Oleh:
(15/1902612010331
(14/1902612010329
Puji syukur penulis panjatkan Kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat tuntunan dan karunia-Nya yang telah memberi penulis kesempatan waktu,
Perbankan. Selain itu, makalah ini juga dapat menambah wawasan kita tentang
penyelesaian makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
kami dalam membuatnya. Kami menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi memperbaiki makalah ini. Kami juga berharap laporan ini dapat
Penulis sangat berharap semoga tugas ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, baik bagi penulis pribadi maupun bagi para pembaca. Akhir kata dengan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Tabel....................................................................................................... iv
1.3 Tujuan......................................................................................................... 03
1.4 Manfaat....................................................................................................... 03
BAB 2. PEMBAHASAN................................................................................... 04
BAB 3. PENUTUP............................................................................................. 39
3.1 Kesimpulan................................................................................................ 39
3.2 Saran........................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 8.1 Klasifikasi Angka Basic Surplus …………………………………… 10
NERACA BANK "ABC" per Desember 1996 dan 1995 (dalam jutaan rupiah)..18
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Kedua Sisi neraca bank, yaitu Sisi pasiva yang sumber dana dan Sisi
yang maksimal. perbankan disebut atau lebih dikenal dengan ALMA (Asset
struktur neraca bank sedemikian rupa agar diperoleh laba yang maksimal dan
di luar kredit. Dalam kondisi persaingan antarbank yang semakin ketat, bank-
bank akan semakin sulit melakukan prediksi apa yang akan terjadi, sehmgga
tingkat risiko yang dihadapi juga semakin memngkat ALMA sebagai suatu
kredit, risiko di bidang likuiditas, risiko di bidang tingkat suku bunga, risiko di
ketentuan kebijakan moneter dan pengawasan bank. ALMA yang kuat akan
1
Kernudian untuk melaksanakan ALMA perlu dibentuk organisasi ALMA
pada suatu bank. Organisasi ALMA pada umurnnya terdiri dari ALCO dan
harus dibuat secara tertulis meliputi seluruh bidang ALMA (likuiditas, gap,
valuta asing dan pricing), Kebijakan dimaksud antara lain berupa penetapan
besarnya limit dan target setiap bidang, rasio, strategi pendanaan dan
oleh sekretaris ALCO akan disampaikan ke seluruh unit kerja yang terkait
2
4. Bagaimana manajemen valuta asing?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
liabilitas (ALMA) ini, pembaca akan memahami garis besar manajemen bank
yang ditetapkan pada pengelolaan asset dan liabilitas (ALMA). Dengan materi
yang penulis rangkum ini untuk lebih memudahkan dan mehami bidan tugas
dalam ALMA, yang meliputi: fungsi-fungsi ALMA dan resiko yang terkait,
3
BAB II
PEMBAHASAN
rnengoptimumkan struktur neraca bank sedemikian rupa agar diperoleh laba yang
ketat, bank-bank akan semakin sulit melakukan prediksi apa yang akan terjadi,
sehingga tingkat risiko yang dihadapi juga semakin memngkat ALMA sebagai
suatu proses manajemen bank akan menjadi sangat penting peranannya untuk
berikut:
pokok dan bunga. Risiko kredit yang besar dan berkepanjangan dapat
pinjaman darurat (mungkin dengan bunga yang tinggi) atau menjual aktiva
4
c. Risiko di bidang tingkat suku bunga, yaitu risiko keruglan sebagai akibat
perubahan tingkat suku bunga apakah dalam bentuk menurunnya margin dari
d. Risiko di bidang nilai tukar valuta asing, yaitu risiko kerugian sebagai akibat
perubahan tingkat kurs terhadap kondisi sumber dan penempatan dana valuta
e. Risiko di bidang kontinjen, yaitu risiko yang timbul sebagai akibat transaksi
kontinjen, misalnya pembukaan L/C, bank garansi, dan kontrak jual beli
ketentuan kebijakan moneter dan pengawasan bank. ALMA yang kuat akan
pelaksanaan pengembangan usaha bank. Oleh karena itu perlu dibentuk semacam
bahwa data yang terkumpul tersebut sudah cukup untuk menunjang keputusan
5
d. Adanya analisis yang mengembangkan skenario untuk menguji berbagai
e. Adanya manajemen likuiditas yang mampu mengelola dana dengan baik pada
suatu tingkat bunga yang wajar, agar dapat memenuhi setiap kewajiban dan
g. Adanya manajemen valuta asing yang mengelola gap tiap-tiap mata uang dan
Kewajiban yang timbul dari sisi aktiva, misalnya penyediaan dana bagi penarikan
pinjaman yang telah disetujui atau penarikan atas kelonggaran tarik pinjaman.
