Anda di halaman 1dari 19

Makalah “Manajemen Dana Bank Syariah”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Dana Bank Syariah
Dosen Pengampu : Syah Amelia Manggala Putri, S.E.I.,M.E.I

Disusun oleh :
Septania Nurunnisa (20170730075)
Rizki Allananda W (20170730079)
M Arkananta Adi P (20170730087)

EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas Manajemen
Dana Bank Syariah dengan judul “ Manajemen Dana Bank Syariah”.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah ini yaitu Ibu Syah Amelia
Manggala, S.E.I., M.E.I yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan tugas ini.

Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan sarannya dari pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini.

Yogyakarta, 3 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 3
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 5
BAB II........................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 6
2.1 Penghimpunan Dana Bank Syariah ................................................................................................ 6
1. Giro Syariah .................................................................................................................................. 6
2. Tabungan Syariah ......................................................................................................................... 7
3. Deposito Syariah ........................................................................................................................... 8
2.2 Sumber Dana Bank Syariah ............................................................................................................ 9
1. Dana bersumber dari Bank itu Sendiri (Modal Inti/Core Capital) .............................................. 10
2. Kuasi Ekuitas (Mudharabah Account) ........................................................................................ 10
3. Dana Titipan (wadi’ah/non remunerated deposit)....................................................................... 11
2.3 Penggunaaan Dana Bank Syariah ................................................................................................. 12
2.4 Perbedaan Manajemen Dana Bank Konvensional dan Bank Syariah....................................... 16
BAB III ....................................................................................................................................................... 18
PENUTUP .................................................................................................................................................. 18
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 19
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bank sebagai suatu lembaga keuangan memiliki fungsi menghimpun dana masyarakat.
Dana yang telah terhimpun, kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat. Kegiatan bank
mengumpulkan dana disebut dengan funding (penghimpunan dana). Sementara kegiatan
menyalurkan dana kepada masyarakat disebut dengan financing (pembiayaan) atau landing
(peminjaman). Dalam menjalankan dua aktifitas besar tersebut, bank syariah harus
menjalankannya sesuai dengan kaidah-kaidah perbankan yang berlaku. Di samping harus
memenuhi tuntutan kaidah Islam, juga harus mengikuti kaidah hukum perbankan yang telah
diatur oleh bank sentral.
Penghimpunan dana bank adalah upaya yang dilakukan oleh lembaga perbankan dalam
mengelola atau mengatur posisi dana yang diterima dari aktivitas funding untuk disalurkan
kepada aktivitas financing, dengan harapan bank yang bersangkutan tetap mampu memenuhi
“likuiditas” (kemampuan lembaga untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang harus
segera dipenuhi), “rentabilitas” (kemampuan lembaga untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu), dan “solvabilitas” (krmampuan lembaga untuk membayar semua utang-
utangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang)
Apabila dilihat dari sisi fungsi bank syariah mengumpulkan dana dan menyalurkan dana
kembali kepada masyarakat, maka bank syariah berfungsi sebagai perantara keuangan
(financial intermediary) antara pihak surplus unit (kelebihan dana) kepada pihak defisit unit
(kekurangan dana). Melalui bank, kelebihan-kelebihan dana tersebut dapat disalurkan kepada
pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak.
Untuk memahami bagaimana seharusnya bank syariah menjalankan aktivitas funding dan
financing, maka perlu dikaji beberapa hal yang terkait dengan persoalan manajemen dana
bank syariah, sebagaimana dijelaskan pada sub bab berikut ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana penghimpunan dana di bank syariah ?
2. Apa saja sumber dana bank syariah ?
3. Bagaimana penggunaan dana bank syariah ?
4. Apa saja perbedaan manajemen dana bank konvensional, bank asing, dan bank syariah
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penghimpunan dana bank syariah.
2. Untuk mengetahui sumber dana bank syariah.
3. Untuk mengetahui penggunaan dana bank syariah.
4. Untuk mengetahui perbedaan manajemen dana bank konvensional, bank asing, dan bank
syariah.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Penghimpunan Dana Bank Syariah
Penghimpunan dana adalah mengumpulkan atau mendapatkan dana dari masyarakat luas
dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Hal ini dilakukan oleh bank dengan
berbagai strategi agar masyarakat tertarik untuk menanamkan dana yang dimiliknya. 1 Jenis
simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat adalah giro syariah, tabungan syariah dan
deposito syariah.
1. Giro Syariah
a. Definisi
Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek/bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan
pemindahbukuan.
b. Akad
1) Wadiah adalah transaksi penitipan dana atau barang dari pemilik kepada
penyimpan dana atau barang dengan kewajiban bagi pihak yang menyimpan
untuk mengembalikan dana atau barang titipan sewaktu-waktu.
2) Mudharabah adalah transaksi penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal)
kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu yang
sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak
berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.
c. Fitur dan Mekanisme
1) Giro atas dasar akad wadiah
 Bank bertindak sebagai penerima dana titipan dan nasabah bertindak sebagai
penitip dana.
 Bank tidak diperkenankan menjanjikan pemberian imbalan atau bonus kepada
nasabah.

