Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Pengertian Amilum
Amilum atau disebut juga pati adalah jenis karbohidrat polisakarida yang
dihasilkan melalui proses fotosintesis pada tanaman yang disimpan dalam
beberapa organ tanaman, seperti akar, batang, dan biji sebagai tempat penyimpan
cadangan makanan. Amilum merupakan kelebihan karbohidrat yang disimpan
oleh tanaman sebagai cadangan makanan yang memiliki warna putih tidak berasa
serta berbentuk serbuk amorf lunak (Sakinah dan Kurniawansyah, 2018).
Amilum merupakan salah satu bentuk bahan tambahan dalam
pembuatan tablet sebagai bahan pengisi, bahan pengikat, bahan penghancur.
Sebagai bahan penghancur amilum akan pecah dari bahan pengikat dan
menyebabkan pembengkakan dari beberapa komponen penyusun sehingga
sebagian tablet akan hancur. Di indonesia terdapat bermacam-macam tanaman
yang mengandung amilum yang mungkin dapat digunakan sebagai bahan
tambahan. Salah satu contohnya adalah tanaman kentang (Mariyani, 2013).
Amilum (pati) adalah polisakarida yang merupakan kelompok utama
penyimpanan karbohidrat yang digunakan sebagai sumber makanan atau
energi. Sedangkan selulosa adalah polisakarida yang menjadi komponen
utama karbohidrat pada tumbuhan. Pada hewan tingkat tinggi, glukosa
adalah komponen yang paling penting dan glukosa merupakan karbohidrat
sederhana yang paling banyak diperlukan dalam tubuh manusia. Dua macam
karbohidrat, yaitu D-ribosa dan 2- deoksiribosa adalah merupakan penyusun
kerangka inti molekul genetik DNA dan RNA. Karbohidrat juga bagian penting
dalam koenzim, antibiotika, tulang rawan, tulang rawan, kulit kerang dan
dinding sel bakteri (Campbell dan Reece, 2015).
Polisakarida ini paling banyak terdapat di alam, yaitu pada sebagian besar
tumbuhan. Amilum atau dalam bahasa sehari-hari sering disebut pati terdapat
pada umbi, daun, batang dan biji-bijian. Batang pohon sagu mengandung pati
yang setelah dikeluarkan dapat dijadikan bahan makanan rakyat di Maluku. Umbi

3
yang terdapat pada ubi jalar atau akar pada ketela pohon atau singkong
mengandung pati yang cukup banyak, sebab ketela pohon tersebut selain dapat
digunakan sebagai makanan sumber karbohidrat, juga digunakan sebagai bahan
baku pada pabrik tapioka (Manatar dkk,2014).
Amilum merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada
kandungan tanaman. Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai
wujud penyimpanan sementara dari produk fotosintesis. Amilum juga tersimpan
dalam bahan makanan cadangan yang permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-
jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun, dan umbi. Amilum merupakan 50-
65% berat kering biji gandum dan 80% bahan kering umbi kentang (Gunawan,
2014).
Amilum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah
polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20 – 28 %) dan sisanya amilopektin.
1. Amilosa
Terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan dengan ikatan α 1,4
glikosidik. Jadi molekulnya menyerupai rantai terbuka.
2. Amilopektin
Terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai ikatan
1,4- glikosidik dan sebagian ikatan 1,6-glikosidik. Adanya ikatan 1,6-glikosidik
menyebabkan terdjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai
terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin lebih besar dari pada molekul
amilosa karena terdiri atas lebih 1000 unit glukosa (Pramesti dkk., 2015).
Amilum terdiri atas 2 macam polisakarida yang kedua-duanya adalah
polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan sisanya amilopektin.
Amilosa merupakan polimer glukosa rantai panjang yang tidak bercabang
sedangkan amilopektin merupakan polimer glukosa dengan susunan yang
bercabang-cabang (Mariyani dkk, 2013).
Oleh karena perbedaan struktur ini maka amilosa lebih larut dalam air
dibandingkan dengan amilopektin. Hal ini digunakan untuk memisahkan kedua
komponen tersebut. Pemisahan yang lebih efisien dilakukan dengan
mengendapkan dan membuat senyawa komplek dari amilosa dengan pereaksi

4
yang sesuai meliputi bermacam-macam etanol atau nitroparafin. Amilosa bereaksi
dengan iodium membentuk senyawa kompleks yang berwarna biru tua, sedangkan
amilopektin memberikan warna violet kebiruan atau ungu (Yohanis, 2013).
Amylum diambil dari farinanya, yaitu bentuk pati kasar ditambah air,
kemudian disaring. Filtrat yang didapatkan kemudian diendapkan. Endapan ini
yang diambil sebagai amylum setelah dikeringkan. Bentuk mikroskopik yang
harus diperhatikan pada pengamatan maylum adalh bentuk dan ukuran hilus dan
lamella. Secara organoleptis, amylum berwarna putih berbentuk padatan, dan
tidak berbau (Tim Dosen Kimia, 2013).
2.2 Uraian Tanaman
2.2.1 Uraian Tamanan Singkong (Manihot esculenta C.)

Gambar 2.1 Singkong (Manihot esculenta C.)


1. Klasifikasi Singkong (Manihot esculenta C.)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot esculenta C.
2 Nama Lain
Beberpa nama daerah singkong (ketela pohon, antara lain ubi kayu
(Sumatera), pohong, budin (Jawa), sampek, boled (Sunda) dan kaspe (Papua)
(Sajiyah dkk., 2016).

5
3 Morfologi
Singkong termasuk tanaman perdu beranting lunak atau getas (mudah
patah) singkong berbatang bulat dan bergerigi yang terbentuk dari bekas pangkal
tangkai daun. Bagian tengahnya bergabus. Tanaman singkong memiliki tinggi
batang 1 hingga 4 meter. Daunnya memiliki tangkai panjang dan helaian daunnya
menyerupai telapak tangan. Tiap tangkai mempunyai daun sekitar 3 hingga 8
lembar. Tangkai daun tersebut berwarna kuning, hijau atau merah. Singkong
merupakan tanaman yang pemeliharaannya mudah dan produktif (Rubatzky dan
Yamaguchi, 2018).
Tanah yang paling sesuai untuk ketela pohon adalah tanah yang berstruktur
remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik.
Tanah dengan struktur remah mempunyai tata udara yang baik, unsur hara lebih
mudah tersedia dan mudah diolah. Untuk pertumbuhan tanaman ubikayu kayu
yang lebih baik, tanah dangkal dan padat mempengaruhi bentuk dan ukuran umbi
(Rubatzky dan Yamaguchi, 2018).
4 Kandungan
Tanaman Singkong (Manihot esculenta) merupakan tanaman yangmemilki
kandungan gizi yang cukup lengkap. Tingkat produksi serta sifat fisik dan kimia
singkong bervariasi berdasarkan tingkat kesuburan lokasi penanaman singkong.
Lokasi tanam dan umur panen yang berbeda menghasilkan sifat fisik kimia yang
berbeda. Secara umum kandungan zat dalam tanaman Singkong ialah karbohidrat,
fosfor, kalsium, vitamin C, protein, zat besi dan vitamin B1. Singkong
mengandung komposisi kimia yang terdiri dari kadar air 60%, pati 35%, serat
kasar 2,5%, kadar lemak 0,5% dan kadar abu 1%. Kandungan pati yang terdapat
pada umbi singkong adalah sebesar 80% (Barrett dan Damardjati, 2015).
5 Manfaat
Singkong juga memiliki banyak manfaat bagi manusia terutama berkaitan
dengan kesehatan tubuh. Beberapa manfaat singkong adalah sebagai berikut.
a. Sumber energi
Singkong merupakan tanaman yang kaya akan karbohidrat. Kandungan
karbohidrat dalam singkong melebihi 2 kali lipat dari kentang. Karena kandungan

6
karbohidrat yang sangat tinggi maka banyak sekali daerah yang menjadikan
singkong menjadi makanan pokok penggganti nasi. Oleh karena itu, singkong
dapat menjadi sumber enegi bagi manusia. Dengan mengonsumsi singkong
kebutuhan energi manusia dapat terpenuhi dengan baik.
b. Mengobati sakit kepala
Sakit kepala merupakan penyakit yang sering sekali ditemui di lingkungan
kita. Kepala pusing sebenarnya dapat diobati dengan menggunakan daun
singkong. Cara mengolah daun singkong menjadi obat sakit kepala sangat mudah
sekali. Ambil beberapa daun singkong lalu bersihkan dengan air. Setelah bersih,
tumbuk daun singkong sampai halus. Kemudian letakkan tumbukan daun
singkong tadi ke bagian kepala yang sakit.
c. Melancarkan pencernaan
Singkong merupakan tanaman yang banyak sekali mengandung insoluble
fiber atau serat yang tidak larut dalam air. Serat jenis ini dapat dimanfaatkan
untuk memperlancar proses buang air besar, serta mampu menyerap dan
membuang toksin dalam usus, sehingga pencernaan tubuh menjadi sehat. Oleh
karena itu, dengan mengkonsumsi singkong tubuh dapat terhindar dari masalah
gangguan pencernaan seperti wazir, susah buang air, dan lain-lain (Rumayar et al,
2013)
2.3 Uraian Bahan
2.3.1 Alkohol (Dirjen POM, 2014)
Nama Resmi : Aethanolum
Sinonim : Alkohol, Etanol, Ethyl alcohol
Rumus Molekul : C2H6O
Rumus Struktur :

Berat molekul : 46,07 gr/mol


Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih mudah menguap,
mudah bergerak, bau khas rasa panas, mudah
terbakar, dan memberikan nyala biru yang tidak

7
berasap
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam kloroform dan eter
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terhindar dari
cahaya, ditempat sejuk jauh dari nyala api
Kegunaan : Sebagai zat tambahan, dapat membunuh kuman
2.3.2 Aquadest (Dirjen POM, 2014)
Nama Resmi : Aqua destilata
Sinonim : Aquadest, air suling
Rumus Molekul : H2O
Rumus Struktur :

Berat molekul : 18,02 gr/mol


Pemerian : Cair tidak berwarna dan berbau tidak berasa
Kelarutan : Larut dengan semua jenis larutan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat pelarut

Anda mungkin juga menyukai