dana bagi penarikan tabungan dan simpanan lainnya oleh nasabah. Secara
(RR) atau Primary Reserve atau Giro Wajib Minimum (GWM) sesuai ketentuan
6
Bank Indonesia, Secondary Reserve maupun pembahasan tentang seluruh sumber
c. Melakukan penatausahaan dana atau arus dana masuk dan keluar (cash flow).
kewajibannya bank tidak perlu harus mencari dana dengan suku bunga yang
relatif tinggi di pasar uang atau bank terpaksa menjual sebagian asetnya dengan
kerugian yang relatif besar yang akan mempengaruhi pendapatan bank. Apabila
keadaan ini terjadi dan terus berlanjut tidak tertutup kemungkinan akan terjadi
akan terjadi benturan kepentingan antara keputusan untuk menjaga likuiditas dan
likuiditasnya akan cenderung memelihara alat likuid yang relative besar dari yang
di sisi lain bank tersebut juga dihadapkan kepada biaya yang besar berkaitan
diatas.
7
Risiko ini timbul apabila bank tidak cukup dana untuk memenuhi
penarikan deposito dan pinjaman dalam jumlah besar yang tidak diduga
sebelumnya, atau jatuh tempo (manirity profile) dari aset maupun liabilities tidak
Adanya berbagai variasi tingkat suku bunga dalam aset maupun liabilities
Dalam konsep ALMA pengukuran likuiditas bank dilakukan baik untuk jangka
pendek maupun jangka panjang. Untuk pengukuran jangka pendek, antara lain
dipergunakan:
pihak ketiga, sedangkan besarnya kas fisik yang diperlukan untuk operasional
tergantung kepada besarnya kas yang benar-benar dibutuhkan oleh bank. Dengan
demikian primary reserve bank akan selalu di atas 5% dari dana píhak ketiga,
yaitu dalam bentuk GWM sebesar 5% ditambah dengan kas fisik yang ada di
brankas
masing-masing cabang.
8
b Basic surplus, yakni pengukuran besarnya likuiditas pada suatu keadaan
perhitungan atas, seluruh komponen aktiva maupun pasiva dalam neraca bank
terlebih dahulu harus digolongkan berdasarkan sisa waktu jatuh temponya dari
saat pengukuran dilakukan. Dalam hal bank menetapkan batasan jangka pendek
adalah 7 hari, maka yang termasuk ke dalam aktiva lancar maupun pasiva lancar
adalah seluruh komponen aktiva dan pasiva neraca yang akan jatuh tempo dalam
dikenal adanya konsep evergreen dan core deposits. Sebagai contoh dapat
akan jatuh tempo dalam 7 hari mendatang, tidak digolongkan ke dalam aktiva
lancar. Demikian pula pada siSI pasiva neraca, jumlah tertentu saldo giro dan
core deposits dan tidak digolongkan ke dalam pasiva lancar. Angka basic surplus
positif menunjukkan bahwa penanaman dalam aktiva jangka pendek dibiayai dari
sumber dana jangka panjang, sehingga bank memiliki likuiditas ekstra (liquidity
cushion) (lihat Tabel 8.1). Sebaliknya jika basic surplus negatif menunjukkan
aktiva kurang lancar (jangka panjang) dibiayai oleh sumber dana jangka pendek.
Sedangkan jika basic surplus sama dengan nol maka terjadi matched funding
9
dalam arti penanaman/penempatan dalam aktiva jangka pendek seluruhnya
Tabel 8.1.
Klasifikasi Angka Basic Surplus
Angka Basic Penjelasan
Surplus
Positif Penempatan dana jangka pendek didukung dengan sumber
dana jangka panjang
Negatif Penempatan dana jangka Panjang didukung dengan sumber
dana jangka pendek
Nol Penempatan dana jangka pendek didukung dengan sumber
dana jangka pendek
Untuk pos kas dan saldo pada Bank Indonesia tidak seluruhnya
sebesar 5% dari dana pihak ketiga sebagai saldo giro wajib minimum pada Bank
Indonesia.
Tabel 8.2
Perhitungan Basic Surplus
Aktiva Jumlah Porsi lancar Pasiva Jumlah Porsi lancar
s,d. 7 hr
lainnya
10
Modal 4.000000 -
Kas dan Giro BI yang dipergunakan dalarn perhitungan aktiva lancar sebesar
750.000.
Dari data neraca tersebut di atas diperoleh basic surplus sebagai berikut:
= 9.750.000 - 8.000.000
pasiva pada neraca bank. Sedangkan total funding requirement, adalah jumlah
dana (pasiva) yang dibutuhkan pada tanggal tertentu di masa yang akan datang
untuk membiayai aset. Jika liquidity ratio positif (proyeksi perubahan aktiva lebih
besar dari proyeksi perubahan pasiva) menunjukkan bahwa bank harus mencari
11
pula sebaliknya bila ratio negatif (proyeksi perubahan aktiva lebih kecil dari
proyeksi perubahan pasiva) berarti ada kelebihan dana untuk ditempatkan. Dari
kecil dari proyeksi perubahan pasiva, sehingga menghasilkan angka negatif untuk
waktu yang lebih panjang pada suatu saat tertentu. Sebelum melakukan
diberikan bobot (weight) dengan bobot yang semakin besar untuk penggolongan
yang semakin panjang. Angka indeks kurang dari menunjukkan bahwa bank
(struktur likuiditas yang agresif). angka indeks lebih dari satu (>l) menunjukkan
bahwa bank secara membiayai aktivanya dengan sumber dana berjangka waktu
panjang (struktur yang konservatif). Sedangkan angka indeks sama dengan satu
memahami penggunaan alat ukur ini dapat diperhatikan pada contoh dalam Tabel
8.4 berikut.
12
Pinjaman yang diberikan
LDR=
Dana masyarakat
Tabel 8.3.
Perhitungan Rasio Likuiditas
Aktiva/Passiva Posisi Proyçksi Proyeksi posisi pada
Sekarang Perubahan 3 bulan kenıudian
selama 3 bulan
AKTİVA
Basic Surplus - - -
Giro 2.000.000 - 2.000.000
13
Tabel 8.4
Weighted Maturiy Schedule
kekhususan usaha bank, besarnya bank dan sebagainya. Oleh karenanya untuk
tersebut di atas perlu diteiiti apakah bank telah memperhitungkan berbagai aspek
loan, antisipasi atas pemberian jaminan bank yang pada gilirannya akan menjadi
14
kewajiban bagi bank, dan sebagainya. Hasil pengukuran tadi kemudian
dibandingkan dengan target dan limit likuiditas yang telah ditetapkan. Apabila
hasil pengukuran jauh berada di atas target dan limit-nya berarti tidak tertutup
akan menimbulkan beban biaya yang besar. Sebaliknya berada di bawah target
dan limitnya, maka dapat dikatakan bahwa bank berlebihan dan ini akan
diambil sangat tergantung kepada skill manager likuiditas yang ada, keandalan
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Faktorfaktor di atas akan menJadi
panduan apakah bank akan mengambil sikap agresif, berhatihati atau konservatif
dalam manajemen likuiditasnya, yang tercermin dari limit dan target likuiditas
lainnya seperti kebijakan manajemen gap dan pricing. Sebagai ilustrasi bila bank
mengantisipasi bahwa suku bunga pasar akan turun dan bank memutuskan untuk
likuiditas bank. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan membuat
perjanjian money market line (yaitu pinjaman siaga untuk mengatasi kesulitan
15
likuiditas) dengan bank-bank lain, terutama untuk mengatasi contingency
kesenjangan (gap) antara aset dan liabilities pada suatu penode yang sama,
meliputi kesenjangan dalam hal jumlah dana, suku bunga, saat jatuh tempo
mismatch). Atau dengan kata lam manajemen gap adalah upaya untuk mengatasi
perbedaan (mismatch) antara aset yang sensitif terhadap bunga (Rare Sensitive
setiap saat, contoh surat-surat berharga yang tingkat bunganya mengamhang dan
pmjaman yang bunganya disesuaikan setiap saat (reviewable). RSL adalah pastva
berbunga yang bunganya dapat berubah setiap saat, misalnya deposito benangka.
Tabel 8.5.
Pengaruh Posisi Gap terhadap NIM
Posisi Gap Kondisi suku bunga naik Kondisi suku bunga turun
16
Positif (RSA > RSL) NIM meningkat NIM menurun
Negat1f(RSA<RSL) NIM menurun NIM meningkat
Zero (RSA = RSL) NIM tetap NIM tetap
menyebabkan penurunan pendapatan yang lebih cepat dari penurunan biaya dana,
sehingga pendapatan bank (NIM) menurun. Sedangkan pada posisi gap negatif
pendapatan bank (NIM) menurun. Sebaliknya bila terjadi perubahan suku bunga
menurun akan menyebabkan penurunan biaya dana yang lebih cepat dari
pada posisi zero (PSA = RSL) apapun perubahan suku bunga yang terjadi tidak
dana di stsi liabilities dengan penggunaan dana di sisi aset. Sehingga perlu
dilakukan dengan mengubah tingkat suku bunga, baik suku bunga simpanan
maupun suku bunga pinjaman. Oleh karena jemen gap bertujuan untuk:
17
- Menunjang kebutuhan manajemen likuiditas.
bunga pasar, berikut ini diberikan ringkasan struktur neraca suatu bank. Pada
neraca tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar aktiva bank sangat
menghasilkan terdiri dari penempatan pada bank lain, penempatan dalam surat-
surat berharga dan penempatan dalam pinjaman. Sedangkan pada sisi pasiva,
semua pasiva yang berbiaya sangat terpengaruh oleh perubahan suku bunga
pasar, terdiri dari simpanan masyarakat, yang diterima dari pihak lain.
