat membeli
saham tersebut sebanyak 0,1 lembar saham dengan dana Rp. 400.
Pada kenyataannya, saham dibeli dalam satuan lot(1 lot= 500 lembar
saham). Jadi tidak mungkin membeli saham dalam lembar pecahan.

c.       Tidak ada pajak pendapatan pribadi, sehingga bagi investor tidak


masalah apakah mendapatkan return dalam bentuk dividen atau capital
gain. Pada kenyataannya, dividen dan capital gain dikenakan pajak. Apabila
tarifpajak dividen dan capital gain berbeda, tentu akan mempengaruhi
investor dalam memilih saham yang akan dimasukan ke dalam portofolio.
Apabila tarif pajak dividen lebih kecil daripada tarif pajak capital gain, maka
investor akan memilih saham-saham yang memberikan dividen besar dan
short sale saham-saham yang memberikan dividen kecil.

d. Seseorang tidak dapat mempengaruhi harga saham melalui tindakan


membeli atau menjual saham yang dimilikinya. Informasi tersedia untuk
semua investor dan dapat diperoleh dengan bebas tanpa biaya, sehingga
harga saham sudah mencerminkan semua informasi yang ada.

e. Investor adalah orang yang rasional. Mereka membuat keputusan


investasihanya berdasarkan risiko (standar deviasi)dan expected
return portofolio sesuai dengan model Markowitz. Investor mempunyai input
yang sama dalam membentuk portofolio efisien. Asumsi ini dikenaljuga
sebagai homogeneous expectations. Short sale dibolehkan dan tidak
terbatas. Hal ini berarti semua investor dapat menjual saham yang tidak
dimilikinya (short sale) sebanyak yang diinginkannya. Padakenyataannya,
short sale mempunyai persyaratan dan mekanisme yang tidak mudah
dipenuhi oleh semua orang, sehingga tidak mungkin investor melakukan
short sale tanpa batas.

f. Lending dan borrowing pada tingkat bunga bebas risiko dapat dilakukan


dalam jumlah yang tidak terbatas. Investor dapat meminjamkan (lending)
dan meminjam borrowing) sejumlah dana yang diinginkanya pada tingkat
bunga yang sama dengan tingkat bunga bebas risiko. Pada kenyataannya,
lending dan borrowing rate lebih tinggi daripada tingkat bunga bebas risiko.
Pemilik dana tentu saja dapat meminjamkan (lending) uangnya dan
memperoleh return sebesar tingkat bunga bebas risiko karena uang tersebut
di bawah kendali pemilik dana tersebut, tetapi mereka tidak dapat
meminjam (borrowing) uang pada tingkat bunga bebas risiko.

g. Semua saham dapat dipasarkan (marketable), temasuk human capital.


Semua aset tersebut dapat dibeli di pasar. Pada kenyataannya, tenaga kerja,
pendidikan (human capital), perusahaan perorangan, dan aset pemerintah
seperti perusahaan, gedung pemerintah, lapangan terbang tidak dapat atau
sangat sulit untuk dijual-belikan.

Formula yang digunakan dalam model indeks tunggal atau model satu
faktor adalah sebagai berikut (Halim, 2002:78):

E(Ri) = αi + β(Rm) + ei
Keterangan:
E(Ri)   = expected rate of return atas efek i
Αi        = bagian dari rate of return efek i yang tidak terpengaruh oleh
perubahan pasar (konstanta)
Β         = kepekaan rate of return efek i terhadap rate of return indeks pasar
(parameter yang mengukur perubahan yang diharapkan pada Ri jika
terjadi perubahan pada Rm)
Rm      = rate of return indeks pasar
Ei         = faktor penggangu yang tidak dimasukkan dalam model.

Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut diatas dapat diketahui bahwa asumsi-asumsi


tersebuttidak realistis. Apabila asumsi-asumsi yang dimasukan ke dalam model CAPM dibuat
realistis, maka kerangka analisis dan alternatif pertimbangan yang melandasi keputusan investasi
oleh investor akan makin luas dan model tersebut akan sangat kompleks dan tidak mudah untuk
digunakan. Milton Friedman, pemenang Nobel dalam bidang ekonomi tahun 1976 mengatakan
bahwa asumsi-asumsi yang digunakan dalam suatu model tidak harus menggambarkan semua realita
yang ada, yang penting adalah seberapa bagus model tersebut dapat digunakan untuk memprediksi
hasil yang ingin dicapai (Zubir, 2013:199).

Anda mungkin juga menyukai