Anda di halaman 1dari 16

PENUNTUN PRAKTIKUM

BIOKIMIA

PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI


LABORATORIUM MEDIS

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA


LUBUK PAKAM
PENUNTUN [PRAKTIKUM BIOKIMIA]

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunianya sehingga buku penuntun praktikum ini dapat diselesaikan dengan tepat
waktu. Buku Penuntun Praktikum Biokimia ini disusun untuk membantu dan
mewadahi mahasiswa/i dalam melaksanakan proses pembelajaran dalam
melaksanakan praktikum biokimia di Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.

Kami berharap dengan diterbitkannya buku penuntun praktikum ini, maka


mahasiswa/i Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam semakin berprestasi dalam
bidang akademik dan semakin handal dalam melaksanakan kegiatan praktikum.
Penulis juga menyadari bahwa sepenuhnya buku penuntun praktikum ini masih
memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, sehingga saran dan
kritik yang membangun sangat kami butuhkan untuk perbaikan buku petunjuk
penuntun praktikum yang lebih baik lagi ke depannya. Akhir kata kami ucapkan
terima kasih.

Lubuk Pakam, Januari 2020

Penulis

i
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
PENUNTUN [PRAKTIKUM BIOKIMIA]

DAFTAR ISI

Judul Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT 1
ANALISIS KUALITATIF PROTEIN 4
ANALISIS KUALITATIF LEMAK 7
ANALISIS KUALITATIF VITAMIN C 11
DAFTAR PUSTAKA 12

ii
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
PENUNTUN [PRAKTIKUM BIOKIMIA]

ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT

1. Uji Molisch
Uji Molisch untuk mengidentifikasi Karbohidrat (Monosakarida, disakarida,
dan polisakarida) dalam suatu bahan. Uji Molisch dinyatakan positif mengandung
karbohidrat jika muncul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara
furfural atau hidroksimetil furfural dengan a-naftol dalam pereaksi molisch.
a. Prinsip
Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat.
Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan
dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa fulfural. Uji positif jika muncul cincin
merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil
furfural dengan a-naftol dalam pereaksi molish. Uji molisch adalah uji kimia
kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat.
b. Cara Kerja
1. Masukkan 15 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 3 tetes pereaksi Molisch.
3. Tabung reaksi dimiringkan lalu dialirkan 1 mL H2SO4 pekat melalui dinding
tabung.
4. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas
antara kedua lapisan

2. Uji Benedict
Uji Benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat)
pereduksi (yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas). Gula pereduksi
meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa,
glukosa dan maltosa. Uji positif ditandai dengan terbentuknya endapan merah
bata, kadang disertai dengan larutan yang berwarna hijau, merah, atau orange.
a. Prinsip :
Gula atau karbohidrat yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas akan
mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis menjadi Cu+ dan akan mengendap
sebagai Cu2O berwarna merah bata. Biasanya pereaksi benedict ditambahkan
beberapa reagent yaitu zat pengompleks seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah
terjadinya pengendapan CuCO3. Senyawa Karbonat berasal dari penambahan
Natrium Karbonat.
b. Cara kerja
1. Masukkan sampel karbohidrat kedalam tabung reaksi
2. Tambahkan 2 mL pereaksi Benedict, kemudian dikocok.

1
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
PENUNTUN [PRAKTIKUM BIOKIMIA]

3. Dimasukkan kedalam penangas air selama 5 menit. Amati perubahan warna


endapannya.
4. Terjadi pembentukan warna endapan hijau, kuning, atau merah menunjukan
reaksi positif mengandung gula pereduksi.

3. Uji Seliwanoff
Uji Seliwanoff bertujuan untuk mengeahui adanya ketosa (karbohidrat yang
mengandung gugus keton). Pada pereaksi seliwanoff, terjadi perubahan oleh HCl
panas menjadi asam levulinat dan 4- hidroksilmetilfurfural. Jika dipanaskan
karbohidrat yang mengandung gugus keton akan menghasikan warna merah pada
larutannya. Disakarida sukrosa yang mudah dihidrolisa menjadi glukosa dan
fruktosa member reaksi positif dengan uji Seliwanoff. Glukosa dan karbohdrat
lain dalam jumlah banyak dapat juga memberi warna yang sama.
a. Prinsip :
Dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hodroksimetilfurfural dan
dengan penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk senyawa
kompleks berwarna merah oranye.
b. Cara kerja
1. Masukkan sampel ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 10 tetes pereaksi Seliwanoff
3. Tabung dididihkan dalam penangas air selama 1 menit.
4. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya larutan berwarna merah.

4. Uji Barfoed
Uji ini untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan jalan
mengontrol kondisi-kondisi percobaan, seperti pH dan waktu pemanasan. Pada
analisa ini, karbohidrat direduksi pada suasana asam. Disakarida juga akan
memberikan hasil positif bila didihkan cukup lama hingga terjadi hidrolisis.
a. Prinsip
Ion Cu2+ (dari pereaksi Barfoed) dalam suasana asam akan direduksi lebih
cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan
endapan Cu2O berwarna merah bata.
b. Cara kerja
1. Masukkan 1 ml sampel karbohidrat ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 1 ml pereaksi barfoed, kemudian dikocok.
3. Masukkan tabung kedalam penangas air selama 3 menit.

2
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
PENUNTUN [PRAKTIKUM BIOKIMIA]

4. Dinginkan dalam air mengalir.


5. Bila tidak terjadi reduksi selama 5 menit, lakukan pemanasan selama 15 menit
sampai terlihat adanya reduksi.

5. Uji Iodium
Uji iod bertujuan untuk mengidentifikasi polisakarida. Uji iod juga dapat
membedakan amilum dengan nitrogen. Reaksi antara polisakarida dengan iodin
membentuk rantai poliiodida. Polisakarida umumnya membentuk rantai heliks
(melingkar), sehingga dapat berikatan dengan iodin, sedangkan karbohidrat
berantai pendek seperti disakarida dan monosakaraida tidak membentuk struktur
heliks sehingga tidak dapat berikatan dengan iodin.
a. Prinsip
Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks adsorpsi
berwarna yang spesifik. Amilum atau pati dengan iodium menghasilkan warna
biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur, sedangkan glikogen dan
sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan iodium membentuk warna
cokelat.
b. Cara kerja
1. Masukkan 3 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi.
2. Ditambahkan 2 tetes larutan iodium.
3. Diamati perubahan warna yang terjadi.
6. Uji Bial
Uji bial untuk menguji adanya gula pentose. Pemanasan pentose dengan HCl
pekat akan menghasilkan furfural yang berkondensasi dengan orcinol dan ion feri.
Hasil pemanasan akan menghasilkan warna biru hijau yang menunjukkan adanya
gula pentosa.
a. Prinsip
Dehidrasi pentosa oleh HCl pekat menghasilkan furfural dengan penambahan
orsinol (3.5-dihidroksi toluena) akan berkondesasi membentuk senyawa kompleks
berwarna biru.
b. Cara kerja
1. Masukkan 5 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 10 tetes peraksi Bial dan 2 tetes HCl pekat
3. Campurlah dengan baik, lalu dipanaskan di atas api kecil sampai timbul
gelembung-gelembung gas dipermukaan larutan.
4. Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk. Terbentuknya warna biru
menunjukan adanya pentosa.

3
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
PENUNTUN [PRAKTIKUM BIOKIMIA]

ANALISIS KUALITATIF PROTEIN

TUJUAN UMUM PERCOBAAN :


- Mempelajari sifat-sifat reaksi asam amino.
- Melakukan identifikasi asam amino dan protein.
- Menentukan senyawa-senyawa asam amino secara kualitatif dan kuantitatif.

DASAR TEORI :
Asam amino adalah senyawa organik yang merupakan satuan penyusun protein
yang mempunyai gugus amino dan karboksilat. Oleh karena itu asam amino
mempunyai sifatsifat asam maupun basa.

NH2
|
R - CH – COOH

Asam amino bersifat tidak seperti senyawa-senyawa organik, tetapi mirip


dengan garamgaram anorganik. Pada umumnya asam amino larut dalam air, tetapi
hanya larut sebagian didalam pelarut organik. Titik leleh asam-asam amino sangat
tinggi untuk senyawa-senyawa organik dengan massa molekul relatif rendah dan
kebanyakan lebih besar dari 2000C.
Hal ini dapat dijelaskan karena asam amino di dalam larutan netral akan
membentuk zwitter ion (ion yang bermuatan ganda). Titik leleh yang tinggi dapat
pula dijelaskan dalam hubungannya dengan energi yang dibutuhkan untuk
memecahkan ikatan-ikatan ionik dalam kisi kristalnya.
Beberapa asam amino mengandung gugus terionisasi pada rantai samping R, hal
ini mempengaruhi karakteristik apakah asam amino tersebut bebas di dalam
larutan atau bergabung dengan asam amino yang lain. Pada kenyataannya, sifat
muatan dari protein ditentukan banyaknya gugus yang terionisasi pada rantai
samping asam amino. Protein merupakan polimer dari asam amino dimana
struktur dari protein ada 4 macam yaitu: struktur primer; sekunder; tersier; dan
kuarterner. Protein merupakan bahan pembentuk makhluk hidup, katalisator
organik atau biasa disebut enzim, dan bagian penting dari nukleoprotein.

1. Uji Kelarutan Asam Amino


Reagen Dan Bahan :
HCl 0,1 N ; NaOH 0,1 N ; Etanol ; kloroform Asam amino : glisin ; asam
glutamat ; lisin ; alanin
Prosedur :
Ambil kira-kira 0,1 g asam-asam amino, masukkan masing-masing ke dalam
tabung reaksi. Untuk masing- masing asam amino periksa kelarutannya dengan
pelarut-pelarut sebagai berikut: air, asam encer, basa encer, etanol, kloroform.

4
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
PENUNTUN [PRAKTIKUM BIOKIMIA]

2. Uji Ninhidrin
Ninhidrin merupakan reagen pengoksidasi yang sangat kuat, akan bereaksi dengan
semua asam alfa-amino pada pH antara 4 sampai 8 membentuk senyawa berwarna
ungu. Reaksi ini juga positif untuk amina primer atau amonia tanpa adanya CO2
yang dibebaskan. Asam imino, prolin dan hidroksi prolin dengan ninhidrin
memberikan warna kuning. Reaksi ini sangat sensitif dan sesuai untuk penentuan
asam amino secara kuantitatif.
Reagen dan bahan :
Asam amino (1g/L): glisin ; tyrosin; tryptofan; asam glutamat; prolin; kasein.
Prosedur :
Masukkan 1 mL larutan asam amino ke dalam tabung reaksi, netralkan, kemudian
tambahkan 5 tetes larutan Nynhidrin dan masukkan dalam penangas air selama 2
menit.

3. Reaksi Xanthoprotein
Asam amino yang mengandung inti aromatik akan membentuk derivat nitro
apabila dipanaskan dalam asam nitrat pekat, dan akan terbentuk garam berwarna
jingga.
Reagen dan bahan :
Asam amino (1 g/L): glisin; tyrosin; triptofan dan fenil alanin. Fenol 1 g/L, HNO3
pekat, NaOH 10 M
Prosedur :
Tambahkan 0,5 mL asam nitrat pekat ke dalam 0,5 mL asam amino, dinginkan
dan amati perubahan warna. Kemudian tambahkan larutan NaOH secukupnya
untuk memberi suasana basa. Reaksi positif ditunjukkan dengan perubahan warna
kuning menjadi warna jingga terang. Bandingkan uji di atas dengan menggunakan
larutan fenol.

4. Uji Biuret
Kupri sulfat dalam suasana basa bereaksi dengan senyawa yang mengandung 2
atau lebih ikatan peptida, akan menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna
ungu. Intensitas warna yang dihasilkan tergantung pada banyaknya ikatan peptida
yang terdapat pada protein.
Reagen dan bahan :
CuSO4.5H2O 10 g/L , NaOH 10 N, Protein (5g/L): albumin; kasein; gelatin;
pepton
Prosedur :
Kasein dilarutkan dalam NaOH sedikit encer dan protein yang lain dalam larutan
saline. Tambahkan 5 tetes larutan kuprisulfat (CuSO4) ke dalam tabung reaksi
yang telah berisi 2 mL larutan protein, kemudian ditambah 2 mL NaOH, kocok
dan catat warna yang terjadi.

5
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
PENUNTUN [PRAKTIKUM BIOKIMIA]

5. Denaturasi Protein Oleh Panas Dan pH Ekstrim


Reagen dan bahan :
Protein (5 g/L): albumin; kasein; gelatin; pepton. HCl 1N; NaOH 1N; HNO 3 pekat
Prosedur :
- Pipet 5 mL dari setiap larutan protein dan masukkan dalam 3 tabung reaksi.
Tambahkan 0,5 mL HCl pada tabung ke-1, 0,5 mL NaOH pada tabung kedua dan
0,5 mL HNO3 pekat pada tabung ketiga. Letakkan pada penangas air selama 10
menit, kemudian dinginkan pada temperatur kamar. Netralkan dan amati.
- Tambahkan 2 mL HNO3 pekat perlahan-lahan kedalam tabung reaksi yang berisi
2 mL larutan protein melalui dinding tabung sehingga terbentuk 2 lapisan,
kemudian campur kedua lapisan tersebut.

6. Pengendapan Protein Dengan Logam Berat


Pada pH 7 atau lebih, protein biasanya bermuatan negatif, maka dapat dinetralisasi
dengan penambahan ion logam. Pengendapan oleh logam berat paling efektif pada
suasana netral atau sedikit basa. Pada suasana larutan yang terlalu basa akan
terbentuk endapan logam hidroksida. Endapan seringkali larut bila terdapat
kelebihan ion logam dalam larutan meningkatkan penstabilan muatan positif
partikel.
Reagen dan bahan :
Protein (5 g/L): albumin; kasein; gelatin; dan pepton Logam-logam berat (0,1 M):
CuSO4; Pb(CH3COO)2; Hg(NO3)2
Prosedur :
Tambahkan beberapa tetes larutan logam berat ke dalam tabung reaksi yang berisi
2 mL larutan protein. Amati, dan apa yang terjadi bila ditambahkan reagen yang
berlebih.

7. Pengendapan Protein Oleh Asam


Senyawa-senyawa asam mempunyai muatan negatif yang besar dapat menetralkan
protein yang bermuatan positif, membentuk garam yang tidak larut.
Reagen dan bahan :
Protein (5 g/L): albumin; kasein ; pepton; gelatin
Reagen asam: asam sulfosalisilat 20%, asam pikrat jenuh; asam tannat dan asam
trikloroasetat 20%.
Prosedur :
Tambahkan 5 tetes reagen asam kedalam 1-2 mL larutan protein. Apa yang terjadi
bila penambahan reagen asam ini berlebih. Tambahkan larutan NaOH sedikit
demi sedikit dan amati yang sedang terjadi.

6
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
PENUNTUN [PRAKTIKUM BIOKIMIA]

UJI KUALITATIF LEMAK


I. Tujuan
Untuk melihat adanya terbentuk noda oleh lemak/minyak, uji akrolein, dan
proses penyabunan pada lemak/minyak.
II. Dasar Teori
Dikehidupan sehari-hari kita mengenal lemak atau lipid, lemak dan minyak
ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai mentega dan lemak hewan.
Minyak umumnya berasal dari tumbuhan contohnya minyak jagung, minyak
zaitun, minyak kacang, dan lain-lain. Walaupun lemak berbentuk padat dan
minyak adalah cairan, keduanya mempunyai struktur dasar yang sama. Lemak dan
minyak adalah triester dari gliserol, yang dinamakan trigliserida.
Lipid adalah senyawa biomolekul yang tidak larut dalam air, sehingga terikat
pada plasma sebagai mekanisme transport dalam serum. Lipid dapat diekstraksi
dengan pelarut eter, benzene, kloroform, dan tetraklorometana. Lipid penting
karena memiliki energi yang tinggi, bahan isolasi dan pelindung yang terdapat
pada jaringan-jaringan dibawah kulit dan mengelilingi organ-organ tertentu
misalnya jaringan syaraf (Riawan, 2010).
Lemak adalah salah satu komponen makanan multifungsi yang sangat penting
pada kehidupan. Selain memiliki sisi positif, lemak juga mempunyai sisi negatif
terhadap kesehatan. Fungsi lemak dalam tubuh antara lain sebagai sumber energi,
bagian dari membran sel, mediator aktivitas-aktivitas biologi antar sel, isolator
dalam menjaga keseimbangan suhu tubuh, pelindung organ-organ tubuh serta
pelarut vitamin A, D, E dan K. Didalam tubuh, lemak menghasilkan energi dua
kali lebih banyak dibandingkan protein dan karbohidrat, yaitu 9 kkal/gram lemak
yang dikonsumsi (Sartika, 2008).
Secara kimia, lemak dibagi menjadi tiga yaitu lemak sederhana, lemak
majemuk, dan turunan lemak. Lemak sederhana yaitu apabila dihidrolisis akan
menghasilkan alkohol, biasanya berupa gliserol serta menghasilkan asam lemak.
Lemak majemuk yaitu apabila dihidrolisis menghasilkan alkohol, asam lemak dan

7
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
PENUNTUN [PRAKTIKUM BIOKIMIA]

senyawa lainnya seperti fosfat, asam amino, basa organik, seperti kolin atau
betain. Lemak majemuk mengandung listrik atau paling tidak mempunyai
pengkutuban muatan dalam molekulnya, sehingga lebih mudah berinteraksi
dengan air. Turunan lemak yaitu berbagai senyawa yang diperoleh dari hidrolisis
atau pemecahan kedua jenis lemak terdahulu, yang termasuk dalam kelompok ini
adalah gliserol dan berbagai alkohol lain yang ikut menyusun lemak, asam lemak
dengan ikatan rangkap (ikatan tak jenuh) dan asam lemak tanpa ikatan rangkap
(jenuh) (Sistiawan, 2011).
Terdapat berbagai macam uji yang berkaitan dengan lipid yang meliputi
analisis analisis kualitatif maupun kuantitatif. Uji-uji kualitatif lipid diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Uji Kelarutan Lipid
Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terhadap
berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat
kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan kedalam pelarut polar maka hasilnya
lipid tersebut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar
sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar.
Uji Kelarutan. Sebanyak 2 mL pelarut dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
ditambahkan bahan percobaan dengan jumlah yang sama, bahan percobaan yang
digunakan yaitu air, eter, kloroform, asam HCL, NaOH, etanol panas dan etanol
dingin. Bahan percobaan yang digunakan, minyak sawit, lemak hewan, mentega,
margarin, gliserol asam palmitat, dan asam stearat.
2. Uji Ketidakjenuhan
Sebanyak 1 mL bahan percobaan kedalam tabung reaksi, tambahkan klorofom
1 mL, kocok sampai bahan terlarut. Setelah itu, tetesi pereaksi Iod Hubl sambil
dikocok dan amati perubahan yang terjadi. Uji ini dilakukan terhadap minyak
sawit, asam stearat, dan asam oleat.

8
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
PENUNTUN [PRAKTIKUM BIOKIMIA]

3. Uji Acrolein (Menetukan keberadaan gliserin)


Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji akrolein. Dalam uji ini terjadi dehidrasi
gliserol dalam bentuk bebas atau dalam lemak/minyak menghasilkan aldehid
akrilat atau akrolein. Menurut Scy Tech Encyclopedia, uji akrolein digunakan
untuk menguji keberadaan gliserin atau lemak. Ketika lemak dipanaskan setelah
ditambahkan agen pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air, maka bagian
gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal
sebagai akrolein (CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan
ditandai dengan asap putih.
Uji Gliserol :
1) Tabung reaksi yang sudah disiapkan diberi label sesuai dengan nama lipid
yang akan diuji
2) Sedikit KHSO4 dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
3) Sedikit lipid dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi KHSO4
tersebut.
4) Sedikit KHSO4 ditambahkan kembali ke dalam tabung reaksi tersebut.
5) Tabung yang telah berisi lipid dan KHSO4 tersebut dipanaskan dengan
4. hati-hati di atas pembakar bunsen sampai mendidih.

4. Uji ketengikan
Bahan percobaan minyak kelapa, minyak kelapa tengik, lemak hewan,dan
mentega dimasukkan kedalam erlenmeyer 100 ml, ditambahkan 5 ml HCl
pekat,kertas saring dicellupkan kedalam floroglusinol dan sumbat karet, serbuk
CaCO3 dimasukkan dan disumbat dengan sumbat karetyang dijepitkan dengan
floroglusinol sehingga kertasnya tergantug, dibiarkan selama 10-20 menit,
perubahan diamati pada kertas.

5. Uji Asam Lemak Bebas


Prosedur :
1. Tabung reaksi yang sudah disiapkan diberi label sesuai dengan nama lipid
yang akan diuji.

9
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
PENUNTUN [PRAKTIKUM BIOKIMIA]

2. Eter sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi.


3. Lipid yang akan diuji ditambahkan ke dalam tabung reaksi.
4. Phenolptalein sebanyak 5-10 tetes ditambahkan ke dalam tabung reaksi.
6. Uji salkowski untuk kolesterol
Kolesterol sebanyak 3 ml dilarutkan didalam tabung reaksi ditambah 3 ml
kloroform anhidrat dan 3 ml H2SO4 pekat, lapisan dibiarkan terpisah.

7. Uji liberman buchard untuk kolesterol


Kolesterol sebanyak 2 ml dan kloroform (dari percobaan salkowski)
dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 10 tetes asam asetat pekat
dan 2 tetes H2SO4 pekat.
8. Uji Noda
Lemak atau minyak dapat membentuk noda translucent sehingga kertas tulis
yang tidak tembus pandang menjadi semi transparan. Noda yang terbentuk
biasanya semakin melebar setelah disirami air dan dikeringkan.
9. Uji Penyabunan
Lemak/minyak dapat terhidrolisis lalu menghasilkan asam lemak dan gliserol.
Proses hidrolisis yang disengaja biasa dilakukan dengan penambahan basa kuat
seperti NaOH dan KOH, melalui pemanasan dan menghasilkan gliserol dan
sabun. Proses hidrolisis minyak oleh alkali disebut reaksi penyabunan atau
saponifikasi. Lemak/minyak merupakan asam karboksilat/asam alkanoat jenuh
alifatis (tidak terdapat ikatan rangkap C=C dalam rantai alkilnya, rantai lurus,
panjang tak bercabang) dengan gugus utama –COOH dalam bentuk ester/gliserida
yaitu sesuatu jenis asam lemak atau beberapa jenis asam lemak dengan gliserol
suhu tinggi (Yulianto, 2011).

10
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
PENUNTUN [PRAKTIKUM BIOKIMIA]

ANALISIS KUALITATIF VITAMIN C

A. Tujuan :
Setelah Perkuliahan Mahasiswa diharapkan mampu :
1. Memahami Vitamin C pada makanan
3. Menjelaskan prinsip analisa Vitamin C

B. Materi Perkuliahan
Vitamin merupakan salah satu molekul organik yang sangat diperlukan tubuh
untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin ini
tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang cukup, oleh karena itu
harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi. Dalam bahan pangan
terdapat vitamin dalam jumlah yang relatif sangat kecil dan terdapat dalam bentuk
yang berbeda-beda, diantaranya ada berbentuk provitamin atau bahan dasar
vitamin yang dapat diubah dalam tubuh menjadi vitamin yang aktif. Dalam
larutan air vitamin C mudah teroksidasi, terutama apabila dipanaskan, kehilangan
vitamin C sering terjadi pada pengubahan, pengeringan dan cahaya. Vitamin yang
tergolong larut dalam air adalah vitamin C dan vitamin B kompleks. Vitamin C
dapat terbentuk sebagai asam L-askorbat dan asam L-dehidro-askorbat, dimana
keduanya mempunyai kereaktifan sebagai vitamin C. Asam askorbat sangat
mudah teroksidasi secara reversibel menjadi asam Ldehid roaskorbat. Asam L
dehidro askorbat secara kimia sangat labil dan dapat mengalami perubahan lebih
lanjut menjadi asam L-diketogulonat yang tidak memiliki kereaktifan vitamin C.
Vitamin C disintesis secara alami baik dalam tanaman maupun hewan dan
mudah dibuat secara sintesis dari gula dengan biaya yng sangat rendah. Vitamin C
adalah vitamin yang paling tidak satbil dari semua vitamin dan mudah rusak
selama proses penyimpanan. Penyakit atau gejala yang tamak karena disebabkan
oleh defisiensi vitamin C adalah skorbut atau pendarahan gusi, mudah terjadi luka
dan infeksi tubuh, hambatan pertumbuhan pada bayi dan anak-anak, pertumbuhan
tulang yang tiak normal pada bayi dan anak-anak serta kulit mudah ngelupas.
Sumber vitamin C adalah sayuran bewarna hijau, buahbuahan. Namun pada buah
buahan tidak selalu terkandung vitamin C dalam buah tersebut karena asam
disebabkan oleh asam-asam lain yang terdapat dalam buah bersama dengan
vitamin

1. Uji sifat reduksi vitamin C terhadap reagen benedict


Prosedur Kerja :
Sediakan dua tabung reaksi. Masukkan masing-masing 2,5 ml reagen benedict.
Tambahkan pada tabung pertama 4 tetes larutan vitamin C dan pada tabung
kedua tambahkan 4 tetes larutan glukosa. Didihkan dalam penangas air selama

11
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
PENUNTUN [PRAKTIKUM BIOKIMIA]

5 menit atau dengan apai spritus dan tunggu selama 3 menit. Perhatikan
endapan merah bata pada kedua tabung.
2. Sebanyak 2 ml larutan sampel dalam tabung reaksi ditambahkan larutan
metilen biru kemudian dihangatkan hingga 40oC. Hasil positif ditandai dengan
terbentuknya warna biru tua yang dalam waktu 3 menit berubah menjadi warna
biru muda kemudian lama kelamaan warna menghilang sehingga menjadi
berwarna lembayung.
3. Reaksi dengan Besi (III) Klorida terhadap 5 ml larutan uji dalam tabung reaksi
yang menghasilkan warna ungu.
4. Sebanyak 5 ml larutan sampel dimasukkan ke dsalm tabung reaksi. Kemudian
ditambahkan KMnO4 0.1% (b/v) sehingga terbentuk warna kecoklatan dan
perlahan akan menghilang.

DAFTAR PUSTAKA
Bollag, D.M., Rozycki, M.D. and Edeistein, S.J.,2016. Protein Methods, 2nd
ed.,AJohn Wiley & Sons, Inc,Pub, New York.
Boyer, R.F., 2015, Modern Experimental Biochemistry, 2nd ed, The Benyamin
Cummings Publishing Company, Inc, California.
Hadi, Abdul. 2013. Pengertian, fungsi dan metabolisme lemak. Melalui :
http://softilmu.blogspot.com/2013/07/pengertian-dan-fungsi-lemak.html
(diakses pada 21 September 2014, pukul 15.12)
Hardjasasmita, Pantjita. 2002.Ikhtisar Biokimia Dasar. Jakarta: Balai Penerbit
FKU
Maulana, Ferro. 2014. Manfaat ikan untuk kesehatan. Melalui :
http://www.fitnessformen.co.id/article/4/2014/1195-Manfaat-Ikan-untuk-
Kesehatan (diakses pada 21 September 2014, pukul 14.50)

12
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
PENUNTUN [PRAKTIKUM BIOKIMIA]

Mulyani, Sri. 2014. Metabolisme lipid. Melalui :


http://haniifadly.files.wordpress.com/2011/03/lipid.pdf (diakses pada 21
September 2014, pukul 16.23)
Panil, Zulbadar . 2007. Memahami Teori dan Praktik Biokimia Dasar Medis untuk
Mahasiswa Kedokteran, Keperawatan, Gizi dan Analis Kesehatan. Jakarta:
EGC.
Riawan M. 2010. Minyak Sumber Penanganan, Pengelolaan, dan Pemurnian.
Bandung: ITB.
Saitama, Akbar. 2013. Metabolisme lipid. Melalui :
blog.ub.ac.id/akbarsaitama/2012/09/09/metabolisme-lipid/comment-page-
14/ (diakses pada 21 September 2014, pukul 14.24)
Sartika RAD. 2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan Asam Lemak
Trans terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Vol 2(4):
154-160.
Sistiawan W. 2011. Modul Praktikum Biokimia. Sukabumi: UMMI Press.
Staf Biokimia, 2017. Penuntun Praktikum Biokimia. Jurusan Kimia, UNPAD,
Bandung
Sumarlin LO. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia. Sukabumi: UMMI Press.
Yulianti P. 2011. Kelarutan dan Reaksi Penyabunan pada Lemak/Minyak.
http://petrusyulianto.blogspot.com/2011/09/kelarutan-dan-reaksi-
penyabunan-pada.html.

13
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

Anda mungkin juga menyukai