18
Aset Menghasilkan Pasiva Berbiaya
- Penempatan pada bank lain 2.150.989 952.157 -Giro 4.252.506 4.251.051
- Surat-surat Berharga 2.174.549 2.427.014 -Tabungan 8.863.124 7.472.116
- Kredit yang diberikan 26.749.952 22.561.163 -Deposito berjangka 6.142.166 5.401.634
1.086.115
- Penanaman jangka 75.008 68.315 -Sertifikat 71.410
panjang /penyertaan Deposito 4.091.764
-Surat Berharga yang 2.827.645
diterbitkan 7.237.753
-Pinjaman diterima 5.927.949
Pasiva Tidak
Aset Tidak Menghasilkan Berbiaya
484.468
- Kas 71.674 584.685 -Kewajiban segera 535.319
lainnya 637.009
- Giro pada BI 733.603 237.509 -Beban yang masih 49.537
harus dibayar
1.000.000
- Penyisihan penghapusan (4.761) -Modal disetor 1.000.000
(10.755)
penempatan pada bank lain
- Penyisihan/penurunan nilai 262.757
- Surat Berharga (15.477) -Saldo laba 291.207
- Penyisihan penghapusan (8.444)
kredit (657.304)
- Pendapatan yang masih (739.922) 196.406
akan diterima 393.626
- Biaya dibayar dimuka 48.988
- Aktiva tetap 50.375 - 2.155.105
-2.324.146
Akumulasi penyusutan aktiva (507.139) (425.932)
tetap
TOTAL AKTIVA 34.057.662 28.127.868 TOTAL PASIVA 34.057.662 28.127.868
Pengukuran besarnya gap antara sisi aktiva dengan sisi pasiva diukur
dengan menggunakan "interest maturity tadder", yaitu berupa suatu tabel yang
besarnya gap berikut ini diberikan contoh perhitungannya. Pada Tabel 8.6
diperlihatkan bahwa telah terjadi gap pricing untuk per10de sampai dengan 7 hari
positif sebesar 2.000, artinya bahwa RSA Iebih besar dari RSL pada periode ini,
Dalam kondisi tingkat bunga menurun, bank akan rugi karena pendapatan bunga
menurun Iebih cepat dari biaya bunga, sebaliknya bila tingkat bunga meningkat,
maka bank akan untung karena pendapatan meningkat Iebih cepat dari biaya
bunga. Dengan demikian maka besarnya gap akan menentukan besarnya potensi
19
keuntungan atau keruglan yang akan timbul dari perubahan tingkat bunga
tersebut. untuk periode 6 - 12 bulan akan berkurang dan gap untuk periode Iebih
dari 7 han sampai dengan I bulan akan bertambah. Dengan cara yang sama akan
diperoleh pengaruh perubahan suku bunga terhadap posisi gap pada berbagai
jangka waktu.
Tabel 8. 6.
Interest Marurity Ladder
Periode Reprieing Aset Liabilities Gap Kumulatit
S.d. 7 hari 10.000 8.000 2.000 2.000
Lebih dari 7 hari sd, I bulan 6.500 9.000 (2.500) (500)
Iebih dan I bulan s.d. 3 bulan 7.000 5.000 2,000 1.500
Iebih dari 3 bulan s.d. 6 bulan 12,000 10.500 1.500 3.000
12,000 10.500 1-500 3.000
Iebih dari 6 bulan s.d. 12 8.500 9.500 (1.000) 2.000
bulan
Iebih dari 12 bulan 8.000 8.000 - 2.000
menimbulkan dampak yang tidak sedikit terhadap struktur neraca maupun kinetja
bank Oleh karena itu trmbul upaya-upaya untuk mengelola interest rate atau yang
dasebut Interest Rate Management, yaitu suatu kegiatan untuk menata interest rate
secara simultan,bersannan antara sisi aset maupun sisi liabiliiies sehingga dapat
Beberapa hal pentmg yang perlu diperhatikan dalam penataan managemen gap
yaitu:
pembiayaannya.
