Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

DAKWAH RASULULLAH PERIODE


MEKKAH DAN MADINAH

DISUSUN OLEH :
1. NOVITA SARI
2. ADITIA RAMADHAN

KELAS : X.4
JURUSAN : MULTI MEDIA

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


SMK PGRI 2 BELITANG III
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah yang berjudul "Dakwah Rasulullah SAW Periode Mekah dan Madinah"
dengan baik. Makalah ini berisikan tentang sejarah dan strategi dakwah
Rasulullah SAW periode Mekah dan Madinah.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT meridhai
segala usaha kami. Amin.

Belitang, Mei 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN........................................................................................ i

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 1
C. Tujuan......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Dakwah Rasulullah SAW Periode Mekah................................................. 2


B. Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah .............................................. 10

BAB III PENUTUP

Kesimpulan....................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 21

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam setelah beliau
dimuliakan oleh Allah dengan nubuwwah dan risalah terbagi menjadi dua periode
yang masing-masing memiliki keistimewaan tersendiri secara total, yaitu:

PERIODE MEKKAH : berlangsung selama lebih kurang 13 tahun

PERIODE MADINAH : berlangsung selama 10 tahun penuh

Dan masing-masing periode mengalami beberapa tahapan sedangkan


masing-masing tahapan memiliki karakteristik tersendiri yang menonjolkannya
dari yang lainnya. Hal itu akan tampak jelas setelah kita melakukan penelitian
secara seksama dan detail terhadap kondisi yang dilalui oleh dakwah dalam kedua
periode tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana  Dakwah Rasulullah Saw Periode Mekah
2. Bagaimana  Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah

C. Tujuan
1. Mengetahui Dakwah Rasulullah Saw Periode Mekah
2. Mengetahui Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dakwah Rasulullah SAW Periode Mekah


1.    Penyebaran Islam Di Mekah
a. Muhammad SAW menjadi Nabi dan Rosul
Ketika menginjak usia 40 tahun, tepatnya malam 17 Ramadhan atau 6
Agustus 610 M, di waktu Muhammad Saw. sedang berkontemplasi di Gua
Hira, Malaikat Jibril datang membawa wahyu dan menyuruh Muhammad
saw. untuk membacanya, yaitu surat Al’Alaq ayat 1-5.
Inilah wahyu pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW yang juga penobatan Beliau sebagai nabi dan rosul bagi
seluruh umat manuusia dan tugasnya untuk berdakkwah. Kejadian ini
diceritakan kepada isterinya, Khadijah dan saat itu juga Khadijah
mengimaninya. Dialah orang yang pertama beriman dan masuk Islam.
Pengangkatan Muhammad SAW menjadi Rosul dibenarkan oleh pendeta
Nasrani yang bernama Waraqah bin Naufal. Dua setengah tahun kemudian,
Rosulullah SAW mwnerima wahyu yang kedua, yaitu surat Al- Muddassir
ayat 1-7.
Dengan turunnya wahyu tersebut, maka jelaslah misi dakwah yang
harus Rosulullah SAW lakukan dalam menyampaikan risalahnya. Misi
tersebut antara lain mengajak manusia menyembah Allah Yang Maha Esa,
yang tidak beranak dan tidak pula di peranakkan serta tidak ada sekutu bagi-
Nya. Hal inilah permulaan perintah menyiarkan agama Allah kepada Seluruh
Umat Manusia.
b. Dakwah Rosulullah
Dakwah Rosulullah memiliki dua karakter yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang terdapat di lingkungan masyarakat Mekah. Syiar
yang dilakukan beliau antara lain adalah secara sembunyi-sembunyi dan
secara terang-terangan.

2
1) Menyiarkan Islam secara Sembunyi-Sembunyi
Sesudah menerima wahyu kedua yang menjelaskan tugas atas
dirinya, mulailah beliau berdakwahsecara sembunyi-sembunyi dan
menyeru keluarganya yang terdekat. Mereka ada yang tinggal satu rumah
dan sahabat-sahabat terdekat. Seorang demi seorang di berikan
pemahaman agar mereka meninggalkan agama berhala dan hanya
menyembah Allah yang Maha Esa. Berikut nama-nama yang mula-mula
beriman kepada Rosulullah SAW:
a) Siti Khadijah (Isteri Rosulullah SAW)
b) Ali bin Abi Thalib (masih sangat muda) putra paman Rosulullah
SAW, Abu Thalib
c) Zaid bin Harisah, budak Rosulullah SAW yang kemudian menjadi
anak angkat
d) Abu Bakar Siddik (sahabat Rosulullah SAW)
Melalui Abu Bakar, banyak orang-orang yang memeluk Islam,
antara lain Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqqas,
Abdurrahman bin Auf, Talhah bin Ubaidillah, dan lain-lain. Mereka di
beri gelar As Sabiqunal Awwalun, yaitu orang-orang yang terdahulu atau
pertama-tama masuk islam. Mereka mendapatkan pelajaran tentang islam
dari Rosulullah SAW secara langsung ditempat yang tersembunyi dirumah
Arqam bin Abil Arqam di kota Mekah.
2) Menyiaarkan Islam secara Terang-Terangan
Nabi Muhammad SAW melakukan da’watul afrad , yaitu ajakan
memeluk islam secara diam-diam atau sembunyi-sembunyi dari satu
rumah ke rumah lain selama tiga tahun. Kemudian turunlah surat Al Hijr
ayat 94 yang memerintahkan Rosulullah agar menyerukan atau
menyiarkan agama Islam secara terang-terangan atau tidak lagi dilakukan
dengan cara sembunyi-sembunyi. Sejak saat itulah, Muhammad SAW
menyeru kaumnya secara umum ditempat-tempat terbuka agar manusia
menyembah hanya kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa dan tidak

3
menyekutukan-Nya. Seruan yang bersifat umum ini awalnya di tunjukan
kepada :
a) Kerabat-kerabatnya
b) Penduduk Mekah diberbagai lapisan masyarakat, baik bangsawan,
hartawan, maupun hamba sahaya, tidak terkecuali dai kalangan
bangsa quraisy
c) Kabilah-kabilah Arab dari berbagai daerah yang datang ke Mekah
untuk mengerjakan haji.
Pada mulanya mereka menganggap dakwah nabi Muhammad
SAW sebagai :
a) Gerakan yang tidak mempunyai dasar dan tujuan
b) Gerakan yang tidak akan bertahan lama
c) Gerakan yang tidak perlu diacuhkan
d) Gerakan yang di pimpin oleh Muhammad SAW dan Beliau di
anggap sudah tidak waras lagi (sakit jiwa).
Akan tetapi, dengan keyakinan dan bimbingan serta petunjuk Allah
SWT, gerakan dakwah Nabi Muhammad SAW semakin tersebar luas dan
pengikutnya semakin bertambah banyak. seruan Nabi Muhammad SAW
juga semakin tegas, lantang, ddan berani, bahkan memperjelas bahwa
sesembahan (berhala) mereka adalah suatu kekeliruan dan sangat
menyesatkan.

2.  Strategi Dakwah Rasulullah


Rasulullah Saw adalah contoh terbaik, dalam menggerakkan dan
mengelola dakwah. Keberhasilannya dalam mengajak manusia kepada agama
Allah, terhitung spektakuler. Bagaimana tidak, hanya dalam waktu 23 tahun
beliau berhasil mengajak seluruh bangsa Arab dalam pelukan Islam, yang
imbasnya secara alamiah dari generasi ke generasi Islam telah menyebar ke
seantero jagad. Jumlah populasi muslim dunia ,kini yang mencapai kurang lebih
1.5 milyar tak lepas dari kiprah beliau selama 23 tahun tersebut.

4
Bahasan di seputar keberhasilan dakwah, tak ada rujukan yang paling
pantas kecuali merujuk pada warisan sunnah yang telah ditinggalkan manusia
paling agung, yakni Muhammad Saw. Allah berfirman :
“Serulah kepada Allah atas dasar basyiroh, aku dan orang-orang yang
mengikutiku. Maha suci Allah, aku tiada termasuk orang-orang musyrik “ ( Yusuf
;108 )”
            Beberapa mufassir memberikan keterangan , yang dimaksud ‘ala basyiroh
pada ayat diatas adalah ‘ala sunnah atau ala ilmin , maknanya ; dakawah kepada
Allah hendaklah berdasar sunnah rasul-Nya. Perintah ini sangatlah logis, sebab
telah terbukti dalam lembar sejarah Muhammad Saw sebagai rasul terakhir benar-
benar telah berhasil dengan gemilang menjadikn Islam sebagai rahmatan lil
alamin. Dan tak berlebihan kalau kemudian seorang peneliti barat Michael Hurt,
menempatkan Muhammad Saw pada urutan pertama dari 100 tokoh dunia yang
paling berpengaruh.
Pada tulisan ini, akan disajikan secara garis besar bagaimana rasulullah
Saw dalam meletakkan strategi dakwah, hingga pengaruhnya semakin meluas
sepanjang zaman. Fase Dakwah Rasulullah. Dalam catatan para sejarawan,
disepakati fase dakwah rasulullah secara global ada dua tahapan, dakwah sirriyah
dan dakwah jahriyyah. Dakwah sirriyah dijalaninya selama kurang lebih 3 tahun
di awal masa kenabian, sementara dakwah jahriyyah diawali setelah Allah
memerintahkan beliau dengan turunnya surat Al-Hijr ayat ; 92.
Keberhasilan dakwah rasulullah yang paling menonjol pada masa dakwah
sirriyah, dapat diringkas ada 3 strategi penting dan sangat mendasar , antara lain ;
a. Dakwah dengan cara rekruitment ( ad-da’wah ‘alal isthifa’ ).
Dari sekian banyak masyarakat quraisy, yang dibidik pertama
rasulullah pada masa ini meliputi ; dari kalangan wanita istrinya sendiri
Khadijah, dari kalangan remaja Ali bin Abi Thalib, dan dari kalangan pemuka
dan tokoh masyarakat adalah Abu Bakar As-shidiq. Ketiga tokoh ini ,
memang menjdi titik strategis dalam menentukan perjalanan dakwah
rasulullah berikutnya, terutama peran Khadijah yang mendukung total
dakwah beliau dengan pertaruhan total seluruh harta dan jiwanya, dan peran