1
Adi Susilo Jahja & Muhammad Iqbal, “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah
Dengan Perbankan Konvensional” Epistemé, Vol. 7, No. 2, Desember 2012. Hlm. 343
 Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi berupa biaya-
biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekening antara lain
biaya cek/bilyet giro, biaya materai, cetak laporan transaksi dan saldo
rekening, pembukaan dan penutupan rekening.
 Bank menjamin pengembalian dana titipan nasabah.
 Dana titipan dapat diambil setiap saat oleh nasabah.
2) Giro atas dasar akad mudharabah
 Bank bertindak sebagai pengelola dana (mudharib) dan nasabah bertindak
sebagai pemilik dana (shahibul maal).
 Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah yang disepakati.
 Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi berupa biaya-
biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekening antara lain
biaya cek/bilyet giro, biaya materai, cetak laporan transaksi dan saldo
rekening, pembukaan dan penutupan rekening.
 Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa
persetujuan nasabah.
2. Tabungan Syariah
a. Definisi
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek/bilyet giro, atau
alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
b. Akad
1) Wadiah adalah transaksi penitipan dana atau barang dari pemilik kepada
penyimpan dana atau barang dengan kewajiban bagi pihak yang menyimpan
untuk mengembalikan dana atau barang titipan sewaktu-waktu.
2) Mudharabah adalah transaksi penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal)
kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu yang
sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak
berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.
c. Fitur dan Mekanisme
1) Tabungan atas dasar akad wadiah
 Bank bertindak sebagai penerima dana titipan dan nasabah bertindak sebagai
penitip dana.
 Bank tidak diperkenankan menjanjikan pemberian imbalan atau bonus kepada
nasabah.2
 Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi berupa biaya-
biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekening antara lain
biaya materai, cetak laporan transaksi dan saldo rekening, pembukaan dan
penutupan rekening.
 Bank menjamin pengembalian dana titipan nasabah.
 Dana titipan dapat diambil setiap saat oleh nasabah.
2) Tabungan atas dasar akad mudharabah
 Bank bertindak sebagai pengelola dana (mudharib) dan nasabah bertindak
sebagai pemilik dana (shahibul maal).
 Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah yang disepakati.
 Penarikan dana oleh nasabah hanya dapat dilakukan sesuai waktu yang
disepakati.
 Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi berupa biaya-
biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekening antara lain
biaya materai, cetak laporan transaksi dan saldo rekening, pembukaan dan
penutupan rekening.
 Bank tidak diperbolehkan mengurangi bagian keuntungan nasabah tanpa
persetujuan nasabah yang bersangkutan.
3. Deposito Syariah
a. Definisi
Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah dengan bank.

2
Muhammad. Manajemen Bank Syariah. (Yogyakarta: UPP STIM YKPN. 2018). Hllm. 109-113.
b. Akad mudharabah
Transaksi penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal) kepada pengelola
dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu yang sesuai syariah,
dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang
telah disepakati sebelumnya.3
c. Fitur dan Mekanisme
 Bank bertindak sebagai pengelola dana (mudharib) dan nasabah bertindak sebagai
pemilik dana (shahibul maal).
 Pengelolaan dana oleh bank dapat dilakukan sesuai batasan-batasan yang
ditetapkan oleh pemilik dana (mudharabah muqayyadah) atau dilakukan tanpa
batasan-batasan dari pemilik dana (mudharabah mutlaqah).
 Dalam akad mudharabah muqayyadah harus dinyatakan secara jelas syarat-syarat
dan batasan tertentu yang ditentukan oleh nasabah.
 Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah yang disepakati.
 Penarikan dana oleh nasabah hanya dapat dilakukan sesuai waktu yang disepakati.
 Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi berupa biaya-biaya
yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekening antara lain biaya
materai, cetak laporan transaksi dan saldo rekening, pembukaan dan penutupan
rekening.
 Bank tidak diperbolehkan mengurangi bagian keuntungan nasabah tanpa
persetujuan nasabah yang bersangkutan.4
2.2 Sumber Dana Bank Syariah
Sumber Dana Bank merupakan usaha pada bank dalam menghimpun dana yang berasal
dari masyarakat. Penghimpunan dana tersebut tergantung pada bank itu sendiri yang mana
berasal dari simpanan masyarakat atau lembaga lainya. Kemudian dana dapat diperoleh dari
modal sendiri, seperti menjual atau mengeluarkan saham apabila untuk membiayai operasi
bank tersebut. Perolehan dana disesuaikan oleh tujuan penggunaan dana tersebut. Yang
mana pemilihan sumber dana menentukan besar kecilnya biaya yang di tanggung. Oleh
karena itu, untuk pemilihan sumber dana harus dilakukan dengan tepat. Kebutuhan dana

3
Ibid., Hlm. 113-115
4
Ibid., Hlm. 115-116
untuk kegiatan utama bank diperoleh dari berbagai simpanan, sedangkan apabila kebutuhan
dana untuk investasi baru atau perluasan usaha maka diperoleh dari modal sendiri.5
Yang paling penting bagi bank yaitu mengelola dan memilih sumber dana yang
tersedia. Pengelolaan sumber dana dari masyarakat luas terutama dalam bentuk giro,
tabungan dan deposito bagi bank itu sangat penting. Dimulai dari perencanaan kebutuhan
dana, lalu pencarian sumber dana dan pengendalian sumber dana yang tersedia. Pengelolaan
sumber dana ini di kenal dengan manajemen Dana Bank. Dengan kata lain, manajemen dana
bank adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian terhadap penghimpunan
dana yang ada di masyarakat. Sumber dana bank dapat diperoleh dari berbagai cara seperti:
1. Dana bersumber dari Bank itu Sendiri (Modal Inti/Core Capital)
Yang dimaksud dari dana bersumber dari bank itu sendiri adalah dana yang
diperoleh dari dalam bank. Dana bersumber dari bank itu sendiri biasanya digunakan
jika bank mengalami kesulitan memperoleh dana dari luar. Adapun dana bersumber dari
bank itu sendiri terdiri dari :
a. Setoran modal dari pemegang saham , yang berarti modal dari para pemegang saham
lama atau baru.
b. Cadangan laba, yang berarti laba yang setiap tahun dicadangkan oleh bank dan
sementara waktu belum digunakan.
c. Laba bank yang belum dibagi, yang berarti laba tahun berjalan tapi belum dibagikan
kepada para pemegang saham.6
Keuntungan dari sumber dana sendiri adalah untuk mempermudah memperoleh dana
yang dibutuhkan. Sedangkan kerugiannya adalah jika jumlah dana yang dibutuhkan
terlalu besar harus melalui berbagai prosedur yang relative lama. Kemudian penggunaan
dana sendiri harus diseimbangkan dengan dana pinjaman dan dana sendiri dapat
dioptimalkan sedemikian rupa.
2. Kuasi Ekuitas (Mudharabah Account)
Kuasi ekuitas merupakan penghimpunan dana bagi hasil atas prinsip mudharabah.
Berdasarkan prinsip ini, dalam kedudukannya sebagai mudharib, bank menyediakan jasa
bagi para investor, berupa :

5
Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah. (Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2014). Hlm. 114.
6
Ibid., Hlm. 117.
a. Rekening Investasi Umum, merupakan bentuk investasi yang ditawarkan kepada
masyarakat berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah (Unrestricted Investment
Account).
b. Rekening Investasi Khusus, dimana bank sebagai manajer investasi bagi nasabah
(pemerintah atau lembaga keuangan lainnya) atau nasabah korporasi untuk
menginvestasikan dana mereka pada unit usaha atau proyek-proyek tertentu yang
mereka kehendaki, yang berdasarkan pada prinsip mudharabah muqayyadah
(Restricted Investment Account).
c. Rekening Tabungan Mudharabah, prinsip mudharabah juga digunakan untuk jasa
pengelolaan rekening tabungan dan salah satu syaratnya adalah dananya dalam
bentuk uang dalam jumlah tertentu dan diserahkan kepada mudharib. Tabungan
mudharabah ini tidak dapat ditarik sewaktu-waktu, sehingga jenis tabungan ini tidak
diberikan fasilitas ATM, karena penabung tidak dapat menarik dananya dengan
leluasa. Dalam aplikasinya bank syariah melayani tabungan mudharabah dalam
bentuk targeted saving, seperti tabungan kurban, tabungan haji atau tabungan lain
yang dimaksudkan untuk suatu pencapaian target kebutuhan dalam jumlah dan atau
jangka waktu tertentu.

3. Dana Titipan (wadi’ah/non remunerated deposit)


Dana titipan yaitu dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank, yang memiliki
motivasi untuk memperoleh keamanan dan keleluasaan untuk menarik kembali dananya
sewaktu-waktu. Bentuk dana titipan ini pada bank syariah meliputi :

a. Rekening Giro Wadi’ah


Dalam hal ini bank syariah menggunakan prinsip wadi’ah yad dhamanah, di mana
bank bertindak sebagai custodian harus menjamin pembayaran kembali nominal
simpanan wadi’ah. Dana tersebut dapat digunakan oleh bank untuk kegiatan
komersial dan bank berhak atas pendapatan yang diperoleh dari pemanfaatan harta
titipan tersebut, dalam kegiatan komersial bank tidak boleh menyatakan atau
menjanjikan imbalan/keuntungan apapun kepada pemegang rekening wadi’ah dan
sebaliknya, tetapi bank atas kehendaknya sendiri dapat memberikan imbalan berupa
bonus kepada pemilik dana (pemegang rekening giro wadi’ah).7

b. Rekening Tabungan Wadi’ah


Prinsip wadi’ah yad dhamanah juga digunakan dalam mengelola jasa tabungan,
yaitu simpanan dari nasabah yang memerlukan jasa penitipan dana dengan tingkat
keleluasaan tertentu untuk menariknya kembali. Bank memperoleh izin dari nasabah
untuk menggunakan dana tersebut selama mengendap di bank. Nasabah dapat
menarik sebagian atau seluruhnya saldo simpanannya sewaktu-waktu atau sesuai
dengan perjanjian yang disepakati. Bank menjamin pembayaran kembali simpanan
mereka. Semua keuntungan atas pemanfaatan dana tersebut adalah milik bank, tetapi
atas kehendaknya sendiri, bank dapat memberikan imbalan keuntungan yang berasal
dari sebagian keuntungan bank.8
2.3 Penggunaaan Dana Bank Syariah
Dana yang telah berhasil dihimpun oleh bank akan menjadikan beban apabila dibiarkan
begitu saja tanpa adanya alokasi untuk tujuan yang produktif. Oleh karena itu bank harus
berusaha untuk mengalokasikan dananya dalam berbagai bentuk asset dengan berbagai
macam pertimbangan. Didalam pertimbangan terdapat dua hal yang selalu menjadi perhatian
bank, yaitu :
a. Risiko dan Hasil
b. Jangka waktu dan likuiditas
Alokasi dana mempunyai tujuan, yaitu:
a. Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat risiko yang rendah.

b. Mempertahankan kepercayaan masyarakt dengan menjaga agar posisi likuiditas tetap


aman.

Alokasi penggunaan dana bank syariah pada dasarnya dapat dibagi dalam dua bagian
penting dari aktiva bank, yaitu :9

7
Kasmir. Manajemen Perbankan. (Jakarta: RajaGrafindo Persada. 2000). Hlm. 99
8
Akhmad Mujahidin, Hukum Perbankan Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), hlm. 37.
9
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Alvabeta bekerjasama dengan Tazkia Institut,
2002), hlm. 53
a. Earning Assests (aktiva yang menghasilkan)
Asset bank yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Asset ini disalurkan dalam
bentuk investasi yang terdiri dari :

1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah)


2) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan (Musyarakah)
3) Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli (Al Bai’i)
4) Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa (Ijarah, Ijarah Iqtina, dan IMBT)
5) Surat-surat berharga syariah dan investasi lainnya

b. Non Earning Assests (aktiva yang tidak menghasilkan)


Asset bank yang tergolong tidak memberikan penghasilan, yang meliputi:
1) Aktiva dalam bentuk tunai (cash assets)
Terdiri dari uang tunai dalam vault, cadangan likuiditas (primary reserve) yang
harus dipelihara pada bank sentral, giro pada bank dan item-item tunai lain yang
masih dalam proses penagihan (collections). Dari aktiva tunai (cash assets) bank
tidak memperoleh penghasilan, namun investasi pada cash assets penting untuk
mendukung fungsi simpanan pada bank.
2) Pinjaman (Qard)
Qard al hasan merupakan kegiatan bank syariah dalam mewujudkan tanggung
jawab sosialnya sesuai dengan ajaran islam. Untuk kegiatan ini bank dilarang
meminta imbalan apapun dari penerima qard.
3) Penanaman dana dalam aktiva tetap dan inventaris (premises and equipment)
Kebutuhan bank untuk memfasilitasi pelaksanaan fungsi kegiatannya meliputi
bangunan gedung, kendaraan dan peralatan lainnya yang dipakai oleh bank dalam
rangka penyediaan layanan kepada nasabahnya.10

10
Totok Budisantoso dan Nuritomo. bank dan lembaga keuangan lain. (Jakarta: Salemba Empat. 2006).
Hlm. 130-134
4) Cadangan likuiditas
Aset ini merupakan asset yang ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas
jangka pendek. Resiko dari asset ini tergolong rendah dan bank tidak terlalu banyak
mengharapkan adanya penerimaan dalam jumlah yang tinggi dari asset ini.
Cadangan likuiditas terdapat dua kategori, yaitu :
a) Cadangan primer (Primary Reserve)
Cadangan ini biasa dalam bentuk uang kas, saldo pada bank sentral, saldo
pada bank lain dan warkat dalam proses penagihan. Asset ini ditunjukan untuk
kegiatan usaha sehari hari seperti penarikan dana oleh nasabah, penyelesaian
kliring, pemberian kredit, dan kewajiban yang akan jatuh tempo.
b) Cadangan sekunder (Secondary Reserve)
Asset ini dapat berupa Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). SBPU merupakan
surat surat berharga jangka pendek yang dapat diperjualbelikan dengan cara
didiskonto oleh Bank Indonesia. Fasilitas diskonto adalah penyediaan dana
jangka pendek oleh BI dengan cara pembelian promes dan wesel yang
diterbitkan oleh bank bank atas dasar diskonto. Pada saat suatu bank memiliki
kelebihan likuiditas, bank tersebut dapat membeli berbagai macam SBPU dan
menjualnya kembali pada saat mengalami kekurangan likuiditas. Penempatan
dan dalam bentuk cadangan sekunder ini terutama ditunjukan untuk Memenuhi
kebutuhan likuiditas jangka pendek yang sebelumnya telah dapat diperkirkan
seperti penarikan simpanan dan pencairan kredit.11

Secara khusus, sember-sumber penerimaan dana dapat dialokasikan pada sisi-sisi


pembiayaan. Secara skematis diagram sumber dan penggunaan dana berdasarkan pendekatan
alokasi aktiva (assets allocation approach) adalah sebagai berikut:12

11
Zaenul Arifin. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. (Jakarta: Alvabeta dan Tazkia Institude. 2002). Hlm. 51.
12
Ibid., Hlm. 63.
SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA
(Assets Allocation Approach)

Sumber Dana Penggunaan

Wadiah Primary Reserve

Secondary Reserve

Qard

Mudharabah Mutlaqah Murabahah

Salam

Istishna

Ijarah (wa iktina)


Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah

Musyarakah

Musyarakah Aktiva Tetap


2.4 Perbedaan Manajemen Dana Bank Konvensional, Bank Asing dan Bank Syariah

Jika pada bank konvensional hubungan antara bank dan nasabahnya adalah kreditur dan
debitur. Berbeda dengan bank syariah, hubungan antara bank dan nasabahnya yaitu hubungan
kemitraan antara pemilik dana (shahibul maal) dengan pengelola dana (mudharib). Oleh karena
itu, tingkat laba bank syariah bukan saja berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil untuk para
pemegang saham, tetapi berpengaruh juga pada bagi hasil yang dapat diberikan kepada nasabah
penyimpan dana. Dengan demikian, kemampuan manajemen untuk melaksanakan fungsinya
sebagai penyimpan dana dan mengelola investasinya yang baik (professional investment
manager) akan sangat menentukan kualitas usahanya sebagai lembaga intermediary dan
kemampuannya menghasilkan laba.13

Bank syariah tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh pendapatan
maupun membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman, namun sebagai gantinya
diterapkan pola bagi hasil. Pola ini memungkinkan nasabah untuk mengawasi langsung kinerja
bank syariah melalui monitoring atas jumlah bagi hasil yang diperoleh. Sedangkan pada
perbankan konvensional nasabah tidak dapat menilai kinerja hanya dari indikator bunga yang
diperoleh.

Dalam perbankan konvensional bank menggunakan uang tabungan untuk dipinjamkan


kepada para debitur baik individu maupun pengusaha. Keuntungan diperoleh dari selisih antara
bunga yang dikenakan kepada debitur dengan bunga yang dibayarkan kepada para penabung. 14

Perbandingan antara bank syariah, bank asing dan bank konvensional adalah sebagai
berikut:

13
Nur Rianto Al-Arif. Lembaga Keuangan Syariah. (Bandung: CV Pustaka Setia. 2012). Hlm. 112.
14
Adi Susilo Jahja & Muhammad Iqbal, “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah
Dengan Perbankan Konvensional” Epistemé, Vol. 7, No. 2, Desember 2012. Hlm 346-347.
Aspek Bank Syariah Bank Konvensional Bank Asing
Hubungan Antara Hubungan Kemitraan Hubungan antara Kedudukan Bank Asing di
Bank dan Nasabah antara shahibul mal kreditur dan debitur Indonesia sama dengan
dan mudharib bank umum nasional. Hal
tersebut ditegaskan dalam
Operasional Bank - Dana masyarakat - Dana masyarakat UU No. 10 th 1998, namun
berupa titipan berupa simpanan belum ada secara khusus
dan investasi yang harus yang mengatur tentang
baru akan dibayar bunganya Bank Asing. Pengawasan
mendapatkan saat jatuh tempo terhadap bank asing
hasil jika
“dikelola” - Penyaluran pada dilakukan bersama-sama
sektor yang dengan sistem dan
terlebih dahulu
menguntungkan, mekanisme yang relatif
- Penyaluran dana aspek halal tidak sama dengan bank umum.
pada usaha yang menjadi Pengawasan ini dilakukan
halal dan pertimbangan oleh Otoritas Jasa
menguntungkan utama Keuangan.
Kegiatan operasional bank
Cara pengelolaan Dana Nasabah yang Pengelolaan dana bisa asing : 1) pembatasan
dana diterima dalam bentuk dilakukan pada pembukaan kantor di
titipan atau investasi berbagai lini bisnis wilayah tertentu di
tidak bisa dikelola yang dianggap aman Indonesia, 2) Bank Asing
pada semua lini bisnis dan menguntungkan tidak diperkenankan
secara sembarangan, selama tidak menerima simpanan dari
harus berdasarkan menyalahi aturan dan masyarakat berupa
syariat islam hukum yang berlaku tabungan, 3) segmen usaha
Orientasi Profit dan falah Profit oriented korporasi (corporate
oriented (kebahagiaan (kebahagiaan dunia banking), 4) menyediakan
dunia dan akhirat) saja) jasa di bidang investment
bank yang menawarkan
Falsafah Tidak berdasarkan Berdasarkan bunga jasa di bidang pasar modal.
bunga, spekulasi, dan
ketidakjelasan
Organisasi Penghimpunan dan Penghimpunan dan
penyaluran dana penyaluran dana tidak
sesuai fatwa Dewan diatur oleh dewan
Pengawas Syariah sejenis

