BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Era Globalisasi, dunia mengalami perubahan dalam menjalankan kehidupan
sebagai manusia serta hubungan antar negara-negara di dunia. Adapun bentuk untuk
mengantisipasi hal ini, dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapakan SDM yang
kompenten agar mampu bersaing dalam kerja global. Ketiga, sejalan dengan diberlakukannya
otonomi daerah, sistem pendidikan nasional dituntut untuk melakukan perubahan dan
penyesuaian sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang dapat bersaing dengan
dunia global. Untuk mempersiapkan SDM yang berkualitas itu perlu adanya pembelajaran
yang kreatif disekolah, dengan adanya pembelajaran yang beragam akan menjadikan siswa
mampu aktif dalam pembelajaran, yang nanti akan menjadi modal bagi kepercayaan diri
siswa.
Bagi mereka yang sudah menjadi seorang wirausaha merupakan orang yang telah
mengenali bakat dan potensi diri mereka dan mereka yang berjuang untuk mengembangkan
suatu usahanya untuk menciptakan suatu peluang pekerjaan dalam mewujudkan apa yang
telah diimpikannya. Akan tetapi wirausaha saat ini termasuk di negara ini pihak terkait telah
menghabiskan banyak sumber daya sosial yang ada sehingga itu menjadi permasalahan saat
ini maka diperlukan inovasi yang cermat untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
Wirausahawan yang berhasil kuncinya yaitu memiliki kepribadian yang unggul. Maksud
tersebut yaitu orang yang dalam keadaan bagaimanapun daruratnya, tetap mampu berdiri atas
kemampuan sendiri untuk menolong dirinya keluar dari kesulitan yang dihadapi.
Kewirausahaan merupakan keterampilan dasar yang menjadi bagian penting dalam
pembelajaran ekonomi. Penanaman jiwa enterpreneur ini bisa dikatakan bakat yang penting.
Hal tersebut karena keterampilan berwirausaha ini merupakan suatu alat yang digunakan
untuk kegiatan ekonomi secara langsung dengan orang lain. Aspek keterampilan ini seakan
menjadi aspek yang paling mempengaruhi dibandingkan dengan keterampilan-keterampilan
lainnya. Akan tetapi, dalam mengajarkan keterampilan berwirausaha ini perlu diperhatikan
tingkat kemampuan peserta didik. Dalam membentuk jiwa entrepreneur pada peserta didik
diperlukan minat mereka dalam berwirausaha, perlu menanamkan sikap minat karena
keberhasilan siswa tergantung pada dirinya sendiri (Atmo Patria, 2018). Berdasarkan
pengamatan sekaligus pengalaman yang ditemukan di SMAN 1 WONOAYU bahwa minat
peserta didik untuk berwirausaha masih rendah. Praktik berwirausaha yang dilakukan masih
kurang dalam memberikan pengalaman untuk peserta didik. Maka dari itu, penelitian kali ini
bertujuan untuk membangun maupun mendidik siswa untuk memiliki sikap enterpreneur
yang baik serta bertanggung jawab.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada siswa SMAN 1 Wonoayu?
2. Bagaimana cara untuk membangun jiwa kewirausahaan pada siswa SMAN 1
Wonoayu?
3. Bagaimana pengaruh kreativitas terhadap keberhasilan berwirausaha ?
C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan cara yang dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada para siswa
SMAN 1 Wonoayu.
2. Mendeskripsikan cara untuk membangun jiwa kewirausahaan pada siswa SMAN 1
Wonoayu.
3. Mendeskripsikan pengaruh kreativitas terhadap keberhasilan berwirausaha.
D. Manfaat
1. Agar Pelajar lebih berfikir kreatif saat akan berwirausaha.
2. Agar Pelajar dapat mengembangkan potensi dan kemampuannya dengan menuangkan
kreativitas ke dalam berwirausaha.
BAB II
LANDASAN TEORI
Seseorang yang memiliki karakter wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah
dicapainya. Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam
mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya.Wirausahawan
adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan
bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil
tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk
mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih
sukses/meningkatkan pendapatan. Intinya, seorang wirausaha adalah orang-orang yang
memiliki karakter wirausaha dan mengaplikasikan hakikat kewirausahaan dalam hidupnya.
Dengan kata lain, wirausaha adalah orang-orang yang memiliki jiwa kreativitas dan inovatif
yang tinggi dalam hidupnya.
Walaupun di antara para ahli ada yang lebih menekankan kewirausahaan pada peran
pengusaha kecil, namun sebenarnya karakter wirausaha juga dimiliki oleh orang-orang yang
berprofesi di luar wirausaha. Karakter kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai
perubahan, pembaharuan, kemajuan dan tantangan, apapun profesinya.
B. Kreativitas dalam Kewirausahaan
Menurut Wolfook ( 1984 ) memberikan batasan bahwa kreativitas adalah kemampu
an individu untuk menghasilkan sesuatu ( hasil ) yang baru atau asli atau pemecahan suatu
masalah.
Pada setiap orang ada kecenderungan atau dorongan untuk mewujudkan potensinya,
membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya
sepenuhnya (Rogers, 1982 dalam Munandar, 1988).
Motivasi intrinsik ini yang hendakanya dibangun dalam diri individu sejak dini. Hal
ini dapat dilakukan dengan memperkenalkan individu dengan kegiatan-kegiatan kreatif,
dengan tujuan untuk memunculkan rasa ingin tahu, dan untuk melakukan hal-hal baru.
D. Hambatan Kreativitas
Cusen (2012) mengatakan bahwa hambatan kreativitas sebagai ” mental walls which
block the problem solver from correctly perceiving a problem or conceiving its solution”
yaitu dinding atau bangunan mental yang menghambat kita untuk memahami atau
menemukan pemecahan atas suatu masalah. Bangunan mental yang bersifat menghambat ini
terdapat pada setiap orang dalam kualitas dan kuantitas yang berbeda-beda.
3. Hambatan Lingkungan sosial, hal ini dikarenakan lingkungan sosial yang selalu teratur,
yang tetap, permanen dan mapan, sehingga dapat mengurangi produktivitas dan
kreativitas.
4. Hambatan Bahasa Berpikir, hal ini dikarenakan kita memiliki beragam bahasa yang
digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah. Sehingga kita tidak selalu dapat
menggunakan satu bahasa berpikir untuk menyelesaikan segala persoalan.
5. Hambatan Keterpakuan Fungsional, hal ini dikarenakan pada kebiasaan kita untuk
memfungsikan peralatan, orang, ataupun teknologi hanya dengan satu cara atau dengan
kata lain terpaku pada apa yang dipelajari saja.
E. Kemampuan Berwirausaha
Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin dalam kemampuan dan
kemauan untuk memulai usaha (start up), kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru
(creative), kemauan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity), kemampuan dan
keberanian untuk menanggung risiko (risk bearing) dan kemampuan untuk mengembangkan
ide dan meramu sumber daya. Kemauan dan kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan
terutama untuk:
Menciptakan produk dan cara baru merupakan bagian dari kreativitas manusia yang
menuntut keuletan dan daya cipta yang tinggi untuk melahirkan ide-ide mencari peluang bagi
pengembangan ide tersebut. Cara meningkatkan kreativitas dalam berwirausaha adalah
dengan mengubah cara berpikir dan proses bertindak. Walaupun demikian, berbagai riset
telah dilakukan untuk mencari cara-cara meningkatkan kreativitas dalam proses pemecahan
masalah, yaitu :
1) Perumusan masalah secara kreatif, adalah usaha yang dilakukan untuk menghindar dari
perumusan masalah yang sudah jelas. Tapi coba berpikir secara divergen dan bukan
konvergen dengan melontarkan pertanyaan baru maupun mencoba melihat dari sudut
pandang yang berbeda agar memperoleh kemungkinan baru.
3) Curah gagasan, cara ini biasanya di gunakan untuk memecahkan masalah yang kompleks
oleh kelompok yang terdiri atas dua sampai tujuh orang.
4) Orang aneh, maksudnya adalah memasukan orang lain yang tidak begitu tahu tentang
bidang pekerjaan atau bidang pengetahuan yang sedang dipecahkan masalahnya.
5) Iklim kreatif, pedoman utamanya adalah dengan menciptakan suasana yang kondusif. Ini
berarti harus membuang semua hambatan terjadinya kreativitas, sekaligus menciptakan
lingkungan fisik, psikologis dan sosial yang kondusif untuk kreatif.
Kreativitas ini menimbulkan suatu inovasi yang dapat menentukan keberhasilan seseorang
dalam menjalankan usahanya. Karena dengan kreativitas ini akan memunculkan produk baru
yang berdaya guna dan dapat memberikan keberagaman dalam suatu produk akan
menimbulkan ketertarikan konsumen terhadap produk tersebut dan mengurangi kejenuhan
konsumen pada produk yang biasa. Dengan demikian mempengaruhi keuntungan dan
ketahanan suatu usaha seiring berjalannya waktu.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi yaitu aktivitas penelitian
dalam rangka pengumpulan data yang berkaitan dengan masalah penelitian melalui proses
pengamatan langsung di lapangan. Observasi dilakukan di kota Bantul, Desa…
B. Metode Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif.
Penggunaan teknik analisis data kualitatif dikarenakan teknik ini mampu mengakomodasi
rancangan penelitian yang telah dirancang. Teknik analisis data kualitatif menurut Ary dkk
(dalam Zulkarnain, 2010:41—42) terbagi menjadi tiga tahapan yaitu:
a. Pengelompokan dan Pengorganisasian
Merupakan kegiatan mengelompokkan temuan data dan menatanya berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan. Tahapan ini dibutuhkan agar peneliti lebih mengenal terhadap
data yang akan dianalisis. Pada penelitian ini pengelompukan dan pengorganisasian
dilakukan dengan mendaftar data yang akan diteliti.Tahapan awal ini akan membantu peneliti
mengenali data yang ditelitinya lebih mendalam.
b. Penyimpulan dan Penginterpretasian
Penyimpulan merupakan kegiatan akhir untuk menunjukkan temuan yang telah
didapatkan selama proses analisis data. Penginterpretasian merupakan kegiatan evaluasi
terhadap berbagai temuan yang telah muncul selama proses analisis data. Pada penelitian ini
penyimpulan dan penginterpretasian dilakukan ketika data sudah diperoleh semua dan sudah
menjawab permasalahan yang telah dibahas.
Munandar, Utami. 1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah: Penuntun
Contoh penulisan
Bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta : PT Gramedia. daftar rujukan jika
sumbe berasal dari
buku