Teori Dasar :
Enzim merupakan biomolekul berupa protein yang berfungsi mempercepat proses
reaksi tanpa ikut bereaksi dalam suatu reaksi kimia organik. Hal tersebut menyebabkan
terjadinya perombakan nutrien untuk menyediakan energi dan chemical building blocks. Enzim
bekerja sangat spesifik terhadap reaksi yang dikataliskan maupun terhadap substrat yang ada
pada reaksi. Kespesifikan enzim dapat dilihat dari bentuk, muatan, dan karakteristik enzim dan
substratnya. Pembentukan trasition state dalam kompleks enzim substrat adalah awal
kemampuan enzim untuk mengkatalisis. Substrat yang terikat pada daerah spesifik dari enzim
disebut sisi aktif. Sisi aktif pada enzim dibagi menjadi 2 model, yaitu model lock and key dan
induced fit. Model lock and key yang diajukan oleh Emil Fisher menjelaskan bahwa enzim dan
substrat memiliki bentuk geometri yang saling memnuhi seperti “kunci dan gembok”. Lalu
model induced fit yang dikemukan oleh Daniel Koshland menjelaskan bahwa ketika substrat
terikat dengan enzim maka enzim akan terpicu perubahan konformasinya oleh substrat
sehingga reaksi dapat terjadi.
Aktivitas enzim dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti konsentrasi enzim,
kosentrasi substrat, suhu, pH dan inhibitor. Konsentrasi enzim mempengaruhi kecepatan awal
suatu reaksi yang dikatalis enzim. Semakin tinggi konsentrasi enzim maka semakin cepat pula
kecepatan awal suatu reaksi tersebut. Lalu, konsentrasi substrat yang meningkat maka
kecepatan awal reaksi akan meningkat hingga mencapai nilai maksimum. Hal tersebut terjadi
ketika kondisi lain dipertahankan konstan. Selain itu, pergeseran pada nilai pH akan
mempengaruhi aktivitas enzim. Pergeseran kecil pH akan menurunkan aktivitas enzim karena
adanya perubahan ionisasi gugu dari sisi aktif enzim. Suhu juga mempunyai pengaruh terhadap
aktivitas enzim. Peningkatan suhu akan meningkatkan energi termal dari molekul substrat yang
bereaksi. Namun, energi kinetik enzim akan melampaui rintangan energi sehingga kecepatan
reaksi akan meningkat. Terakhir, aktivitas enzim juga dipengaruhi oleh inhibitor. Inhibitor
pada enzim dapat berupa substansi asing yang memiliki efek inhibisi pada enzim tersebut.
Inhibisi kerja enzim dapat dibagi menjadi dua, yaitu inhibisi irreversible dan inhibisi reversible.
Alat dan Bahan :
1. Blender 14. Air liur
2. Kentang 15. Air es
3. Aseton 16. Air mendidih
4. Larutan buffer Na3PO4 0,1 M 17. Larutan iodium 0,01 M
5. Kertas saring Whatman no.1 18. Larutan buffer
6. Tabung reaksi 19. Larutan tepung 1%
7. Larutan buffer fosfat 0,1 M 20. Larutan NaCl
8. Larutan katekhol 21. Larutan saliva
9. H2O 22. Toluen
10. Larutan enzim kasar 23. Kloroform
11. Pereaksi CuSO4 24. HgCl2
12. Pereaksi Folin Ciocalteu 1 M 25. Fenol 2
13. Larutan Bovin Serum Albumin 26. NaF
MSDS :
Na3SO4 Buffer Fosfat
- Padat - Cair
- Berat molekul: 142,04 g/mol - Titik lebur: -5°C
- Titik lebur: 888°C - Titik didih: 109°C
- Penanganan: - Penanganan:
• Bawa korban ke udara segar • Beri oksigen jika terhirup
jika terhirup • Jika terkena kulit segera cuci
• Jika terkena kulit, cuci air air mengalir
mengalir
Aseton Katekhol
- Cair - Padat
- Berat molekul: 58.08 g/mol - Titik lebur: 245°C
- Titik lebur: -95,4°C - Titik didih: 106°C
- Titik didih: 56,2 °C - Penanganan:
- Penanganan: • Bilas mata dengan air selama
30 menit
• Jika terkena mata, bilas dengan • Jika tertelan jangan memicu
air selama 15 menit dan periksa muntah dan beri susu
kelopak mata
• Jangan dimuntahkan jika tertelan
Bovine Serum Albumin Pereaksi Folin Ciocalteu
- Padat - Cair
- Penanganan: - Penanganan:
• Jika terkena kulit, lepas • Jika terkena kulit, lepas
pakaian yang terkontaminasi pakaian yang terkontaminasi
dan cuci dengan air mengalir dan cuci dengan air mengalir
bagian kulit yang terkena. bagian kulit yang terkena.
• Lakukan pernapasan buatan • Lakukan pernapasan buatan
jika terhirup jika terhirup
CuSO4 Iodine
- Padat - Cair
- Berat molekul: 159,61 g/mol - Berat molekul: 253.81 g/mol
- Titik lebur: 200°C - Penanganan:
- Penanganan: • Jika terkena mata, bilas
• Jika terkena mata, bilas dengan air selama 15 menit
dengan air selama 15 menit dan periksa kelopak mata
• Jika tertelan, beri air • Jika tertelan, beri air
minuman sebanyak 1-2 gelas minuman sebanyak 1-2 gelas
Cara Kerja :
1. Isolasi Enzim Polifenol Oksidase
Larutkan 1g tepung
Aduk campuran selama 1
Keringkan endapan aseton dalam 37,5mL
jam pada suhu antara 5-
dengan cara dianginkan larutan buffer Na3PO4
10℃
0,1M dan pH 6,8
Tentukan perubahan
absorbansi pada 𝜆 = 470
nm
5. Pengaruh Konsentrasi Substrat terhadap Aktivitas Enzim Polifenol Oksidase
Aktivitas enzim
Tentukan perubahan
dihentikan dengan
absorbansi pada 𝜆 =
mendidihkan dalam air
470 nm
selama 3 menit
Aktivitas enzim
Sediakan 15 tabung
dihentikan dengan
reaksi dan ikuti
mendidihkan dalam air
prosedur pada tabel 9
selama 3 menit
Tentukan perubahan
absorbansi pada 𝜆 =
470 nm
Aktivitas enzim
Sediakan 15 tabung
dihentikan dengan
reaksi dan ikuti
mendidihkan dalam air
prosedur pada tabel 10
selama 3 menit
Tentukan perubahan
absorbansi pada 𝜆 =
470 nm
8. Pengumpulan Air Liur
Amati aktivitas
enzimnya
10. Pengaruh pH terhadap Aktivitas Enzim Saliva
Kesimpulan :
1. Isolasi enzim polifenol oksidase dilakukan dengan mengamati perbedaan kelarutan
pada enzim dengan komponen lain.
2. Penentuan aktivitas enzim polifenol oksidase dapat dilakukan dengan menentukan
kadar protein enzim kasar menggunakan metode Lowry serta pengecekan dengan tes
iodium.
3. Enzim dapat dipengaruhi oleh perubahan suhu, pergeseran pH, jumlah konsentrasi
substrat, waktu inkubasi, dan adanya inhibitor.
Daftar Pustaka :
Mardiah, E. 2011. Mekanisme inhibisi enzim polifenol oksidase pada sari buah markisa dengan
sistein dan asam karbonat. Jurnal Riset Kimia 4(2): 32– 37.
Nieuw, A.A., & E.C.I. Veerman. 1991. Ludah dan Kelenjar Ludah: Arti Bagi Kesehatan Gigi.
1st ed. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta: xxiii + 269 hlm.
Putra, G.P.G., Wartini, N.M. & Anggreni, A.A.M.D. 2010. Karakteristik enzim polifenol
oksidase biji kakao (Theobroma cacao Linn.). Agritech 30(3): 152 – 157.
Wahyuni, S. 2017. BIOKIMIA ENZIM DAN KARBOHIDRAT. Unimal Press, Lhokseumawe:
viii + 82 hlm.