BIOKIMIA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunianya sehingga buku penuntun praktikum ini dapat diselesaikan dengan tepat
waktu. Buku Penuntun Praktikum Biokimia ini disusun untuk membantu dan
mewadahi mahasiswa/i dalam melaksanakan proses pembelajaran dalam
melaksanakan praktikum biokimia di Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
Penulis
i
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
PENUNTUN [PRAKTIKUM BIOKIMIA]
DAFTAR ISI
Judul Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT 1
ANALISIS KUALITATIF PROTEIN 4
ANALISIS KUALITATIF LEMAK 7
ANALISIS KUALITATIF VITAMIN C 11
DAFTAR PUSTAKA 12
ii
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
PENUNTUN [PRAKTIKUM BIOKIMIA]
1. Uji Molisch
Uji Molisch untuk mengidentifikasi Karbohidrat (Monosakarida, disakarida,
dan polisakarida) dalam suatu bahan. Uji Molisch dinyatakan positif mengandung
karbohidrat jika muncul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara
furfural atau hidroksimetil furfural dengan a-naftol dalam pereaksi molisch.
a. Prinsip
Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat.
Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan
dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa fulfural. Uji positif jika muncul cincin
merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil
furfural dengan a-naftol dalam pereaksi molish. Uji molisch adalah uji kimia
kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat.
b. Cara Kerja
1. Masukkan 15 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 3 tetes pereaksi Molisch.
3. Tabung reaksi dimiringkan lalu dialirkan 1 mL H2SO4 pekat melalui dinding
tabung.
4. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas
antara kedua lapisan
2. Uji Benedict
Uji Benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat)
pereduksi (yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas). Gula pereduksi
meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa,
glukosa dan maltosa. Uji positif ditandai dengan terbentuknya endapan merah
bata, kadang disertai dengan larutan yang berwarna hijau, merah, atau orange.
a. Prinsip :
Gula atau karbohidrat yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas akan
mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis menjadi Cu+ dan akan mengendap
sebagai Cu2O berwarna merah bata. Biasanya pereaksi benedict ditambahkan
beberapa reagent yaitu zat pengompleks seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah
terjadinya pengendapan CuCO3. Senyawa Karbonat berasal dari penambahan
Natrium Karbonat.
b. Cara kerja
1. Masukkan sampel karbohidrat kedalam tabung reaksi
2. Tambahkan 2 mL pereaksi Benedict, kemudian dikocok.
1
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
PENUNTUN [PRAKTIKUM BIOKIMIA]
3. Uji Seliwanoff
Uji Seliwanoff bertujuan untuk mengeahui adanya ketosa (karbohidrat yang
mengandung gugus keton). Pada pereaksi seliwanoff, terjadi perubahan oleh HCl
panas menjadi asam levulinat dan 4- hidroksilmetilfurfural. Jika dipanaskan
karbohidrat yang mengandung gugus keton akan menghasikan warna merah pada
larutannya. Disakarida sukrosa yang mudah dihidrolisa menjadi glukosa dan
fruktosa member reaksi positif dengan uji Seliwanoff. Glukosa dan karbohdrat
lain dalam jumlah banyak dapat juga memberi warna yang sama.
a. Prinsip :
Dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hodroksimetilfurfural dan
dengan penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk senyawa
kompleks berwarna merah oranye.
b. Cara kerja
1. Masukkan sampel ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 10 tetes pereaksi Seliwanoff
3. Tabung dididihkan dalam penangas air selama 1 menit.
4. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya larutan berwarna merah.
4. Uji Barfoed
Uji ini untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan jalan
mengontrol kondisi-kondisi percobaan, seperti pH dan waktu pemanasan. Pada
analisa ini, karbohidrat direduksi pada suasana asam. Disakarida juga akan
memberikan hasil positif bila didihkan cukup lama hingga terjadi hidrolisis.
a. Prinsip
Ion Cu2+ (dari pereaksi Barfoed) dalam suasana asam akan direduksi lebih
cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan
endapan Cu2O berwarna merah bata.
b. Cara kerja
1. Masukkan 1 ml sampel karbohidrat ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 1 ml pereaksi barfoed, kemudian dikocok.
3. Masukkan tabung kedalam penangas air selama 3 menit.
2
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
PENUNTUN [PRAKTIKUM BIOKIMIA]
5. Uji Iodium
Uji iod bertujuan untuk mengidentifikasi polisakarida. Uji iod juga dapat
membedakan amilum dengan nitrogen. Reaksi antara polisakarida dengan iodin
membentuk rantai poliiodida. Polisakarida umumnya membentuk rantai heliks
(melingkar), sehingga dapat berikatan dengan iodin, sedangkan karbohidrat
berantai pendek seperti disakarida dan monosakaraida tidak membentuk struktur
heliks sehingga tidak dapat berikatan dengan iodin.
a. Prinsip
Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks adsorpsi
berwarna yang spesifik. Amilum atau pati dengan iodium menghasilkan warna
biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur, sedangkan glikogen dan
sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan iodium membentuk warna
cokelat.
b. Cara kerja
1. Masukkan 3 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi.
2. Ditambahkan 2 tetes larutan iodium.
3. Diamati perubahan warna yang terjadi.
6. Uji Bial
Uji bial untuk menguji adanya gula pentose. Pemanasan pentose dengan HCl
pekat akan menghasilkan furfural yang berkondensasi dengan orcinol dan ion feri.
Hasil pemanasan akan menghasilkan warna biru hijau yang menunjukkan adanya
gula pentosa.
a. Prinsip
Dehidrasi pentosa oleh HCl pekat menghasilkan furfural dengan penambahan
orsinol (3.5-dihidroksi toluena) akan berkondesasi membentuk senyawa kompleks
berwarna biru.
b. Cara kerja
1. Masukkan 5 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 10 tetes peraksi Bial dan 2 tetes HCl pekat
3. Campurlah dengan baik, lalu dipanaskan di atas api kecil sampai timbul
gelembung-gelembung gas dipermukaan larutan.
4. Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk. Terbentuknya warna biru
menunjukan adanya pentosa.
3
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
PENUNTUN [PRAKTIKUM BIOKIMIA]
DASAR TEORI :
Asam amino adalah senyawa organik yang merupakan satuan penyusun protein
yang mempunyai gugus amino dan karboksilat. Oleh karena itu asam amino
mempunyai sifatsifat asam maupun basa.
NH2
|
R - CH – COOH
4
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
PENUNTUN [PRAKTIKUM BIOKIMIA]
2. Uji Ninhidrin
Ninhidrin merupakan reagen pengoksidasi yang sangat kuat, akan bereaksi dengan
semua asam alfa-amino pada pH antara 4 sampai 8 membentuk senyawa berwarna
ungu. Reaksi ini juga positif untuk amina primer atau amonia tanpa adanya CO2
yang dibebaskan. Asam imino, prolin dan hidroksi prolin dengan ninhidrin
memberikan warna kuning. Reaksi ini sangat sensitif dan sesuai untuk penentuan
asam amino secara kuantitatif.
Reagen dan bahan :
Asam amino (1g/L): glisin ; tyrosin; tryptofan; asam glutamat; prolin; kasein.
Prosedur :
Masukkan 1 mL larutan asam amino ke dalam tabung reaksi, netralkan, kemudian
tambahkan 5 tetes larutan Nynhidrin dan masukkan dalam penangas air selama 2
menit.
3. Reaksi Xanthoprotein
Asam amino yang mengandung inti aromatik akan membentuk derivat nitro
apabila dipanaskan dalam asam nitrat pekat, dan akan terbentuk garam berwarna
jingga.
Reagen dan bahan :
Asam amino (1 g/L): glisin; tyrosin; triptofan dan fenil alanin. Fenol 1 g/L, HNO3
pekat, NaOH 10 M
Prosedur :
Tambahkan 0,5 mL asam nitrat pekat ke dalam 0,5 mL asam amino, dinginkan
dan amati perubahan warna. Kemudian tambahkan larutan NaOH secukupnya
untuk memberi suasana basa. Reaksi positif ditunjukkan dengan perubahan warna
kuning menjadi warna jingga terang. Bandingkan uji di atas dengan menggunakan
larutan fenol.
4. Uji Biuret
Kupri sulfat dalam suasana basa bereaksi dengan senyawa yang mengandung 2
atau lebih ikatan peptida, akan menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna
ungu. Intensitas warna yang dihasilkan tergantung pada banyaknya ikatan peptida
yang terdapat pada protein.
Reagen dan bahan :
CuSO4.5H2O 10 g/L , NaOH 10 N, Protein (5g/L): albumin; kasein; gelatin;
pepton
Prosedur :
Kasein dilarutkan dalam NaOH sedikit encer dan protein yang lain dalam larutan
saline. Tambahkan 5 tetes larutan kuprisulfat (CuSO4) ke dalam tabung reaksi
yang telah berisi 2 mL larutan protein, kemudian ditambah 2 mL NaOH, kocok
dan catat warna yang terjadi.
5
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
PENUNTUN [PRAKTIKUM BIOKIMIA]
6
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
PENUNTUN [PRAKTIKUM BIOKIMIA]
7
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
PENUNTUN [PRAKTIKUM BIOKIMIA]
senyawa lainnya seperti fosfat, asam amino, basa organik, seperti kolin atau
betain. Lemak majemuk mengandung listrik atau paling tidak mempunyai
pengkutuban muatan dalam molekulnya, sehingga lebih mudah berinteraksi
dengan air. Turunan lemak yaitu berbagai senyawa yang diperoleh dari hidrolisis
atau pemecahan kedua jenis lemak terdahulu, yang termasuk dalam kelompok ini
adalah gliserol dan berbagai alkohol lain yang ikut menyusun lemak, asam lemak
dengan ikatan rangkap (ikatan tak jenuh) dan asam lemak tanpa ikatan rangkap
(jenuh) (Sistiawan, 2011).
Terdapat berbagai macam uji yang berkaitan dengan lipid yang meliputi
analisis analisis kualitatif maupun kuantitatif. Uji-uji kualitatif lipid diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Uji Kelarutan Lipid
Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terhadap
berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat
kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan kedalam pelarut polar maka hasilnya
lipid tersebut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar
sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar.
Uji Kelarutan. Sebanyak 2 mL pelarut dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
ditambahkan bahan percobaan dengan jumlah yang sama, bahan percobaan yang
digunakan yaitu air, eter, kloroform, asam HCL, NaOH, etanol panas dan etanol
dingin. Bahan percobaan yang digunakan, minyak sawit, lemak hewan, mentega,
margarin, gliserol asam palmitat, dan asam stearat.
2. Uji Ketidakjenuhan
Sebanyak 1 mL bahan percobaan kedalam tabung reaksi, tambahkan klorofom
1 mL, kocok sampai bahan terlarut. Setelah itu, tetesi pereaksi Iod Hubl sambil
dikocok dan amati perubahan yang terjadi. Uji ini dilakukan terhadap minyak
sawit, asam stearat, dan asam oleat.
8
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
PENUNTUN [PRAKTIKUM BIOKIMIA]
4. Uji ketengikan
Bahan percobaan minyak kelapa, minyak kelapa tengik, lemak hewan,dan
mentega dimasukkan kedalam erlenmeyer 100 ml, ditambahkan 5 ml HCl
pekat,kertas saring dicellupkan kedalam floroglusinol dan sumbat karet, serbuk
CaCO3 dimasukkan dan disumbat dengan sumbat karetyang dijepitkan dengan
floroglusinol sehingga kertasnya tergantug, dibiarkan selama 10-20 menit,
perubahan diamati pada kertas.
9
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
PENUNTUN [PRAKTIKUM BIOKIMIA]
10
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
PENUNTUN [PRAKTIKUM BIOKIMIA]
A. Tujuan :
Setelah Perkuliahan Mahasiswa diharapkan mampu :
1. Memahami Vitamin C pada makanan
3. Menjelaskan prinsip analisa Vitamin C
B. Materi Perkuliahan
Vitamin merupakan salah satu molekul organik yang sangat diperlukan tubuh
untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin ini
tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang cukup, oleh karena itu
harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi. Dalam bahan pangan
terdapat vitamin dalam jumlah yang relatif sangat kecil dan terdapat dalam bentuk
yang berbeda-beda, diantaranya ada berbentuk provitamin atau bahan dasar
vitamin yang dapat diubah dalam tubuh menjadi vitamin yang aktif. Dalam
larutan air vitamin C mudah teroksidasi, terutama apabila dipanaskan, kehilangan
vitamin C sering terjadi pada pengubahan, pengeringan dan cahaya. Vitamin yang
tergolong larut dalam air adalah vitamin C dan vitamin B kompleks. Vitamin C
dapat terbentuk sebagai asam L-askorbat dan asam L-dehidro-askorbat, dimana
keduanya mempunyai kereaktifan sebagai vitamin C. Asam askorbat sangat
mudah teroksidasi secara reversibel menjadi asam Ldehid roaskorbat. Asam L
dehidro askorbat secara kimia sangat labil dan dapat mengalami perubahan lebih
lanjut menjadi asam L-diketogulonat yang tidak memiliki kereaktifan vitamin C.
Vitamin C disintesis secara alami baik dalam tanaman maupun hewan dan
mudah dibuat secara sintesis dari gula dengan biaya yng sangat rendah. Vitamin C
adalah vitamin yang paling tidak satbil dari semua vitamin dan mudah rusak
selama proses penyimpanan. Penyakit atau gejala yang tamak karena disebabkan
oleh defisiensi vitamin C adalah skorbut atau pendarahan gusi, mudah terjadi luka
dan infeksi tubuh, hambatan pertumbuhan pada bayi dan anak-anak, pertumbuhan
tulang yang tiak normal pada bayi dan anak-anak serta kulit mudah ngelupas.
Sumber vitamin C adalah sayuran bewarna hijau, buahbuahan. Namun pada buah
buahan tidak selalu terkandung vitamin C dalam buah tersebut karena asam
disebabkan oleh asam-asam lain yang terdapat dalam buah bersama dengan
vitamin
11
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
PENUNTUN [PRAKTIKUM BIOKIMIA]
5 menit atau dengan apai spritus dan tunggu selama 3 menit. Perhatikan
endapan merah bata pada kedua tabung.
2. Sebanyak 2 ml larutan sampel dalam tabung reaksi ditambahkan larutan
metilen biru kemudian dihangatkan hingga 40oC. Hasil positif ditandai dengan
terbentuknya warna biru tua yang dalam waktu 3 menit berubah menjadi warna
biru muda kemudian lama kelamaan warna menghilang sehingga menjadi
berwarna lembayung.
3. Reaksi dengan Besi (III) Klorida terhadap 5 ml larutan uji dalam tabung reaksi
yang menghasilkan warna ungu.
4. Sebanyak 5 ml larutan sampel dimasukkan ke dsalm tabung reaksi. Kemudian
ditambahkan KMnO4 0.1% (b/v) sehingga terbentuk warna kecoklatan dan
perlahan akan menghilang.
DAFTAR PUSTAKA
Bollag, D.M., Rozycki, M.D. and Edeistein, S.J.,2016. Protein Methods, 2nd
ed.,AJohn Wiley & Sons, Inc,Pub, New York.
Boyer, R.F., 2015, Modern Experimental Biochemistry, 2nd ed, The Benyamin
Cummings Publishing Company, Inc, California.
Hadi, Abdul. 2013. Pengertian, fungsi dan metabolisme lemak. Melalui :
http://softilmu.blogspot.com/2013/07/pengertian-dan-fungsi-lemak.html
(diakses pada 21 September 2014, pukul 15.12)
Hardjasasmita, Pantjita. 2002.Ikhtisar Biokimia Dasar. Jakarta: Balai Penerbit
FKU
Maulana, Ferro. 2014. Manfaat ikan untuk kesehatan. Melalui :
http://www.fitnessformen.co.id/article/4/2014/1195-Manfaat-Ikan-untuk-
Kesehatan (diakses pada 21 September 2014, pukul 14.50)
12
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
PENUNTUN [PRAKTIKUM BIOKIMIA]
13
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM