Anda di halaman 1dari 44

Kewirausahaan dan Etika Bisnis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah mahluk pilihan Tuhan yang memiliki potensi dan kemampuan yang
begitu besar. Kekuatan nalar manusia merupakan salah satu keistimewaan yang
membedakan manusia dengan mahluk lainnya. Karena dengan kekuatan nalarnya
manusia bisa menemukan dan menciptakan hal-hal baru serta memperbaiki taraf
kehidupan. Pada dasarnya jika manusia dapat memanfaatkan akalnya secara optimal dan
memaksimalkan pengalamannya dan pantang menyerah, maka setiap manusia pasti
mampu meraih kemajuan yang menakjubkan. Degan seperti itu, kekuatan inovasi dan
kreatifitas memiliki andil yang begitu strategis dalam mengubah kualitas hidup dan
mewujudkan masyarakat yang dinamis.
Kreatif dan inovatif adalah karakteristik personal yang terpatri kuat dalam diri
seorang wirausaha sejati. Bisnis yang tidak dilandasi upaya kreatif dan inovatif dari sang
wirausaha biasanya tidak dapat berkembang abadi. Lingkungan bisnis yang begitu
dinamis menuntut wirausaha untuk selalu adaptif dan mencari terobosan terbaru.
Karakter cepat berpuas diri dan cenderung stagnan sama saja membawa bisnis ke arah
kematian. Pengusaha selalu dituntut untuk memiliki Kreatifitas yang tinggi dan inovasi
yang baru dalam menunjang usahanya.
Semua bisnis yang maju dan berkembang hingga kini berpangkal pada upaya
kreatif dan inovatif. Banyak restoran waralaba asing yang telah mengglobal dan berdiri
sejak puluhan tahun yang lalu selalu menunjukkan karakter ini. Sepertinya begitu mudah
dan sederhana. Tetapi banyak wirausaha yang mengabaikan ketika bisnis telah dirasakan
mencapai tingkat kemapanan. Kreatifitas dan inovasi mungkin dapat dipandang sebagai
upaya yang mengganggu keseimbangan yang telah tercipta.Kreatif dan inovatif dapat
diterapkan secara sederhana. Kuncinya adalah kepekaan dalam mencium peluang dan
kemampuan membaca pasar.

Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan
menilai kesempatan-kesempatan usaha, mengumpulkan sumber daya sumber daya
1

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan
dalam rangka meraih sukses. Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan
watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam
dunia nyata secara kreatif. Seiring perkembangan dan pesatnya dalam berwirausaha
menuntut wirausahawan untuk lebih kreatif dan ionvatif dalam mengembangkan produk
atau jasa yang dimilikinya dalam rangka menyelaraskan kebutuhan konsumen yang
semakin beragam dan tanpa batas.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dapat di rumuskan dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana cara menciptakan kreatif dan inovatif ?
2. Bagaimana cara mengembangkan kreatifitas diri ?
3. Bagaimana hubungan kreatifitas dan inovatif dalam berwirausaha
sesuai dengan etika bisnis ?
1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujan yang dapat di rumuskan dari makalah ini adalah :
1. Untuk cara menciptakan kreatif dan inovatif
2. Untuk mengetahui cara mengembangkan kreatifitas diri
3. Untuk mengetahui hubungan kreatifias dan inovatif dalam
berwirausaha sesuai dengan etika bisnis
1.4 Metode penelitian
Untuk menjawab rumusan masalah yang ada, penulis melakukan
kajian pustaka dari berbagai sumber, dan mengumpulkannya
kemudian di susun untuk membentuk kesatuan isi yang utuh,
sehingga dapat menjawab masalah-masalah yang ada.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kreatifitas
2.1.1 Pengertian kreatifitas

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


Kreatifitas adalah kemampuan seseorag dalam menuangkan ide atau gagasa melalui
proses berfikir kreatif untuk menciptakan sesuatu yang menuntut pemusatan, perhatian,
kamauan, kerja keras dan ketekunan. Sedangkan yang dimaksud dengan wirausaha adalah
pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah pionir
dalam bisnis, inovator, penanggung resiko yang mempunyai penglihatan visi ke depan dan
memiliki keunggulan dalam berprestasi di bidang usaha. Sementara itu menurut
Prawirokusumo wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan
inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan
peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup. Senada dengan pendapat di
atas, menurut Suryana ,enterpreneur atau wirausaha adalah seseorang yang memiliki
kombinasi unsur-unsur (elemen-elemen) internal yang meliputi kombinasi motivasi diri,
visi, komunikasi, optimisme, dorongan semangat, dan kemampuan untuk memanfaatkan
peluang usaha. (Wibisono, 2006)
Kreativitas, oleh Zimmerer (1996,51) diartikan sebagai kemampuan untuk
mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan
persoalan dan menghadapi peluang (Creativity is the ability to develop new ideas and to
discover new ways of looking at problems and opportunities).

2.1.2 Berpikir Kreatif


Kebiasaan berinisiatif akan melahirkan kreatifitas (daya cipta) setelah itu melahirkan
inovasi. Menurut Zimmerer ada tujuh langkah (tahap) berpikir kreatif dalam konteks
kewirausahaan, yaitu:
1. Persiapan (Preparation)
2. Penyelidikan (Investigation)

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


3.
4.
5.
6.
7.

Transformasi (Transpormation)
Penetasan (Incubation)
Penerangan (Illumination)
Pengujian (Verification)
Implementasi (Implementation).
Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin dalam kemampuan dan
kemauan untuk memulai usaha (start up), kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang
baru (creative), kemauan dan kemampuan untuk

mencari peluang (opportunity),

kemampuan dan keberanian untuk menanggung risiko (risk bearing) dan kemampuan
untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya.Kemauan dan kemampuankemampuan tersebut diperlukan terutama untuk:
a.
b.
c.
d.
e.

Melakukan proses/ teknik baru (the new technic)


Menghasilkan produk atau jasa baru (the new product or new service),
Menghasilkan nilai tambah baru (the new value added),
Merintis usaha baru (new businesess), yang mengacu pada pasar
Mengembangkan organisasi baru (the new organisaton).
Menciptakan produk dan cara baru merupakan bagian dari Kreatifitas manusia yang
menuntut keuletan dan daya cipta yang tinggi untuk melahirkan ide-ide mencari peluang
bagi pengembangan ide tersebut. Dengan demikian menjadi seorang wirausahawan harus
memilki Kreatifitas dan keberanian untuk tidak bergantung kepada orang lain, keberanian
mengahadapi kondisi dan situasi di sekitarnya, penuh rasa optimis akan keberhasilan ideide yang diciptakannya. Karena tidak bergantung kepada orang lain maka wirausahawan
harus selalu berpikir bagaimana cara memenuhi kebutuhannya dengan menciptakan
lapangan kerja yang baru, mencari peluang untuk produk yang dihasilkannya. Ia harus
berkeyakinan bahwa orang yang ingin maju dan berhasil harus mempunyai daya kreasi
yang tinggi serta imajinasi yang hidup, kemauan yang keras sebagai pendukungnya.