20
b. Repricing, yaitu lamanya jangka waktu penetapan suku bunga komponen
maup sesudahnya.
c. Interest Rafe, yaitu besamya tingkat suku bunga atau harga yang atau
a. Aset dan Liabilities yang sensitif, yaitu aset dan liabilities yang peka
b. Aset dan Liabilities yang tidak sensitif, yaitu aset dan liabilities yang
tidak terhadap perubahan suku bunga atau tidak terdapat korelasi antara
terhadap suku bunga (mismatch rate ofsensitive). Hal ini dapat dilakukan
21
alternatif tingkat suku bung dan berapa lama suku bunga yang ditetapkan
b. Melakukan anahsis nsiko gap, yaitu posisi gap positif dan posisi gap
negatif.
posisi gap positif atau gap negatif tergantung pada tiga hal, yaitu:
keliru.
diperhatikan pula pengaruh besarnya gap terhadap posisi likuiditas bank Strategi
mengurangi likuiditas bank, karena jatuh tempo aset akan lebih panjang dari jatuh
tempo liabilities-nya. Agar strategi gap suatu bank dapat efektif harus didukung
oleh kebijakan pricing yang sesuai dan adanya infrastruktur yang dapat
memberikan data RSA dan RSL dengan cepat, tepat dan kontinyu untuk keperluan
penggunaan "gap management software " untuk melakukan analisis dan skenario
interest rate akan menjadi hal yang sangat dibutuhkan. Dengan penggunaan
22
software tersebut maka dapat dengan mudah diproyeksikan berbagai struktur
faktor internal dan eksternal. Selanjutnya dengan proses yang berulang-ulang dan
yang optimal. Salah satu yang perlu diingat bahwa penggunaan software tersebut
hanya membantu kemampuan ALCO dan ASG untuk menilai dengan cepat
pengaruh berbagai skenario tingkat bunga terhadap strategi gap dan pendapatan,
potensi keuntungan atau kerugian karena perubahan tingkat bunga. Oleh karena
itu dalam menentukan strategi gap senantiasa dipertimbangkan risiko yang akan
dihadapi yakni dengan menetapkan target/limit risiko sampai pada tingkat tertentu
atas, di mana bank mempunyai gap untuk periode sampai dengan 7 hari sebesar
Rp2.000,00, dengan asumsi bahwa jumlah itu adalah target/limit risiko yang
ditetapkan oleh manajemen untuk periode sampai dengan 7 hari, jika tingkat
bunga sampai dengan 7 hari turun sebesar 0,5% selama 1 bulan, maka bank akan
Rp0,726. Kemudian untuk periode lebih dari 7 hari sampai dengan I bulan (30
hari) bank mempunyai gap negatif sebesar Rp2.500,00 dengan asumsi bahwa
jumlah tersebut adalah target/limit risiko yang ditetapkan manajemen, jika tingkat
bunga untuk periode lebih dari 7 hari sampai dengan 1 bulan turun sebesar 0,75%
23
Rp2.500,00 x 0,75% x (30 - 11)/365 = Rp0,976. Dengan cara yang sama dapat
menjual mata uang suatu negara. Kegiatan jual beli valuta asing membentuk suatu
pasar yang disebut dengan pasar valas. Namun pasar di mana transaksi tersebut
terjadi adalah suatu konsep yang abstrak. Karena pasar dimaksud tidak terdapat
pada suatu tempat yang ditentukan secara geografis. Sebagai akibat dari adanya
maka pasarnya menjadi semakin luas melewati batas – batas nasional suatu
negara, sehingga pembeli dan penjual di seluruh dunia seperti New York,
Hongkong, Tokyo, London, Frankfurt dan lain sebagainya dapat saling melakukan
transaksi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pasar valas adalah transaksi
jual beli melalui jaringan komunikasi antara bank – bank, brokers maupun daeler
di seluruh dunia yang dilakukan di ruang (dealing room) masing – masing bank
masing mata uang asing (forign currency) serta memonitor kegiatan jual beli valas
supaya posisinya terkendali . Secara garis besar tindakan manajemen valas dapat
berupa :
24
memonitor arus transaksi devisa, pemusatan dan monitoring rekening devisa
2) Pengendalian keuntungan netto dari nilai tukar (net exchange gain), yang
antara lain:
A. Instrumen Valas
a. Transaksi SPOT
dilakukan dua hari kerja setelah tanggal transaksi dengan nilai tukar yang
b. Transaksi FORWARD
(umumnya lebih dari dua hari kerja), dengan menggunakan nilai tukar yang
c. Transaksi SWAP
25
Adalah pertukaran dua valuta asing yang berbeda yang melalui
transaksi valas yang simultan antara transaksi SPOT (jual) dengan transaksi
Adalah penepatan dana lebih pada bank lain yang memerlukan untuk suatu
kekurangan dana valas atau untuk mendapatkan sumber dana valas yang
lebih murah.
- Repo/reverse repos.
- Bangkers acceptance.
- Certificates of deposit.
- Comercial paper.
