PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
“TEKHNIK PEMBUATAN AMILUM”
OLEH :
Ubi jalar berbatang lunak, tidak berkayu, berbentuk bulat, dan teras
bagian tengah bergabus. Batang ubi jalar beruas-ruas dan panjang ruas
antara 1-3 cm. setiap ruas ditumbuhi daun, akar dan tunas atau cabang.
Daun ubi jalar berbentuk bulat hati, bulat lonjong, dan bulat runcing,
tergantung pada vareatasnya. daun ubi jalar memiliki tulang-tulang
menyirip, kedudukan daun tegak agak mendatar, dan bertangkai tunggal
yang melekat pada batang. Ukuran daun (lebar dan panjang) bervariasi,
tergantung pada vareatasnya (Cahyono, 2000).
Daun ubi jalar dalam satu tanaman berjumlah banyak dan daun ubi
jalar bewarna hijau tua dan hijau kuning. Sedangkan warna tangkai daun
dan tulang daun bervariasi, yakni antara hijau dan ungu sesuai dengan
warna batangnya. Bunga tanaman ubi jalar berbentuk terompet yang
panjangnya antara 3-5 cm dan lebar bagian ujungnya antara 3-4 cm. buah
ubi jalar berkotak tiga dan umbi tanaman ubi jalar merupakan bagian yang
dimanfaatkan untuk bahan makanan. Umbi tanaman ubi jalar memiliki
ukuran, bentuk, warna kulit, dan warna daging bermacam-macam
(Cahyono, 2000).
Khasiat ubi jalar didapatkan dari kandungan kimia yang ada
didalamnya. Kandungan meliputi protein, lemak, karbohidrat, kalori, serat,
abu, kalsium, fosfor, zat besi, karoten, vitamin B1, B2, C, dan asam
nikotinat. Dari kandungan tersebut ubi jalar berkhasiat sebagai tonik dan
menghentikan perdarahan. Daun ubi jalar juga dapat digunakan sebagai
obat untuk mengatasi berbagai penyakit seperti keseleo, luka terpukul,
bisul, dan herpes (Sunarti, 2018).
II.2 Klasifikasi Sampel
1. Jagung (Zea mays L.) (Hartono, 2009) :
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledone
Ordo : Graminae
Famili : Graminaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
2. Kentang (Solanum tuberosum L.) (Setiadi, 2009) :
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum L.
3. Padi (Oryza sativa L.) (Setiadi, 2009) :
Regnum : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa L.
4. Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) (Cahyono, 2000) :
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Convolvulales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea batatas L.
5. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz sin. M.) (Rukmana.R, 1997) :
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot esculenta Crantz sin. M.
II.3 Uraian Bahan
1. Aquadest (FI Edisi V)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Aquadest, Air suling
RM/BM : H2O / 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa
Kegunaan : Sebagai pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
2. Alkohol (FI Edisi V)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Etanol / Alkohol
RM/BM : C2H6O/-
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah
menguap dan mudah bergerak, bau khas,
rasa panas, mudah terbakar dengan
memberikan nyala biru yang berasap.
Kegunaan : Untuk memurnikan amilum
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya; ditempat sejuk jauh dari nyala api.
BAB III
METODE KERJA
III.1. Alat Dan Bahan
III.1.1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu baskom,
kain flanel,parut, pisau,tissue, dan toples.
III.1.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu
alkohol, aquadest, dan ubi jalar(Ipomoea batatas L.).
III.2 Prosedur Kerja
III.2.1 Prosedur kerja dalam pembuatan amilum yaitu :
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dicuci ubi jalar dengan air hingga bersih, kemudian diparut.
3. Dilarutkan hasil parut ubi jalar dengan aquadest 1 : 2 b/v dan
disaring.
4. Dimasukkan hasil saringan di dalam toples, sedangkan ampasnya
dibuang.
5. Didiamkanhasil saringan yang berada di dalam toples (1 kali 24
jam) hingga terbentuk endapan.
6. Dibuang aquadest dan dilarutkan kembali endapan ubi jalar
dengan aquadest 1:2 b/v selama 1 kali 24 jam.
7. Dibuang aquadest dan dilarutkan kembali endapan ubi jalar
dengan alkohol 1:2 b/v selama 30 menit.
8. Dibuang alkohol jika telah mencapai 30 menit pengendapan.
9. Dikeringkan endapan diatas aluminium foil.
III.2.2 Prosedur Kerja Pengamatan Mikroskop
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Diambil butiran amilum secukupnya menggunakan jarum
preparat
3. Ditaruh diatas de glass dan diberikan medium air
4. Ditutup menggunakan objek de glass
5. Ditaruh diatas meja preparat dan diamati menggunakan
perbesaran 40X
III.2.3 Prosedur Kerja Uji Iodium
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Diambil secukupnya butiran amilum.
3. Dimasukan dalam tabung reaksi dan dilarutkan menggunkan
aquadest.
4. Digojok hingga homogen.
5. Dipanaskan menggunakan api bunsen dan didiamkan setelah
sampel mendidih
6. Diberikan pereaksi iodium
7. Diamati perubahan sampel
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1 Tabel Hasil Pengamatan Secara Kualitatif
Penambahan larutan Iodium
Gambar
Sesaat/sebelum Setelah Didinginkan
dipanaskan dipanaskan
2. Lamela
3. Hilus
1. (amilum majemuk)
Deskripsi : Butir amilum ubi jalar yaitu berbentuk bulat(amilum majemuk)
dan tidak beraturan , struktur sel rapat, hilus tidak terlihat jelas dan
lamela terlihat di bagian tepi butir amilum.
IV.3 Perhitungan % Rendamen (Analisis Kadar Amilum)
Dik: Nama simplisia : Amilum Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)
Bobot teoritis sampel : 1,8 kg
Bobot amilum :26,66 gram
Dit : % Rendamen : …….?
Penyelesaian :
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑚𝑖𝑙𝑢𝑚
% Rendamen = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑠𝑒𝑔𝑎𝑟 𝑥 100%
26,66 𝑔𝑟𝑎𝑚
% Rendamen = 𝑥 100%
1,8 𝑘𝑔
26,66 𝑔𝑟𝑎𝑚
% Rendamen =1,800 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 100%
% Rendamen = 1,48 %
IV.4 Organoleptis
Bentuk : Serbuk halus
Bau : Tidak berbau
Warna : Putih
Rasa : Tidak berasa
IV.5 Reaksi
CH2OH
I CH2OH HI
I H H
O 5. ( O
H H 2. ( 4.O
( 3. (7. (
O OH 8. (a 10. O
H ( OH6. ( H
a 9.a( a
a 11. a ( 13. (
am 18. a ( 12. ( (
H m OH 20.i 19. ( a 17. (
m OH16.m( 14. ( a 15.m(m
m a H
m a
ai a am ia i a a m i ai
il m i m
biru m 22. m l 21. l m (
(+) warnaml i 24. ( lm ( mi 23. mi l(
lu i l
IV.6 Pembahasan a ail ui u ia ai l u i
u
ui i
um l u l
m m m lm ml u m l
Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak
l
m m u
l terdapat m l
u
m
dialam, uyaitu
l m
i u i um u
u u i m u ui
sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, mdaun,
m batang, dan m biji-
l m mm
m ma m
l lm m m ml
m m
m
bijian (Poedjiadi.A, 2009).Amilum merupakan suatu usenyawa um organik
a a uyang u m a
a
a aj a m
m
m j j m j m
tersebar luas pada kandungan tanaman. Amilum m m dihasilkan mam mdari dalam
mm m a j
j je a j a
aj e e a j e a
ae a a a e
daun-daun hijau sebagai wujud penyimpanan emsementara
jm e dari produk
m
j
m m j
jm u j mje m
j jm j e m
m e m e
fotosintesis. Amilum juga tersimpan dalame bahan a makanan am e u
e cadangan
u ea
aem u e
u
u uk e u m
m
j k k j mu k m
yang permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-jari km k) m teras,j ukulit m
k
batang,mjuakar
m k
ue ) ) ue e uk ) u
)u ) u e u
k u )
km ) k
m k) k
k k mk) k km
)u )
u) )
) ) u) ) )u
k k
k k
) )
) )
tanaman menahun, dan umbi. Amilum merupakan 50-65% berat kering biji
gandum dan 80% bahan kering umbi kentang (Gunawan.D, 2004).
Pada praktikum pertama dilakukan proses pembuatan amilum
dengan sampel yang digunakan yaitu ubi jalar (Ipomoea batatas L.)
sebanyak 1,8 kg. Sehingga hasil yang didapat dari proses pembuatan
amilum yaitu 200 mg dalam bentuk serbuk halus, putih dan tidak berbau
dan % rendamen ubi jalar yaitu 1,48 %.
Pada proses pengamatan mikroskop dengan sampel yang diamati
yaitu amilum ubi jalar dengan menggunakan medium aquadest dan
perbesran 40x. Didapatkan hasil yaitu amilum ubi jalar memliki struktur
sel amilum rapat dan bulat tidak beraturan, gumpalan-gumpalan amilum
dalam jumlah banyak, hilus tidak terlihat sedangkan lamela berda dibagian
tepi butir amilum.Berdasarkan literatur Batoro (2017) amilum ubi jalar
memiliki konsentrasi tinggi dan kerapatan sel yang mengandung butir
amilum tinggi. Terdapat dua tipe butir pati yaitu ukuran butir paling kecil
(5-10 µm) dan ukuran butir pati besar yaitu (25-40 µm) dan butir amilum
pada ubi jalar termasuk dalam tipe besar dengan bentuk butir oval, bulat
dan segiempat.
Menurut Petrus (2013),terdapat dua macam tipe amilum berdasarkan
posisi hilusnya, yaitu kosentris dan eksentris. Tipe amilum kosentris
adalah amilum yang posisi hilusnya berada ditengah sedangkan tipe
amilum eksentris adalah amilum yang posisi hilusnya berada ditepi.
Amilum konsentris biasanya berbentuk bulat sedangkan amilum
eksentrisumumnya berbentuk lojong. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
amilum ubi jalar pada hasil pengamatan mikroskop termasuk tipe amilum
konsentris.
Untuk identifikasi amilum menggunakan uji kualitatif dengan sampel
yang digunakan yaitu amilum ubi jalar dan kemudian dilarutkan dengan
aquadest lalu dipanaskan diatas api bunsen setelah itu diberikan dua tetes
larutan iodiumdan terjadi reaksi yang ditandai dengan perubahan warna
amilum menjadi biru kehitaman.
Berdasrkan literatur Destiarti (2013) identifikasi kandungan kimia
amilosa dan amilopektin dilakukan dengan uji kualitatif. Hasil analisis
didapat bahwa amilosa yang ditetesi pereaksi iodium akan memberikan
warna biru keunguan, sedangkan amilopektin yang ditetesi pereaksi
iodium akan memberikan warna coklat kemerehan pada sampel ubi jalar.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa amilum ubi jalar pada percobaan ini
lebih banyak mengandung amilosa.
Perubahan warna larutan pada uji ini terjadi karena dalam larutan
pati terdapat uni-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena
adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini
yang menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul
iodium yang dapat masuk kedalam spiralnya (Petrus, 2013).
Menurut ikhsan (1996), amilosa merupakan komponen pati yang
mempunyai rantai lurus dan larut dalam air, sedangkan amilopektin
mempunyai rantai cabang dan tidak larut dalam air tetapi larut dalam n-
butanol. Hal ini dikarenakan amilosa tersusun dari rantai lurus D-glukosa
yang berikatan dengan α-14. Selain itu dipengaruhi oleh ikatan hidrogen
yang terjadi antara gugus OH pada amilosa dengan gugus OH atau H
pada air. Ketika pati dipanaskan dalam air pada temperatur gelatinisasi,
energi panas menyebabkan ikatan hidrogen pati menjadi lemah. Ikatan
lemah memudahkan air masuk kedalam granula dan memungkikan sedikit
melarutnya dan terjadi pertukaran molekul amilosa ke air.
Amilopektin yang memiliki sifat nonpolar akan lebih mudah larut
dalam pelarut nonpolar dibandingkan air sedangkan amilosa yang
memiliki sifat polar akan lebih mudah larut dalam air. Hal ini sesuai
dengan prinsip like disolve like, dimana senyawa polar akan lebih mudah
larut dalam pelarut yang polar dan senyawa yang nonpolar akan lebih
cenderung larut dalam pelarut nonpolar (Destiarti, 2013). Sehingga
amilum yang lebih banyak mengandung amilosa cenderung lebih mudah
larut dalam air dibandingkan amilum yang lebih banyak mengandung
amilopektin akan sukar larut dalam air.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini yaitu :
1. Pembuatan amilum dilakukan dengan beberapa langkah yaitu
dimulai dari penimbangan sampel, dicuci, diparut atau diblender
kemudian dilarutkan dalam aquadest (1 kali 24 jam ) hinggan
menghasilkan endapan. Setelah itu amilum kembali dilarutkan
dengan alkohol 70% yang bertujuan untuk mempercepat proses
penguapan air dan sebagai pengawet pada sampel agar saat
dikeringkan sampel tidak berjamur. Kemudian sampel yang telah
dilarutkan dalam aklohol di keringkan dengan cara dioven selama
1 jam.
2. Pada proseses identifikasi organoleptik sampel ubi jalar,
digunakan melalui pengamatan mikroskop yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat kerapatan sel amilum, bentuk, dan tekstur
pada sampel ubi jalar. Uji kulitatif ubi jalar dilakukan dengan
penambahan iodium yang bertujuan untuk mengetahui kandungan
amilum pada ubi jalar yang ditandai dengan hasil reaksi bewarna
biru keunguan dan coklat kemerehan.
V.2 Saran
V.2.1 Saran Untuk Laboratorium
Sebaiknya alat yang rusak dapat di perbaiki agar mempercepat
praktikum.
V.2.2 Saran Untuk Dosen
Untuk dosen sebaiknya bisa mendampingi pada saat
praktikum berlangsung.
V.2.2 Saran Untuk Asisten
Untuk para asisten tetap sabar dalam mendampingi kami baik
pada saat asistensi maupun praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Michelle ddk. 2016. Kajian Sifat Fungsional Pati Ubi Jalar Melalui
Perlakuan Modifikasi Heat Moisture Treatment Sebagai Sediaan
Pangan Darurat. Universitas Padjadjaran; Bandung. Vol.5, No. 2.