Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BOTANI DAN

FARMAKOGNOSI

PRAKTIKUM IV

(IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT)

Hari, Tanggal Praktikum : Kamis, 2 Juli 2020

Kelas : A4A

Nama Pratikan : I Komang Aryawan

NIM : 19021015

Kelompok :3

Nama dosen jaga : I Komang Adi Alit Sanjaya., S.si. M.Si

Nama asisten jaga : Ni Wayan Widya Wulandari

PRAKTIKUM BOTANI FARMASI DAN FARMAKOGNOSI

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS

UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL


2020

PRAKTIKUM IV

(IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT)

I. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mengetahui karbohidrat dan penggolongannya.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi karbohidrat berdasarkan uji
organoleptis, uji mikroskopi, dan dengan pereaksi warna.
II. Dasar Teori
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hamper seluruh
penduduk dunia. Karbohidrat juga berguna untuk mencegah timbulnya
ketosis, pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral
dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein tetapi
sebagian besar karbohidrat diperoleh daribahan makanan yang
kitamakan sehari-hari. (Winaryo, 1997)
Karbohidrat atau sakarida adalah polisakarida aldehid atau
polihidroksil keton, atau senyawa hasil hidrolisis keduanya yang
merupakan biomolekul yang paling melimpah di bumi dengan rumus
Cn(H20)n, dengan n 2: 3,. Penyusun utama karbohidrat adalah C, H,
dan O. Perbandingan jumlah atom H dan O adalah 1 : 2 seperti
molekul air. Contoh glukosa (12:6), sukrosa (22:11). Karena itu,
dahulu penamaan karbohidrat berasal dari sifat ini, yaitu gabungan dari
“karbohidrat” dan “hidrat”. Hidrat sendiri artinya air. Karbohidrat
dapat digolongkan berdasarkan struktur cincin siklisnya yaitu furanosa,
karbohidrat dengan cincin siklis segi enam, maupun digolongkan
berdasarkan monomer penyusunnya seperti monosakarida,
oligosakarida, dan polisakarida (Handito dkk. 2014).
Monosakrida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis
menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Monosakarida ini dapat
diklasifikasikan sebagai triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, atau heptosa,
bergantung pada jumlah atom karbon; dan sebagai aldosa atau ketosa
bergantung pada gugus aldehida atau keton yang dimilki senyawa
tersebut (Murray dkk. 2009).
Oligosakarida adalah produk kondensasi tiga sampai sepuluh
monosakarida. Sebagian besar oligosakarida tidak dicerna oleh enzim
dalam tubuh manusia (Murray dkk. 2009).
Di negara-negara sedang berkembang kurang lebih 80% energi
makanan berasal dari karbohidrat. Menurut Neraca Bahan Makanan
1990 yang dikeluarkan oleh Biro Pusat Statistik, di Indonesia energi
berasal dari karbohidrat merupakan 72% jumlah energi rata-rata sehari
yang dikonsumsi oleh penduduk. Di negara-negara maju seperti
AmerikaSerikat dan Eropa Barat, angka ini lebih rendah, yaitu rata-
rata 50%. Nilai energi karbohidrat adalah 4 kkal per gram (Almatsier,
2010).
Amilum merupakan campuran dua macam struktur polisakarida
yang berbeda yaitu amilosa (17-20%) dan amilopektin. Amilum juga
didefinisikan sebagai karbohidrat yang berasal dari tanaman, sebagai
hasil fotosintesis yang disimpan dalam bagia tertentu tanaman sebagai
cadangan. Sifatnya yang inert dan dapat tercampurkan dengan
sebagian besar bahan obat merupakan kelebihan dari amilum sebagai
eksipien (Priyanta, dkk. 2012).

(Gambar 1. Amilopektin) (Gambar 2. Amilosa)

Amilum juga disebut dengan pati. Patiyang


diperdagangkandiperoleh dariberbagaibagiantanaman,
misalnyaendospermabijitanaman gandum, jagung dan padi; dari umbi
kentang; umbiakarManihot esculenta(pati tapioka); batang
Metroxylon sagu (pati sagu); dan rhizomumbitumbuhan
bersitaminodia yang meliputi Cannaedulis, Maranta arundinacea, dan
Curcuma angustifolia (pati umbi larut).(Fahn.1995)

Amilum merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-


glikosidik. Amilum terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan
dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak larut
diebut amilopektin. Amilosa mempunyai struktur lurus sedangkan
amilopektin mempunyai cabang (Pramest. dkk. 2015)

Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati, baik berupa


gula sederhana, heksosa, pentosa, maupun karbohidrat dengan berat
molekul yang tinggi seperti pati, pektin, selulosa, dan lignin. Selulosa
berperan sebagai penyusun dinding sel tanaman. Buah-buahan
mengandung monosakarida seperti glukosa dan fruktosa. (Poedjiadi,
2005)

Umbi – umbian merupakan salah satu sumber karbohidrat


yang disimpan dalam bentuk polisakarida seperti pati/amilum.
Amilum dapat diisolasi dengan mengekstrak ubi dengan air.
Selanjutnya endapan yang diperoleh diekstrak dengan etanol. Secara
umum, amilum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan
80% bagian yang tidak larut air (amilopektin). Hirolisis amilum oleh
asam mineral menghasilkan glukosa sebagai produk akhir secara
hampir kuantitatif (Gunawan. 2004).

Identifikasi secara kimiawi kandungan amilum bertujuan untuk


mengidentifikasi ada atau tidaknya amilum dalam sampel yakni
dengan cara uji iodine. Pada uji ini sampel yang mengandung amilum
akan berubah warna menjadi biru. Sampel terlebih dahulu dipanaskan
agar amilum dapat larut sempurna dengan air sehinga lebih mudah
dalam pendeteksian kandungan amilum. Berdasarkan hasil percobaan
sampel yang telah dipanaskan kemudian ditetesi dengan iodine
berubah menjadi biru ini dikarenakan warna biru yang dihasilkan
diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan
iodine. Identifikasi amilum secara mikroskopis bertujuan agar kita
lebih mengetahui bentuk – bentuk yang khas dari masing – masing
amilum pada sampel sehingga kedepannya akan lebih memudahkan
praktikum dalam membuat sediaan farmasi (Manatar. 2012).

Fungsi amilum dalam dunia farmasi digunakan


sebagai bahan penghancur atau pengembang (disintegrant),
yang berfungsi membantu hancurnya tablet setelah ditelan
(Syamsuni H,A. 2007)

III. Alat Dan Bahan


Alat :
 Mikroskop
 Gelas Objek
 Pipet Tetes

Bahan :

 Amylum oryzae (pati beras)


 Amylum manihot (pati singkong)
 Amylum maydis (pati jagung)
 Amylum metroxilon (pati sagu)
IV. Cara Kerja
1. Uji Organoleptis
Amati bau, warna, dan rasa.
2. Uji Makroskopis
Amilum diambil secukupnya, diletakkan pada gelas object,
tambahkan beberapa tetes air, kemudian tutup dengan cover
glass. Dilakukan pengamatan dengan pembesaran lemah (12,5
x 10) dan pembesaran kuat (12,5 x 40).Amati bentuk, susunan,
hilus, dan lamella.
3. Identifikasi dengan Pereaksi Warna
Sampel ditambah larutan iodium. Sampel yang
mengandung karbohidrat akan menunjukkan perubahan warna
biru sampai ungu.
V. Hasil Pengamatan
VI. Pembahasan
Pada praktikum ini praktikan akan mengidentifikasi kandungan
karbohidrat pada sampel yaitu pati beras, pati singkong, pati jagung
dan pati kentang. Dan hasil pengamatan praktikan dapat dijelaskan
sebagai berikut.
1. Pati beras (Amylum oryzae)
Secara mikroskopis pati beras memiliki banyak butir pati
tunggal, bentuk bersegi banyak, diameter 2µm – 12 µm,
umumnya jarang terlihat, kadang berupa celah yang berisi
udara. Selain itu pati beras juga memiliki banyak butir pati
majemuk, bentuknya bulat telur, umumnya panjangnya ±12 µm
– 30 µm, lebar 7 µm – 12 µm dan terdiri dari 2 – 150 butir
tunggal, utuh atau terbelah atau terdapat dalam sel. Tidak
terdapat rmabut bersel 1. (Depkes RI, 1979).
Hasil pengamatan yang didapat dari praktikan yaitu sampel
pati beras memiliki bau khas lemah, berwarna putih dan rasa
yang hambar. Pada tabung reaksi dimasukkan pati beras
secukupnya, lalu ditambahkan air secukupnya yang akan
membentuk larutan berbentuk putih susu. Kemudian
ditambahkan larutan iodium 1%, maka akan terbentuk larutan
berwarna biru kehitaman atau ungu. Hal ini menunjukkan
sampel positif mengandung karbohidrat.
2. Pati singkong (Amylum Manihot)
Secara mikroskopis pati singkong memiliki butir pati
majemuk yang sedikit yang umumnya majemuk 2. Memiliki
butir pati tunggal yang sangat besar dan banyak, diameter
sampai 200 µm, peahen butir majemuk, dinding luar bulat,
dinding persekutuan rata butir kecil yang cukup banyak
(Depkes RI, 1979).
Hasil yang didapat oleh praktikan yaitu sampel pati
singkong tidak berbau, berbentuk serbuk berwarna putih dan
tidak berasa (hambar). Pada tabung reaksi dimasukkan pati,
lalu ditambahkan air secukupnya maka akan terbentuk larutan
berwarna putih. Kemudian ditambahkan beberapa tetes larutan
iodium 1% dan akan terbentuk larutan berwarna ungu. Hal ini
menunjukkan bahwa sampel pati singkong mengandung
karbohidrat.
3. Pati Jagung (Amylum Maydis)
Secara mikroskopis pati jagung memiliki butir bersegi
banyak, bersudut, ukurannya 2 µm – 3 µm/butir, bulat dengan
diameter 25 µm – 32 µm, hilus ditengah berupa rongga yang
nyata/ celah berjumlah 2 – 5. Tidak ada lamella. Amati di
bawah cahaya, terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna
hitam memotong pada hilus (Depkes RI, 1995).
Hasil yang didapat oleh praktikan yaitu sampel pati jagung
tidak berbau, berbentuk serbuk berwarna putih dan rasa yang
hambar. Praktikan menambahkan air secukupnya ke tabung
reaksi yang sudah berisi sampel pati, maka terbentuk larutan
putih susu. Kemudian ditambahkan larutan iodium 1%
secukupnya dan terbentuk larutan berwarna ungu. Hal ini
membuktikan bahwa sampel pati jagung mengandung
karbohidrat.
4. Pati kentang (Amylum Solani)
Secara mikroskopis pati jagung sebagian besar butir
tunggal, bentuk bulat telur tidak beraturan atau hampir bulat,
seringkali agak pipih, diameter butir bulat telur 30 µm – 100
µm, garis tengah butir hampir bulat 10 µm – 30 µm, hilus
berupa titik pada ujung yang sempit, lamella konsentrik jelas.
Butir majemuknya sedikit, umumnya majemuk 2 atau 3
(Depkes RI, 1979).
Hasil yang didapat setelah pengamatan yaitu sampel pati
tidak berbau, berwarna putih kecoklatan dan rasa hambar. Pada
saat ditambahkan air terbentuk larutan putih, lalu setelah
ditambahkan iodium 1% larutan berubah warna menjadi hitam
(ungu pekat). Hal ini menunjukkan sampel mengandung
karbohidrat.
VII. Kesimpulan
Berdasarkan letak hilus, butir amilum dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu Amilum yang konsentris (hilus terletak di tengah) dan
amilum yang eksentris (hilus terletak di tepi). Sedangkan berdasarkan
jumlah hilus dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu monoadelph (hilus
hanya satu), diadelph ata setengah majemuk (hilus berjumlah dua yang
masing – masing dikelilingi oleh lamella) dan poliadelph atau
majemuk (hilus berjumlah banyak dan tiap hilus dikelilingi oleh
lamella). Salah satu pengujian yang dapat dilakukan untuk menguji ada
tidaknya kandungan amilum pada suatu makanan yaitu dengan uji
iodium.
Daftar Pustaka

DepKes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : DepKes RI.

DepKes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : DepKes RI.

Almatsier. S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Fahn, A. 1995. Anatomi Tumbuhan Edisi ketiga. Yogyakarta : UGM Press.

Gunawan, D., Mulyani, S. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid I. Jakarta :
Penebar Swadaya.

Handito, D,. Yasa,I.W.S., dan Alamsyah, A., 2014. Petunjuk Praktikum Biokimia
Umum.Mataram:Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas
Mataram.

Manatar, Jarderwig E., dkk. 2012. Analisis Kandungan Pati dalam Batang
Tanaman Aren.Sulawesi Utara: Program Studi Kimia FMIPA Universitas
Samratulangi.

Murray, R. K. dkk. 2009. Biokimia Harper. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.


EGC

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar – Dasar Biokimia. Jakarta :UI – Press

Pramesti, H. A., Kusoro, S dan Edy, C. 2015. Analisis Rasio Kadar


Amilosa/Amilopektin dalam Amilum dari Beberapa Jenis Umbi. Indonesia:
Journal of Chemical Science Vol.4 (1).

Priyanta, R. B. S., Arisanti, C. I. S., dan Anton, I. G. N. 2012. Sifat Fisik Granul
Amilum jagung yang Dimodifikasi Secara Enzimatis dengan Lactobacillus
acidophilus pada Berbagai WaktuFermentasi. Bali: Universitas Udayana.

Syamsuni., H. A. 2007. Ilmu Resep. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

Winaryo,F G. 1997. Kimia Pangandan Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka


Utama

Anda mungkin juga menyukai