5
Abu Bakar yang mampu melebarkan dakwah ke kalangan para elit quraisy.
Menurut keterangan seorang sejarawan yang bernama Ibnu Ishak, masuk
Islamnya Abu Bakar ( Ibnu Qohafah ) tak lama kemudian berhasil digandeng
pemuka-pemuka quraisy ke dalam barisan dakwah rasulullah, antara lain ;
Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwam , Saad bin Abi
Waqas dan Thalhah bin Ubaidillah. Keenam sahabat inilah yang memiliki
peran penting dalam membentuk generasi assabiquunal awwalun ( generasi
pertama Islam ).
b. Dakwah dengan memberdayakan kaum wanita.
Peran wanita di masa awal dakwah terus diberdayakan oleh rasulullah,
karena kaum wanita sesungguhnya memiliki kekuatan dahsyat, bila ini
diperdayakan untuk gerakan dakawah akan menghasilkan hasil yang sangat
pesat. Pada konteks ini, yang menjadi titik sentral adalah peran Khadijah yang
berhasil mendidik putri-putri Rasulullah , mendukung dakwah beliau. Peran
kedua dijalankan oleh Asma binti Abu Bakar , yang menjadi pahlawan pada
perjalanan hijrah beliau ke Madinah. Dari kedua wanita iilah secara bertahap
wanita-wanita terkemuka quraisy , masuk Islam diantaranya bibi Rasulullah
dari jalur bapaknya.
c. Dakwah difokuskan pada pembinaan aqidah.
Pembinaan aqidah pada masa awal risalah difokuskan di rumah salah
seorang sahabat yang bernama Arqom bin Abil Arqom, di pinggiran kota
Makkah. Inilah tempat pendadaran dan penggemblengan sejumlah sahabat
utama rasulullah. Di rumah ini pulalah Umar bin Khattab diislamkan
Rasulullah. Di rumah ini pullalah sahabat Mus’ab bin Umair dididik
rasulullah, yang nantinya sahabat ini dipercaya rasullah membuka dakwah di
kota Yastrib. Kemudian pada fase dakwah jahriyyah, point-point penting
yang mendorong keberhasilan dakwah rasulullah,antara lain ;
1) Dakwah kepada kerabat ( da’watul aqrobin ).
Media pertemuan-pertemuan keluarga dijadikan sarana rasulullah
untuk mengajak kaum kerabatnya yang tergolong kelas pemimpin di
mata masyarakat quraisy. Pada masa ini , berhasil direkrut dua paman

6
rasulullah yang menjadi pembela dakwah beliau , pertama Abu Thalib ,
meski belum mau menerima ajaran Islam , namun inilah palang pintu
utama rasulullah dalam menghadapi intimidasi kaum quraisy. Kedua ,
Hamzah bin Abdul Mutholib, selain telah menerima ajaran Islam , beliau
inilah yang menjadi palang pintu kedua rasulullah dalam menghadapi
intimidasi dari Abu Jahl dan Abu Lahab. Ketokohan Hamzah bin Abdul
Mutholib dari sisi keparajuritan di mata masyarakat quraisy, jelas
memperkuat posisi dakwah rasul di Makkah saat itu.
2) Dakwah dengan menggunakan media umum ( dakwah ‘ammah ).
Media –media umum yang bisa dipergunakan untuk dakwah tak
luput dari perhatian rasulullah dalam menegakkan dakwah risalah. Pada
masa ini yang perlu digaris bawahi adalah dipergunakannya momentum
haji oleh rasulullah untuk dakwah, hingga berhasil bergabung dalam
barisan dakwah beliau 12 orang dari suku Aus dan Khazroj dari Madinah
pada musim haji. Pada musim haji berikutnya , 12 orang ini membawa 70
orang dari Madinah yang bersedia masuk Islam dan setia membela rasul
dalam perjuangan dakwahnya. Peristiwa inilah yang dikenal dalam
sejarah dengan sebutan Ba’aitul aqobah pertama dan Ba’aitul aqobah
kedua.
3) Dakwah dengan tulisan ( surat )
Rasulullah tidak meninggalkan peran dunia tulis menulis dalam
dakwahnya, meskipun beliau ditakdirkan sebagai seorarng yang buta
huruf, lewat parea sahabatnya beliau menggunakan tulisan untuk
menjangkau sasaran dakwah yang sangat jauh. Seperti beliau mengirim
surat kepada para raja, untuk diajak beriman kepada Allah. Diantaranya
yang berhasil masuk Islam adalah raja Najasi di Habasyah ( Ethiophia –
Afrika ), yang dalam perjalanan dakwah Islam raja Najasyi kontribusinya
tidak kecil. Kegiatan tulis menulis inilah yang dikemudian hari
dikembangkan oleh para sahabat beliau dan para tabi’in untuk
menyebarkan dakwah Islam ke seluruh pelosok dunia. Bahkan di
kalangan sahabat dan tabi’in, hampir semua ulama meninggalkan karya

7
yang bisa dibaca dan diwriskan pada generasi berikutnya. Itulah beberapa
point-point penting yang bisa disajikan dalam tulisan singkat ini,
tentunya tak mungkin kita bahas semua strategi dakwah rasulullah pada
kesempatan ini, karena terbatasnya waktu dan kesempatan. Namun yang
paling penting bagaimana kita bisa meneladani strategi dakwah beliau ,
di era abad informasi ini, guna terus menggelorakan dakwah Islam di
muka bumi ini.

3. Reaksi Kaum Quraisy Terhadap Dakwah Rasulullah Di Mekah


Reaksi kaum Quraisy terhadap gerakan Islam yang dibawa oleh Rasulullah
saw. Begitu cepat berkembang dan hal tersebut sangat menghawatirkan para
pemimpin dan pembesar Quraisy. Mereka takut bahwa kedudukan mereka yang
semula begitu dihormati dan berkuasa akan menjadi tersaingi  dengan kekuatan
Islam. Menurut pendapat mereka, tunduk kepada Rasulullah berarti sama dengan
tunduk dan menyerahkan kepemimpinan atau kekuasaan kepada keluarga
Muhammad, yaitu bani Abdul Muthalib. Diantara reaksi kaum Quraisy terhadap
dakwah Rasulullah saw. Antara lain sebagai berikut.
a. Kemarahan Kaum Quraisy
Kaum Quraisy marah karena menganggap bahwa ajaran yang
disampaikan Nabi  Muhammad saw. Menghina tuhan-tuhan berhala mereka.
b. Intimidasi terhadap Umat Islam
Kaum Quraisy memaksa budak-budak mereka yang telah masuk Islam
untuk kembali kepada agama berhala. Apabila menolak maka mereka disiksa
hingga mereka menyerah atau sekarat.
c. Mempengaruhi Paman Rasulullah (abu Thalib)
Beberapa tokoh Quraisy menemui Abu Thalib dan meminta agar
Muhammad menghentikan kegiatannya dalam menyiarkan Islam. Akan
tetapiMuhammad saw. Menolak dan dengan tegas berkata kepada pamannya,”
Demi Allah, wahai paman sekiranya mereka letakkan matahari di tangan
kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan pekerjaan ini

8
(menyeru kepada agama Allah) sehingga ia tersiar (di muka bumi ini) atau aku
akan binasa karenanya, tetapi aku tidak akan menghentikan pekerjaan ini.
d. Penganiayaan dan Hijrah ke Habsyah
Kaum Quraisy melancarkan gangguan dan penghinaan kepada
Rasulullah saw. Serta menyiksa hingga ke luar batas kemanusiaan terhadap
pengikut-pengikut Beliau. Akhirnya Muhammad saw. Menganjurkan agar
mereka hijrah ke Habsyah (Abesinia) yang masyarakatnya banyak menganut
Kristen. Raja Habsyah pada saat itu bernama Najasyi dan dikenal sangat adil.

4.   Substansi dan strategi dakwah rasulullah saw. Periode mekah


Bagian terpenting yang menjadi fokus dakwah Rasulullah saw. Periode
Mekah dapat dilihat antara lain sebagai berikut.
a. Memperbaiki akhlak masyarakat Mekah yang mengalami dekadensi moral,
seperti tumbuh suburnya kebiasaan berjudi, minum Khamer, dan berzina.
b. Memperbaiki dan meluruskan cara menyembah Tuhan. Agama berhala
menyembah patung-patung. Rasulullah saw. Mengajak untuk beralih pada
Islam yang hanya menyembah kepada Allah, Tuhan yang Maha Esa serta
menjauhi sikap musyrik.
c. Menegakkan ajaran Islam tentang persamaan hak dan derajat di antara
manusia.
d. Mengubah kebiasaan bertaklid kepada nenek moyang dan meluruskan segala
adat- istiadat, kepercayaan dan upacara-upacara keagamaan.
e. Nabi Muhammad saw. berdakwah dengan sabar, ikhlas, dan tegas di antaranya
dengan tidak memaksakan kehendak dan lemah lembut.

5.     Hikmah Sejarah Dakwah Periode Mekah


     Hikmah yang dapat diperoleh dari sejarah dakwah Rasulullah pada periode
Mekah, antara lain sebagai berikut.
a. Menyadari bahwa melalui kesabaran dan keuletan dalam berjuang menegakkan
agama Allah pasti akan mendapat pertolongan Allah swt.

9
b. Memahami bahwa tugas seseorang rasul hanya sekadar menyampaikan risalah
dari Allah swt. Seorang rasul tidak bisa memberi petunjuk  (hidayah), bahkan
kepada keluarga atau orang yang sangat dicintainya.
c. Memahami bahwa Allah swt. pasti akan menguji seseorang yang akan terpilih
menjadi utusan atau rasul-Nya (QS Al Hajj: 75 dan Al Baqarah: 214).
d. Memahami bahwa Nabi Muhammad saw. sangat bijaksana, pandai
menggunakan kesempatan yang berharga, dapat menarik perhatian orang tanpa
menimbulkan kebosanan (QS An Nahl: 125).
e. Meneladani Nabi Muhammad saw. yang bergelar uswatun hasanah. Artinya,
Tingkah laku dan amal perbuatan Rasulullah saw. sehari-hari adalah teladan
yang baik, terutama terhadap ajaran Islam yang didakwahkannya.
f. Melalui dakwah Rasulullah saw., umat manusia, khususnya umat Islam
mendapatkan informasi mengenai agama yang diridai Allah.
g. Melalui dakwah Islam, Rasulullah saw. memberikan pemahaman tentang hak
dan persamaan derajat antara kaum perempuan dan laki-laki.
h. Islam menegakkan ajaran persamaan derajat di antara manusia dan
pemberantas perbudakan.
i. Melalui penghapusan perbudakan, maka siapapun manusia status derajatnya di
mata Allah adalah sama.

B. Sejarah Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah


Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah berlangsung selama sepuluh
tahun, yakni dari semenjak tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijriah sampai
dengan wafatnya Rasulullah SAW, tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke-11 hijriah.
     Materi dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW pada periode Madinah,
selain ajaran Islam yang terkandung dalam 89 surat Makiyah dan Hadis periode
Mekah, juga ajaran Islam yang terkandung dalm 25 surat Madaniyah dan hadis
periode Madinah. Adapaun ajaran Islam periode Madinah, umumnya ajaran Islam
tentang masalah sosial kemasyarakatan.
Mengenai objek dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah adalah
orang-orang yang sudah masuk Islam dari kalangan kaum Muhajirin dan Ansar.

10
Juga orang-orang yang belum masuk Islam seperti kaum Yahudi penduduk
Madinah, para penduduk di luar kota Madinah yang termasuk bangsa Arab dan
tidak termasuk bangsa Arab.
Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT bukan hanya untuk bangsa Arab,
tetapi untuk seluruh umat manusia di dunia, Allah SWT berfirman:
Artinya: “Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat   bagi semesta alam.” (Q.S. Al-Anbiya’, 21: 107)
Dakwah Rasulullah SAW yang ditujukan kepada orang-orang yang sudah
masuk Islam (umat Islam) bertujuan agar mereka mengetahui seluruh ajaran Islam
baik yang diturunkan di Mekah ataupun yang diturunkan di Madinah, kemudian
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka betul-betul
menjadi umat yang bertakwa. Selain itu, Rasulullah SAW dibantu oleh para
sahabatnya melakukan usaha-usaha nyata agar terwujud persaudaraan sesama
umat Islam dan terbentuk masyarakat madani di Madinah.
Mengenai dakwah yang ditujukan kepada orang-orang yang belum masuk
Islam bertujuan agar mereka bersedia menerima Islam sebagai agamanya,
mempelajari ajaran-ajarannya dan mengamalkannya, sehingga mereka menjadi
umat Islam yang senantiasa beriman dan beramal saleh, yang berbahagia di dunia
serta sejahtera di akhirat.
Tujuan dakwah Rasulullah SAW yang luhur dan cara penyampaiannya
yang terpuji, menyebabkan umat manusia yang belum masuk Islam banyak yang
masuk Islam dengan kemauan dan kesadarn sendiri. namun tidak sedikit pula
orang-orang kafir yang tidak bersedia masuk Islam, bahkan mereka berusaha
menghalang-halangi orang lain masuk Islam dan juga berusaha melenyapkan
agama Isla dan umatnya dari muka bumi. Mereka itu seperti kaum kafir Quraisy
penduduk Mekah, kaum Yahudi Madinah, dan sekutu-sekutu mereka.
Setelah ada izin dari Allah SWT untuk berperang, sebagaimana firman-
Nya dalam surah Al-Hajj, 22:39 dan Al-Baqarah, 2:190, maka kemudian
Rasulullah SAW dan para sahabatnya menusun kekuatan untuk menghadapi
peperangan dengan orang kafir yang tidak dapat dihindarkan lagi

11
Artinya: “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi,
karena Sesungguhnya mereka telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar-
benar Maha Kuasa menolong mereka itu” (Q.S. Al-Hajj, 22:39)
Artinya: “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi
kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Q.S. Al-Baqarah, 2:190)
Peperangan-peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para
pengikutnya itu tidaklah bertujuan untuk melakukan penjajahan atau meraih harta
rampasan pernag, tetapi bertujuan untuk:
1. Membela diri, kehormatan, dan harta.
2. Menjamin kelancaran dakwah, dan memberi kesempatan kepada mereka yang
hendak menganutnya.
3. Untuk memelihara umat Islam agar tidak dihancurkan oleh bala tentara Persia
dan Romawi.
 Setelah Rasulullah SAW dan para pengikutnya mampu membangun suatu
negar yang merdeka dan berdaulat, yang berpusat di Madinah, mereka berusaha
menyiarkan dan memasyhurkan agama Islam, bukan saja terhadap para penduduk
Jazirah Arabia, tetapi juga keluar Jazirah Arabia, maka bangsa Romawi dan Persia
menjadi cemas dan khawatir kekuaan mereka akan tersaingi. Oleh karena itu,
bangsa Romawi dan bangsa Persia bertekad untuk menumpas dan menghancurkan
umat Islam dan agamanya. Untuk menghadapi tekad bangsa Romawi Persia
tersebut, Rasulullah SAW dan para pengikutnya tidak tinggal diam sehingga
terjadi peperangan antara umat Islam dan bangsa Romawi, yaitu :
1.   Perang Mut’ah
Peperangan Mu’tah terjadi sebelah utara lazirah Arab. Pasukan Islam
mendapat kesulitan menghadapi tentara Ghassan yang mendapat bantuan dari
Romawi. Beberapa pahlawan gugur melawan pasukan berkekuatan ratusan ribu
orang itu. Melihat kenyataanyang tidak berimbang ini, Khalid ibn Walid, yang
sudah masuk Islam, mengambil alih komando dan memerintahkan pasukan untuk
menarik diri dan kembali ke Madinah.

12
Selama dua tahun perjanjian Hudaibiyah berlangsung, dakwah Islam
sudah menjangkau seluruh Jazirah Arab dan mendapat tanggapan yang positif.
Hampir seluruh Jazirah Arab, termasuk suku-suku yang paling selatan,
menggabungkan diri dalam Islam.
Hal ini membuat orang-orang Mekah merasa terpojok. Perjanjian
Hudaibiyah ternyata menjadi senjata bagi umat Islam untuk memperkuat dirinya.
Oleh karena itu, secara sepihak orang-orang kafir Quraisy membatalkan perjanjian
tersebut.
2.  Perang Tabuk
Melihat kenyataan ini, Heraklius menyusun pasukan besar di utara Jazirah
Arab, Syria, yang merupakan daerah pendudukan Romawi. Dalam pasukan besar
itu bergabung Bani Ghassan dan Bani Lachmides.
Untuk menghadapi pasukan Heraklius ini banyak pahlawan Islam yang
menyediakan diri siap berperang bersama Nabi sehingga terhimpun pasukan Islam
yang besar pula. Melihat besarnya pasukaDi sini beliau membuat beberapa
perjanjian dengan penduduk setempat. Dengan demikian, daerah perbatasan itu
dapat dirangkul ke dalam barisan Islam. Perang Tabuk merupakan perang terakhir
yang diikuti Rasulullah SAW.
Peperangan lainnya yang dilakukan pada masa Rasulullah SAW seperti:
1) Perang Badar
2) Perang Uhud
3) Perang Khandaq

Hijrah Nabi Muhammad saw Ke Yatsrib (Madinah)


Faktor yang menorong hijrahnya Nabi saw
1. Ada tanda-tanda baik pada perkembangan Islam di Yatsrib, karena: pada
tahun 621 M telah dating 13 orang penduduk Yatsrib menemuiNabi saw di
bukit Akabah. pada tahun berikutnya, 622 M datang lagi sebanyak 73 orang
Yatsrib ke Mekkah yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj
2. Rencana pembunuhan Nabi saw oleh kaum Quraisy yang hasil
kesepakatannya sbb:

13
Merea sangat khawatir jika Muhammad dan pengikutnya telah berkuasa di
Yatsrib.
Membunuh Nabi saw sebelum beliau ikut pindah ke Yatsrib.
3. Rencana pembunuhan Nabi saw: Setiap suku Quraisy mengirimkan seorang
pemudah tangguh. Mengepung rumah Nabi saw dan akan membunuhnya saat
fajar.

Substansi dan strategi dakwah rasululluah saw. Periode madinah.


Setelah Nabi hijrah ke Madinah, kota tersebut dijadikan pusat jamaah
kaum muslimin, dan selanjutnya menjadi ibukota Negara islam yang segera
didirikan oleh Nabi, dengan dirubah namanya Madinah, yang semula bernama
Yastrib.
a. Pembinaan Masjid
Masjid merupakan institusi dakwah pertama yang dibina oleh Rasulullah
SAW. setibanya baginda di Madinah. Ia menjadi nadi pergerakan Islam yang
menghubungkan manusia dengan Penciptanya serta manusia sesama manusia.
Masjid menjadi lambang akidah umat Islam atas keyakinan tauhid mereka kepada
Allah SWT. Pembinaan masjid dimulakan dengan membersihkan persekitaran
kawasan yang dikenali sebagai ‘mirbad’ dan meratakannya sebelum menggali
lubang untuk diletakkan batu-batu sebagai asas binaan. Malah, Rasulullah SAW.
sendiri yang meletakkan batu-batu tersebut. Batu-batu itu kemudiannya disemen
dengan tanah liat sehingga menjadi binaan konkrit.
b. Mengukuhkan Persaudaraan
Rasulullah SAW mempersadarakan kaum Muhajirin dan Ansar. Jalinan ini
diasaskan kepada kesatuan cinta kepada Allah serta pegangan akidah tauhid yang
sama. Persaudaraan ini membuktikan kekuatan kaum muslimin melalui
pengorbanan yang besar sesama mereka tanpa membeda – bedakan pangkat,
bangsa dan harta. Selain itu, ia turut memadamkan api persengketaan di kalangan
suku kaum Aus dan Khajraz. Sebagai contoh, Abu bakar dipersaudarakan dengan
Harisah bin Zaid, Jafar bin Abi Thalib dipersaudarakan dengan Mu’az bin Jabal,
dan Umar bin Khattab dipersaudarakan dengan Itbah bin Malik. Begitu seterusnya

14
sehingga tiap – tipa orang dari kaum Ansar dipersaudarakan dengan kaum
Muhajirin.
c. Pembentukan Piagam Madinah
Madinah sebagai sebuah Negara yang menghimpunkan masyarakat Islam
dan Yahudi daripada pelbagai bangsa memerlukan kepada satu perlembagaan
khusus yang menjaga kepentingan semua pihak. Rasulullah SAW. telah
menyediakan sebuah piagam yang dikenali sebagai Piagam Madinah untuk
membentuk sebuah masyarakat di bawah naungan Islam.
Piagam ini mengandungi 32 pasal yang menyentuh segenap aspek
kehidupan termasuk akidah, akhlak, kebajikan, undang-undang, kemasyarakatan,
ekonomi dan lain-lain. Di dalamnya juga terkandung aspek khusus yang mesti
dipatuhi oleh kaum Muslimin seperti tidak mensyirikkan Allah, tolong-menolong
sesama mukmin, bertaqwa dan lain-lain. Selain itu, bagi kaum bukan Islam,
mereka mesti berkelakuan baik kepada kaum islam di Madinah.
Piagam ini harus dipatuhi oleh semua penduduk Madinah Islam atau
bukan Islam. Strategi ini telah menjadikan Madinah sebagai model Negara Islam
yang adil, membangun serta disegani oleh musuh-musuh Islam.
d. Strategi Ketenteraan
Peperangan merupakan strategi dakwah Rasulullah di Madinah untuk
melebarkan perjuangan Islam ke seluruh pelosok dunia. Strategi ketenteraan
Rasulullah s.a.w digeruni oleh pihak lawan khususnya pihak musyrikin di Mekah
dan Negara-negara lain. Antara tindakan strategik baginda menghadapi
peperangan ialah persiapan sebelum berlakunya peperangan seperti pengitipan
dan maklumat musuh. Ini berlaku dalam perang Badar, Rasulullah SAW. telah
mengutuskan pasukan berani mati seperti Ali bin Abi Talib, Saad Ibnu Waqqash
dan Zubair Ibn Awwam untuk bersiap-sedia menghadapi perang.
Rasulullah SAW. turut membacakan ayat-ayat al-Quran untuk
menggerunkan hati musuh serta menguatkan jiwa kaum Muslimin. Antara firman
Allah Taala bermaksud:
“Dan ingatlah ketika Allah menjajikan kepadamu bahwa salah satu dari
dua golongan yang kamu hadapi adalah untukmu, sedang kamu menginginkan

15
bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah
menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayatNya dan
memusnahkan orang-orang kafir.” (Surah al-Anfal: 7)
Rasulullah SAW. turut mengambil pandangan dari para sahabat dalam
menyusun strategi peperangan. Dalam perang Khandak, Rasulullah SAW. setuju
dengan pandangan Salman al-Farisi yang berketurunan Parsi berkenaan
pembinaan benteng. Strategi ini membantu pasukan tentera Islam berjaya dalam
semua peperangan dengan pihak musuh.
e. Hubungan Luar
Hubungan luar merupakan orientasi penting bagai melebarkan sayap
dakwah. Ini terbukti melalui tindakan Rasulullah SAW. menghantar para dutanya
ke negara-negara luar untuk menjalin hubungan baik berteraskan dakwah tauhid
kepada Allah. Negara-negara itu termasuk Mesir, Iraq, Parsi dan Cina. Sejarah
turut merekamkan bahwa Saad Ibn Waqqas pernah berdakwah ke negeri Cina
sekitar tahun 600 hijrah. Sejak itu, Islam bertebaran di negeri Cina hingga saat ini.
para sahabat yang pernah menjadi duta Rasulullah ialah Dukyah Kalibi kepada
kaisar Rom, Abdullah bin Huzaifah kepada kaisar Hurmuz, Raja Parsi, Jaafar bin
Abu Talib kepada Raja Habsyah.
Memelihara dan mempertahankan masyarakat islam dalam upaya
menciptakan suasana tentram dan aman agar masyarakat muslim yang di bina itu
dapat terpelihara dan bertahan.
Rasulullah SAW membuat perjanjian persahabatan perdamaian dengan
kaum Yahudi yang berdiam di kota Madinah dan sekitarnya. Tindakan ini belum
pernah dilakukan oleh nabi dan rasul sebelumnya. Isi perjanjiannya sebagai
berikut :
1) Kebebasan beragama bagi semua golongan dan masing-masing golongan
mempunyai wewenang penuh terhadap anggits golongannya.
2) Semua lapisan, baik muslim maupun Yahudi harus tolong menolong dan
saling mebantu untuk melawan siapa saja yang memerangi mereka. Semua
wajib mempertahankan kota bila ada serangan dari luar

16
3) Kota Madinah adalah ota suci yang wajib dihormati oleh mereka yang terikat
dengan perjanjian itu. Apabila terjadi perselisihan antara muslim dan Yahudi,
maka urusan itu diserahkan kepada Allah SWT dan rasul(Al Qur’an dan
sunah).
4) Mengakui dan mentaati kesatuan pimpinan untuk kota Madinah yang disetujui
dipegang oleh Nabi Muhammad SAW.

Respon masyarakat Madinah terhadap dakwah Rasulullah


Sejak Nabi Muhammad saw. tinggal menetap di Madinah, beliau terus
berusaha menyebarkan ajaran Islam kepada semua penduduk di kota tersebut,
termasuk kepada penduduk Yahudi, Nasrani, dan penyembah berhala. Hal ini
dilakukan Nabi Muhammad saw. selain karena kewajiban yang harus
dilaksanakannya, juga karena ia melihat mayoritas masyarakat Madinah
menyambut dengan baik saat beliau dan umat Islam tiba di kota tersebut.
Setiap saat beliau selalu berdakwah kepada penduduk Madinah tanpa
mengenal lelah dan tidak mengenal takut, apalagi putus asa. Dakwah yang
dilakukannya itu mendapat sambutan beragam, ada yang menerima dan kemudian
masuk Islam dan ada pula yang menolak secara diam-diam, misalnya orang-orang
Yahudi yang tidak senang dengan kehadiran Nabi Muhammad saw. dan orang
Islam. Penolakan ini mereka lakukan secara diam-diam karena tidak berani
berterus terang untuk menentang Nabi dan umat Islam yang mayoritas tersebut.
Masyarakat Madinah menyambut baik kedatangan Nabi dan umat Islam di
Madinah, terutama kabilah Aus dan Khazraj. Kedua suku Arab tersebut sejak awal
telah menyatakan kesetiaannya kepada Nabi dan bersedia membantu beliau dalam
menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat Madinah. Hal ini dapat dilihat dari
perjanjian Aqabah yang mereka lakukan, baik perjanjian Setelah menerima ajaran
Islam, kedua suku yang suka berperang ini akhirnya bersatu di bawah panji Islam.
Mereka bersama-sama Rasulullah saw. dan umat Islam lainnya berjuang
menegakkan syariat Islam. Mereka rela berkorban nyawa dan harta demi syiar
Islam.

17
Sementara kelompok masyarakat Yahudi Madinah sejak awal memang
sudah kurang peduli dengan kedatangan Nabi Muhammad saw. dan umat Islam,
karena mereka menduga posisi mereka akan tergeser. Pada awalnya orang Yahudi
menerima apa yang terjadi karena untuk alasan keamanan dan politik. Namun
sekutu mereka, yaitu Aus dan Khazraj telah memeluk Islam. Kedua suku ini tidak
membutuhkan lagi bantuan masyarakat Yahudi, karena telah mendapatkan
pimpinan yang ideal buat mereka, yaitu Muhammad saw. Dari sinilah muncul
benih-benih permusuhan antara umat Islam dan Yahudi di Madinah. Mereka
mulai membujuk orang-orang Arab Aus dan Khazraj yang telah masuk Islam
untuk kembali ke agama lama mereka dan mereka kembali bersatu untuk
menyerang ajaran-ajaran Islam dengan maksud menghalangi penyebaran Islam ke
masyarakat lain.
Dalam suasana seperti itu, seorang rabbi Yahudi dari Bani Qainuqa
bernama Husein bin Sallam, masuk Islam. Secara diam-diam ia datang menemui
Nabi Muhammad saw. dan menyatakan ikrarnya untuk masuk Islam. Kemudian
Nabi Muhammad saw. memberi nama baru untuk dirinya, yaitu Abdullah. Karena
ia adalah seorang rabbi terkemuka dan berpengaruh di sukunya maka Nabi
menyembunyikan rabbi tersebut di rumah Nabi Muhammad saw. Hal ini
dilakukan untuk melindungi dirinya dari serangan kaumnya.
Untuk mengetahui apakah ia benar-benar seorang rabbi berpengaruh, Nabi
Muhammad saw. mengutus orang guna menyelidiki kebenaran tersebut. Hasilnya,
ia adalah benar-benar seorang rabbi yang disegani dan dihormati. Setelah mereka
menyatakan bagaimana mereka memandang tinggi derajat sang rabbi, barulah
Husein bin Sallam keluar. Ia mengajak kaumnya menerima ajaran yang dibawa
Nabi Muhammad saw., karena itu adalah ajaran yang benar yang sesuai dengan
kitab Taurat yang mereka yakini. Ia menyatakan bahwa dirinya beserta keluarga
telah menjadi pengikut setia Nabi Muhammad saw. Namun, permintaan sang
rabbi itu ditolak.
Setelah kejadian itu, mulai terjadi perdebatan sengit antara Nabi
Muhammad saw. dengan para pemimpin agama Yahudi. Mereka tidak hanya
menyerang Nabi Muhammad saw., tetapi juga para sahabat, baik dari kalangan

18
Muhajirin maupun Anshar. Mereka mulai menyusun kekuatan untuk melemahkan
umat Islam.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ketika menginjak usia 40 tahun, tepatnya malam 17 Ramadhan atau 6
Agustus 610 M, di waktu Muhammad Saw. sedang berkontemplasi di Gua Hira,
Malaikat Jibril datang membawa wahyu dan menyuruh Muhammad saw. untuk
membacanya, yaitu surat Al’Alaq ayat 1-5.
Rasulullah Saw adalah contoh terbaik, dalam menggerakkan dan
mengelola dakwah. Keberhasilannya dalam mengajak manusia kepada agama
Allah, terhitung spektakuler. Bagaimana tidak, hanya dalam waktu 23 tahun
beliau berhasil mengajak seluruh bangsa Arab dalam pelukan Islam, yang
imbasnya secara alamiah dari generasi ke generasi Islam telah menyebar ke
seantero jagad. Jumlah populasi muslim dunia ,kini yang mencapai kurang lebih
1.5 milyar tak lepas dari kiprah beliau selama 23 tahun tersebut. Bahasan di
seputar keberhasilan dakwah, tak ada rujukan yang paling pantas kecuali merujuk
pada warisan sunnah yang telah ditinggalkan manusia paling agung, yakni
Muhammad Saw.
Reaksi kaum Quraisy terhadap gerakan Islam yang dibawa oleh Rasulullah
saw. Begitu cepat berkembang dan hal tersebut sangat menghawatirkan para
pemimpin dan pembesar Quraisy. Mereka takut bahwa kedudukan mereka yang
semula begitu dihormati dan berkuasa akan menjadi tersaingi  dengan kekuatan
Islam. Menurut pendapat mereka, tunduk kepada Rasulullah berarti sama dengan
tunduk dan menyerahkan kepemimpinan atau kekuasaan kepada keluarga
Muhammad, yaitu bani Abdul Muthalib.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad

http://hikmah-kata.blogspot.com/2013/02/respon-masyarakat-madinah-
terhadap.html

http://diasdiari.blogspot.com/2014/01/dakwah-rasulullah-saw-periode-
madinah.html

21

Anda mungkin juga menyukai