NIM : 1818189
Kelas : 3C
I. Judul: Uji Kadar Surfaktan Anionik dengan Spektrofotometri secara Metil Biru
II. Tujuan: Untuk mengetahui kadar surfaktan anionik secara biru metilen menggunakan
spektrofotometri.
III. Prinsip:
- Prinsip Percobaan
Surfaktan merupakan suatu molekul yang memiliki gugus hidrofilik dan gugus
lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan
minyak. Surfaktan anionic merupakan jenis surfaktan yang paling banyak
digunakan. Surfaktan anionic dapat bereaksi dengan biru metilen membentuk
senyawa kompleks berwarna biru yang larut dalam fase kloroform (pelarut
organik). Instensitas warna biru yang terbentuk diukur dengan spektrofotometer
visible pada panjang gelombang 625 nm. Serapan yang terukur setara
dengan kadar surfaktan anionic.
Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai
ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini
berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran
yang menempel pada permukaan bahan. Surfaktan dalam deterjen juga berguna untuk
1. Surfaktan anionik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu anion.
2. Surfaktan kationik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu kation
V. Reaksi:
VI. Cara kerja:
a. Pembuatan Larutan Methylene Blue
0,05 g Methylene
50 g
Blue dilarutkan 6,8 mL Asam Sulfat Ditera hingga tanda
NaH2(PO4)2.H2O
dalam labu ukur (P.A) ditambahkan tera
1000 mL ditambahkan
b. Pembuatan Larutan Induk Surfaktan Anionik 1000 ppm
Ditambahkan air
Natrium Lauril Sulfat
Dilarutkan dalam suling hingga tanda
sebanyak 1 g labu ukur 100 mL tera kemudian
ditimbang dihomogenkan
Ukur menggunakan
spektro pada panjang
gelombang 652 nm
d. Preparasi Sampel
sampel dipipet 1
mL ke dalam labu Dipipet 25 mL dan
takar 100 mL, ditera dimasukkan ke Ditambahkan 3-5 tetes pp
aquades dan corong pemisah dan larutan NaOH 1 N
dihomogenkan dan H2SO4
e. Larutan Pencuci
b. Sampel
Sampel Absorbansi
1 0,2390
2 0,2409
VIII. Perhitungan
IX. Pembahasan:
Analisis kadar surfaktan anionic dalam sampel dapat dilakukan dengan metode
metilen biru menggunakan alat spetrofotomoter UV-Vis. Dalam analisis ini digunakan
sampel air limbah. Pada tahap preparasi sampel maupun pembuatan deret standar, mulanya
direaksikan dengan metilen biru, maka surfaktan anionic akan bereaksi dengan metilen
biru membentuk senyawa baru dengan pasangan kation-anion baru sehingga dapat
mengubah surfaktan anionic yang tidak larut dalam pelarut organic menjadi larut dalam
pelarut organic. Senyawa baru tersebut dipisahkan dari larutan dengan metode ekstraksi.
Ekstraksi dilakukan dengan penambahan pelarut organic (non polar). Pada percobaan ini
digunakan kloroform, maka akan terjadi distribusi materi dari sampel ke pelarut organic.
Berdasarkan hasil pengukuran didapat kadar ulangan sampel surfaktan satu pada
sampel sebesar 75,17 mg/L dan kadar ulangan sampel surfaktan dua 75,87 mg/L sehingga
di dapat rerata kadar 75,52 mg/ L dengan %RPD 0,93%. Maka kadar surfaktan yang
terdapat pada sampel air limbah dalam percobaan ini tidak memenuhi Syarat Baku Mutu
Air Limbah Bagi Kawasan Industry dari Peraturan Menteri LH No. 3 Tahun 2010 dengan
kadar maksimum surfaktan sebesar 10 mg/L, sehingga surfaktan yang terkandung dalam
sampel air limbah tidak diperbolehkan untuk dibuang dikarenakan berbahaya bagi
lingkungan dan %RPD yang di peroleh memenuhi syarat mutu uji presisi yaitu < 5%.
X. KESIMPULAN
Kadar surfaktan dalam sampel air limbah sebesar 75,52 mg/L dan % RPD yang
diperoleh 0,93% sehingga tidak memenuhi Syarat Baku Mutu Air Limbah Bagi Kawasan
Industry dari Peraturan Menteri LH No. 3 Tahun 2010 dan %RPD memenuhi syarat mutu
uji presisi yaitu < 5%.
XII. Lampiran:
- SNI 4594:2017 (detergen serbuk)