Contoh Bank BSM, BRI Syariah, BRI,BNI, Mandiri Citibank, Standart


BNI Syariah
Chartered Bank,
Chase Manhattan Bank
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manajemen Dana Bank Syariah adalah upaya yang dilakukan oleh lembaga bank syariah
dalam mengelola atau mengatur posisi dana yang diterima dari aktifitas funding untuk
disalurkan kepada aktifitas financing. Penghimpunan dana adalah mengumpulkan atau
mendapatkan dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito.
Hal ini dilakukan oleh bank dengan berbagai strategi agar masyarakat tertarik untuk
menanamkan dana yang dimiliknya. Jenis simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat di
perbankan syariah adalah giro syariah, tabungan syariah dan deposito syariah.
Sumber Dana Bank dalam menghimpun dana yang berasal dari masyarakat. Sumber dana
bank dapat diperoleh dari berbagai cara seperti: dana bersumber dari bank itu sendiri adalah
dana yang diperoleh dari dalam bank, Kuasi ekuitas merupakan penghimpunan dana bagi
hasil atas prinsip mudharabah, Dana titipan yaitu dana pihak ketiga yang dititipkan pada
bank, yang memiliki motivasi untuk memperoleh keamanan dan keleluasaan untuk menarik
kembali dananya sewaktu-waktu. Penghimpunan dana tersebut tergantung pada bank itu
sendiri yang mana berasal dari simpanan masyarakat atau lembaga lainya
Dana yang telah berhasil dihimpun oleh bank akan menjadikan beban apabila dibiarkan
begitu saja tanpa adanya alokasi untuk tujuan yang produktif. Oleh karena itu bank harus
berusaha untuk mengalokasikan dananya dalam berbagai bentuk asset. Bank syariah tidak
menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh pendapatan maupun membebankan
bunga atas penggunaan dana dan pinjaman, namun sebagai gantinya diterapkan pola bagi
hasil. Pola ini memungkinkan nasabah untuk mengawasi langsung kinerja bank syariah
melalui monitoring atas jumlah bagi hasil yang diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA

Adi Susilo Jahja & Muhammad Iqbal. 2012. “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan
Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional”. Epistemé, Vol. 7, No. 2.

Muhammad. 2018. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Muhammad. 2014. Manajemen Dana Bank Syariah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Mujahidin, Akhmad. 2016. Hukum Perbankan Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Arifin, Zainul. 2002. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Alvabeta bekerjasama

dengan Tazkia Institut.

Al-Arif, Nur Rianto. 2012. Lembaga Keuangan Syariah. Bandung: CV Pustaka Setia.

Totok Budisantoso dan Nuritomo. 2006. bank dan lembaga keuangan lain. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai