Anda di halaman 1dari 15

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK


ALKOHOL DAN FENOL

OLEH:
NAMA : NUR AWALIAH PUTRISARI
STAMBUK : 15020200206
KELAS : C9
KELOMPOK : 2 (DUA)
ASISTEN : AJRY SAGITA

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
ALKOHOL DAN FENOL

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Alkohol adalah senyawa yang mempunyai rumus umumR-OH dimana R


adalah gugus alkil alkenil, atau alkunal. Gugus ini dapat merupakan rantai
terbuka, rantai tertutup (siklis) dan dapat mempunyai ikatan rangkap atau
mengikat gugus aromatik. Alkohol merupakan senyawa organik yang
mengandung gugus hidroksil –OH sebagai gugus fungsi sebagai pusat
kereaktifan dan sifat suatu molekul (Wardiyah, 2016).

Alkohol merupakan isomer fungsional yaitu mempunyai rumus molekul


sama tetapi gugus funsionalnya berbeda. Untuk alkohol ada juga yang bersifat
optis aktif yaitu dapat memutar bidang polarisasi cahaya cahaya yaitu alkohol
yang mempunyai atom karbon asismetris (C khiral) yaitu keempat gugus yang
terikat berbeda satu sama lain.

Struktur alkohol diperoleh dengan menggantikan satu atom H dengan


gugus –OH. Alkohol merupakan turunan dari alkana, penamaan alkohol juga
disesuaikan dengan nama alkana yaitu dengan mengubah akhiran -a pada
alkana dengan -ol. Misalkan metana menjadi metanol, etana menjadi etanol.
(Fessenden & Fessenden, 1982).

Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak
berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan
strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil.

Fenol (fenil alkohol) merupakan zat padat yang tidak berwarna yang
mudah meleleh dan terlarut baik didalam air. Dalam mencoba keasaman
reaksi dalam zat-zat kimia seperti asam asetat, dan lain-lain banyak
digunakan indicator, indicator seperti kertas lakmus.

NUR AWALIAH PUTRISARI MASYITA ABDULLAH


15020200206
ALKOHOL DAN FENOL

Fenol yang diketahui fungsinya sebagai zat desinfektan yang umum


dipakai orang.Berbeda dengan alcohol alifatik, fenol sebagai alcohol aromatic
mempunyai sifat yang berbeda. Dalam air fenol sedikit terionisasi
menghasilkan ion H+ dengan Ka = 10-10 (Riswiyanto, 2009).

1.2 Maksud praktikum


1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang sifat-sifat senyawa golongan
alkohol dan fenol
2. Mahasiswa mampu membedakan senyawa golongan alkohol dan
fenol
3. Mahasiswa mampu membedakan alkohol primer, sekunder dan
tersier, serta fenol monovalen dan polivalen
1.3 Tujuan praktikum
1. Untuk mengetahui dan memahami sifat-sifat senyawa golongan
alkohol dan fenol
2. Untuk mengetahui dan memahami perbedaan senyawa golongan
alkohol dan fenol
3. Untuk mengetahui dan memahami perbedaan alkohol primer,
sekunder dan tersier, serta fenol monovalen dan polivalen

NUR AWALIAH PUTRISARI MASYITA ABDULLAH


15020200206
ALKOHOL DAN FENOL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum

Alkohol mempunyai ikatan yang mirip air dan terdiri dari molekul
polar. Karena alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antar molekul-
molekulnya, maka titik didih alkohol lebih tinggi daripada titik didih alkil halida
atau eter, yang bobot molekulnya sebanding. Alkohol berbobot rendah larut
dalam air, kelarutan ini disebabkan oleh ikatan hidrogen antara alkohol dan air.
Fenol merupakan asam yang lebih kuat dari pada alkohol atau air.
Fenoldengan pKa=10 dengan kekuatan asam kira-kira ditengah antara etanol
dan asamasetat. Ion fenoksida merupakan basa yang lebih lemah
dibandingkan OH, oleh karena itu, fenoksida dapat diolah dengan seuatu fenol
dan NaOH dalam air. Reaktifitas ini sangat berbeda dengan reaktifitas alkohol.
Fenol bersifat lebih asam dibandingkan alkohol karena anion yang dihasilkan
oleh resonansi, dengan muatan negatifnya disebar (delokalisasi) oleh cincin
aromatik.
( Fessenden,1986 )
Alkohol dapat dianggap hidrolisis dari alkana, maupun sebagai turunan
dari air H-OH. Sebagai turunan dari alkana maupun air, sifat alkohol dapat
menyerupai sifat air karena kesamaan gugus fugsi keduanya. Alkohol rantai
rendah (C1-C5) mempunyai sifat yang menyerupai sifat air karena gugus
hidroksil (-OH) mengambil bagian yang lebih besar dalam molekulnya,
sedangkan alkohol yang lebih tinggi dari (C6 ke atas) terutama mempunyai sifat
alkana, hanya sedikit larut dalam air, tetapi mudah larut dalam pelarut organik.
Sifat lain dari alkohol dapat di tentukan oleh letak gugus hidroksil pada atom
C, yang dikenal sebagai alkohol primer R-OH, alkohol sekunder R``CH-OH dan
alkohol tersier R```C-OH.
( Sahidin dkk, 2011 )

NUR AWALIAH PUTRISARI MASYITA ABDULLAH


15020200206
ALKOHOL DAN FENOL

Fenol merupakan salah satu senyawa organik yang berasal dari


buangan industri yang berbahaya bagi lingkungan dan manusia. Dalam
konsentrasi tertentu senyawa ini dapat memberikan efek yang buruk terhadap
manusia, antara lain berupa kerusakan hati dan ginjal, penurunan tekanan
darah, pelemahan detak jantung, hingga kematian. Senyawa ini dapat
dikatakan aman bagi lingkungan jika konsentrasinya berkisar antara 0,5 – 1,0
mg/l sesuai dengan KEP No. 51/MENLH/ 10/1995 dan ambang batas fenol
dalam air baku airminum adalah 0,002 mg/l seperti dinyatakan oleh BAPEDAL.
( Slamet, 2005 )
Berdasarkan perbedaan letak terikatnya gugus –OH pada atom C.
Alkohol dibedakan menjadi tiga, yaitu alkohol primer, alkohol sekunder dan
alkohol tersier. Alkohol primer yaitu jika gugus –OH terikat pada atom C primer
(atom C yang mengikat 1 atom C yang lain secara langsung). Alkohol sekunder
yaitu jika gugus –OH terikat pada atom C sekunder (atom C yang mengikat
secara langsung dua atom C yang lain). Alkohol tersier yaitu jika gugus –OH
terikat pada atom C tersier (atom C yang mengikat secara langsung tiga buah
atom C yang lain. Secara fisik akan sulit membedakan antara alkohol primer,
sekunder dan tersier. Karena bau dan warna ketiganya dapat dikatakan sama.
( Ghalib,2010 )
Alkohol merupakan senyawa yang penting dalam kehidupan sehari-
hari karena dapat digunakan sebagai zat pembunuh kuman, bahan bakar
maupun pelarut. Dalam laboratorium dan industri, alkohol digunakan sebagai
pelarut dan reagensia.
( Suminar, 1990 )
Fenol mempunyai gugus seperti alkohol akan tetapi gugus fungsinya
melekat langsung pada cincin aromatik. Fenol mempunyai sifat-sifat yaitu
mempunyai sifat asam. Atom H dapat diganti tak hanya dengan logam (seperti
alkohol tetapi juga dengan basa, terjadi fenolat. Sifat asam dar ifenol-fenol

NUR AWALIAH PUTRISARI MASYITA ABDULLAH


15020200206
ALKOHOL DAN FENOL

lemah dan fenolat ini dapat diuraikan dengan asam karbonat. Mudah
dioksidasi, juga oleh O2 udara dan memberikan zat-zat warna, mereduksi
larutan fehling dan Ag-beramoniak. Memberi reaksi-reaksi berwarna dengan
FeCl3. Mempunyai sifat antiseptik, beracun, mengikis, Ka = 1 X 10 -10.
Fenol biasanya digunakan sebagai antiseptikum (dimana hal ini
mungkin karena mempunyai sifat mengkoagulasu protein) koefisien fenol (kf) :
perbandingan kons. Fenol/kons. Zat untuk mematikan suatu macam bakteri
dalam waktu yang sama dan juga sebagai sintesis misalnya : asam salisilat,
aspirin, dan fenolftalein.
( Riawan, 1990 )
Fenol atau asam karoksilat atau benzenol adalah kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C 6H5OH dan strukturnya memiliki
gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Karakteristik fenol
memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram / 100 ml. Fenol memiliki
sifat yang cenderung sama, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus
hidroksilnya.
Fenol didapat melalui oksidasi sebagian pada benzena atau asam benzoat
dengan proses Rasching, fenol juga dapat diperoleh sebagai hasil dari
oksidasi batu bara. Fenol merupakan komponen utama pada antiseptik
dagang, triklorofenol atau dikenal TCP (trichlorophenol). Fenol juga
merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan
kloraseptik. Fenol juga berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari
produksi aspirin, pembasmi rumput liar dan lainnya).
( Kaniawati, 2011 )

NUR AWALIAH PUTRISARI MASYITA ABDULLAH


15020200206
ALKOHOL DAN FENOL

2.2 Uraian Bahan

1. Pereaksi Lucas ( ZnCl2 + HCl )


Zink Klorida (FI IV : 835)
Nama resmi : ZINC CHLORIDUM
Nama lain : Zink klorida
BM / RM : 136,29 / ZnCl2
Pemerian : Serbuk hablur atau granut hablur putih atau
hampir putih, dapat berupa massa seperti
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam
etanol / dalam gliserin
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi
2. Aquadest (FI III : 96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
Rumus molekul : H2O
Rumus struktur :H-O–H
Berat molekul : 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak
memiliki warna
Kelarutan : Tidak larut dalam minyak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pelarut
3. n-heksana (FI IV : 1154)
Nama resmi : N-HEKSANA
Nama lain : n-heksana
BM / RM : 86,18 / C6H14

NUR AWALIAH PUTRISARI MASYITA ABDULLAH


15020200206
ALKOHOL DAN FENOL

Pemerian : Cairan jernih, mudah menguap, berbau seperti


eter lemah atau petroleum
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol,
mutlak dapat bercampur dengan eter dan benzene,
dan sebagian minyak lemak dan atsiri
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pelarut
4. NaHCO3 (FI III : 424)
Nama resmi : NATRII SUBCARBONAS
Nama lain : Natrium karbonat
BM / RM : 84,01 / NaHCO3
Pemerian : Serbuk putih atau hablur momoklin kecil, buram
Kelarutan : Larut dalam 11 bagian air, praktis tidak larut
dalam etanol (95%)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi
5. Na2CO3 (FI III : 400)
Nama resmi : NATRII CARBONAS
Nama lain : Natrium karbonat
BM / RM : 124,00 / Na2CO3. H2O
Pemerian : hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih
Kelarutan : Mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air
mendidih
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi

NUR AWALIAH PUTRISARI MASYITA ABDULLAH


15020200206
ALKOHOL DAN FENOL

6. Asam asetat (FI III : 241)


Nama resmi : ACIDUM ACETICUM
Nama lain : asam asetat, cuka
BM / RM : 60,0 / CH3COOH
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau menusuk, rasa
asam, tajam
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol
(95%) dan dengan gliserol
Penympanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi
7. FeCl3 (FI III : 659)
Nama resmi : FERII CHLORIDUM
Nama lain : Besi (III) Klorida
BM / RM : 162,2 / FeCl3
Pemerian : Hablur atau serbuk, hitam kehijauan, bebas
warna jingga dari garam hidrat yang telah
terpengaruhi oleh kelembaban
Kelarutan : larut dalam air, larutan beropalensi berwarna
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : sebagai pereaksi
bagian gliseral, sangat sukar larut dalam air,
setara 95 % P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi protein dan asam
amino
8. Fenol (Ditjen POM edisi III Tahun 1979, Halaman 484)
Nama Resmi : PHENOLUM
Nama Lain : Fenol

NUR AWALIAH PUTRISARI MASYITA ABDULLAH


15020200206
ALKOHOL DAN FENOL

Rumus Molekul : C6H5OH


Berat Molekul : 94,11 g/mol
Pemerian : Hablur berbentuk jarum atau massa
hablur, tidak berwarna atau merah
jambu, bau khas, kaustik
Kelarutan :Larut dalam 12 bagian air, mudah
larut dalam etanol (95%) P, dalam
gliserol P dalam minyak lemak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi
9. Pereaksi Fehling A (Ditjen POM 2014)
Nama Resmi : FEHLING A
Kandungan : CuSO45H2O 34,63 gr, H2SO4 pekat 6,5 ml, dan
aquadest 500 ml
Pemerian : Cairan berwarna biru, tidak berbau
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Kegunaan : Sebagai oksidator

10. Pereaksi Fehling B ( Ditjen POM 2014)


Nama resmi :FEHLING B
Kandungan :K.Natertrat 176 gr, NaOH 77 gr, dan aquadest 500
ml
Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak bebau
Kegunaan : sebagai oksidator.

11. Natrium Hidroksida ( Ditjen POM 1995)


Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM
Nama lain : Natrium Hidroksida
RM / BM : NaOH / 40,00

NUR AWALIAH PUTRISARI MASYITA ABDULLAH


15020200206
ALKOHOL DAN FENOL

Rumus Struktur : Na – O – H
Kandungan : tidak kurang dari 97,5% alkali jumlah dihitung sebagai
NaOH dan jumlah tidak lebih dari 20,5% Na 2CO3
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping,
keras, rapuh, dan menunjukkan susunan hablur,
putih, dan mudah meleleh, sangat alkalis dan
korosif, segera menyerap karbondioksida
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : sebagai pereaksi

12. Pereaksi Diazo A ( HCl) ( Ditjen POM 1979)


Nama resmi : ACIDIUM HYDROCHIORIDIUM
Nama lain : Asam Klorida
RM / BM : HCl / 36,46 g/mol
Pemerian :cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang
jika diencerkan dan bau hilang.
Kelarutan : larut dalam etanol, asam asetat, tidak larut air
Kegunaan : zat tambahan.

13. Diazzo B ( NaNO2) ( Ditjen POM, 1997)


Nama resmi : NITRII NITRIT
Nama lain : Natrium Nitrit
RM / BM : NaNO2 / 69,00
Pemerian :hablur atau granul, tidak berwarna atau putih
kekuningan rapuh
Kelarutan : larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut dalam
etanol 95% P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : sebagai bahan baku / penitratan
NUR AWALIAH PUTRISARI MASYITA ABDULLAH
15020200206
ALKOHOL DAN FENOL

14. CeriiAmmoniumNitrate (FI III. Hal. 164)


Nama Resmi : CeriiAmmoniumNitrate
Nama Lain : Amonium Nitrat
Rumus Molekul : (NH4)2Ce(NO3)6
Berat Molekul : 80,0396
Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur, tidak berwarna
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pupuk, bahan peledak

2.3. Prosedur Kerja

A. Test kelarutan alkohol dan fenol


1. Siapkan 2 buah tabung reaksi, yang bersih dan kering.
2. Masing-masing tabung reaksi diisikan dengan 0,5 ml air (tabung
1) dan 0,5 ml n-heksan (tabung 2).
3. Ke dalam tabung 1 dan 2 ditambahkan beberapa tetes etanol.
4. Kocok dan perhatikan kelarutannya dan catat.
5. Kerjakan hal yang sama (poin 1-4) untuk sampel 1-butanol dan
fenol.

B. Test keasaman alkohol dan fenol


❖ Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3
1. Siapkan 3 buah tabung reaksi.
2. Masing-masing tabung reaksi diisikan dengan 1 ml etanol
(tabung 1), 1 ml fenol (tabung 2), dan 1 ml asam asetat
(tabung 3).
NUR AWALIAH PUTRISARI MASYITA ABDULLAH
15020200206
ALKOHOL DAN FENOL

3. Masing-masing tabung reaksi tersebut ditambahkan 0,5 ml


Na2CO3.
4. Kocok dan biarkan beberapa menit sambil diamati, serta
dicatat apa yang terjadi (hasil ada dirubrik).
5. Lakukan hal yang sama (poin 1-4) dengan menggunakan
NaHCO3.

C. Indentifikasi senyawa golongan alkohol dan fenol


1. Dengan pereaksi Diazo
Larutan zat dalam air ditambahkan 4 tetes pereaksi diazo A dan
1 tetes pereaksi diazo B (4:1), lalu ditambahkan 2-3 tetes NaOH
sampai alkalis, kemudian dipanaskan di atas penangas air, akan
terbentuk warna kuning kemerahan hingga coklat kemerahan.
Jika senyawa alkohol (etanol), zat warna merah yang terbentuk
tidak tertarik oleh amil alkohol, sedangkan jika senyawa fenol, zat
warna merah yang terbentuk tertarik oleh amil alkohol.
2. Dengan pereaksi spesifik senyawa alkohol
a. Cerri Ammonium Nitrat
Sebanyak 1 - 2 ml alkohol (etanol) dalam air ditambahkan
beberapa tetes pereaksi tersebut, maka akan terjadi
perubahan warna menjadi warna merah kecoklatan.
b. Reaksi esterifikasi
Senyawa alkohol (etanol) ditambahkan senyawa asam
karboksilat (asam asetat atau asam benzoat atau asam
salsilat atau lainnya) ditambahkan beberapa tetes asam sulfat
pekat, tutup dengan kapas basah, panaskan selama 5 menit
di atas penangas air. Angkat tabung, tambahkan 1 ml
akuades, akan tercium bau yang harum khas senyawa ester.

NUR AWALIAH PUTRISARI MASYITA ABDULLAH


15020200206
ALKOHOL DAN FENOL

c. Untuk alkohol polivalen


Dapat diidentifikasi dengan pereaksi Cuprifil, dengan cara : 1
ml senyawa alkohol (gliserol) ditambahkan 1 tetes larutan
cupri sulfat dan ditambahkan 1-2 tetes NaOH 2 N, dikocok.
Hasil positif jika terbentuk larutan berwarna biru tua yang
menunjukkan pembentukan senyawa kompleks.
3. Dengan pereaksi spesifik senyawa fenol
a. Ferri Chlorida
Sebanyak 2 ml senyawa fenol (fenol) ditambahkan beberapa
tetes pereaksi FeCl3, maka akan terjadi perubahan warna
menjadi ungu.
b. Untuk fenol polivalen
Dapat diidentifikasi dengan pereaksi Fehling, dengan cara : 1
ml senyawa fenol (kuersetin) ditambahkan 1 ml Fehling A dan
1 ml Fehling B, lalu ditambahkan NaOH sampai alkalis,
kemudian dikocok dan akan menghasilkan endapan merah
bata atau kuning.
D. Membedakan alkohol primer, sekunder, dan tersier
1. Siapkan 3 buah tabung.
2. Masing-masing tabung diisikan 3 ml pereaksi Lucas, kemudian
ditambahkan masing-masing dengan 1 ml alkohol primer (1-
butanol), sekunder (2-butanol) dan tersier (tert-butanol),
homogenkan.
3. Tabung 1 dan 2 tetap bening, tabung 3 akan segera membentuk
emulsi 2 fase (tidak larut).
4. Tabung 1 dan 2 dipanaskan pada tangas air selama bbrp menit,
tabung 1 tetap bening sedangkan tabung 2 akan membentuk
emulsi 2 fase (tidak larut).

NUR AWALIAH PUTRISARI MASYITA ABDULLAH


15020200206
ALKOHOL DAN FENOL

DAFTAR PUSTAKA

Ditjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III .Departemen Kesehatan


Republik Indonesia: Jakarta

Ditjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi IV .Departemen Kesehatan


Republik Indonesia: Jakarta

Ditjen POM., 2014, Farmakope Indonesia Edisi V, Jakarta, Depertemen


Kesehatan RI
Fessenden, R.J dan Fessenden, J.S,1997, Dasar-Dasar Kimia Organik, Bina
Aksara, Jakarta

Fessenden, J, S & Fessenden, R, J. 1986. Kimia Organik Edisi III jilid 2.


Erlangga : Jakarta.

Ghalib, Achmad Kholish. 2010. Buku Pintar Kimia. Powerbooks : Jakarta.

Kaniawati. 2011. Asam Pikrat. Universitas Malang : Malang.

Riawan, S. 1990. Kimia Organik. Binarupa aksara : Jakarta.

Sahidin. 2011. Senyawa Alkohol. Http://sahidin.blogspot.com/. Diakses


tanggal 13 april 2014.

Slamet, G. 2005. Alkohol dan Fenol. Http://slametguntur.blogspot.com/.


Diakses tanggal 13 april 2014.

Suminar Achmadi. 1990. Kimia Dasar. Erlangga : Jakarta.

Wardiyah. 2016. Jurnal Kimia Organik Farmasi. Jakarta: Kementerian


Kesehatan Republik.

NUR AWALIAH PUTRISARI MASYITA ABDULLAH


15020200206

Anda mungkin juga menyukai