TUJUAN
- Mahasiswa mampu melakukan preparasi simplisia tanpa pengeringan yaitu
dengan proses pembuatan memerlukan air dan dengan proses khusus dengan
sampel bengkoang.
- Mahasiswa mampu melakukan skrining fitokimia pada sampel bengkoang.
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Fabales
Genus : Pachyrhizus
Kandungan Bengkoang
- Energi (kkal) 55
- Protein (g) 1,4
- Lemak (g) 0,2
- Karbohidrat (g) 12,8
- Kalsium (mg) 15
- Fosfor (mg) 18
- Besi (mg) 0,6
- Vitamin C (mg) 20
- Vitamin B1 (mg) 0,04
- Vitamin A (IU) 0,5
- Air (g) 85,1 Sumber: Direktorat Depkes Gizi (1992)
Tepung serat bengkuang mempunyai kandungan serat pangan larut 4,07%,
serat tidak larut 51,21%, resistant starch 19,41%, inulin 172 ppm dan rafinosa 85,66
ppm. Swelling power, solubility, water binding capacity secara berurutan: 14,47 g/g,
18,92%, 649,84%
KARAKTERISTIK BENGKOANG
Bengkoang memiliki kulit berwarna coklat muda dan daging buah yang
warnanya mendekati putih dengan kecerahan (L) 83,95. Bengkoang tumbuh baik di
daerah tropis, dan juga akan tumbuh di daerah tanah yang tidak berawa. Tanaman
yang merambat itu dapat merambat di atas tanah atau dapat merambat ke atas teralis.
Tingginya mencapai 2 sampai 6 meter dan diameter akar tunggang sekitar 5-30 cm,
serta memiliki batang berbulu. Bengkoang berdaun majemuk, dengan 3 anak daun
dan bertulang daun menyirip. Tanaman ini juga menghasilkan bunga dengan kelopak
berwarna biru atau putih serta buah legum yang berbulu ketika muda.
Ada tiga jenis Pachyrhizus yang tumbuh komersial dan jenis liar lainnya,
tetapi Pachyrhizus erosus adalah spesies yang paling luas diperkenalkan di sebagian
daerah tropis.
Bengkoang berasa manis dan renyah dan merupakan umbi yang dapat
dimakan mentah atau dimasak. Tergantung pada pilihannya, satu tanaman dapat
menghasilkan satu atau beberapa umbi. Bengkoang yang sangat muda dapat dimasak
dan selanjutnya dikonsumsi, tetapi bengkoang tua termasuk daunnya mengandung
senyawa racun sehingga tidak dapat dikonsumsi. Ada atau tidaknya senyawa racun
yang ada dalam bengkoang bergantung pada perawatan dan pengalaman para petani.
Musim pertumbuhan tanaman berkisar kurang dari lima bulan dalam satu tahun. Dari
tiga spesies dalam genus ini, dua spesies lainnya yaitu Pachyrhizus ahipa (Wedd.)
Farodi dan Pachyrhizus tuberosus juga dibudidayakan. Spesies ini berasal Amerika
Selatan. Keberadaan dari jenis yang berbeda ini adalah hasil secara geografis dari
proses pertanian. Saat ini, Pachyrhizus ahipa hanya dicatatkan sedang dibudidayakan,
dan tanaman ini ditanam oleh komunitas-komunitas kecil yang terletak di lembah
Andes subtropis Timur Bolivia dan di utara Argentina. Sementara itu berbagai
kelompok dari Pachyrhizus tuberosus ditemukan di sepanjang sistem sungai yang
berbeda di Amazon.
Kualitas Bengkoang
Pemanfaatan Bengkoang
Karbohidrat
Uji Amilum
Uji Iod digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang terkandung
dalam larutan. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi
biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks
antara amilum dengan Iodin. Sewaktu amilum yang telah ditetesi Iodin kemudian
dipanaskan, warna yang dihasilkan sebagai hasil dari reaksi yang positif akan
menghilang. Dan sewaktu didinginkan warna biru akan muncul kembali (Monruw
2010).
Karbohidrat golongan polisakarida akan memberikan reaksi dengan larutan
iodin dan memberikan warna spesifik bergantung pada jenis karbohidratnya. Amilosa
dengan iodin akan berwarna biru. Amilopektin dengan iodin akan berwarna merah
violet. Glikogen maupun dekstrin dengan iodin akan berwarna merah coklat
(Sudarmadji 1996).
Prinsip dari uji yodium ini adalah larutan yodium dalam bentuk triiodida akan
masuk pada struktur helikal pati sehingga akan terbentuk warna biru pekat. Warna
bitu pekat terbebut merupakan suatu warna kompleks yang dihasilkan karena yodium
punya amilosa dan warna kompleks yang dihasilkan bergantung pada struktur
polisakarida dan umur yodium. Semakin lama umur yodium maka warna yang
dihasilkan semakin pudar. Pati dengan yodium menghasilkan warna biru, dekstrin
menghasilkan warna ungu, sedangkan monosakarida dan disakarida tidak berwarna
(Wahyudi 2005).
Mekanisme yang terjadi pada uji iodin ini adalah KI akan membentuk
kompleks triiodida dalam air yang kemudian masuk kedalam helikal pati dan
membentuk warna biru pekat (Wahyudi 2005). Reaksi yang terjadi pada uji iodin ini
adalah
H2O2(aq) + 3 I-(aq) + 2 H+ → I3- + 2 H2O
I3-(aq) + 2 S2O32-(aq) → 3 I-(aq) + S4O62-(aq)
Bahan :
- Bengkoang segar 1 kg
- Aquadest
- Etanol 96%
- Larutan Iodium
IV. CARA KERJA
A. Preparasi Bengkoang
parut bengkoang
peras airnya hingga dipastikan kadar air dalam umbi bengkoang habis.
buang ampas, air hasil perasan diendapkan dalam beaker glass semalaman pada suhu ruang
buang supernatan
endapan dituang pada cawan lalu di oven pada suhu 45 drajat celcius sampai kering (2 hari),
setelah kering diangin anginkan 15 menit
ambil 2 ml masukkan pada tabung reaksi, tetesi dengan beberapa tetes larutan iodium
Keterangan :
(+) = Terbentuk warna ungu kehitaman
Perhitungan :
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, kita melakukan preparasi simplisia tanpa pengeringan
pada sampel bengkoang. Setelah itu kita lanjutkan dengan melakukan skrining
fitokimia pada pati yang sudah dihasilkan dari sampel bengkoang. Pada skrining
fitokimia ini uji yang kita lakukan hanya uji amilum saja.
Pada uji amilum, reagen yang digunakan adalah larutan iodium. Prinsip dari
uji amilum dengan larutan iodium ini adalah iodium dalam bentuk triiodida akan
masuk pada struktur helikal pati sehingga akan terbentuk warna biru/ungu pekat jika
hasil positif. Setelah pati dari bengkoang ditambah dengan beberapa tetes larutan
iodium, ternyata hasil yang didapat larutan berubah warna menjadi ungu kehitaman
yang menandakan bahwa sampel menunjukan hasil positif amilum sesuai dengan
teori. Warna ungu pekat tersebut merupakan suatu warna kompleks yang dihasilkan
karena iodium mempunyai amilosa dan warna kompleks yang dihasilkan bergantung
pada struktur polisakarida dan umur yodium. Semakin lama umur iodium maka warna
yang dihasilkan semakin pudar (Wahyudi 2005). Semakin pekat warna yang
dihasilkan maka konsentrasi amilum di dalamnya juga semakin tinggi.
VII. KESIMPULAN
- Preparasi simplisia tanpa pengeringan pada bengkoang menghasilkan pati.
- Sampel bengkoang mengandung amilum.
Chooi, O. H. 2008. Vegetables for Health and Healing. Utusan Publications &
DistributorsSdn Bhd, Kuala Lumpur.
Direktorat Depkes Gizi. 1992. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bhratara Karya
Aksara, Jakarta.
Kundu, B.C. 1969. Some edible rhizomateous and tuberous crops of India. Pp. 124-
130 in Proceedings of the International Symposium on Tropical Root Crops
(A. Tai, W.B. Charles, P.H. Haynes, E.F. Iton and K.A. Leslie, eds.), St.
Augustine, Trinidad, April 2-8, 1967, Vol. 1.
Bengkoang
Mengupas bengkoang
Memarut bengkoang
Menyaring bengkoang