26
C. Scurities, adalah transaksi membeli atau menjual surat – surat berharga yang
bunga/kurs.
bank untuk membiayai impor atau menukarkan valas hasil ekspor le mata uang
lainnya (seperti rupiah). Para investor membeli dan menjual valas dalam rangka
pula memerlukan valas untuk membiyayai operasi perusahaan di luar negeri atau
Sedangkan bank terjun ke transaksi valas pada umumnya dengan tiga alasan,
yaitu:
nasabah, bukan untuk bank. Sedangkan, transaksi yang diperlukan dengan maksud
untuk mendapatkan keuntungan bagi bank yang bersangkutan dari fluktuasi nilai
tukar mata uang disebut transaksi spekulatif (autonomous). Suatu bank yang aktif
(posisi) tertentu dalam beberapa mata uang asing. Pemeliharaan posisi tertentu
27
tersebut selain membuka peluang untuk memperoleh keuntungan karena adanya
risiko rugi. Dengan adanya jual beli tersebut, maka harga valita asing (kurs setiap
mampu mengimbanginya, maka akan terjadi kenaikan harga valita asing yang
Jenis – jenis risiko yang dapat muncul dari kegiatan valas antara lain adalah :
Apabila bank dalam posisi long (aktiva valas lebih besar dari pasiva valas)
atau overboughr dalam suatu mata uang dan nilai tukarnya turun (mengalami
depresiasi), maka bank akan menanggung rugi karena nilai uang yang
dipelihara dalam posisi tertentu menjadi turun. Karena perubahan kurs itu
demikian cepat, maka nilai suatu postsi juga cepat berubah. Oleh sebab itu
memelihara posisi yang cukup besar dalam suatu mata uang mengandung
Risiko muncul pada saat kewajiban dalam suatu mata uang jatuh tempo lebih
28
c. Interest rate risk, adalah risiko yang timbul karena adanya perubahan tingkat
suku bunga.
d. Credit risk, adalah risiko yang timbul bila nasabah gagal memenuhi
Perubahan nilai tukar suatu mata uang dapat terjadi setiap saat, bahkan tiap
seperti:
a. Tingkat suku bunga dalam negeri dapat mempengaruhi nilai mata uange
e. Satu atau lebih Bank Sentral dapat mempengaruhl pasar uang untuk
dorongan atau tekanan terhadap nilai tukar mata uang suatu negara.
Kegiatan valas dapat menempatkan suatu bank dalam posisi tertentu seperti
posrsi long posisi short atau square (seimbang). Bank dikatakan mempunyai
posisi long dalam suatu mata uang apabila aktiva valas lebih besar dari pasiva
valas dalam mata uang tersebut. Sedang posisi short apabila pasiva valas lebih
29
besar dari aktiva valas dalam mata uang yang bersangkutan. Apabila jumlah
aktiva dan pasiva valas adalah sama, maka bank dikatakan dalam posisi square.
Tabel 8.7.
Posisi Devisa Neto
1 Aktiva valas > Pasiva valas Posisi Long
2 Aktiva valas < Pasiva valas Posisi Short
3 Aktiva valas Pasiva valas Posisi Square
Valas yang ada pada aktiva maupun pasiva bank merupakan komponen posisi
valas bank pada masing-masing mata uang seperti:
- Uang kenas yang ada di brankas bank.
- Rekening bank yang bersangkutan di bank koresponden di luar negeri
(nostro).
- Pinjaman bank dari sebuah konsorsium bank di luar negeri.
- Vang muka kepada karyawan dalam valas,
- Kontrak jual atau beli valas yang masih berlaku.
Sesuai dengan ketentuan, rekening giro (current account) yang dipelihara di
bankbank koresponden di luar negeri (nostro) tidak boleh bersaldo debet, akan
tetapi jika terjadi overdraft bank pemegang rekening tersebut akan dikenakan
denda overdraft (debit interest). Saldo kredit dari current account yang dipelihara
di bank-bank koresponden merupakan aktiva valas yang menunjukkan bank
tersebut dalam keadaan "long position", namun demikian jenis mata uang asing
tersebut dibeli dengan jenis mata uang yang Iain, sehingga secara otomatis
meninibulkan "short position" pada jems mata uang astng yang Iain. Apabila
bank mempunyai posisi long dan short dalam beberapa jenis mata uang, maka
untuk dapat mengukur posisi keseluruhannya diperlukan adanya satu jenis mata
uang yang dapat diptrgunakan sebagai tololc ukur. Tolok ukur ini diperlukan
karena risiko perubahan kurs akan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup
bank. Bank Indonesia mengatur posisi valas ini dengan peraturan yang disebut
Posisi Devisa Neto (PDN//NOP).
Posisi Devisa Neta (PDN) merupakan selisih bersih antara aktiva dan pasiva
valas setelah memperhitungkan rekening-rekening administratifnya. Dalam
ketentuan Bank Indonesia (SK Direksi Bank indonesia Nov 31/178/KEP/DIR
tanggal 31 Desember 1998) telah ditetapkan bahwa besarnya PDN secara
30
keseluruhan jurnlahnya maksimum 20% dari modal bank yang bersangkutan.
Sedangkan untuk setiap jenis valuta asing tidak ditentukan batasnya. Posisi
tersebut berlaku secara hartan dan pelampauan dari batas ketentuan tersebut akan
dikenakan sanksi dalam rangka pengawasan dan pembinaan bank Secara ringkas
PDN dapat digambarkan dengan rumus sebagai berikut;
Bila PDN hasilnya positif disebut posisi long, sebaliknya bila negatif disebut
posisi short.
Penetapan besarnya PDN ini dimaksudkan agar bank-bank dalam
mengambii posisi selalu dalam pengawasan, apabila tenadi perubahan nilai tukar
yang mendadak dalam jumlah besar, tidak mengalaml gangguan yang dapat
beraklbat fatal.
Tabel 8,8.
Posisi PDN
31
waktu I bulan sebesar setahun, Maka nilai tukar sebulan mendatang menjadi
sebagai berikut:
- Forward point = (13,5%-6%)x 30/360 x 6.500
= 40,63
- Kursforward = 6.500 + 40,63
= 6.540,63 dibulatkan menjadi Rp6.541 per dolar.
Ada 2 tujuan pokok dalam proses pengelolaan valas, yaitu:
a. Mengclola Jurnlah dan risiko valas keseluruhan dikaitkan dengan
kesenjangan mata uang asing (baik ncraca valas di kantor pusat rnaupun
cabang-cabangnya).
b. Memaksirnalkan pendapatan valas bank dengan batas-batas riS1ko yang
dapat diteritra.
Adanya risiko pada transaksi valas menyebabkan perlunya ditetapkan
serangkaian parameter dan limit Limit yang dltentukan antara Iain currency limit
(pembatasan transaksi dalam suatu Jenis mata uang misalnya untuk USD
maksimal sebesar USD 50 juta)i counterparty limit (pembatasan volume transaksi
terhadap lawan bisnis misalnya transaksi terhadap bank X dibatasi maksimal USD
10 juta), intraday (pembatasan volun* transaksi untuk seorang dealer setiap ham),
overnight (pembatasan volume transaksi dalam mengambil posisi
semalam/sehari), dan cut loss limit (pembatasan besamya keruguan yang dapat
diterima dan selebihnya transaksi harus dihentikan). Dalam rnenempatkan limit
terscbut, manajemen valas harus mempertimbangkan faktor-faktor sebapi berikut:
- Komposisi suatu mata uang yang dipelihara bank tergantung dan kuat atau
lernahnya suatu mata uang.
- Ketcntuan POSISi devisa neto yang ditetapkan Bank Indonesia.
- Tujuan penetapan bcsamya limit harus terpadu dengan tujuan manarmen liktnditz
dan gap.
- Besar kecilnya limit untuk masing-masing dealer dikaitkan dengan tingkat
kemahiran dan pengalamannya.
- Secara periodik ditetapkan limit masing-maing valas untuk intraday overnight,
dan week end,
32
- Limit cut loss yang mencakup seluruh posisi jual beli, yaitu limn yang
mensyaratkan posisi tettentu yang haras dilikuldasüdieksekusi bila kerugian
telah melampaui Jutnlah yang ditetapkan,
- Pendelegastan wewenang tertentu kepada chief dealer dan dealer Iainnya l.mtuk
- melakukan kegiatan dalam sublimit yang diberikan.
- Penetapan credit lines bagi seluruh "dealing counterparties" (baik bank, lembaga
keuangan lainnya, atau nasabah).
2.5 Manajemen Princing
tingkat suku bunga dari produk yang ditawarkan bank, baik disisi aset maupun
disisi liabilitiesnya. Tujuan utama dari manajemen pricing tersebut adalah untuk
dana merupakan bahan baku yang dljual oleh suatu bank dalam kegiatan
mendasarkan kepada harga beli atau harga pokok dari bahan bakunya yaitu dalam
liability pricing. Penetapan tingkat suku bunga (interest rate) dapat dipengaruhi
target maturity, pricing yield curve simpanan berjangka, dan cadangar wajib
33
Penetapan Suku Bunga Pinjaman (Lending Rate)
dapat menutupi semua biaya yang berkaitan dengan pinjaman sehrngga diperoleh
untuk mencapai target pangsa pasar. penetrasi sektor ekonomi, dan pertumbuhan
dunia perbankan sekarang terdapat banyak metode pricing pmjaman yang biasa
digunakan. Namun yang paling umum adalah suku bunga tetap, dan suku bunga
variabel yang dipengaruhi perubahan base rate, dan suku bunga variabel yang
dasar metode pricing yang rasional dengan mempunyai 5 komponen utama, yaitu:
tersebut.
risiko dari suatu indsutri tertentu, berubah bila kondisi Industri itu bembah,
34
e. Marjin keuntungan yang disesuaikan dengan risiko kredit yang kemungkman
tujuan-tujuan strategis.
dan pinjaman yang bermasalah atau ptnjaman yang dihapuskan dan kegagalan
lending rate) berikut ini akan dibahas lebih lanjut tentang lending, yang dapat
dikatakan sebagai harga jual pinjaman yang sudah mencakup seluruh biaya-biaya
yang dikeluarkan oleh bank termasuk untuk menutup risiko (risk cost) serta
menghasilkan produk pinjaman yang terdlri dari biaya seluruh dana yang
35
dana ditambah dengan biaya promosi (bila ada) serta diperhitungkan
COF
COLF=
(1−RR)
Biaya bunga dana, yaitu seluruh biaya dana yang dibayarka kepada
Ada dua cara perhitungan biaya dana (cost of fund) yang bisa
mendaraskan perhitungan pada biaya dana dari dana yang paling mudah
cost didasrkan pada rate deposito. Metode ini lebih cocok digunakan
Biaya promosi dana, yaitu biaya - biaya yang dikeluarkan dalam rangka
c. Overhead Cost (OHC) adalah biaya - biaya diluar biaya dana yang
36
biaya tenaga kerja, biaya oprasional pelayanan, biaya perangkat keras,
dan sebagainya.
risiko kredit yang ditanggung oleh bank. Oleh katena itu bank
(Leanding rate).
100/90 X 1,5%).
Untuk lebih memahami rumus lending rate di atas bersama ini diberikan
contoh perhitungan leanding rate dari suatu bank "X". Berdasarkan laporan
37
5. Rata - rata outstanding giro Rp. 1.750.000 juta
10. Rata - rata aset yang menghasilkan (Pinjaman) Rp. 17.825.000 juta
22.500/6.825.000=0,33% 0,33%
COF 13,74%+0,33%=14,07%
COF 14 , 07 % 14 , 07 %
COLF=
(1−RR) 1−6 , 5 % 93 , 50 %
15,05%
= 17,10%
38
c. LR = COM+Rist Cost+Spread
= 17,10%+1,50%+2,50%=21,11%
Seperti halnya dengan pricing pinjaman, tujuan pricing simpana antara lain
adalah untuk meningkatkan jumlah dana yang lebih murah dibandingkan dengan
suku bunga pasar, mendukung pemenuhan batasan - batasan dan target - target
likuiditas dengan menyediakan dana yang sesuai dengan struktur jangka waktu
yang diinginkan, mencapai target jumlah simpanan yang berjangka sesuai dengan
interest maturity target, dan mendukung pencapaian target posisi simpanan valas
Dalam hal ini terdapat 4 (empat) komponen utama yang menjadi biaya dari
terdapat beberapa faktor lainnya yang ikut berpengaruh, yaitu tingkat persaingan,
karakteristik deposan inti, dan deposan kecil. Agar pendapatan lebih stabil
terhadap fluktuasi penarikan dana besar, bank harus melakukan diversifilasi suku
bunga dengan menarik sebanyak mungkin deposan kecil dan deposan yang kurang
penetapan harga dana (pricing) yang dilakukan oleh suatu bank. Untuk mendalami
39
lebih lanjut perihal manajemen ALMA, diharapkan membaca buku-buku yang
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
dengan meningkatkan pendapatan bunga bersih. Pandangan yang lebih baik dapat
dalam campuran yang tepat. Tujuan asset dan liability manajemen adalah untuk
likuiditas. Jenis-jenis Risiko yang meliputi Risiko Likuiditas, Risiko Suku bunga,
menjual mata uang suatu negara. Kegiatan jual beli valuta asing membentuk
suatu pasar yang disebut dengan pasar valas. Manajemen pricing adalah suatu
kegiatan manajemen untuk menentukan tingkat suku bunga dari produk yang
ditawarkan bank, baik disisi aset maupun disisi liabilitiesnya. Tujuan utama dari
40
manajemen pricing tersebut adalah untuk mendukung strategi dan taktis ALMA
penghasilan bank.
3.2 Saran
dari manajemen asset dan liabilitas (Alma) ini bahwa dalam suatu perusahaan
harus memiliki aset yang memadai untuk melunasi kewajibannya. Pada akhirnya
41
DAFTAR PUSTAKA
42