brigitawindasari@gmail.com
Abstrak : This study focuses on the concept of Ki Hajar Dewantara's thinking for its relevance to
education in Mi at this time. MI. Practically, this research is expected to provide clarity on the concept
of education according to Ki Hajar Dewantara, thus providing a bright spot on its relevance to education
at MI today, and can contribute to finding solutions to the problems that are being faced by the
Indonesian nation. This research is a qualitative research with the type of library research, namely
exploring Ki Hajar Dewantara's thoughts on education. The data collection technique that the author
uses is to collect books, journals and others related to the subject matter. The data that has been
collected was analyzed using descriptive methods, namely research methods that seek to reveal the
facts of an event, object, activity, and process. The results of this study indicate that Ki Hajar's
educational concept is still relevant today. Judging from his thoughts in accordance with the
concepts that are still being implemented, namely education and teaching which is a deliberate effort
to liberate the outer and inner aspects of humans.
Keywords: Education Concept, Ki Hajar Dewantara, Madrasah Ibtidaiyah
Abstrak : Penelitian ini mempunyai fokus pada konsep pemikiran ki Hajar Dewantara untuk
hubungannya terhadap pendidikan di Mi pada saat ini. Penelitian ini secara teori ingin menyumbanngkan
pemikiran terhadap pendidikan di MI khususnyya dan kepada masyarakat secara uumuumnya,
khususnya dapat mengembangkan wawasan pengetahuan dan pola fikir para pendidik di tingkat MI.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kejelasan mengenai konsep pendidikan
menurut Ki Hajar Dewantara, sehingga memberikan titik terang atas relevansinya dengan
pendidikan di MI saat ini, serta dapat memberikan sumbangsih dalam mencarikan solusi atas
permasalahan yang tengah dihadapi bangsa Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
dengan jenis penelitian kepustakaan (library research) yaitu menggali pemikiran Ki Hajar
Dewantara tentang pendidikan. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah dengan
mengumpulkan buku, jurnal dan lainnya yang terkait dengan pokok pembahasan. Data yang telah
terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif yaitu metode penelitian yang berusaha
mengungkap fakta suatu kejadian, objek, aktivitas, dan proses. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa konsep pendidikan Ki Hajar tersebut masih relevan hingga saat ini. Dilihat dari pemikiran-
pemikiran beliau yang sesuai dengan konsep yang masih diimplementasikan yaitu pendidikan dan
pengajaran yang merupakan upaya yang disengaja untuk memerdekakan aspek lahiriah dan batiniah
manusia.
Kata Kunci : Konsep Pendidikan, Ki Hajar Dewantara, Madrasah Ibtidaiyah
Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara… Hera Dita Triwidianingsih
PENDAHULUAN
dan kerelevansinya terhadap pendidikan di Indonesia masa sekarang. Dengan tujuan agar
menemukan relevansi konsep pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah
METODE PENELITIAN/EKSPERIMEN
manusia. Kultur atau kebudayaan itu mempunyai berbagai macam sifat, tetapi
karena semuanya adalah adab, maka semua kebudayaan atau kultur itu selalu
bersifat tertib (Dewantara, 1967).
3. Buku ketiga yaitu membahas tentang Politik dan Kemasyarakatan. Isi buku ini
memuat tulisan mengenai politik antara tahun 1913-1922 yang menggegerkan
dunia imperialis Belanda, dan tulisan mengenai pemuda dan perjuangannya.
4. Buku keempat membahas tentang Riwayat dan Perjuangan Hidup Penulis: Ki
Hajar Dewantara yang menjabarkancerita kehidupan dan perjuangan hidup per-
intis dan pahlawan kemerdekaan Ki Hajar Dewantara (Utami, 2017).
dapat pula diartikan bahwa pendidikan pada tataran terdalam yang bercorak
religious
transfer of knowledge, akan tetapi inti dari tugas guru adalam mengembangkan,
mengarahkan dan memberikan motivasi.
E. Azas-azas Pendidikan
Dalam konsep pendidikan karakter menurut Ki Hajar Dewantara yang ditulis
oleh Puji Nur Utami penjelasan mengenai asas-asas tersebut yaitu Pertama, asas
kodrat alam atau asas tertib damai. Menurut Ki Hajar Dewantara, asas tersebut
adalah asas mengenai hak seseorang untuk mengatur dirinya sendiri dengan
mengingat tertibnya. Dalam konteks tersebut, pendidikan harus dilaksanakan dengan
maksud pemeliharaan atas dasar perhatian yang besar kepada kebebasan anak untuk
bertumbuh lahir batinnya sesuai dengan kodratnya. Dan secara kodratnya, fikiran
manusia itu bisa berkembang dan dengan pengembangan kemampuan berfikir
manusia secara sengaja itulah yang dipahami dan dimengerti sebagai pendidikan.
Kedua, asas kemerdekaan ini mengandung arti bahwa pengajaran berarti
mendidik peserta didik menjadi manusia yang memiliki kebebasan pada batinnya,
pikirannya, dan juga tenaganya. Dalam pemikiran beliau asas kemerdekaan
berkaitan dengan upaya membentuk peserta didik menjadi pribadi yang memiliki
kebebasan yang bertanggung jawab sehingga menciptakan keselarasan dengan
masyarakat.
Ketiga, asas kebudayaan ini berdasar pada keyakinan kodrati bahwa manusia
adalah makhluk berbudaya dan kebudayaan tersebut merupakan ciri khas seseorang.
Menurut Ki Hajar Dewantara, kebudayaan itu tidak memiliki bentuk abadi,
melainkan terus menerus berganti-ganti wujudnya. Salah satu penyebabnya adalah
karena bergantinya alam dan masa yakni sebagai petunjuk arah dan pedoman untuk
mencapai keharmonisan sosial di Indonesia.
Keempat, asas kebangsaan merupakan ajaran Ki Hajar Dewantara yang amat
penting sebagai bagian dari wawasan kemanusiaan. Dalam konteks tersebut, asas ini
diperjuangkan Ki Hajar Dewantara untuk mengatasi segala perbedaan yang tumbuh
dan berkembang berdasarkan daerah, suku, keurunan, ataupun keagamaan. Rasa
kebangsaan adalah bagian rasa kebatinan kita manusia, yang hidup dan dihidupkan
dalam jiwa kita dengan disengaja. Kehormatan bangsa adalah kehormatan diri
kemudian seterusnya.
Kelima, asas kemanusiaan yang pada dasanya mengandung makna
persahabatan antar bangsa-bangsa. Dalam konteks ini, ia menggaris bawahi
pentingnya bangsa Indonesia menjalin persahabatan dengan bangsa-bangsa lain.
Asas kemanusiaan ini boleh dipandang sebagai asas yang radikal sebab konsep
kemanusiaa itu merupakan akar dan sekaligus titik simpul bagi proses hidup yang
manusiawi. Padahal, kebutuhan manusia sangat beragam jenisnya termasuk
didalamnya pemenuhan harkat kemanusiaan.
Dasar belajar atau asas yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara dalam
perguruan taman siswa adalah panca dharma yaitu, asas kemerdekaan, asas kodrat
alam, asas kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas kemanusiaan seperti yang telah
diuraikan. Asas belajar Ki Hadjar Dewantara merupakan bentuk perlawanan pada
masa penjajahan. Asas tersebut dibentuk dengan tujuan agar manusia Indonesia pada
masa itu memiliki keberanian untuk membebaskan diri dari penjajahan. Hal tersebut
dapat dilihat dari karakteristik point yang lebih bersifat nasionalistik (Mujito, 2014).
Berbeda dengan prinsip belajar yang digunakan oleh Islam. Prinsip Islam
dibentuk berdasarkan pengembangan fitrah manusia. Namun, kedua pendapat
tersebut tidak bertentangan dengan pendapat Islam karena, hakikat dari pendapat Ki
Hadjar Dewantara ada dalam pendapat Islam.
pembelajaran harus mampu meningkatkan skill atau keterampilan siswa baik dalam
berpikir kritis, berkomunikasi dan kreatif.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Muthoifin, M., & Jinan, M. 2015. Pendidikan Karakter Ki Hadjar Dewantara: Studi
Kritis Pemikiran Karakter dan Budi Pekerti Dalam Tinjauan Islam. Jurnal Studi
Islam, 16(2), 171.
Samho, B., & Yasunari, O. 2010. Konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan
Tantangan-Tantangan Implementasinya di Indonesia Dewasa Ini. Universitas
Katolik Parahyangan Bandung.
Subandi, S. 2017. Menderadikalisasi Faham Radikal Melalui Pendidikan Multikultural
dan Karakter Lokal di Lampung. FIKRI: Jurnal Kajian Agama, 2(2), 457–484.
Sugiarta, I. M., Mardana, I. B. P., Adiarta, A., & Artanayasa, I. W. 2019. Filsafat
Pendidikan Ki Hajar Dewantara (Tokoh Timur). Jurnal Filsafat Indonesia, 2(3),
124–136.
Yanuarti, E. 2017. Pemikiran Pendidikan Ki. Hajar Deantara dan Relevansinya dengan
Kurikulum 13. Jurnal Penelitian, 11(2), 237–266.