Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI UMUM


PERCOBAAN IV
PEMBUATAN AMILUM

Tanggal Praktikum : Rabu, 25 Oktober 2017

Tanggal Pengumpulan : Rabu, 2 November 2017

Kelompok 4:

Ria Ade Rahmawati (11615017)

Anandito Akbar Nugroho (11615018)

Intan Sabrina (11615019)

Indah Sugesti (11615021)

Ivana Yulianti (11615027)

Anastasya Calista Handoko (11615023)

Nama Asisten:

Agung Jaya Gumelar Alam (11614030)

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS

SEKOLAH FARMASI

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2017
I. TUJUAN
1. Menentukan karakter produk Amylum manihot dari hasil percobaan
secara mikroskopik, organoleptik, dan ukurannya

2. Menentukan rendemen Amylum manihot dari hasil percobaan

II. TINJAUAN PUSTAKA


Amilum adalah karbohidrat kompleks yang tersusun dalam struktur
glukosa rantai panjang (polisakarida). Polisakarida dihasilkan dalam daun-
daun hijau sebagai wujud penyimpanan sementara dari produk fotosintesis
atau sebagai cadangan energi yang berguna dalam pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Amilum tersusun atas amilosa dan amilopektin.
Amilosa merupakan polisakarida rantai lurus tidak bercabang (biasa
berbentuk heliks) yang tersusun dari glukosa sebagai monomernya. Tiap
monomer terhubung dengan ikatan 1,4 glikosidik. Sedangkan amilopektin
merupakan polisakarida yang tersusun atas G-glukosa yang terhhubung
dengan ikatan 1,4 glikosisdik dan 1,6 glikosidik. Amilopektin merupakan
polisakarida bercabang. Amilosa akan memberi sifat keras dan amilopektin
akan memberi sifat lengket.

Amilum murni biasanya bewarna putih, tidak berasa, dan tidak berbau.
Secara umum, amilum tidak larut pada air bersuhu rendah. Semakin suhu
meningkat, semakin meningkat pula kelarutannya. Amilum berbentuk granul
atau butir-butir kecil dengan lapisan-lapisan yang khas, sehingga dapat
dibedakan antara amilum satu dengan lainnya. Amilosa dan amilopektin
strukturnya berbeda, begitu pun kelarutannya. Amilosa larut dalam air
sedangkan amilopektin tidak larut air. Tipe amilum (Purnobasuki, 2011)
dibagi berdasarkan letak hilus dan jumlah hilus. Berdasarkan letak hilus,
amilum dibagi menjadi kosentris dan eksentris. Berdasarkan jumlah hilus,
amilum dibagi menjadi momnodelph, diandelph atau setengah majemuk, dan
pindelph atau majemuk. Manfaat amilum di bidang farmasi yaitu sebagai
pengisi tablet, pengikat tablet, desintegrant, dan antidot keracunan iodium
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat

Pisau Gelas kimia

Blender penghalus Kaca objek

Timbangan analitis Kaca penutup

Kertas timbang Mikroskop

Kertas saring Okuler mikrometer

Corong penyaring Spatula

Kain batis Mikrometer objek untuk kalibrasi

B. Bahan

Singkong atau Manihot utilissima Aquadest

Gliserin
IV. METODOLOGI
A. Pembuatan Amilum

B. Karakterisasi Produk Amilum


V. PERHITUNGAN DAN PENGOLAHAN DATA

VI. PEMBAHASAN
Karbohidrat yaitu senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen,
dan oksigen. Terdiri atas unsur C, H, O dengan perbandingan 1 atom C, 2
atom H, 1 atom O. Karbohidrat banyak terdapat pada makhluk hidup pada
umumnya yang berperan struktural & metabolik. Pada tumbuhan untuk
sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan amilum/selulosa, melalui proses
fotosintesis. karbohidrat merupakan sumber energi dan cadangan energi, yang
melalui proses metabolisme. Banyak sekali makanan yang kita makan sehari
hari adalah suber karbohidrat seperti : nasi/beras, singkong, umbi-umbian,
gandum, sagu, jagung, kentang, dan beberapa buah-buahan, dan lainnya.
Rumus umum karbohidrat yaitu Cn(H2O)n, sedangkan yang paling banyak kita
kenal yaitu glukosa : C6H12O6, sukrosa : C12H22O11, sellulosa : (C6 H10 O5)n.
Karbohidrat diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar, yaitu gula
dan polisakarida. Gula adalah senyawa yang terdiri dari monosakarida,
disakarida, trisakarida, dan tetrasakarida. Monosakarida adalah gula sederhana
yang tidak dapat dihidrolisis dan senyawa yang terdiri dari gugus keton
(kelompok ketosa) atau aldehid (kelompok aldosa) pada polihidroksi alkohol
(Tyler,1988). Berdasarkan jumlah atom karbon, monosakarida
dikelompokkan menjadi diosa, triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, dan
seterusnya. Contoh monosakarida adalah eritrosa (C4H8O4); ribosa, arabinosa,
xylosa, ribulosa, xylulasa (C5H10O5); (C6H12O6) rhamnosa, mannosa, glukosa,
fruktosa, dan galaktosa. Disakarida adalah senyawa yang terdiri dari dua
monosakarida yang mengalami kondensasi. Contoh disakarida adalah sukrosa
terdiri dari glukosa dan fruktosa, maltosa terdiri dari dua molekul glukosa,
dan laktosa terdiri dari glukosa dan galaktosa. Trisakarida adalah senyawa
yang terdiri dari tiga monosakarida, contohnya gentianosa yang terdiri dari
dua molekul glukosa dan fuktosa, planteosa terdiri dari glukosa, fruktosa, dan
galaktosa. Tetrosa adalah senyawa yang terdiri atas empat molekul
monosakarida, contohnya yaitu stachosa terdiri atas dua molekul galakosa,
glukosa, dan fruktosa (Trease, 2002).
Polisakarida adalah polimer dengan berat molekul yang tinggi dan
kondensasi monosakarida dalam jumlah yang besar. Polisakarida terentuk
dengan adanya ikatan glikosida yaitu penghilangan air antara gugus karbon
hemiasetal pada atom C-1 dari suatu gula dan gugus hidroksil pada gula
lainnya. Plisakarida terbagi enjadi dua kelompok yaitu polisakarida
homogenous yaitu mososakaridanya terdiri atas satu jenis contohnya
amilopektin, amilosa dan polisakarida heterogenous terdiri atas beberapa
macam monosakarida, contohnya pektin, alginin. Polisakarida dapat
bergabung menjadi senyawa yang lebih besar, contohnya adalah amilum atau
pati.
Amilum adalah Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang
tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau.
Barangkali tidak ada satu senyawa organik lain yang tersebar begitu luas
sebagai kandungan tanaman seperti halnya pati. Dalam jumlah besar, pati
dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud penympanan sementara
dari produk fotosintesis. Pati juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan
permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman
menahun dan umbi. Pati berbentuk granul atau butir-butir kecil dengan
lapisan-lapisan yang karakteristik. Lapisan-lapisan ini serta ukuran dan bentuk
granul seringkali khas bagi beberapa spesies tanaman sehingga dapat
digunakan untuk identitas tanaman asalnya.
Tanaman yang mengandung pati digunakan dalam farmasi seperti Zea
mays (jagung), Oryza sativa (beras), Phaseolus radiatus (kacang hijau),
Solanum tuberosum (kentang), Triticum aesticum (gandum), Maranta
arundinacea (garut), Ipomoea batatas (ketela rambat) dan Manihot utilissima
(ketela pohon).
Secara umum pati terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan
80% bagian yang tidak larut dalam air (amilopektin). Banyaknya kandungan
pati pada tanaman tergantung pada asal pati tersebut, misalnya pati yang
berasal dari biji beras mengandung pati 50-60% dan pati yang berasal dari
umbi singkong mengandung pati 80%. Bentuk dan ukuran granula merupakan
karakteritik setiap jenis pati, karena itu dapat digunakan untuk identifikasi,
selain ukuran granula karakteristik lain adalah bentuk granula, lokasi hilum,
serta permukaan granulanya. Secara mikroskopik pati singkong berupa butir
tunggal dan jarang berkelompok, agak bulat atau persegi banyak, berbentuk
topi baja, butir kecil berdiameter 5 sampai 10 μm, butir besar berdiameter 20-
35 μm. Hilus ditengah berupa titik, garis lurus atau bercabang tiga, lamela
tidak jelas.
Amilosa merupakan polimer yang memiliki 20 molekul yang lurus,
terdiri dari 250 sampai 300 satuan D-glukopiranosa dan dihubungkan secara
seragam oleh ikatan alfa-1,4-glukosida yang cenderung menyebabkan
molekul tersebut dianggap berbentuk seperti uliran (helix) dan tidak
bercabang. Amilosa memberi efek keras bagi pati atau tepung.
Amilopektin terdiri dari 1000 atau lebih satuan glikosa yang
kebanyakan juga dihubungkan dengan hubungan alfa-1,4. Namun terdapat
juga sejumlah hubungan alfa-1,6 yang terdapat pada titik-titik percabangan.
Jumlah hubungan semacam ini terdapat kurang lebih 4% dari jumlah
hubungan atau satu untuk setiap 25 satuan glukosa. Oleh karena perbedaan
struktur ini maka amilosa lebih larut dalam air dibandingkan dengan
amilopektin. Amilopektin merupakan polisakarida yang tersusun dari
monomer glukosa. Amilopektin merupakan molekul raksasa dan mudah
ditemukan karena menjadi satu dari dua senyawa penyusun pati, bersama-
sama dengan amilosa. Walaupun tersusun dari monomer yang sama,
amilopektin berbeda dengan amilosa, yang terlihat dari karakteristik fisiknya.
Secara struktural, amilopektin terbentuk dari rantai glukosa yang terikat
dengan ikatan 1,4- glikosidik, sama dengan amilosa. Namun demikian, pada
amilopektin terbentuk cabang-cabang (sekitar tiap 20 mata rantai glukosa)
dengan ikatan 1,6-glikosidik. Dalam produk makanan amilopektin bersifat
merangsang terjadinya proses mekar (puffing) dimana produk makanan yang
berasal dari pati yang kandungan amilopektinnya tinggi akan bersifat ringan,
porus, garing dan renyah. Kebalikannya pati dengan kandungan amilosa
tinggi, cenderung menghasilkan produk yang keras, karena proses mekarnya
terjadi secara terbata. Amilosa bereaksi dengan iodium membentuk senyawa
kompleks berwarna biru tua, sedangkan amilopektin memberikan warna violet
kebiruan atau ungu.

Gambar 1 Struktur Amilosa

Gambar 2 Struktur amilopektin


Tabel 1 Perbedaan Amylum manihot dan tepung tapioka

Pembada Amylum manihot Tepung tapioka


Komponen penyusun Hanya amilosa dan Amilum, amilopektin ,
amilopektin vitamin, mineral, lemak,
terpenoid, dan zat-zat lain
Cara pembuatan Filtrasi berganda/bertingkat Hanya dilembutkan
Ukuran Mikroskopis Makroskopis. Dari
sumbernya hanya
diperkecil ukurannya
Bentuk Tergantung jenis amilum. Serbuk butiran granul
Pati singkong bentuknya putih
seperti topi baja, pati
kentang bulat besar, dll
Warna Putih Terdapat zat warna sesuai
sumber, contohnya tepung
kacang hijau berwarna
hijau
Karakter khas Ada hilus dan lamela Tidak terdapat hilus dan
lamela

Pada bidang farmasi, pati dapat digunakan sebagai bahan untuk


serbuk, tablet filler, binder, disintegran, dan antidot untuk keracunn iodin
dengan cara membentuk ikatan kompleks (reaksi, proses). Amilosa dalam
pati bertanggung jawab untuk pembentukan warna biru tua dengan adanya
yodium. Molekul yodium menyelip di dalam struktur amilosa. Iodium dengan
KI dapat melarut dalam air. Hal ini membuat kompleks ion triiodida linier
dengan larut yang tergelincir ke dalam struktur pati. Pada pengujian, ini yang
menyebabkan warna biru-hitam yang intens.
Gambar 3 Reaksi karbohidrat dan iodin

Pada percobaan ini dilakukan pengambilan pati dari Manihot


utilissima (singkong). Pertama, singkong dicuci bersih dengan air mengalir
supaya tidak ada pengotor, kemudian ditimbang 200 gram dengan timbangan
digital. Singkong yang telah dipotong-potong kemudian digiling dengan
blander dan ditambahkan air. Bahan dihaluaskan atau digiling dimaksudkan
untuk mempermudah untuk mendapatkan amilum dan dapat dipisahkan
dengan zat yang tidak diinginkan atau ampas. Air ditambahkan untuk
memudahkan dalam penghalusan karena pati dapat menyerap air sehingga
mudah dihancurkan. Setelah terbentuk massa seperti bubur, hasil peghalusan
disaring dengan kain batis dan filtarat yang diambil. Penyaringan dilakukan
untuk memisahkan filtrat dengan ampasnya. Kemudian filtrat didekantasi
pada gelas kimia dalam beberapa jam. Dekantasi adalah proses memisahkan
zat cair dengan prinsip pengendapan, supaya filtrat yang mengandung amilum
dan air dapat terpisah karena adanya perbedaan berat molekul. Setelah
beberapa jam zat cair akan terbentuk dua lapis yaitu supernatan dan endapan.
Pati yang mempunyai berat molekul lebih besar daripada air akan membentuk
endapan di bagian bawah gelas kimia dan air membentuk supernatan di bagian
atas. Selama pengendapan berlangsung, gelas kimia ditutup dengan plastik
wrap utnuk menghindari kontaminasi dengan lingkungan. Supernatan
dipisahkan dari endapan, lalu endapan dicuci dnegan etanol teknis untuk
menghindari kontaminasi mikroba dan membersihkan dari pengotor yang
larut etanol. Etanol dipilih karena etanol mudah menguap dan tidak merusak
struktur amilum. Kemudian endapan dikeringkan dengan suhu yang tidak
terlalu tinggi (30-40oC) karena amilum akan rusak pada suhu tinggi.
Pengeringan bertujuan untuk menghilagkan air yang masih terjerat diantara
molekul-molekul polisakarida sehingga dihasilkan amilum murni.
Penghilangan air ini juga untuk menghindari amilum dari dekomposisi karena
kontaminasi mikroba.

Amilum yang telah didapatkan kemudian dikarakterisasi. Karakterisasi


dilakukan untuk analisis apakah amilum yang didapatkan telah sesuai dengan
teori/literatur. Karakterisasi dilakukan menggunakan mikroskop dan okuler
mikrometer. Pertama, mikroskop okuler mikrometer dikalibrasi dengan
mikrometer objek. Pada kalibrasi ditentukan garis awal dan garis akhir pada
skala berhimpitan. Produk amilum yang akan dikarakterisasi disiapkan pada
kaca objek dan ditutup dengan kaca penutup yang telah dibagai empat
kuadran. Pengamatan pada mikroskop okuler mikrometer ini untuk
menentukan ukuran granul dengan skala pada okuler mikrometer. Sampel dari
tiap kuadran diambil kemudian ukuran ditentukan. Diamati pula bentuk
granul, bentuk dan posisi hilum serta lamela.

Terdapat beberapa cara uji karbohidrat sebagai berikut:

1. Uji Molisch

Adalah uji untuk membuktikan adanya karbohidrat. Uji ini efektif untuk
berbagai senyawa yang dapat di dehidrasi menjadi furfural atau substitusi
furfural oleh asam sulfat pekat. Senyawa furfural akan membentuk
kompleks dengan α-naftol yang dikandung pereaksi Molisch dengan
memberikan warna ungu pada larutan.

2. Uji Benedict

Adalah uji untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula pereduksi


adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi
sedikitnya dua buah monosakarida. Karateristiknya tidak bisa larut atau
bereaksi secara langsung dengan Benedict, contohnya semua golongan
monosakarida, sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya berbentuk
siklik yang berarti bahwa hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada
dalam kesetimbangannya, contohnya fruktosa dan sukrosa. Dengan
prinsip berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai
Cu2O berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan CuCO3
pada larutan natrium karbonat (reagen Benedict), maka ditambahkan
asam sitrat. Larutan tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat
yang mempunyai gugus aldehid atau monoketon bebas, sehingga sukrosa
yang tidak mengandung aldehid atau keton bebas tidak dapat mereduksi
larutan Benedict.

3. Uji Barfoed

Adalah uji untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan


mengontrol kondisi pH serta waktu pemanasan. Prinsipnya berdasarkan
reduksi Cu2+ menjadi Cu+. Reagen Barfoed mengandung senyawa
tembaga asetat.

4. Uji Seliwanoff

Prinsipnya berdasarkan konversi fruktosa menjadi asam levulinat dan


hidroksimetil furfural oleh asam hidroklorida panas dan terjadi
kondensasi hidroksimetilfurfural dengan resorsinol yang menghasilkan
senyawa berwarna merah, reaksi ini spesifik untuk ketosa. Sukrosa yang
mudah dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa akan memberikan reaksi
positif dengan uji seliwanoff yang akan memberikan warna jingga pada
larutan.

5. Uji Hidrolisis Pati

Pati dan iodium membentuk ikatan kompleks berwarna biru. Pati dalam
suasana asam bila dipanaskan dapat terhidrolisis menjadi senyawa yang
lebih sederhana, hasilnya diuji dengan iodium yang akan memberikan
warna biru sampai tidak berwarna dan hasil akhir ditegaskan dengan uji
Benedict.

VII. KESIMPULAN
1. Karakter Amylum manihot adalah…..

2. Rendemen amylum manihot hasil percobaan adalah….

VIII. DAFTAR PUSTAKA


http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/42211/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=F8A6C5CF25CD0CEF3BC56FC063FAC06E?
sequence=4 Diakses pada 29 Oktober 2017 pada Pk. 17.15

http://habibana.staff.ub.ac.id/files/2014/06/KARBOHIDRAT.pdf Diakses
pada 29 Oktober 2017 pada Pk. 18.34
CERTIFICATE OF ANALYSIS

TANGGAL PRAKTIKUM : 25 OKTOBER 2017

KELOMPOK :4

NAMA SIMPLISIA : Amylum Manihot

NAMA SPESIES : Manihot utilissima

RENDEMEN :

UKURAN PATI :

HASIL MIKROSKOPIK (BELUM DIGARISIN 4 KUADRAN)

Anda mungkin juga menyukai