Anda di halaman 1dari 7

MEKANISME PRAKTIKUM ONLINE JURUSAN BIOLOGI

Assalamu alaikum wr wb. Teriring doa semoga kita senantiasa dalam keadaan
sehat wal afiat dan selalu dalam perlindungan Allah swt. Sebagai langkah penanganan
wabah COVID-19, maka UIN Alauddin telah menetapkan masa perkuliahan online
sampai tanggal 12 Juni 2020 atau akhir semester genap sehingga untuk menyesuaikan
hal tersebut, praktikum di jurusan biologi sebagai mata kuliah juga dilaksanakan secara
online. Oleh karena itu dianggap perlu menyusun juknis mekanisme pelaksanaan
praktikum secara online untuk menyeragamkan persepsi terutama dalam penilaian dan
penyusunan laporan praktikum.
Mekanisme pelaksanaan praktikum online ini dibuat setelah mendapatkan
masukan dari berbagai pihak dan hanya berlaku pada kondisi Social Distancing. Setelah
kondisi kembali normal, maka ketetapan ini tidak berlaku lagi.
Demikian mekanisme ini dibuat untuk digunakan sebaik-baiknya. Akhir kata
kita berdoa semoga Allah memberi perlindungannya kepada kita semua dan wabah
segera berakhir. Stay at home and Stay healthy.
Wassalamu alaikum wr wb.

Makassar, 29 Maret 2020

Kepala Laboratorium Biologi

Eka Sukmawaty, S.Si., M.Si


NIP: 198607162015032006
Mekanisme Pelaksanaan Praktikum

1. Teknis pelaksanaan praktikum diserahkan kepada dosen pengampu mata kuliah


praktikum.
2. Penyusunan laporan praktikum dibuat sederhana degan mengedepankan asas
proporsional dan memerhatikan kondisi psikologis mahasiswa (Template
terlampir).
3. Penilaian laporan dilakukan satu kali tanpa koreksi (pantulan).
4. Penilaian praktikum terdiri atas (1) Respon 30%, (2) sikap dan keaktifan 20%,
(3) laporan 50%.
5. Pelaksanaan praktikum dilakukan oleh dosen pengampu mata kuliah dibantu
oleh laboran.
6. Format laporan sebagai berikut
a. Laporan diketik dua kolom, spasi 1,5, font Times New Roman 12, kertas A4.
b. Format margin 3, 3, 3, 3.
c. Jumlah halaman maksimal 5 halaman.
d. Referensi maksmimal 10 terdiri atas 2 buku (jika ada) dan jurnal terbitan 10
tahun terakhir.
e. Laporan terdiri atas:
1. Judul Praktimum dan Nama Mahasiswa.
2. Abstrak (maksimal 200 kata).
3. Latar belakang.
4. Metode Praktikum.
5. Hasil dan Pembahasan.
6. Daftar Pustaka.

Template Laporan:
IDENTIFIKASI MAKROMOLEKUL PADA BAHAN PANGAN
Ariati A. Ridha
Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Alauddin Makassar

ABSTRAK

Abstrak terdiri atas maksimal 200 kata. Contohnya: Makromolekul yang banyak
terdapat dalam bahan pangan berupa karbohidrat, protein dan lemak. Makromolekul
tersebut menjadi sumber karbon utama bagi makhluk hidup heterotrof. Tujuan
praktikum ini adalah mengidentifikasi makromolekul yang terdapat pada bahan pangan.
Uji yang digunakan adalah Uji Molisch dan uji Iodin. Hasil yang didapatkan
menunjukkan bahwa sampel 1 yaitu tepung mengandung karbohidrat, sampel 2 yaitu
margarin tidak mengandung lipid, sampel 3 yaitu susu mengandung protein.

Kata Kunci: Karbohidrat, Uji Molisch, Uji Iodin

LATAR BELAKANG
Karbohidrat adalah suatu zat gizi Pada uji molisch, pertama-tama
yang fungsi utamanya sebagai penghasil disiapkan alat dan bahan yang
energi, dimana setiap gramnya dibutuhkan, dimasukkan bahan uji ke
menghasilkan 4 kalori. Walaupun lemak dalam gelas beker masing-masing.
lemak mengahasilkan energi lebih Diambil masing-masing bahan uji
besar, namun karbohidrat lebih banyak sebanyak 2 ml. setelah itu ditambahkan
di konsumsi sehari-hari sebagai bahan 3 tetes alpha-naphtol. Lalu
makanan pokok. dihomogenkan. Ditambahkan 2 ml
Dalam praktikum ini digunakan uji larutan H2SO4 pekat dari dinding
molisch dan benedict untuk menguji tabung. Diamati perubahannya. Pada uji
kandungan karbohidrat. Uji biuret untuk benedict, Diambil masing-masing bahan
menguji kandungan protein dan uji uji sebanyak 1 ml. setelah itu,
kualitatif lemak untuk menguji lemak. ditambahkan 2,5 ml reagen benedict
lalu dihomogenkan. Setelah itu larutan H2SO4 pekat dari dinding
dipanaskan dalam waterbath dan di tabung. Diamati perubahannya.
timer. Lalu diamati perubahannya. Pada b. Uji Benedict.
uji biuret, Diambil masing-masing Pertama-tama disiapkan alat dan
bahan uji sebanyak 2 ml. setelah itu bahan yang dibutuhkan, Diambil
ditambahkan 2 ml NaOH. Lalu masing-masing bahan uji sebanyak 1
ditambahkan 2 tetes larutan CuSO4, ml. setelah itu, ditambahkan 2,5 ml
lalu diamati perubahannya. Pada uji reagen benedict lalu dihomogenkan.
kualitatif lemak, masing-masing sampel Setelah itu dipanaskan dalam waterbath
bahan uji sebanyak 3 tetes. Diteteskan dan di timer. Lalu diamati
pada kertas saring. Setelah itu ditunggu perubahannya.
hingga kering.diamati perubahannya. 2. Uji Protein
Hasil positive uji molisch adalah bahan Pertama-tama disiapkan alat dan
uji dan glukosa, pada uji benedict hasil bahan yang dibutuhkan, Diambil
positifnya adalah glukosa. Sedangkan masing-masing bahan uji sebanyak 2
pada uji biuret hasil positifnya adalah ml. setelah itu ditambahkan 2 ml
albumin dan larutan kontrol. Pada uji NaOH. Lalu ditambahkan 2 tetes larutan
kualitatif lemak, hasil positifnya adalah CuSO4, lalu diamati perubahannya.
minyak goreng karena terlihat 3. Uji Lipid
transparan. Pertama-tama disiapkan alat dan
bahan yang dibutuhkan, Diambil
METODE PRAKTIKUM masing-masing sampel bahan uji
1. Uji Karbohidrat sebanyak 3 tetes. Diteteskan pada kertas
a. Uji Molisch. saring. Setelah itu ditunggu hingga
Pertama-tama disiapkan alat dan kering.diamati perubahannya.
bahan yang dibutuhkan, dimasukkan
bahan uji ke dalam gelas beker masing- HASIL DAN PEMBAHASAN
masing. Diambil masing-masing bahan Uji Molisch Pada Uji Molisch,
uji sebanyak 2 ml. setelah itu Larutan stock dicampur dengan pereaksi
ditambahkan 3 tetes alphanaphtol. Lalu Molisch, yaitu larutan α-naftol dalam
dihomogenkan. Ditambahkan 2 ml alkohol, kemudian ditambah asam sulfat
pekat dengan hati-hati. Warna violet
yang terbentuk menunjukkan adanya peptida. Bila bahan makanan itu
karbohidrat. mengandung protein maka setelah No.
Berdasarkan hasil pengamatan, yang Nama Bahan +/- Lemak Kelompok 1.
mengandung karbohidrat adalah bahan Bahan uji X (-) tidak transparan 2.
uji X dan glukosa. Pada kelompok lain, Bahan uji XX (-) tidak transparan 3.
tidak terlalu jelas terlihat warna Minyak goreng (+) transparan 4. Bahan
ungunya, karena larutan H2SO4 yang Uji Xxi (+) agak transparan 5. Bahan uji
dipakai sudah lama tidak digunakan, XXX (+ ) sedikit transparan 6. Minyak
sehingga tidak beraksi. Bisa dilihat goreng (+) transparan 7. Bahan uji
perbandingannya dengan kelompok 1 XXXX (-) tidak mengandung lemak 8.
yang warna ungunya terlihat jelas, Bahan uji XXXXX (-) tidak
karena larutan H2SO4 yang digunakan mengandung lemak 9. Minyak Goreng
masih baru, sehingga dapat bereaksi. (+) mengandung lemak bereaksi dengan
Menurut Sumardjo (2008), dasar uji ini biuret akan menghasilkan warna ungu/
adalah heksosa atau pentosa mengalami warna lembayung. Hal itu terjadi karena
dehidrasi oleh pengaruh asam sulfat ada ikatan protein dengan biuret yang
pekat menjadi hidroksimetilfurfural atau menghasilkan dasar reaksi sebagai
furfural dan kondensasi aldehida yang berikut: Kompleks koordinasi antara
terbentuk ini dengan α-naftol Cu2+ dengan gugus -C=O dan NH
membentuk senyawa yang berwarna ikatan peptida dalam larutan alkalis,
khusus untuk polisakarida dan akan membentuk warna lembayung.
disakarida. Reaksi ini terdiri atas tiga Pada uji biuret kita menggunakan 9
tahapan, yaitu hidrolisis polisakarida bahan yaitu, Bahan uji X, Bahan uji
dan disakarida menjadi heksosa atau XX, Bahan uji Xxi, Bahan uji XXX,
pentose, dan diikuti oleh proses Bahan uji XXXX, Bahan uji XXXXX,
dehidrasi dan proses kondensasi. minyak goreng dan kontrol. Pertama,
Uji Biuret adalah reagen yang ketiga belas bahan tersebut diberi
digunakan untuk menguji kandungan larutan NaOH, kemudian diberi larutan
protein. Hal ini didasarkan pada CuSO4 dan diamati perubahan
pereaksi biuret, larutan biru yang warnanya. Dari kesembilan bahan
mengubah violet pada kontak dengan tersebut yang positif mengandung
protein, atau zat-zat dengan ikatan protein yaitu, bahan uji Xxi, bahan uji
XXX, Bahan uji terdapat gumpalan glukosa yaitu, hanya larutan glukosa
berwarna keunguan. dan larutan kontrol. Pada larutan
glukosa, yang telah diberi reagen
benedict sebelum dipanaskan berwarna
biru dan setelah dipanaskan warnanya
Uji Benedict adalah reagen yang berubah menjadi merah bata.
digunakan untuk menguji kandungan Sedangkan pada larutan kontrol yang
glokusa pada bahan makanan jika hasil telah diberi reagen benedict, sebelum
reaksi tersebut menghasilkan warna dipanaskan berwarna toska bening dan
merah bata. Hal itu terjadi Ketika setelah dipanaskan berubah menjadi
reagen benedict dicampurkan dan hijau kecoklatan dan terdapat endapan
dipanaskan dengan glukosa, di mana merah bata.
glukosa memiliki elektron untuk Uji Kualitatif lemak dilakukan
diberikan, tembaga (salah satu dengan melihat sampel kering dari
kandungan di reagen benedict) akan bahan stock. Berdasarkan hasil
menerima elektron tersebut dan pengamatan, bahan yang positif
mengalami reduksi sehingga terjadilah mengandung lemak yaitu minyak
perubahan warna. Selama proses ini goreng karena terlihat transparan.
Cu2+ tereduksi menjadi Cu+. Ketika Cu Berdasarkan hasil praktikum dapat
mengalami reduksi, glukosa disimpulkan bahwa dengan uji benedict
memberikan salah satu elektronnya dan dan uji molist, kita dapat mengetahui
dioksidasi. Karena glukosa mampu bahan uji yang mengandung glukosa.
mereduksi Cu pada benedict, maka Berdasarkan hasil pengamatan, dalam
glukosa disebut sebagai gula pereduksi. uji benedict yang positif mengandung
Dan menghasilkan warna merah bata. karbohidrat adalah glukosa sebagai
Pada uji benedict, ada 3 bahan yang larutan kontrol. Karena dari semua
digunakan yaitu, Bahan uji X, Bahan uji bahan yang digunakan tidak
XX, Bahan uji XXX dan larutan menunjukkan hasil akhir berupa warna
kontrol. Kemudian kedua belas bahan merah bata. Sedangkan dalam uji
tersebut diberi larutan benedict dan molisch, uji positive ditandai dengan
dipanaskan. Dari kedua belas larutan adanya cincin ungu. Berdasarkan hasil
tersebut yang positif mengandung pengamatan, uji positive diperoleh dari
bahan uji X dan glukosa. Dalam uji
biuret, bahan yang positive
mengandung protein adalah bahan uji
XXi dan larutan kontrol. Uji posistif ini
ditunjukkan dengan berubahnya warna
bahan menjadi warna ungu setelah
ditetesi reagen NaOH dan CuSO4.
Sedangkan dalam uji kualitatif lemak
ditandai dengan warna kertas menjadi
transparan. Berdasarkan hasil
pengamatan uji positif diperoleh oleh
minyak goreng karena terlihat
transparan.
DAFTAR PUSTAKA
Apriyana, Ika. 2013. Pengaruh
Penambahan Tepung Kepala
Ikan Lele (Clarias Sp) Dalam
Pembuatan Cilok Terhadap
Kadar Protein Dan Sifat
Organoleptiknya. Diss.
Universitas Negeri Semarang.
Hemegowda R, Sanjana M C, Sushma
RE. Carbohydrate Metabolism,
A Constant Suply of Energy. J
Inter Of Development Research.
4(2):7.
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan.
Yogyakarta: PT Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai