Kelompok 4:
Nama Asisten:
LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
SEKOLAH FARMASI
2017
I. TUJUAN
1. Menentukan karakter produk Amylum manihot dari hasil percobaan
secara mikroskopik, organoleptik, dan ukurannya
Amilum murni biasanya bewarna putih, tidak berasa, dan tidak berbau.
Secara umum, amilum tidak larut pada air bersuhu rendah. Semakin suhu
meningkat, semakin meningkat pula kelarutannya. Amilum berbentuk granul
atau butir-butir kecil dengan lapisan-lapisan yang khas, sehingga dapat
dibedakan antara amilum satu dengan lainnya. Amilosa dan amilopektin
strukturnya berbeda, begitu pun kelarutannya. Amilosa larut dalam air
sedangkan amilopektin tidak larut air. Tipe amilum (Purnobasuki, 2011)
dibagi berdasarkan letak hilus dan jumlah hilus. Berdasarkan letak hilus,
amilum dibagi menjadi kosentris dan eksentris. Berdasarkan jumlah hilus,
amilum dibagi menjadi momnodelph, diandelph atau setengah majemuk, dan
pindelph atau majemuk. Manfaat amilum di bidang farmasi yaitu sebagai
pengisi tablet, pengikat tablet, desintegrant, dan antidot keracunan iodium
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
B. Bahan
Gliserin
IV. METODOLOGI
A. Pembuatan Amilum
VI. PEMBAHASAN
Karbohidrat yaitu senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen,
dan oksigen. Terdiri atas unsur C, H, O dengan perbandingan 1 atom C, 2
atom H, 1 atom O. Karbohidrat banyak terdapat pada makhluk hidup pada
umumnya yang berperan struktural & metabolik. Pada tumbuhan untuk
sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan amilum/selulosa, melalui proses
fotosintesis. karbohidrat merupakan sumber energi dan cadangan energi, yang
melalui proses metabolisme. Banyak sekali makanan yang kita makan sehari
hari adalah suber karbohidrat seperti : nasi/beras, singkong, umbi-umbian,
gandum, sagu, jagung, kentang, dan beberapa buah-buahan, dan lainnya.
Rumus umum karbohidrat yaitu Cn(H2O)n, sedangkan yang paling banyak kita
kenal yaitu glukosa : C6H12O6, sukrosa : C12H22O11, sellulosa : (C6 H10 O5)n.
Karbohidrat diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar, yaitu gula
dan polisakarida. Gula adalah senyawa yang terdiri dari monosakarida,
disakarida, trisakarida, dan tetrasakarida. Monosakarida adalah gula sederhana
yang tidak dapat dihidrolisis dan senyawa yang terdiri dari gugus keton
(kelompok ketosa) atau aldehid (kelompok aldosa) pada polihidroksi alkohol
(Tyler,1988). Berdasarkan jumlah atom karbon, monosakarida
dikelompokkan menjadi diosa, triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, dan
seterusnya. Contoh monosakarida adalah eritrosa (C4H8O4); ribosa, arabinosa,
xylosa, ribulosa, xylulasa (C5H10O5); (C6H12O6) rhamnosa, mannosa, glukosa,
fruktosa, dan galaktosa. Disakarida adalah senyawa yang terdiri dari dua
monosakarida yang mengalami kondensasi. Contoh disakarida adalah sukrosa
terdiri dari glukosa dan fruktosa, maltosa terdiri dari dua molekul glukosa,
dan laktosa terdiri dari glukosa dan galaktosa. Trisakarida adalah senyawa
yang terdiri dari tiga monosakarida, contohnya gentianosa yang terdiri dari
dua molekul glukosa dan fuktosa, planteosa terdiri dari glukosa, fruktosa, dan
galaktosa. Tetrosa adalah senyawa yang terdiri atas empat molekul
monosakarida, contohnya yaitu stachosa terdiri atas dua molekul galakosa,
glukosa, dan fruktosa (Trease, 2002).
Polisakarida adalah polimer dengan berat molekul yang tinggi dan
kondensasi monosakarida dalam jumlah yang besar. Polisakarida terentuk
dengan adanya ikatan glikosida yaitu penghilangan air antara gugus karbon
hemiasetal pada atom C-1 dari suatu gula dan gugus hidroksil pada gula
lainnya. Plisakarida terbagi enjadi dua kelompok yaitu polisakarida
homogenous yaitu mososakaridanya terdiri atas satu jenis contohnya
amilopektin, amilosa dan polisakarida heterogenous terdiri atas beberapa
macam monosakarida, contohnya pektin, alginin. Polisakarida dapat
bergabung menjadi senyawa yang lebih besar, contohnya adalah amilum atau
pati.
Amilum adalah Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang
tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau.
Barangkali tidak ada satu senyawa organik lain yang tersebar begitu luas
sebagai kandungan tanaman seperti halnya pati. Dalam jumlah besar, pati
dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud penympanan sementara
dari produk fotosintesis. Pati juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan
permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman
menahun dan umbi. Pati berbentuk granul atau butir-butir kecil dengan
lapisan-lapisan yang karakteristik. Lapisan-lapisan ini serta ukuran dan bentuk
granul seringkali khas bagi beberapa spesies tanaman sehingga dapat
digunakan untuk identitas tanaman asalnya.
Tanaman yang mengandung pati digunakan dalam farmasi seperti Zea
mays (jagung), Oryza sativa (beras), Phaseolus radiatus (kacang hijau),
Solanum tuberosum (kentang), Triticum aesticum (gandum), Maranta
arundinacea (garut), Ipomoea batatas (ketela rambat) dan Manihot utilissima
(ketela pohon).
Secara umum pati terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan
80% bagian yang tidak larut dalam air (amilopektin). Banyaknya kandungan
pati pada tanaman tergantung pada asal pati tersebut, misalnya pati yang
berasal dari biji beras mengandung pati 50-60% dan pati yang berasal dari
umbi singkong mengandung pati 80%. Bentuk dan ukuran granula merupakan
karakteritik setiap jenis pati, karena itu dapat digunakan untuk identifikasi,
selain ukuran granula karakteristik lain adalah bentuk granula, lokasi hilum,
serta permukaan granulanya. Secara mikroskopik pati singkong berupa butir
tunggal dan jarang berkelompok, agak bulat atau persegi banyak, berbentuk
topi baja, butir kecil berdiameter 5 sampai 10 μm, butir besar berdiameter 20-
35 μm. Hilus ditengah berupa titik, garis lurus atau bercabang tiga, lamela
tidak jelas.
Amilosa merupakan polimer yang memiliki 20 molekul yang lurus,
terdiri dari 250 sampai 300 satuan D-glukopiranosa dan dihubungkan secara
seragam oleh ikatan alfa-1,4-glukosida yang cenderung menyebabkan
molekul tersebut dianggap berbentuk seperti uliran (helix) dan tidak
bercabang. Amilosa memberi efek keras bagi pati atau tepung.
Amilopektin terdiri dari 1000 atau lebih satuan glikosa yang
kebanyakan juga dihubungkan dengan hubungan alfa-1,4. Namun terdapat
juga sejumlah hubungan alfa-1,6 yang terdapat pada titik-titik percabangan.
Jumlah hubungan semacam ini terdapat kurang lebih 4% dari jumlah
hubungan atau satu untuk setiap 25 satuan glukosa. Oleh karena perbedaan
struktur ini maka amilosa lebih larut dalam air dibandingkan dengan
amilopektin. Amilopektin merupakan polisakarida yang tersusun dari
monomer glukosa. Amilopektin merupakan molekul raksasa dan mudah
ditemukan karena menjadi satu dari dua senyawa penyusun pati, bersama-
sama dengan amilosa. Walaupun tersusun dari monomer yang sama,
amilopektin berbeda dengan amilosa, yang terlihat dari karakteristik fisiknya.
Secara struktural, amilopektin terbentuk dari rantai glukosa yang terikat
dengan ikatan 1,4- glikosidik, sama dengan amilosa. Namun demikian, pada
amilopektin terbentuk cabang-cabang (sekitar tiap 20 mata rantai glukosa)
dengan ikatan 1,6-glikosidik. Dalam produk makanan amilopektin bersifat
merangsang terjadinya proses mekar (puffing) dimana produk makanan yang
berasal dari pati yang kandungan amilopektinnya tinggi akan bersifat ringan,
porus, garing dan renyah. Kebalikannya pati dengan kandungan amilosa
tinggi, cenderung menghasilkan produk yang keras, karena proses mekarnya
terjadi secara terbata. Amilosa bereaksi dengan iodium membentuk senyawa
kompleks berwarna biru tua, sedangkan amilopektin memberikan warna violet
kebiruan atau ungu.
1. Uji Molisch
Adalah uji untuk membuktikan adanya karbohidrat. Uji ini efektif untuk
berbagai senyawa yang dapat di dehidrasi menjadi furfural atau substitusi
furfural oleh asam sulfat pekat. Senyawa furfural akan membentuk
kompleks dengan α-naftol yang dikandung pereaksi Molisch dengan
memberikan warna ungu pada larutan.
2. Uji Benedict
3. Uji Barfoed
4. Uji Seliwanoff
Pati dan iodium membentuk ikatan kompleks berwarna biru. Pati dalam
suasana asam bila dipanaskan dapat terhidrolisis menjadi senyawa yang
lebih sederhana, hasilnya diuji dengan iodium yang akan memberikan
warna biru sampai tidak berwarna dan hasil akhir ditegaskan dengan uji
Benedict.
VII. KESIMPULAN
1. Karakter Amylum manihot adalah…..
http://habibana.staff.ub.ac.id/files/2014/06/KARBOHIDRAT.pdf Diakses
pada 29 Oktober 2017 pada Pk. 18.34
CERTIFICATE OF ANALYSIS
KELOMPOK :4
RENDEMEN :
UKURAN PATI :