METABOLISME
BIOMOLEKUL
OLEH :
Irma Ratna Kartika, M.Sc.Tech
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Petunjuk Praktikum Metabolisme Biomolekul
ii
DAFTAR ISI
IV. DARAH 11
A. Penentuan Kolesterol dalam Darah 11
B. Penentuan Glukosa dalam Darah 12
V. URINE 14
A. Penentuan Sifat Fisik dari Urine 14
B. Penentuan Beberapa Komponen yang Terdapat dalam Urine 15
C. Penentuan Beberapa Senyawa pada Urine tidak Normal 16
iii
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi karbohidrat.
2. Mahasiswa dapat membandingkan metode Somogyi-Nelson dan
metode Anthrone.
IV. PUSTAKA
Harrow, B., et al. 1960. Laboratory Manual of Biochemistry, 5th ed., W. B.
Sanders Comp., New York, 1-4.
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi protein.
2. Mahasiswa dapat membandingkan metode Lowry dan metode
Biuret.
2. Kocok semua larutan, diamkan pada suhu kamar selama 30 menit dan
baca absorbansinya pada λ = 550 nm.
3. Konsentrasi protein dalam sampel dihitung dari kurva absorbansi vs.
konsentrasi standar.
5
Pertanyaan:
1. Apakah kelebihan dan kelemahan kedua metode tersebut diatas?
2. Jelaskan sedikitnya dua metode lain (secara spektrofotometri) dalam
menentukan konsentrasi protein berikut kelebihan dan kekurangannya
dibandingkan dengan kedua metode diatas.
IV. PUSTAKA
Colowick, S. P. dan Kaplan, N. O. 1957. Methods in Enzymology, Vol. V,
Acad. Press Inc., New York, halaman 448-450.
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi lipid.
2. Mahasiswa dapat membandingkan berbagai metode penentuan
lipid
Prosedur:
Prosedur:
1. Timbang 0,5 g sampel dalam erlenmeyer tertutup dan larutkan dalam
10 mL kloroform.
2. Tambahkan 10 mL larutan Hannus/Wijs secara kuantitatif ke dalamnya
dan diamkan selama 30 menit di tempat gelap.
3. Tambah 10 mL larutan KI 15% lalu kocok.
4. Semprot dinding erlenmeyer dan tutupnya dengan air didih.
5. Titrasi campuran dengan larutan natrium tiosulfat 0,1 N sampai larutan
berwarna kuning.
6. Tambahkan 1 mL larutan kanji, selanjutnya titrasi kembali sampai
warna biru hilang. Lakukan percobaan yang sama untuk blanko. 8
7. Hitung angka iodium sampel.
Dengan:
A = absorbansi sampel pada λ = 560 nm
Ast = absorbansi standar pada λ = 560 nm
m = berat minyak (g)
K = faktor konversi volume (1,01212)
Prosedur:
1. Timbang 0,2 g minyak dan 1 mL heksana. Kocok campuran.
2. Pipet 0,5 mL campuran, tambahkan 4 mL larutan TCA 20% dan 2 mL
larutan asam tiobarbiturat 0,67%.
3. Tambahkan 1 mL kloroform ke dalam campuran, kocok dan pisahkan
dengan corong pisah. Ukur absorbansi larutan yang berwarna merah
jernih pada λ = 531.5 nm.
IV. PUSTAKA
Frais, F. 1972. Practical Biochemistry in Introductory Course, 1st ed.,
Butterworth & Co., Ltd., London, 104.
10
DARAH
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kolesterol dalam darah.
2. Mahasiswa dapat menentukan kadar glukosa dalam darah.
c. Pertanyaan
1. Mengapa terjadi perubahan warna tidak stabil pada supernatan
yang dihasilkan?
2. Berapakah kadar kolesterol dalam darah secara semikuantitaf?
3. Apakah kesimpulan percobaan anda?
13
URINE
I. TUJUAN
Mahasiswa mengetahui berbagai uji kualitatif urine.
d. Penentuan kreatinin
Percobaan ini berdasarkan pembentukan warna merah rubi bila
kreatinin direaksikan dengan nitroprusida dalam suasana basa. Warna
tersebut lama kelamaan berubah menjadi kuning. Bila campuran
tersebut diasamkan dengan asam asetat, warnanya akan berubah
menjadi hijau dan kemudian menjadi biru karena terbentuknya biru
prusian.
Prosedur:
1. Tempatkan 5 mL urine dalam tabung reaksi dan tambahkan 5 tetes
larutan natrium nitroprusida 0,1 M.
2. Teteskan larutan NaOH 1 M tetes demi tetes sampai warna merah
timbul.
3. Didihkan campuran tersebut dan amati perubahan warna yang
terjadi.
4. Asamkan dengan asam asetat glasial dengan hati-hati, panaskan
dan amati perubahan warna yang terjadi.
c. Penentuan darah
Darah kadang-kadang ada dalam urine, terutama bila ada infeksi
atau luka pada saluran urine dan luka pada ginjal.
Prosedur: 17
1. Tempatkan 2 rnL urine tidak normal dalam tabung reaksi.
18
I. TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui dan mempergunakan alat elektroforesis
2. Mahasiswa dapat menentukan berat molekul protein.
Bahan:
1) Akrilamid : bis-akrilamid (39:1)
2) Tris-HCl pH 6.8 1M
3) Tris-HCl pH 8,7 1M.
4) SDS 20%.
5) N,N,N’,N’-tetrametiletilendiamin (TEMED).
6) Ammonium persulfat 10%.
7) Running Buffer (1g SDS, 3,03 g Tris, 14,4 g glisin, ditambahkan air
sampai dengan
100 mL).
8) Larutan staining (40 mL metanol, 15 mL asam asetat, 0,1 g Coomassie
brilliant blue G250, ditambahkan air sampai dengan 100 mL).
9) Larutan destaining (10 mL metanol, 7,5 mL asam asetat, ditambahkan
air sampai dengan 100 mL).
10) 5x Sampel Buffer (12,5 mL 1M Tris pH 6,8; 20 mL gliserol, 10 mL β
mercaptoethanol, 40 mL 10% SDS, 15 mg Bromophenol Blue).
20
PERHATIAN!!!
Akrilamid adalah senyawa neurotoxin, Jadi gunakan sarung
tangan kalau membuat gel akrilamid.
Polimer akrilamid tidak bersifat neurotoxin.
Jangan menyentuh alat elektroforesis yang sedang ada voltase.
Cara Kerja:
A. Persiapan Gel
1. Campurkan semua larutan untuk separating gel dengan urutan
penambahan sesuai dengan tabel diatas.
2. Tuangkan (dengan menggunakan pipet) larutan ke dalam gel
sandwich sampai kira-kira 1,5 cm dari bagian atas plate.
3. Tambahkan air sampai ketinggian kira-kira 1-5 mm.
4. Diamkan sampai terjadi polimerisasi (30 menit).
5. Campurkan semua larutan untuk stacking gel dengan urutan
penambahan sesuai dengan tabel di atas.
6. Buang air yang terdapat pada bagian atas separating gel.
7. Tuangkan campuran stacking gel di atas separating gel dan
siapkan comb.
8. Diamkan sampai terjadi polimerisasi (30 menit).
B. Persiapan Sampel
21
1. Siapkan larutan protein standard an sampel protein.
2. Tambahkan larutan 5x sampel buffer.
C. Elektrolisis Gel
1. Pasangkan gel sandwich yang telah disiapkan ke alat
elektroforesis.
2. Tuangkan running buffer kedalam tank elektroforesis.
3. Masukan sampel protein (10-20 μg) ke dalam tiap-tiap lubang gel
dengan pipet mikro (Eppendorf).
4. Pasang penutup alat elektroforesis.
5. Sambungkan ke power supply dan lakukan elektroforesis pada
voltase tetap 200 V.
6. Matikan alat setelah blue dye tepat keluar dari gel (kira-kira 60
menit).
V. PUSTAKA
Bollag, D. M., Rozycki, M. D. and Edelstein, S. J. 1996, Protein Methods,
2nd ed., A John Willey & Sons, Inc. Pub, New York.
23