Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

MODUL VI
LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)
KP B

Nama Praktikan :
1. Sean William Tristan 170120038
2. Leo Aditya Pradana 170120042
3. Muhammad Aditya Eka Pratama 170120058

Asisten Dosen :
1. Dhammiko Wonggo, S.Si 174121006
2. Yudith Christina Agustin 170118043

Dosen :
1. Dr. Dra. Tjandra Pantjajani, M. S.
2. Johan Sukweenadhi, Ph.D.

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS TEKNOBIOLOGI
UNIVERSITAS SURABAYA
SURABAYA
2022
I. JUDUL PRAKTIKUM
“Larutan Penyangga”

II. TUJUAN PRAKTIKUM


1. Menentukan konstanta asam / basa lemah
2. Membuat buffer dengan pH tertentu

III. DASAR TEORI


Larutan penyangga merupakan suatu larutan yang mampu menahan perubahan
pH yang besar ketika ion – ion hydrogen atau hidroksida ditambahkan ketika larutan
sedang diencerkan. Secara umum, larutan penyangga di dalamnya mengandung
pasangan asam – basa konjugasi, dimana pasangan asam – basa konjugasi tersebut
akan bereaksi dengan segala jenis ion hydrogen atau hidroksida yang dimasukkan
ke dalam larutan. Larutan penyangga ini sendiri memiliki fungsi untuk menekan
terjadinya perubahan pH yang terjadi. Kemampuan untuk menekan tersebut
bergantung pada kapasitas penyangga yang merupakan fungsi dari jenis dan
konsentrasi ion – ion yang terkandung di dalamnya. pH larutan buffer dapat
diturunkan serta dinaikkan dengan cara mengatur komposisinya, dimana melakukan
penaikan serta penurunan pada larutan buffer bertujuan untuk menciptakan
keseimbangan antara asam atau basa lemah dengan basa atau asam konjugasinya
(Ariyanti & Sugiarso, 2018).
Potential of hydrogen (pH) adalah suatu ukuran yang menguraikan derajat
tingkat kadar keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan, pH diukur pada skala
0-14 (Nogroho, 2016). Terdapat banyak metode atau cara untuk mendeteksi pH
dari suatu larutan atau senyawa. Salah satu metode yang dipakai adalah penggunaan
pH meter. pH meter adalah salah satu peralatan untuk menentukan pH suatu larutan.
pH meter mempunyai elektroda yang dapat dicelupkan ke dalam larutan yang akan
diukur pH nya. Nilai pH dapat dengan mudah dilihat secara langsung melalui angka
yang tertera pada layer digital dari pH meter (Surahman, 2018).

IV. ALAT DAN BAHAN


A. Alat – alat yang digunakan :
1. Gelas ukur 100 mL
2. Pipet ukur 1, 5, dan 10 mL
3. Beaker glass 100 mL dan 250 mL
4. Labu ukur 100 mL
5. Pengaduk
6. pH meter
7. Bola hisap
8. Botol semprot
9. Botol bening 100 mL
B. Bahan – bahan yang digunakan :
1. Asam asetat
2. Natrium asetat
3. Natrium dihydrogen fosfat
4. Dinatrium hydrogen fosfat
5. Natrium karbonat
6. Natrium bikarbonat
7. Aquades

V. SKEMA KERJA
A. Menentukan konstanta asam / basa lemah
1. Membuat larutan
Larutan Natrium Natrium Dinatrium Natrium Natrium
asam asetat asetat 0,2 M dihydrogen hydrogen karbonat bikarbonat
0,2 M sulfat 0,2 M sulfat 0,2 M 0,2 M 0,2 M

Dibuat masing – masing larutan 150 mL


2. Membuat konstanta asam lemah (pKa)
a. Penentuan pKa asam asetat
Larutan asam asetat 0,2 M Natrium asetat 0,2 M

Dicampurkan menurut perbandingan pada modul


Asam asetat 46 ml 30 ml 5 ml
Natrium asetat 4 ml 20 ml 45 ml

Diencerkan pada 100 mL

b. Penentuan pKa asam fosfat


Natrium dihydrogen fosfat 0,2 M Dinatrium hydrogen fosfat 0,2 M
Dicampurkan menurut perbandingan pada modul
Natrium dihydrogen 44 ml 20 ml 4 ml
fosfat
Dinatrium hydrogen 6 ml 30 ml 46 ml
fosfat

Diencerkan pada 100 mL

c. Penentuan pKa asam karbonat


Natrium karbonat 0,2 M Natrium bikarbonat 0,2 M

Dicampurkan menurut perbandingan pada modul


Natrium karbonat 31 ml 28 ml 25 ml
Natrium bikarbonat 19 ml 22 ml 25 ml

Diencerkan pada 100 mL

B. Pembuatan Buffer dengan pH tertentu

50 mL 50 mL 50 mL 50 mL 50 mL 50 mL
dengan pH dengan pH dengan pH dengan pH dengan pH dengan pH
3,5 5,0 6,5 7,1 8,0 10,1

Setelah 2 larutan dicampurkan, larutan diukur dengan menggunakan pH


meter
Disimpan larutan buffer untuk praktikum selanjutnya jika sudah
menunjukkan pH yang sesuai pada modul

VI. HASIL PERHITUNGAN DAN PENGAMATAN


A. Menentukan konstanta asam / basa lemah
Penentuan pKa Asam Asetat
Asam asetat 0,2 M Natrium asetat pH pKa
(mL) 0,2 M (mL)
46 4 3,65 4,7106
30 20 4,42 4,5960
5 45 5,52 4,5657
Rata – rata pKa 4,6241

Penentuan pKa Asam Fosfat


Natrium Dinatrium
Dihidrogen Fosfat Hidrogen Fosfat pH pKa
0,2 M (mL) 0,2 M (mL)
44 6 6,00 6,8653
20 30 7,02 6,8439
4 46 7,89 6,8293
Rata – rata pKa 6,8462

Penentuan pKa Asam Karbonat

Natrium Natrium
Karbonat 0,2 M Bikarbonat pH pKa
(mL) 0,2 M (mL)
31 19 10,13 10,3426
28 22 10,08 10,1847
25 25 9,99 9,99
Rata – rata pKa 10,1724

Perhitungan pKa memakai rumus :


pKa = pH – log (x / 50 – x)

B. Pembuatan buffer dengan pH tertentu


1. Pembuatan Buffer Asam Asetat dengan pH 3.5 dan 5.0
pH Asam Asetat (mL) Natrium Asetat (mL)
3,5 46,5053557562 3,4946442438
5,0 15 35
2. Pembuatan Buffer Asam Fosfat dengan pH 6.5, 7.5, dan 8,0
pH Natrium Dihydrogen Dinatrium Hydrogen
Fosfat (mL) Fosfat (mL)
6,5 36 14
7,5 17 33
8,0 3 47

3. Pembuatan Buffer Asam Karbonat dengan pH 10.1


pH Natrium Karbonat (mL) Natrium Bikarbonat (mL)
10,1 27 23

Contoh Perhitungan :
pKa = pH – log (x / 50 – x)

(Memakai pH 3,5)
4,6241 = 3,5 – log (x / 50 – x)
1,1241 = - log (x / 50 – x)
1,1241 = log 50 – x / x
50 − 𝑥
101,1241 = 𝑥
13,307608017x + x = 50
14,307608017x = 50
50
𝑥= 14,307608017
x = 3,4946442438 mL
50 – x = 46,5053557562 mL

VII. PEMBAHASAN
Praktikum diawali dengan membuat larutan dengan menggunakan beberapa
senyawa asam dan basa. Pembuatan larutan asam dan basa ini diawali dengan
mempersiapkan berbagai bahan yang dibutuhkan, yaitu membuat masing – masing
larutan sebanyak 200 mL dengan konsentrasi 0,2 M. Senyawa pertama yang dibuat
adalah asam asetat. Pembuatan asam asetat dimulai dengan menggunakan 17,4 M
yang diencerkan dengan menggunakan rumus pengenceran, yaitu M1 x V1 = M2 x
V2. Dengan menggunakan rumus pengenceran, V2 atau volume asam asetat glasial
yang diambil adalah 2,29 ml. Senyawa selanjutnya yang dibuat adalah natrium
asetat. Untuk membuatnya, ditimbang 2,88 gr padatan atau bubuk natrium asetat
dan ditambahkan dengan akuades hingga 200 mL. Selanjutnya, senyawa yang
dibuat adalah natrium dihydrogen sulfat. Untuk membuatnya, ditimbang 5,52 gr
natrium dihydrogen sulfat bubuk dan setelah ditimbang, ditambahkan dengan
akuades hingga 200 mL. Setelah itu, percobaan dilakukan dengan pembuatan
larutan dinatrium hydrogen sulfat. Untuk membuatnya, ditimbang 7,12 gr dinatrium
hydrogen sulfat bubuk dan setelah ditimbang, dicampurkan dengan akuades hingga
200 mL. Setelah membuat larutan dinatrium hydrogen sulfat, campuran larutan
selanjutnya adalah natrium karbonat. Untuk membuatnya, ditimbang 4,23 gr
natrium karbonat bubuk. Setelah ditimbang, bubuk tersebut dicampurkan ke dalam
akuades hingga 200 mL. Campuran larutan terakhir yang dibuat adalah natrium
bikarbonat. Untuk membuatnya, ditimbang 3,36 gr natrium bikarbonat bubuk dan
setelah ditimbang, dicampurkan dengan akuades hingga 200 mL.
Setelah membuat larutan tersebut, percobaan dilanjutkan dengan membuat
larutan penyangga yang dibagi menjadi 3 kategori, yaitu penyangga asam asetat,
asam fosfat, dan asam karbonat. Pembuatan larutan penyangga asam asetat
dilakukan dengan mencampurkan larutan asam asetat dan natrium asetat yang telah
dibuat sebelumnya menggunakan 3 perbandingan. Perbandingan pertama adalah 46
: 4, dimana perbandingan tersebut mengartikan 46 mL asam asetat dan 4 mL
natrium asetat. Perbandingan kedua adalah 30 : 20, sedangkan perbandingan ketiga
adalah 5 : 45. Berdasarkan hasil praktikum, pH dari campuran asam asetat dengan
perbandingan 46 : 4 adalah 3.65, sedangkan pH dengan perbandingan 30 : 20 adalah
4.42, dan pH dengan perbandingan 5 : 45 adalah 5.52. Pembuatan larutan
penyangga selanjutnya adalah larutan penyangga asam fosfat. Pembuatan larutan
penyangga asam fosfat dilakukan dengan mencampurkan larutan natrium
dihydrogen fosfat dan larutan dinatrium hydrogen fosfat yang juga menggunakan 3
perbandingan. Perbandingan pertama adalah 44 : 6, dimana perbandingan tersebut
mengartikan 44 mL natrium dihydrogen sulfat dan 6 mL dinatrium hydrogen sulfat.
Perbandingan yang kedua adalah 20 : 30, sedangkan perbandingan yang ketiga
adalah 4 : 46. Berdasarkan hasil praktikum, pH dari campuran asam asetat dengan
perbandingan 44 : 6 adalah 6.00, sedangkan pH dengan perbandingan 20 : 30 adalah
7.02, dan pH dengan perbandingan 4 : 46 adalah 7.89. Pembuatan selanjutnya
adalah pembuatan larutan penyangga asam karbonat. Hal tersebut dilakukan dengan
mencampurkan natrium karbonat dan natrium bikarbonat dengan 3 jenis
perbandingan. Perbandingan pertama adalah 31 : 19, dimana hal tersebut
mengartikan 31 mL natrium karbonat dan 19 mL natrium bikarbonat. Perbandingan
kedua adalah 28 : 22, dan yang ketiga adalah 25 : 25. Berdasarkan pengukuran pada
pH meter, pH dari larutan penyangga dengan perbandingan 31 : 19 adalah 10.13,
sedangkan pH dengan perbandingan 28 : 22 adalah 10.08 dan pH dengan
perbandingan 25 : 25 adalah 9,99. Setelah mendapatkan nilai pH, hal yang akan
dilakukan selanjutnya adalah perhitungan pKa. Perhitungan pKa dilakukan dengan
menggunakan rumus pKa = pH – log (x / 50 – x). Rata – rata pKa dari larutan
penyangga asam asetat adalah 4,6241. Sedangkan pada larutan penyangga asam
fosfat, rata – rata pKa nya adalah 6,8492 dan rata – rata pKa pada larutan penyangga
asam karbonat adalah 10,1724.
Hal terakhir yang dilakukan pada praktikum ini adalah pembuatan larutan
buffer dengan pH tertentu, sesuai yang tertera pada modul. Pada modul, pH yang
ditentukan adalah 3.5, 5.0, 6.5, 7.1, 8.0, dan 10.1 dengan menggunakan rata – rata
pKa dari 3 larutan penyangga yang berbeda. Untuk pH 3.5 dan 5.0, digunakan rata –
rata pKa dari larutan penyangga asam asetat, dimana untuk pH 3.5 ditemukan
memerlukan asam asetat sebanyak 46,5053557562 mL dan natrium asetat sebanyak
3,4946442438 mL. Untuk pH 5.0, diperlukan 35 mL asam asetat dan 15 mL natrium
asetat. Untuk pH 6.5, 7.1, dan 8.0, digunakan rata – rata pKa dari larutan penyangga
asam fosfat. Untuk pH 6.5 diperlukan natrium dihydrogen sulfat sebanyak 34 mL
dan dinatrium hydrogen sulfat sebanyak 16 mL, sedangkan untuk pH 7.1,
diperlukan 17 mL natrium dihydrogen sulfat dan 33 mL dinatrium hydrogen sulfat
dan untuk pH 8.0, diperlukan 3 mL natrium dihydrogen sulfat dan 47 mL dinatrium
hydrogen sulfat. Untuk pH 10.1, digunakan rata – rata pKa dari asam karbonat,
dimana untuk membuat larutan buffer dengan pH 10.1 diperlukan 27 mL natrium
karbonat dan 23 mL natrium bikarbonat.

VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa rata – rata pKa dari
larutan penyangga asam asetat, asam fosfat, dan asam karbonat berturut – turut
adalah 4.6241, 6.8492, dan 10.1724. Berdasarkan hasil praktikum, untuk pH 3.5 dan
5.0, digunakan rata – rata pKa dari larutan penyangga asam asetat, dimana untuk pH
3.5 ditemukan memerlukan asam asetat sebanyak 46,5053557562 mL dan natrium
asetat sebanyak 3,4946442438 mL. Untuk pH 5.0, diperlukan 35 mL asam asetat
dan 15 mL natrium asetat. Untuk pH 6.5, 7.1, dan 8.0, digunakan rata – rata pKa
dari larutan penyangga asam fosfat. Untuk pH 6.5 diperlukan natrium dihydrogen
sulfat sebanyak 34 mL dan dinatrium hydrogen sulfat sebanyak 16 mL, sedangkan
untuk pH 7.1, diperlukan 17 mL natrium dihydrogen sulfat dan 33 mL dinatrium
hydrogen sulfat dan untuk pH 8.0, diperlukan 3 mL natrium dihydrogen sulfat dan
47 mL dinatrium hydrogen sulfat. Untuk pH 10.1, digunakan rata – rata pKa dari
asam karbonat, dimana untuk membuat larutan buffer dengan pH 10.1 diperlukan 27
mL natrium karbonat dan 23 mL natrium bikarbonat.

IX. DAFTAR PUSTAKA


Ariyanti, D. & Sugiarso, D. 2018. Optimasi pH Larutan Penyangga dan Pereduksi
K2C2O4 untuk Penentuan Kadar Fe(II)-1,10-fenantrolin secara
Spektrofotometri Sinar Tampak. Akta Kimindo. 3(2): 190 – 202.
Nogroho, C. 2016. Pengaruh Mengkonsumsi Buah Nanas terhadap pH Saliva pada
Santriwati Usia 12 – 16 tahun Pesantren Perguruan Sakahideng Kabupaten
Tasikmalaya. Journal Arsa. 5(7): 11 – 20.
Surahman, A. 2018. Cara Mengukur pH Sampel. www.kimiapost.net. Di unduh 7
Agustus 2018.

Anda mungkin juga menyukai