Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

KP B

MODUL VII (UJI AKTIVITAS ENZIM)

Senin, 21 Maret 2022

NAMA PRAKTIKAN :

1. Sean William Tristan 170120038


2. Leo Aditya Pradana 170120042
3. Muhammad Aditya Eka Pratama 170120058
ASISTEN DOSEN :
1. Dhammiko Wonggo, S.Si. 174121006
2. Yudith Christina Agustin 170118043
DOSEN :
1. Dr. Dra. Tjandra Pantjajani, M. S.
2. Johan Sukweenadhi, Ph.D.

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS TEKNOBIOLOGI
UNIVERSITAS SURABAYA
SURABAYA

2022
I. JUDUL PRAKTIKUM
Uji Aktivitas Enzim

II. TUJUAN PRAKTIKUM


1. Mempelajari isolasi enzim serta mengetahui aktivitas enzim

III. DASAR TEORI


Enzim adalah sekelompok protein yang berperan sebagai pengkatalis dalam
reaksi – reaksi biologis. Enzim juga dapat didefinisikan sebagai biokatalisator
yang dihasilkan oleh jaringan yang berfungsi untuk meningkatkan laju reaksi
dalam jaringan itu sendiri. Pada praktikum ini, sampel yang digunakan adalah
ekstrak kecambah, dimana pada kecambah terkandung enzim amilase yang
berfungsi untuk memecah ikatan pati atau amilum hingga terbentuk maltosa
(Tosari, 2018). Sebagai biokatalisator, enzim melakukan tugasnya dengan cara
menurunkan harga energi aktivasi reaksi, dimana energi aktivasi berarti energi
yang harus dimasukkan agar reaksi dapat dimulai. Diturunkannya energi aktivasi
membuat laju reaksi menjadi lebih cepat. Ketika menurunkan energi aktivasi,
enzim bekerja dengan cara mengikat molekul reaktan dan menahannya
sedemikian rupa sehingga proses pemutusan ikatan kimia serta pembentukan
ikatan dapat berlangsung lebih mudah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kinerja enzim, dimana salah satu faktor adalah suhu dan pH. Jika suhu yang
digunakan terlalu tinggi, maka enzim akan mengalami perubahan bentuk atau
bahkan terdenaturasi, dimana enzim nantinya akan mengubah bentuk situs aktif
sehingga substrat tidak mampu mengikat enzim dan enzim akan mengalami
perubahan sifat. Sebaliknya, jika suhu yang digunakan terlalu rendah, maka enzim
akan tetap bekerja namun lebih lambat.

IV. ALAT DAN BAHAN


A. Alat – alat yang digunakan:
1. Blender
2. Labu ukur 50 mL
3. Gelas ukur 50 mL
4. Mikropipet 1 mL atau Pipet ukur 1 dan 5 mL
5. Tabung reaksi dan rak
6. Beaker 100 mL, 250 mL, 500 mL
7. Vortex
8. Waterbath
9. Kain saring
10. Pengaduk
11. Sentrifuge
12. Kuvet
13. Spektrofotometer
B. Bahan – bahan yang digunakan :
1. Aquades
2. Amilum
3. HCl 1 M
4. Iodine
5. NaCl 2%
6. Kecambah

V. SKEMA KERJA
A. Isolasi Enzim Amilase dari kecambah
100 gr kecambah

20 mL NaCl 2%

Di blender halus dan di aduk secara bergantian selama 30 menit (15 menit
untuk blender, 15 menit untuk mengaduk)

Di saring menggunakan kertas saring

Air saringan kecambah

Dimasukkan ke dalam tabung bulir

Di sentrifuge 4000 rpm 15 menit

Cairan / supernatant Endapan

Larutan NaCl 2%
Dibuang
Diencerkan 2, 5, 10, 20x

B. Pembuatan kurva kalibrasi


10 mL larutan
standar amilum

Larutan standar diencerkan 2,4,8,16, dan 32x

1 mL larutan standar
hasil pengenceran

1 mL iodine

Di vortex

Diencerkan sampai 50 mL

Diambil 10 mL dan dimasukkan ke dalam kuvet

Di amati dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 580 nm


Dibuat kurva standar antara absorbansi dan konsentrasi amilum

C. Uji Aktivitas Enzim Amilase


3 mL larutan standar
hasil pengenceran dan
enzim asli

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

3 mL substrat
(larutan induk)

Diinkubasi selama 10 menit pada 37 oC pada waterbath

1 mL HCl 1 M 1 mL iodine

Diencerkan menjadi 50 mL

Diamati dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 580 nm


TAMBAHAN :
A. Pembuatan kontrol enzim
1 mL enzim

1 mL akuades 1 mL HCl

Di inkubasi selama 2 menit

1 mL iodine 1 mL HCl
Diencerkan hingga 50 mL

B. Pembuatan blanko

1 mL enzim

1 mL iodine 1 mL HCl

Diencerkan hingga 50 mL

VI. HASIL PENGAMATAN


A. Kurva Standar Kalibrasi
Pengenceran Konsentrasi (mg/mL) Absorbansi
2x 10 2,240
4x 5 1,153
8x 2,5 0,554
16x 1,25 0,271
32x 0,625 0,171
B. Persamaan Regresi
A 0,001
B 0,226529032
R 0,00090611612
R2 0,0000008210464229
C. Absorbansi Sampel Asli
Sampel Absorbansi
1 3,530
2 3,417
D. Absorbansi Sampel Pengenceran 2x
Sampel Absorbansi
1 1,532
2 -0,008

E. Absorbansi Sampel Pengenceran 5x


Sampel Absorbansi
1 1,532
2 -0,008

F. Absorbansi Sampel Pengenceran 10x


Sampel Absorbansi
1 1,532
2 -0,008

G. Absorbansi Sampel Pengenceran 20x


Sampel Absorbansi
1 1,532
2 -0,008

VII. PEMBAHASAN
Prosedur awal dari praktikum ini adalah isolasi enzim amilase. Langkah
diawali dengan menimbang 100 gram kecambah. Setelah itu, kecambah ditambah
dengan NaCl 2%. Setelah ditambahkan NaCl, campuran tersebut diblender sampai
halus serta diaduk secara bergantian selama 30 menit (15 menit untuk blender, 15
menit untuk mengaduk). Di blender secara halus terlebih dahulu karena enzim
amilase berada di dalam plasma sel sehingga disebut sebagai endoamilase
(Rahmawati, 2015). Setelah diblender, sampel disaring menggunakan kain saring
hingga cairan dan filtrat (endapan) terpisah secara sempurna. Setelah itu, cairan
yang sebelumnya diekstrak akan dimasukkan ke dalam tabung ulir dan
disentrifuge selama 15 menit dengan 4000 rpm. Proses sentrifuge dapat dilakukan
untuk mengendapkan pengotor sehingga didapatkan produk enzim yang murni
dan dapat digunakan untuk analisis (Priskilla, 2013). Setelah disentrifuge,
supernatant atau cairan diambil, sedangkan endapannya dibuang. Selanjutnya,
cairan enzim diencerkan 2,5,10.20x dengan bantuan NaCl 2%.
Praktikum dilanjutkan dengan penentuan kurva standar yang berfungsi
untuk menentukan konsentrasi dari sampel dengan cara membandingkan larutan
standar dengan absorbansi yang dimiliki. Sebelum menentukan kurva standar,
dilakukan terlebih dahulu penentuan kadar amilumnya. 200 mg larutan standar
diencerkan terlebih dahulu dengan 5 jenis perlakuan, yaitu 2x, 4x, 8x, 16x, dan
32x. Selanjutnya, 1 ml sampel amilum ditambahkan dengan iodine sebanyak 1 ml
dan diencerkan hingga 50 ml. Adanya penambahan larutan iodine berfungsi
sebagai reagen dan nantinya akan memberikan warna biru pada sampel.
Terbentuknya warna biru pada larutan amilum disebabkan amilum bereaksi
dengan iodin. Perubahan warna larutan terjadi karena dalam larutan pati terdapat
unit – unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan
konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Setelah pemberian iodin, praktikum
dilanjutkan dengan panjang gelombang 580 nm.
Setelah itu dilakukan uji aktivitas enzim yang dimulai dengan
menempatkan suspense enzim yang telah diencerkan dan enzim asli ke dalam
tabung reaksi. Selanjutnya, ditambahkan substrat (amilum) 3 mL dan diinkubasi
selama 10 menit pada suhu 37 oC. Setelah diinkubasi selama 10 menit, sampel
ditambahkan 1 mL HCl 1M dan 1 mL iodine dan diencerkan menjadi 50 mL
sebelum dibaca absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer pada
panjang gelombang 580 nm. Berdasarkan pembacaan pada spektrofotometer,
sampel memiliki absorbansi sekitar 3,530 dan 3,417 pada sampel asli dan sekitar
1,532 dan – 0,008 pada sampel hasil pengenceran 2x, 5x, 10x, dan 20x.
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan pembacaan pada spektrofotometer, sampel memiliki
absorbansi sekitar 3,530 dan 3,417 pada sampel asli dan sekitar 1,532 dan – 0,008
pada sampel hasil pengenceran 2x, 5x, 10x, dan 20x.

IX. DAFTAR PUSTAKA


Priskilla, A. Modul 8 Karakterisasi Enzim I.
Rahmawati, A. 2015. Ekstraksi Enzim Amilase.
Tosari, A. 2018. Percobaan I Aktivitas Enzim Amilase. Makassar: Universitas
Hassanuddin.
X. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai