FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
OLEH:
NAMA : NUR AWALIAH PUTRISARI
STAMBUK : 15020200206
KELAS : C9
KELOMPOK : 2 (DUA)
ASISTEN : ANDI TRIHADI KUSUMA, S.FARM., M. SI
BAB I PENDAHULUAN
partikel halus. Lapis tipis ini berfungsi sebagai fasa stasioner. (Astin Lukum
: 2006)
KLT merupakan cara analisis cepat yang memerlukan bahan sedikit,
baik penyerap maupun cuplikannya. KLT dapat digunakan untuk
memisahkan senyawa yang hidrofobik seperti lemak dan karbohidrat. KLT
dapat digunakan untuk menentukan eluen pada analisis kromatografi
kolom dan isolasi senyawa murni dalam skala kecil. Pelarut yang dipilih
untuk pengembang pada KLT disesuaikan dengan sifat kelarutan senyawa
yang dianalisis. Sebagai fase diam digunakan silika gel, karena tidak akan
bereaksi dengan senyawa atau pereaksi yang reakstif. (Adam Wiryawan :
2008)
Data yang diperoleh dari analisis dengan KLT adalah nilai Rf, nilai Rf
berguna untuk identifikasi suatu senyawa. Nilai Rf suatusenyawa dalam
sampel dibandingkan dengan nilai Rf dari senyawa murni. Nilai Rf
didefinisikan sebagi perbandingan jarak yang ditempuh oleh senyawa
pada permukaan fase diam dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh
pelarut sebagai fase gerak (Adam Wiryawan : 2008)
Beberapa keuntungan dari kromatografi lapisan tipis ini yaitu;
kromatografi lapisan tipis banyak digunakan untuk tujuan analisis,
identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna,
fluorosensi atau dengan radiasi menggunakan sinar ultraviolet. Kemudian
metode pemisahan senyawa yang cepat, mudah dan menggunakan
peralatan sederhana dalam menentukan kadar. Serta dapat digunakan
sampel yang sangat kecil (mikro). (Z.Abidin : 2011)
Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, bau khas, mudah
terbakar
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, etanol, dan eter
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
4. Etil Asetat (Dirjen POM 1979, 673)
Nama resmi : AETHYLIS ACETICUM
Nama lain : Etil asetat
RM/BM : CH3COOC2H5/88,105
Pemerian : Cairan,tidak berwarna,bau khas.
Kelarutan : Larut dalam 15 bagian air, dapat bercampur
dengan etanol 95% P dan dengan eter p
5. CuSO4 0,01 M (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi : CUPRI SULFAS
Nama Lain : Tembaga (II) Sulfat
RM / BM : CuSO4.5H20 / 249,6
6. Ambil potongan lempeng KLT dan dan biarkan sekitar 10menit agar
pelarutnya menguap.
7. Netralkan kelebihan asam dengan menyingkap potongan lempeng
itu ke uap ammonia sekitar 10 menit
8. Semprot dengan reagen penampak bercak asam rubeanat 0,1%
dan amati warna pita atau nodanya
9. Hitung nilai Rfnya
4.1. Hasil
Stambuk : 15020200206
Kelompok : 2 ( Dua )
Kelas : C9
2. Perhitungan
a. Rumus :
b. Perhitungan nilai Rf :
4.2. Pembahasan
adalah Hijau – Zaitun .Lalu, jarak tempuh noda sampel CoCl2 adalah
4,5 cm dan jarak tempuh noda sampel CuSO4adalah 5,2 cm.
Diperoleh pula jarak antar pelarut yaitu 8 cm. Untuk mendapatkan
jarak antar pelarut yaitu :
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Dalam melalukan praktikum ini sebaiknya kita harus
melakukannya dengan berhati – hati di karenakan bahan dan alat yang
digunakan berbahaya dan rentan pecah. Dan juga kita harus teliti dalam
melakukan perhitungan dan pengamatan agar mendapatkan hasil yang
sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Kimia. 2013. Kromatografi Lapis(an) Tipis (KLT) Bab III.
Yogyakarta: UGM
LAMPIRAN