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi Kreatifitas


Kreatifitas dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam diri individu
(motivasi intrinsik) dan dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik).
1. Motivasi Untuk Kreatifitas
Pada setiap orang ada kecenderungan atau dorongan untuk mewujudkan potensinya,
membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya menjadi

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


dirinya sepenuhnya (Rogers, 1982 dalam Munandar, 1988). Motivasi intrinsik ini yang
hendakanya dibangun dalam diri individu sejak dini. Hal ini dapat dilakukan dengan
memperkenalkan individu dengan kegiatan-kegiatan kreatif, dengan tujuan untuk
memunculkan rasa ingin tahu, dan untuk melakukan hal-hal baru.
2. Kondisi Eksternal yang mendorong perilaku kretivitas
Kondisi eksternal (dari lingkungan) secara konstruktif ikut mendorong munculnya
Kreatifitas. Kreatifitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan
untuk tumbuh. Individu memerlukan kondisi yang memungkinkan individu tersebut
mengembangkan sendiri potensinya. Maka penting mengupayakan lingkungan (kondisi
eksternal) yang dapat memupuk dorongan dalam diri individu untuk mengembangkan
Kreatifitasnya. Menurut pengalaman Rogers dalam psikoterapi, penciptaan kondisi
keamanan dan kebebasan psikologis memungkinkan timbulnya Kreatifitas yang
konstruktif.

2.1.4 Cara menciptakan Kreatifitas


Dalam konteks manajemen, peran fungsi Kreatifitas dalam proses inovasi
merupakan pembangkitan ide yang menghasilkan penyempurnaan efektivitas dan efisiensi
pada suatu sistem. Aspek penting dalam Kreatifitas adalah proses dan manusia. Proses
berorientasi pada tujuan yang di desain untuk mencapai solusi suatu problem. Manusia
merupakan sumber daya yang menetukan solusi. Proses tetap sama namun pendekatan
yang digunakan dapat bervariasi misalnya, pada suatu problem mereka mengadaptasikan
suatu solusi, tetapi pada kesempatan yang berbeda mereka menerapkan solusi inovasi.
1. Imajinasi dan ide

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


Berdasarkan fungsinya, kapasitas mental manusia dapat di kelompokkan menjadi empat
bagian, yaitu absortive, retentive, reasoning, creative. Imajinasi yang kreatif merupakan
kekuatan yang tidak terbatas, misalnya meskipun seseorang yang hampir tidak pernah
keluar rumah tetapi dengan menggunakan imajinasinya ia dapat melalang buana ke
dunia sekitar. Imajinasi jauh lebih penting dari pada ilmu pengetahuan dan kekuatan
murni dari pikiran manusia.
2. Sifat Proses kreatif
Kreatifitas adalah suatu proses yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Setiap
orang Kreatif pada tingkat tertentu. Orang mempunyai kemampuan dan bakat dalam
bidang tertentu dapat lebih kreatif dari pada orang lain. Hal yang sama juga dialami
oleh orang yang dilatih dan dikembangkan dalam suatu lingkungan yang mendukung
pengembangan Kreatifitas, mereka diajari untuk berfikir dan bertindak secara kreatif .
Bagi pihak lain proses kreatif lebih sukar karena tidak dikembangkan secara positif dan
jika mereka ingin menjadi kreatif, mereka harus belajar cara mengimplementasikan
proses kreatif . Ada tiga tahap dalam proses kreatif yaitu Absortive, Retentive dan
reasonin.

2.1.5 Cara Meningkatkan Kreatifitas


Pemikiran kreatif dan pengembangan ide memang tidak mudah. Tetapi Zimmerer
(2009) menegaskan bahwa kreatifitas dapat diajarkan dan kreatifitas individual dapat
ditingkatkan. Caranya? Ia menguraikan 11 cara untuk meningkatkan kreatifitas
individual yaitu:
1. Beri kesempatan diri Anda menjadi kreatif.
Berani untuk berpikir kreatif tanpa takut dibilang bodoh oleh orang lain. Ide-ide
cemerlang biasanya lahir dari hal-hal yang mungkin dianggap bodoh dan tak
berarti.

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


2. Beri masukan segar fikiran setiap hari.
Agar kreatif, otak perlu distimulasi dengan hal-hal baru yang variatif.
Mendengarkan radio dan berganti-ganti setiap hari, mendengarkan beraneka
ragam jenis musik atau melakukan hal-hal lain yang sebelumnya tidak pernah
dilakukan.
3. Amati berbagai produk dan jasa perusahaan lainnya.
Tidak ada salahnya meminjam ide perusahaan lain, kemudian mengembangkan
menjadi inovasi yang brilian.
4. Sadari kekuatan kreatif dari kesalahan.
Orang bijak mengatakan agar kita selalu belajar dari kesalahan yang diperbuat.
Orang kreatif mengatakan kita dapat memperoleh ide dari kesalahan yang kita
buat. Kisah Charles Goodyear menunjukkan hal tersebut. Setelah bekerja selama
lima tahun untuk memformulasikan kombinasi karet, belerang dan timah putih,
pada malam yang dingin tahun 1839, tanpa sengaja Charles menumpahkan sedikit
campuran tersebut pada kompor kerjanya. Campuran tersebut meleleh membentuk
senyawa baru yang selama ini dicari-cari

5. Bawa selalu buku harian untuk mencatat pikiran dan ide.


Ide-ide kreatif kadang muncul tanpa disengaja dan di waktu yang tak terduga.
Daripada cepat terlupa, ada baiknya membawa buku kecil untuk mencatat ide-ide
yang mungkin akan muncul tiba-tiba.
6. Dengarkan orang lain.
Ide tidak selalu datang dari diri kita sendiri. Ide dapat datang dari orang lain atau
bahkan kompetitor kita sendiri. Jadi selalu dengarkan orang lain karena mungkin
ia akan menghadirkan ide cemerlang buat kita.

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


7. Dengarkan apa kata pelanggan.
Mendengarkan pelanggan wajib hukumnya. Mereka mengkonsumsi produk kita
dan sekaligus menjadi sumber ide yang tiada habisnya.
8. Berbicara dengan anak kecil.
Anak-anak

tidak

membatasi

pemikiran

mereka.

Mereka

begitu

bebas

mengungkapkan kreatifitas mereka tanpa batas. Mereka dapat menjadi sumber ide
yang berharga.
9. Simpan kotak mainan di kantor Anda.
Mainan-mainan kecil seperti yoyo, gasing dan lain-lain dapat menjadi sumber
inspirasi. Ketika sedang bingung, Anda dapat mengambil satu dan memikirkan
bagaimana benda tersebut berkaitan dengan masalah Anda.
10. Baca buku cara merangsang kreatifitas dan mengambil kursus kreatifitas.
Memahami prinsip-prinsip kreatifitas akan sangat membantu meningkatkan
kemampuan kreatif kita.
11. Luangkan waktu Anda.
Sesekali luangkan waktu untuk berelaksasi, melepaskan diri dari rutinitas sejenak.
Ide-ide baru bisa muncul ketika otak kita tidak dalam keadaan tegang.

Kreatifitas ini menimbulkan suatu inovasi yang dapat menentukan keberhasilan


seseorang dalam menjalankan usahanya. Karena dengan Kreatifitas ini akan
memunculkan produk baru yang berdaya guna dan dapat memberikan keberagaman
dalam suatu produk akan menimbulkan ketertarikan konsumen terhadap produk
tersebut dan mengurangi kejenuhan konsumen pada produk yang biasa. Dengan
demikian mempengaruhi keuntungan dan ketahanan suatu usaha seiring berjalannya
waktu.

2.1.6 Hambatan dan Teknik Meningkatkan Kreatifitas

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


1. Hambatan Kreatifitas
Suharyadi dkk (2007), Hambatan Kreatifitas adalah sebagai dinding atau bangunan
mental yang menghambat kita untuk memahami atau menemukan pemecahan atas suatu
masalah. Hambatan- hambatan dalam suatu Kreatifitas adalah sebagai berikut :

Hambatan psikologis
Hambatan ini membuat seseorang menjadi tidak bebas dalam mengeksploitasi dan
mengubah gagasan, mengalami halangan dalam mengekspresikan kemampuan
konseptual, dan kurang mampu berkomunikasi dengan baik

Hambatan budaya
Hambatan dalam hal budaya adalah adanya keseragaman berpikir atau pemujaan
terhadap cara berpikir logis dan rasional. Hal ini akan menghambat penyelesaian yang
bersifat intuitif atau menggunakan perasaan.

Hambatan lingkungan
Lingkungan sosial seperti sekolah, dimana guru-guru sangat khawatir untuk mencoba
gagasan baru, akan menghambat kreativitas. Lingkungan fisik misalnya tata letak
ruang kerja dapat diatur sedemikian rupa agar dapat mendukung suasana kerja yang
produktif dan kreatif.

Hambatan bahasa berpikir


Kemampuan untuk memilih bahasa berpikir yang paling tepat untuk memecahkan
masalah akan dapat menghasilkan pemecahan masalah yang amat kreatif.

Hambatan keterpakuan fungsional


Hambatan ini bersumber pada kebiasaan kita untuk memfungsikan peralatan, orang,
ataupun teknologi hanya dengan satu cara

Hambatan kebiasaan memandang

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


Kebiasaan memandang suatu benda atau alat adalah suatu penghambat kreativitas.
Ada satu aksioma dalam memecahkan masalah, yaitu semakin familiar kita terhadap
suatu objek, maka akan semakin sulit kita melihatnya dalam konteks yang lain. Jadi
apabila kita mencoba atau dapat melihat suatu dalam suatu sudut pandang yang lain,
maka Kreatifitas akan dapat bertambah.
2. Teknik Meningkatkan Kreatifitas
Selanjutnya, Suharyadi dkk (2007) menambahkan, Cara umum meningkatkan Kreatifitas
adalah dengan mengubah pola piker dan proses bertindak. Walaupun demikian, berbagai
riset telah dilakukan untk mencari cara-cara meningkatkan Kreatifitas dalam proses
pemecahan masalah.

Perumusan masalah secara kreatif


Perumusan masalah secara kreatif adalah usaha yang dilakukan untuk
menghindar dari perumusan masalah yang sudah jelas. Tetapi coba berpikir secara
divergen bukan convergen dengan melontarkan pertanyaan baru maupun mencoba
melihat dari sudut padang yang berbeda agar memperoleh kemungkinan baru.

Bertanya dan bertanya


Sikap bertanya merupakan sesuatu yang instinktif pada anak-anak, tetapii
keberadaannya semakin berkurang ketika usia seseorang semakin bertambah. Salah
satunya adalah kecenderungan orang-orang dewasa untuk meredam pertanyaanpertanyaan yang diajukan anak-anak.
Jadi untuk membangkitkan kembali sikap bertanya adalah dengan melontarkan
pertanyaan, tanpa perlu khawatir apakah pertanyaan yang kita ajukan salah atau karena
pertanyaan tersebut orang lain menganggap kita bodoh.

Curah gagasan
Salah satu tehnik dalam kelompok untuk mengembangkan Kreatifitas adalah
curah gagasan. Biasanya dipakai untuk memecahkan masalah yang kompleks oleh
kelompok yang terdiri atas dua sampai tujuh orang. Untuk dapat melakukan curah
gagasan yang efektif, perlu diperhatikan tiga kondisi :
10

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


Selama proses mencurahkan gagasan jangan melakukan penilaian.
Proses pencurahan gagasan harus benar-benar bebas, artinya semua gagasan harus di
tampung termasuk gagasan yang gila sekalipun.
Usahakan sebanyak mungkin gagasan dapat dilontarkan, karena kemungkinan untuk
memperoleh jawaban yang kreatif semakin besar.

Orang aneh
Maksudnya adalah memasukkan orang lain yang tidak begitu tahu tentang bidang
pekerjaan atau bidang pengetahuan yang sedang dipecahkan masalahnya.

Iklim kreatif
Teknik terakhir dalam pemecahan masalah secara kreatif dalam kelompok adalah
menciptakan iklim kreatif. Pedoman utamanya adalah dengan menciptkan suasana yang
kondusif. Ini berarti harus membuang semua hambatan terjadinya kreativita, sekaligus
menciptakan lingkungan fisik, psikologis dan social yang kondusif untuk kreatif.

2.2 Inovatif
2.2.1

Pengertian Inovatif

inovatif adalah suatu pemikiran yang mengubah ide baru atau aplikasi baru menjadi
produk yang berguna. Inovatif juga diartikan sebagai pemikiran untuk mengubah
peluang yang menciptakan gagasan atau ide-ide yang rumit bahkan inovatif berasal dari
ide-ide yang sepele menjadi ciri khas tersendiri yang mempunyai nilai jual tinggi, asal
merupakan yang baru dan baik dari yang telah ada.
2.2.2

Tahapan Perilaku Inovatif

De Jong & Den Hartog (2003) merinci lebih mendalam proses inovasi dalam 4 tahap
yaitu:

11

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


Melihat kesempatan bagi karyawan untuk mengidentifikasi kesempatan.
Kesempatan dapat berawal dari ketidakkongruenan dan diskontinuitas yang
terjadi karena adanya ketidaksesuaian dengan pola yang diharapkan misalnya
timbulnya masalah pada pola kerja yang sudah berlangsung,adanya kebutuhan
konsumen yang belum terpenuhi,atau adanya indikasi trends yang sedang berubah.
Mengeluarkan ide.
Dalam fase ini, karyawan mengeluarkan konsep baru dengan tujuan menambah
peningkatan. Hal ini meliputi mengeluarkan ide sesuatu yang baru atau memperbaharui
pelayanan, pertemuan dengan klien dan teknologi pendukung. Kunci dalam
mengeluarkan ide adalah mengkombinasikan dan mereorganisasikan informasi dan
konsep yang telah ada sebelumnya untuk memecahkan masalah dan atau meningkatkan
kinerja. Proses inovasi biasanya diawali dengan adanya kesenjangan kinerja yaitu
ketidaksesuaian antara kinerja aktual dengan kinerja potensial.

Implementasi.
Dalam fase ini, ide ditransformasi terhadap hasil yang konkret. Pada tahapan ini
sering

juga

disebut

tahapan

konvergen.Untuk

mengembangkan

ide

dan

mengimplementasikan ide, karyawan harus memiliki perilaku yang mengacu pada


hasil.Perilaku inovasi Konvergen meliputi usaha menjadi juara dan bekerja
keras.Seorang yang berperilaku juara mengeluarkan seluruh usahanya pada ide
kreatif.Usaha menjadi juara meliputi membujuk dan mempengaruhi karyawan dan juga
menekan dan bernegosiasi.Untuk mengimplementasikan inovasi sering dibutuhkan
koalisi, mendapatkan kekuatan dengan menjual ide kepada rekan yang berpotensi.
Aplikasi.

12

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


Dalam fase ini meliputi perilaku karyawan yang ditujukan untuk membangun,
menguji, dan memasarkan pelayanan baru. Hal ini berkaitan dengan membuat inovasi
dalam bentuk proses kerja yang baru ataupun dalam proses rutin yang biasa dilakukan.

2.2.3

Prinsip-prinsip Inovatif

a. Prinsip keharusan
1) Keharusan menganalisi peluang
Semua sumber peluang inovatif harus dianalisis secara sistematis.
Tujuannya adalahmencari peluang yang benar-benar sesuai dengan inovasi yang
akan dilakukan
2) Keharusan memperluas wawasan
Makin banyak hal-hal baru yang kita dapat, makin mudah bagi kita untuk
mencari gagasan yang inovatif, memperluas wawasan dapat dilakukan dengan
cara lebih banyak membaca, melihat, mendengar dan merasakan
3) Keharusan untuk bertindak efektif
Syarat bagi keefektifan sebuah inovasi adalah kesederhanaan sehingga
timbul pernyataan hal ini sebetulnya sederhana, mengapa tak terpikirkan
sebelumnya

4) Keharusan untuk tidak berpikir muluk


Memiliki impian yang besar memang bagus, hal ini merupakan sumber
inspirasi untuk melakukan sebuah inspirasi. Tetapi akan lebih baik jika dari hahal lebih kecil terlebih dahulu
b. Prinsip larangan
1) Larangan untuk berlagak pintar
Jangan melakukan hal yang melebihi kemampuan yang dimiliki karena hal
tersebut akan mengakibatkan kegagalan
2) Larangan untuk rakus
Tetaplah focus pada tema inovasi yang telah dipilih. Semakin kita menjauh
dari tema tersebut akan makin menyebar pekerjaan yang dilakukan dan ini juga
akan mengakibatkan kegagalan
3) Larangan untuk berpikir terlalu jauh kedepan
Semakin kita berpikir terlalu jauh kedepan semakin banyak unsur
ketidakpastian yang dihadapi termasuk juga ketidakpastian untuk mencapai
keberhasilan

13

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


2.2.4 Ciri-Ciri manusia Inovatif :
1. Giat belajar dan bekerja
2. Selalu berorientasi kedepan
3. Kaya ide-ide yg cemerlang
4. Berfikir rasional dan berprasangka baik
5. Menghargai waktu dan menggunakannya dgn sebaik-baiknya
6. Suka melakukan eksperimen-eksperimen dan penelitian

2.2.5 Cara mengembangkan inovatif


Pakar pemasaran, pernah menegaskan pentingnya inovasi. Pakar pemasaran ini
mengingatkan bahwa tanpa inovasi perusahaan akan menjadi tua, kuno, rapuh, dan
tidak langgeng. Inovasi harus terus dibangun melalui budaya kreatif, mengikuti tren,
perubahanm dan membangun pasar. Untuk membangun perusahaan inovatif, kotler
menekankan pentingnya sejumlah factor sebagai berikut :
1 Adanya budaya penemuan. Setiap organisasi harus disesaki orang-orang yang
punya semangat inovasi.
2. Mengembangkan inovasi sebaiknya berdasarkan riset, sebab, perusahaan
dikatakan inovatif kalau sengaja membangun dan melakukan proses untuk
menghasilkan temuan terbaru. Inovasi tersebut haruslah merupakan sesuatu
revolusioner, dapat menembus pasar global, dan mendapatkan persaingan
sangat keras.

2.2.6 Faktor-Faktor Pendorong Sikap Kreatif Dan Inovatif


Setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang berbeda-beda dan dalam
bidang yang berbeda-beda. Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat diwujudkan.
Untuk itu diperlukan kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari luar (lingkungan)
maupun dari dalam individu sendiri.
Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat memupuk daya kreatif individu,
dalam hal ini mencakup baik dari lingkungan dalam arti sempit (keluarga, sekolah)
maupun dalam arti kata luas (masyarakat, kebudayaan). Timbul dan tumbuhnya

14

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


kreativitas dan selanjutnya berkembangnya suatu kresi yang diciptakan oleh seseorang
individu tidak dapat luput dari pengaruh kebudayaan serta pengaruh masyarakat tempat
individu itu hidup dan bekerja.
Tetapi ini tidak cukup, masyarakat dapat manyediakan berbagai kemudahan,
sarana dan prasarana untuk menumbuhkan daya cipta anggotanya, tetapi akhirnya
semua kembali pada bagaimana individu itu sendiri, sejauh mana ia merasakan
kebutuhan dan d orongan untuk bersibuk diri secara kretif, suatu pengikatan untuk
melibatkan diri dalam suatu kegiatan lreatif, yang m,ungkin memerlukan waktu
lama. Hal ini menyangkut motivasi internal.
Kreativitas agar dapat terwujud diperlukan dorongan dari individu (motivasi
intrinsik) maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)

1. Motivasi Intrinsik dari Kreativitas


Setiap individu memiliki kecenderungan atau dorongan mewujudkan potensinya,
mewujudkan dirinya, dorongan berkembang menjadi matang, dorongan
mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitasnya. Dorongan ini merupakan
motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubunganhubungan baru denganlingkungannya dalam upaya manjadi dirinya sepenuhnya.
(Rogers dan Vernon 1982)
2. Kondisi eksternal yang mendorong perilaku kreatif
Kretaivitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk
tumbuh, bibit unggul memerlukan kokdisi yang memupuk dan memungkinkan
bibit itu mengembangkan sendiri potensinya.

2.3 Hubungan kreatif dan Inovatif dalam berwirausaha


Kewirausahaan pada hakikatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang
memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia yang nyata
secara kreatif. Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahaan harus

15

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh
cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan
produk-produk yang telah ada di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak
dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yang
memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh
gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil. Namun, gagasan-gagasan yang baik
pun jika tidak diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari hanya akan menjadi
sebuah mimpi. Gagasan-gagasan yang jenius umumnya membutuhkan daya inovasi yang
tinggi dari wirausahawan yang bersangkutan. Kreativitas yang tinggi tetap membutuhkan
sentuhan inovasi agar laku di pasar.
Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki
adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan terebut
dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri
ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha. Seseorang wirausaha adalah
seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi.
Ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda (ability to create the new and different) atau kemampuan kreatif dan
inovatif. Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin dalam
kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start up), kemampuan untuk
mengerjakan sesuatu yang baru (creative), kemauan dan kemampuan untuk mencari
peluang (opportunity), kemampuan dan keberanian untuk menanggung resiko (risk
bearing) dan kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya.
Kemauan dan kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan terutama untuk :
a) Melakukan proses / teknik baru (the new technic)
b) Menghasilkan produk atau jasa baru (the new product or new service)
c) Menghasilkan nilai tambah baru (the new value added)
d) Merintis usaha baru (new businesses), yang mengacu pada pasar
e) Mengembangkan organisasi baru (the new organization)

16

Kewirausahaan dan Etika Bisnis

2.4 Wirausaha yang sukses :


1.

Puspo Wardoyo Pendiri Ayam Bakar Wong Solo

Berikut ini adalah Biografi Puspo Wardoyo :


Nama

: Puspo Wardoyo

Lahir

: Solo, 30 November 1967

Profesi

: Pengusaha

Riwayat Pendidikan

17

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


1)
2)
3)
4)

SDN Kenangasam Solo,


SMP Islam Batik Solo,
SMA Negeri 4 Solo,
UNS Solo

Siapa yang tak kenal sosok yang satu ini, Puspo Wardoyo, beliau adalah orang yang
mendirikan rumah makan Ayam Bakar Wong Solo yang sering disingkat ABWS. pria
kelahiran 30 November 1967. Terlahir sebagai 7 bersaudara dengan keadaan keluarga yang
sederhana membuat Puspo harus rajin membantu orangtua menjual daging ayam dan
membuka warung kecil-kecilan. Di pagi hari, Puspo menyembelih ayam untuk dijual di pasar.
Sedangkan di siang hari, Puspo membantu orang tuanya untuk menjual berbagai menu
makanan siap saji dari olahan ayam seperti ayam goreng dan ayam bakar di warung yang
berlokasi di daerah kampus UNS Solo. Setelah berhasil menamatkan pendidikan di UNS
Solo, Puspo Wardoyo lantas menjadi guru seni di SMA Negeri 1 Muntilan, Jawa Tengah.
Profesinya sebagai PNS tersebut tidak membuatnya mudah berpuas diri. Ia justru memilih
mengundurkan diri karena ingin mewujudkan cita-citanya menjadi seorang pebisnis. Puspo
lantas mulai membuka bisnis makanan. Bisnis pertama ini banyak memperoleh cibiran dan
cemoohan dari para kenalannya.

Seperti halnya pengusaha lainnya, Puspo Wardoyo juga mengalami masa pasang surut
dalam membesarkan ABWS. Suatu hari beliau bertemu dengan temannya, seorang pedagang
bakso yang merantau ke Medan dan sukses. Sampai-sampai temannya bilang Medan adalah
tempat yang potensial untuk usaha makanan. Dengan uang, jarak Solo-Medan lebih dekat
dari Solo-Semarang.Maksud temannya adalah dengan pesawat, jarak Solo-Medan hanya
satu jam perjalanan sedangkan Solo-Semarang harus naik bis selama empat jam. Setelah
bertemu temannya itu, Puspo seperti termotivasi juga untuk mengadu nasib di Medan. Waktu
itu Puspo Wardoyo sudah tidak lagi menjadi pegawai negeri sipil, ia mundur dari PNS dan
mendirikan warung ayam bakar meneruskan usaha orang tuanya yang juga jualan ayam.
Sehingga Puspo hafal betul seluk beluk per-ayam-an dan cara mengolah ayam yang enak.
Warung itulah yang kelak menjadi prototype ABWS.
Puspo selalu teringat kata-kata temannya tempo hari. Teman Puspo tersebut
menceritakan bahwa prospek bisnis kuliner di Medan sangat bagus dan menjanjikan. Dengan
berbekal sebuah gerobak bakso, teman Puspo kala itu dapat mengumpulkan keuntungan

18

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


bersih sebesar Rp 300.000 per hari. Sebuah nilai yang sangat fantastis di akhir tahun 1990.
Bisnis bakso tersebut membuat teman Puspo mampu membeli tiket pesawat sebulan sekali
untuk menengok keluarganya yang tinggal di Solo. Ia pun ingin ingin ke Medan. Akhirnya ia
menjual warung ayamnya yang di Solo ke temannya yang lain. Hasil penjualannya ia
gunakan bekal ke Medan. Namun sayang setelah sampai Jakarta uangnya dihitung-hitung
tidak cukup untuk ke Medan. Akhirnya ia memutuskan untuk melamar pekerjaan menjadi
guru. Puspo menargetkan untuk menjadi guru hanya dua tahun sambil mengumpulkan modal.
Akhirnya setelah modal terkumpul, ia kemudian melanjutkan cita-citanya untuk berjuang ke
Medan. Sesampainya di Medan, Puspo segera mengontrak rumah, membeli vespa dan
menyewa lahan di dekat bandara dengan sewa per hari 1000 rupiah waktu itu. Di lahan
berukuran 4x4 itu Ia kemudian membuka warung ayam bakar.

Suatu hari pegawainya terlilit hutang di rentenir. Puspo pun kemudian berniat
menolong pegawainya itu dengan membayar hutangnya. Alangkah senangnya hati si
pegawai, sebagai balas jasanya, sang pegawai kemudian menghubungi temannya yang
berprofesi sebagai wartawan untuk meliput warung Puspo Wardoyo tersebut. Kontan saja
keesokan harinya warung ayam bakar Puspo langsung di serbu orang. Puspo tak menyangka
akan membawa dampak seramai ini. Akhirnya ia mulai putar otak untuk membesarkan usaha
warungnya ke rumah makan yang lebih besar. Menunya pun semakin variatif. Sampai saat ini
ada sekitar 100 menu. Perjalanan Puspo Wardoyo dalam membesarkan ABWS tidaklah
seperti membalik telapak tangan. Pada tahun pertama ia hanya bisa menjual 1-2 ekor ayam
per hari. Di tahun kedua itulah setelah diliput oleh teman pegawainya, ABWS mulai
menunjukkan arah kemajuan yang pesat. Puspo kemudian membuka cabang di berbagai
kota. Puspo juga menawarkan kerja sama dengan sistem waralaba atau frencais. Puspo
menjamin rasa dan mutu ABWS di kota manapun akan sama karena ia sudah mengatur
komposisi bumbu dan mentraining pegawainya di setiap cabang dalam mengolah ayam.
Sampai saat ini ABWS selalu diserbu pembeli apalagi saat bulan Ramadhan, bahkan sampai
menolak-nolak. Dari orang biasa sampai pejabat sangat menyukai rasa ayam panggangnya.
Selain itu, warung-warung makannya yang tersebar di kota-kota besar Indonesia ini juga
selalu mengubah penampilannya secara rutin sehingga hal ini benar-benar mampu
menciptakan kesan bagi para pelanggan maupun pemula.

19

Kewirausahaan dan Etika Bisnis

2. Irma Suryanti Penyandang Cacat Sukses Wirausaha

Kisah sukses Irma Suyanti juga dimulai dari nol. Irma Suryati memang merupakan
seorang penyandang cacat, Beliau lahir di Semarang tanggal 01 Januari tahun 1975. Beliau
mulai mengalami kelumpuhan ketika balita, umur 4 tahun karena penyakit polio. Sejak balita
itu Irma Suryati mengalami layu kaki. Walaupun masih dapat berjalan normal hingga Sekolah
Menengah Atas namun kaki Irma mudah lemas. Bila tersenggol akan langsung terjatuh. Sejak
itu ayahnya menyuruh Irma untuk menggunakan tongkat apabila berjalan, dan pemakaian
tongkat itu hingga sekarang. Karena kondisi kakinya itulah yang akhirnya mendorong Irma
untuk melakukan sesuatu yang berharga juga berarti bagi dirinya sendiri juga bagi orang lain.

20

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


Langkah hidupnya menuju usia dewasa merupakan kisah panjang dan pasti penuh
perjuangan, dua kali lebih banyak daripada yang dibutuhkan orang normal.. Seperti umumnya
penyandang cacat lainnya, Irma seringkali mendapat perlakuan diskriminatif dan tidak
sebanding dengan yang lainnya karena kekurangan dirinya, dipandang sebelah mata, dihina,
direndahkan hingga diasingkan merupakan hal yang sering diterimanya. Namun semangatnya
yang terus menyala dan menggebu, menjadikan Irma Suyanti sebagai seorang perempuan
yang tangguh dengan semangat ala kartini. Lulusan SMA N 1 Semarang ini percaya dengan
kekurangan tubuh yang ia miliki tak lantas menjadikan dirinya untuk tidak dapat berhasil. Ia
sangat percaya bahwa jika Tuhan mengijinkan maka tidak ada yang tidak mungkin.

Setelah lulus dari SMAN 1 di Semarang, Irma mencoba membuat keset dari kain
perca, benda sederhana untuk membersihkan telapak kaki. Awal mula bisnis keset ini hanya
digunakan untuk kalangan sendiri. Namun karena karya kesetnya mulai dilrik orang, pasar
kecil mulai terbentuk. Keputusan untuk menjadi seorang pengrajin keset semakin kekeh saat
ia menikah dengan Agus Priyanto. Suaminya juga seorang penyandang cacat dan sangat jago
melukis. Mereka berdua akhirnya sepakat untuk membuka usaha kecil pembuatan keset pada
1999 dengan dibantu oleh 5 karyawan. Awalnya, usahanya memang masih dijalani di
Semarang, di rumah orang tua, dan ketika usaha mereka mulai berkembang pada tahun 2002,
mereka pindah ke Kebumen, Kota kelahiran Agus. Pasangan luar biasa ini sudah mampu
membeli rumah di Jalan Karang Bolong kilometer 7, Desa Karangsari, Kecamatan Buayan,
Kebumen. Dan dari rumah itu, Irma juga suaminya mengendalikan usaha karpet tersebut.
Setelah pindah ke Kebumen, Irma merasa tak nyaman dengan usaha yang hanya sekedarnya.
Iapun memutuskan untuk mendaftarkan usahanya sehingga memiliki badan hukum yang
jelas. Usahanya dilabeli Usaha Dagang Mutiara Equipment. Selain itu, Irama juga mulai
membentuk Pusat Usaha Kecil Menengah Penyandang Cacat. Pembentukan Pusat Usaha
Kecil Menengah Penyandang Cacat awal mulanya memiliki kendala, karena menurutnya
sangat susah mengorganisasi orang. Namun berkat kegigihan yang dimilikinya, ia mulai
mendatangi para penduduk door to door untuk mendorong para ibu menjadi lebih produktif,
serta mengajari ibu-ibu untuk membuat keset sendiri. Sudah bisa dipastikan, sinisme dan juga
cibiran banyak dilayangkan orang padanya, mengingat dia adalah orang yang cacat.
Irma Suyanti Penyandang Cacat yang Sukses Berwirausaha , tak membuatnya putus asa, dan
ia berhasil. Irma berhasil mengajak beberapa ibu rumah tangga belajar untuk membuat keset.

21

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


Ibu-ibu tersebut mendapat pasokan bahan baku juga mesin jahit dari Irma. Tanpa didugaduga, minat ibu-ibu lainnya semakin tinggi, pada 2003 akhirnya Irma membuat koperasi
simpan pinjam yang difungsikan untuk menampung 1.600 pembuat keset hasil binaannya.
Para anggota ini tersebar di 11 kecamatan di Kabupaten Kebumen. Lambat laun, usaha keset
ini merambah ke Banyumas dan juga Kota Solo. Bahkan Selain menggandeng PKK, ia juga
menggandeng kelompok waria dan pekerja seks komersial di Purwokerto. Kini ada 20 waria
dan pekerja seks komersial yang sudah dapat membuka gerai di perumahan Limas Agung,
Purwokerto.

Dalam strategi pemasaran, Ia telah mengandalkan 15 orang penjual. Ia juga


menitipkan keset-kesetnya di gerai-gerai yang tersebar di banyak kota. Salah satunya adalah
di showroom milik Kementerian Pemuda dan Olahraga di Jakarta. Bahkan selain di dalam
negeri, ia mengaku telah memasarkan produknya ke luar negeri, seperti Austarlia, Jerman,
Jepang, juga Turki. Tiap bulan, perajin mendapat kiriman kain sisa sebagai bahan baku. Irma
mendatangkan 10 ton kain sisa dari Semarang setiap bulan . Dari hasil penjualan ini, setiap
bulannya ia mendapatkan omset Rp 40-50 juta dari 42 macam keset yang diprodukdinya. Di
pasaran, harga satuannya 15 ribu untuk pasar dalam negeri dan 35 ribu untuk pasar asing.
Hingga saat ini, Irma juga telah mengembangkan usahanya seperti dengan membuat kotak
tisu dari lidi. Ia juga membuat desain sajadah dari tikar pandan. Ia juga telah membangun
rumah belakang dengan ukuran sekitar 7 m x 9 m untuk menampung para penyandang cacat.
Mereka akan turut diberikan modal bekerja sebagai pengrajin dan diberikan tempat
menginap.
Kini penghargaan yang diterima Irma antara lain adalah Wirausahawati Muda Teladan
dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (2007), Perempuan Berprestasi 2008 dari Bupati
Kebumen (2008), dan Penghargaan dari Jaiki Jepang, khusus untuk orang cacat. Dan yang
terakhir adalah penghargaan dari SCTV Award 2012.
Penghargaan penghargaan yang diraihnya memang layak diberikan karena atas
kesungguhan, kesederhanaan, keuletan dan sikap optimis yang dimiliki Irma Suryanti mampu
menginspirasi banyak orang. Mampu mengubah suatu hal yang biasa menjadi luar biasa
merupakan pekerjaan atau lebih tepatnya kebiasaan orang kreatif. Maka Mbak Irma Suryanti

22

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


layak dinobatkan sebagai Kartini Update di Jaman Ekonomi Kreatif sekarang ini. Bahkan
Irma sering kali menjadi motivator untuk memberikan motivasi serta pembelajaran berharga
di perguruan tinggi, Irma pernah ke Unsoed dan juga ke Institut Teknologi Bandung (ITB).

3. Sukyatno (Hoo Tjioe) pengusaha sukses es teler 77

Nama

: Hoo Tjoe Kiat

Tanggal lahir

: 03 Agustus 1948

Kota kelahiran

: Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia

Pendidikan akhir

: SMP 3

Sukyatno Nugroho ( Hoo Tjioe Kiat; lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, 3 Agustus
1948 meninggal di Jakarta, 9 Desember 2007 pada umur 59 tahun) adalah wiraswastawan,
pendiri dan Presiden Komisaris Grup Es Teler 77. Sejarah pengusaha sukses ini ketika
berumur enam tahun ibunya harus meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya. Semasa

23

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


duduk di bangku sekolah, tokoh pengusaha sukses ini dikenal sebagai anak yang tidak begitu
sukses dengan nilai pelajaran. Buktinya ia dua kali tidak naik kelas. Jikapun ia naik kelas,
beliau biasanya menduduki peringkat kelas ke 40-an diantara 50 siswa yang ada. Beranjak
remaja, beliau bersekolah di sebuah SMA. Namun sangat disesalkan, beliau mengenyam
pendidikan di bangku SMA hanya tiga bulan saja. Maka, melihat kondisi seperti ini, ayahnya
memutuskan untuk mengirimnya ke Jakarta tinggal bersama sang paman. Alih-alih untuk
melanjutkan sekolah, malah di Jakarta beliau diajarkan cara berdagang oleh sang paman.
Mungkin karena keterbatasan pendidikan, beliau pun tidak memilih dalam melaksanakan
usaha. Apa saja beliau lakukan untuk bertahan hidup. Terkadang sejarah pengusaha
sukses memang dilalui dengan berbagai rintangan dan cobaan.

Meskipun hanya lulus SLTP, beliau orang yang gigih. Terinspirasi dari sang mertua (Ibu
Murniati Widjaja) yang menang lomba membuat es teler, Sukyatno yang dulunya bernama
Hoo Tjioe Kiat mencoba menjual es teler di emperan toko dengan menggunakan tenda
tenda. Usaha yang dimulainya pada tanggal 7 Juli 1982 ini, ternyata bukan peluang
bisnis yang pertama kali beliau coba. Berbagai peluang bisnis seperti menjadi salesman,
tengkulak jual beli tanah, makelar pengurusan SIM, menjadi pemborong bangunan, sampai
mencoba bisnis salon pernah beliau geluti dan semuanya gagal ditengah jalan.
Tak ingin mengulangi kegagalan bisnis seperti sebelumnya, Sukyatno mulai menekuni
bisnis es telernya yang diberi nama es teler 77. Angka 77 digunakan sebagai merek es
telernya, karena angka tersebut mudah diingat dan diharapkan menjadi angka hoki bagi
pemilik bisnis ini. Keyakinan Sukyatno pun tepat, merek es teler 77 mulai dikenal
masyarakat dan menjadi salah satu produk unggulan dari dulu sampai sekarang.
Dari sebuah warung tenda yang dulunya berada di emperan toko, Sukyatno berinisiatif
untuk mengembangkannya menjadi bisnis waralaba. Setelah 5 tahun mempertahankan
bisnisnya, tepat pada tahun 1987 untuk pertama kalinya dibuka gerai es teler 77 di Solo
dengan sistem franchise. Semenjak itu perkembangan bisnisnya pun sangat pesat, dengan
keuletan dan kerja keras yang dimiliki Sukyatno kini es teller 77 telah memiliki lebih dari

24

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


180 gerai yang tersebar di berbagai pusat perbelanjaan dan pertokoan yang ada di Indonesia
bahkan hingga mancanegara.
Beliau dianugerahi

beberapa

penghargaan

penting, seperti The Best Asean

Executive

Award

Satya Lencana Pembangunan

(1995).

namanya dicatat oleh Museum

Rekor Indonesia. Ia juga

menulis buku 18 Jurus Sakti

Dewa

Membangun Bisnis. Sukyatno

meninggal dunia dalam

dan

Berkali-kali
Mabuk

penerbangan menuju Singapura setelah mendapat serangan stroke yang ketiga kalinya

4. Amran Sulaiman sang pengusaha racun tikus

Pengusaha muda kelahiran 27 April 1968, Andi Amran Sulaiman,


merampungkan sekolah dari SD, SMP, dan SMA di tanah kelahirannya sendiri. Pada
tahun 1988, Amran Sulaiman menempuh kuliah S1 di Fakultas Pertanian Universitas
Hasanuddin Makassar dan lulus pada tahun 1993. Dari perguruan tinggi yang sama, ia
meraius gelar master dan doktor dalam bidang Ilmu Pertanian. Merupakan lulusan S1,
S2, S3 Pertanian Universitas Hasanuddin dan dilanjutka bekerja sebagai Pegawai
PTPN XIV, Dosen Universitas Hasanuddin, Makassar. Amran Sulaiman ternyata

25

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


bukanlah anak dari orang tua yang kaya raya. Perusahaan yang dibangun bukanlah
warisan orang tua. Ada modal kedisplinan, keyakinan, kreatifitas, ketekunan dan
optimisme sementara modal uang tidak begitu mendukung langkahnya. Amran punya
prinsip yang patut kita contoh yaitu bahwa kesuksesan adalah hak semua orang dan
bukan monopoli pihak tertentu. Berbekal pada prinsip tersebut, diapun akhirnya bisa
meraih kesuksesannya. Bemula dari satu penelitian panjang berkembanglah usaha
memproduksi produk pembasmi hama. Usaha dari temuannya sendiri. Ayah dari
empat anak ini memang menekankan makna kejujuran kepada tidak hanya dirinya
tapi semua karyawan. Amran bukannya tanpa kegagalan, namun dia selalu dapat
mencari jalan. Dia yang memulai semuanya dari sebuah CV bernama Empo Tiran
yang dibangun sejak 1996. Empo Tiran ini memproduksi racun tikus dan berbagai
perlengkapan pertanian. Impian tak sesuai kenyataan, sehingga dia perlua merubah
arah impiannya. Dulu, Amran sebenarnya memiliki impian menjadi tentara. Dulu pula
dia adalah lulusan masuk pendidikan tentara sekaligus Sistem Penerimaan Mahasiswa
Baru (Sipenmaru) pada Fakultas Pertanian Unversitas Hasanuddin (Unhas).
Keinginannya menjadi tentara tidak direstui oleh ibunya. Padahal tentara merupakan
cita-cita yang sudah disiapkannya selama enam tahun. Impian yang telah dibangunnya
selama enam tahun untuk menjadi tentara itu lepaskan demi membahagiakan hati
ibunya. Bagi dirinya, tidak ada arti penting jika kebahagiaan tanpa direstui oleh Ibu.
Dengan hati yang kuat, dia menetapkan pilihan kuliah di Fakultas Pertanian. Saat ini
dia mendapatkan buah matang dari hasil ketekunan dan kepatuhan selama
menjalankan hidup yaitu menjadi peneliti dan pengusaha muda sukses Penemuan
racun 58PS dan alat pembasmi tikus Alpostran yang diproduksi lewat jerih payahnya
sendiri. Hasil kerja selama dua tahun ternyata sangat bermanfaat bagi petani.
Sehingga, dia diberikan Satyalencana dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono
pada Juli 2009. Usahan Amran Sulaiman diberi nama Tiran Group. Perlu diketahui
Tiran Group itu sendiri perusahaan yang bergerak dibidang obat pembasmi tikus. Tak
lantas langsung sukses begitu saja, produk racun tikus yang kemudian diberi label
Tiran ini (Tikus Diracun Amran) memiliki kendala diawal pemasarannya. Salah
satunya berupa keterbatasan modal untuk mengembangkan dan memasarkan produk
racun Tiran. Saat pertama kali, ia pernah meminta modal pinjaman di Bank senilai 5
juta, tapi ditolak. Namun, tidak berapa lama, Amran mendapatkan modal tapi terbatas
500 ribu saja. Produk Tiran Amran Sulaiman bukan racun abal-abal karena penelitian
Tiran 58PS telah menghabiskan waktu kurang lebih dua tahun, dari 1989-1992. Masa
26

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


uji coba Tiran 58PS juga berlangsung lama, dimulai 1992-1998. Semua yang
dilakukannya untuk mendapatkan hasil memuaskan tidak setengah- setengah, dan
akhirnya para petani merespon baik produknya. Produknya sendiri ternyata terdengar
lucu ditelinga seperi Tikus Diracun Amran, yang kemudian disingkat menjadi Tiran.
Sedangkan Alpostran sendiri merupakan singkatan dari kalimat Alat Empos Tikusnya
Amran. Permintaan akan Tiran dan Alpostran tiap tahun mengalami peningkatan
setelah gencar dipasarkan, hingga telah tersebar di seluruh kabupaten se- Indonesia.
Pada akhirnya, suami dari Martati ini menjadi peneliti sekaligus wirausahawan, yang
dahulunya sangat suka olahraga demi mendapakan sosok tentara seperti cita-citanya
dulu.

5. Chairul Tanjung si anak singkong

Nama Lengkap

: Chairul Tanjung

Tanggal Lahir

: Jakarta, 16 Juni 1962

Zodiac

: Gemini

Warga Negara : Indonesia


Istri

: Anita Ratnasari Tanjung

Anak

: Putri Indahsari & Rahmat Dwiputra

27

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


Pekerjaan

: Pengusaha (Pemilik (CEO) utama CT Corp)

Agama

: Islam

Chairul Tanjung adalah pengusaha asli Indonesia yang lahir di Jakarta pada tanggal 16
Juni tahun 1962. Pria berusia 52 tahun ini dikenal luas sebagai pendiri sekaligus pemimpin
CT Corp yang sebelumnya bernama Para Group. Chairul Tanjung lahir dari rahim seorang ibu
bernama Halimah yang memiliki darah Sunda berasal dari Cibadak, Sukabumi. Ayahnya
bernama A.G. Tanjung memiliki darah Batak berasal dari Tapanuli Tengah. Chairul Tanjung
lahir dari keluarga yang sederhana namun cukup berada. Ayahnya adalah wartawan pada era
orde lama yang menerbitkan surat kabar beroplah kecil. Kehidupan Chairul Tanjung dan
keluarganya diuji ketika usaha ayahnya dipaksa untuk tutup di masa orde baru karena secara
politik berseberangan dengan penguasa saat itu. Tulisan-tulisan yang ada di surat kabar ayah
Chairul Tanjung dianggap berbahaya sehingga harus ditutup. Keadaan ini membuat orang tua
Chairul Tanjung terpaksa harus menjual rumah dan berpindah tempat tinggal ke kamar
losmen yang sempit juga sangat sederhana.
Pendidikan Chairul Tanjung dimulai di bangku sebuah sekolah dasar yaitu SD Van
Lith, Jakarta pada tahun 1975. Lulus dari SD Van Lith pada tahun 1978, Chairul Tanjung
segera masuk ke SMP Van Lith, Jakarta. Kemudian, pada tahun 1981 Chairul Tanjung
diterima di SMA Negeri 1 Boedi Oetomo, Jakarta. Tak patah semangat meskipun hidupnya
sederhana, Chairul Tanjung melanjutkan sekolahnya ke jenjang perguruan tinggi dengan
masuk ke Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
Keluarga Chairul Tanjung memiliki sebuah prinsip, yakni: untuk lepas dari jerat
kemiskinan, pendidikan adalah langkah yang harus ditempuh. Sehingga apapun keadaannya,
sesulit apapun kondisi mereka, keluarga Chairul Tanjung selalu berusaha sekuat tenaga untuk
mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya. Segala daya dan upaya ditempuh oleh orang tua
Chairul Tanjung demi menyekolahkan anak-anak mereka, termasuk Chairul Tanjung. Ibu
Chairul Tanjung buktinya rela berjualan kain batik untuk membiayai Chairul Tanjung masuk
ke Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Semasa kuliah, Chairul Tanjung yang
berasal dari keluarga sederhana ini mengalami pengalaman yang luar biasa. Tidak seperti
mahasiswa yang kerjanya hanya fokus belajar dan bisa merasakan fasilitas dari orang tua
dengan santai, Chairul Tanjung sudah diajari untuk menjadi pekerja keras di masa kuliahnya.
Dengan masih menyandang status sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Indonesia, Chairul Tanjung mulai menunjukkan bakatnya di dunia bisnis. Kesulitan finansial
yang menimpa keluarganya membuat Chairul Tanjung mulai mengasah kemampuannya
28

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


dalam berbisnis. Demi memenuhi kebutuhan kuliahnya, Chairul Tanjung memulai bisnis
kecil-kecilan. Mulai dari menjual buku, kaos, sampai alat-alat kedokteran dan laboratorium
yang dibutuhkan oleh teman-temannya di Fakultas Kedokteran Gigi. Usahanya menjual alatalat laboratorium dan kedokteran ini sempat berkembang baik, sampai beliau mampu
mendirikan sebuah toko di kawasan Senen Raya, Jakarta Pusat. Sayangnya tokonya ini tidak
lama berdiri karena mengalami kebangkrutan. Selain itu, Chairul Tanjung juga sempat
membuka usaha fotokopi di lingkungan kampusnya. Chairul Tanjung juga pernah mencoba
untuk membuka sebuah bisnis di bidang kontraktor dan telah mengerjakan berbagai proyek
industry, terutama barang-barang dengan bahan dasar rotan. Menyibukan diri untuk belajar
merintis bisnis, tidak membuat Chairul Tanjung lalai pada tugas utamanya untuk kuliah.
Selain mengasah bakatnya di dunia bisnis, Chairul Tanjung juga menjadi mahasiswa teladan.
Terbukti di masa kuliah beliau pernah mendapatkan penghargaan sebagai mahasiswa teladan
tingkat nasional periode tahun 1984-1985. Penghargaan yang beliau dapat ini merupakan
penghargaan sebagai anggota civitas akademika yang berjasa kepada fakultas dan universitas.
Terbukti kan, kalau tokoh yang satu ini selain memiliki sifat yang gigih juga memiliki otak
yang cerdas. Beliau bisa berbisnis tanpa harus mengabaikan kegiatan perkuliahannya.
Chairul Tanjung menamatkan kuliahnya pada tahun 1987. Selesai kuliah, beliau
tampaknya tidak tertarik untuk bekerja sesuai dengan ilmu yang digelutinya semasa kuliah.
Ya, jiwa pebisnis nampaknya sudah melekat kuat pada diri seorang Chairul Tanjung. Bersama
3 orang temannya, Chairul Tanjung mendirikan PT Pariarti Shindutama. Modal yang
digunakan diperoleh dari Bank Exim sebanyak 150 juta Rupiah. Perusahaan ini memproduksi
sepatu anak-anak untuk kemudian diekspor. Berbeda dengan usaha peralatan laboratorium
dan kedokteran yang sebelumnya beliau jalani dan terpaksa bangkrut, bisnis kali ini Chairul
Tanjung meraup keuntungan yang cukup besar. Beliau dan teman-temannya mendapatkan
pesanan 160 pasang sepatu langsung dari Italia. Seiring berjalannya waktu, Chairul Tanjung
merasa tak lagi sejalan dengan rekan-rekannya itu, sehingga beliau memutuskan untuk
membangun bisnisnya sendiri. Bukan Chairul Tanjung namanya kalau tidak bisa bertahan
seorang diri di tengah dunia bisnis yang cukup mengerikan ini. Setelah memutuskan berhenti
dari bisnis sepatu ekspor, Chairul Tanjung mencoba bisnis baru. Dengan kemampuannya
membangun jaringan dan pengalamannya dalam dunia bisnis yang sudah didapatkan sejak
duduk di bangku kuliah, Chairul Tanjung membangun sebuah usaha yang arahnya ke
konglomerasi.

Beliau

menyusun

bisnis

inti,

yakni:

keuangan,

properti,

dan

multimedia. Perusahaan konglomerasi ini kemudian diberi nama sebagai Para Group. Para

29

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


Group memiliki father holding company, yaitu: Para Inti Holdindo yang memiliki beberapa
sub-holding yang terdiri dari Para Global Investindo yang bergerak di bisnis keuangan,
Para Inti Investindo yang bergerak di bisnis media dan investasi, serta Para Inti
Propertindo yang bergerak di bisnis properti.
Di bidang finansial, Chairul Tanjung memiliki sejumlah perusahaan, antara lain:
Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Mega Capital
Indonesia, Bank Mega, Bank Mega Syariah, dan Mega Finance. Tidak berhenti di sini,
Chairul Tanjung memiliki perusahan di bidang properti dan investasi yaitu Para Bandung
propertindo, Para Bali propertindo, Batam Indah propertindo, Mega Indah propertindo.
Kemudian di bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans7,
Mahagagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans Studio. Khusus di bidang
properti, Para Group memiliki Bandung Supermall. Mall dengan luas 3 hektar ini dalam
pembangunannya menghabiskan dana sebesar 99 miliar Rupiah. Pada tahun 1999, mall ini
diluncurkan oleh Para Group sebagai Central Business District. Lalu, pada awal tahun 2010
Chairul Tanjung memperluas bisnisnya dengan membeli sebagian besar saham Carrefour
sebanyak 40 % senilai 3 triliun Rupiah melalui PT Trans Ritel. Dengan memiliki 40% saham
Carrefour, kini Chairul Tanjung menjadi komisaris utama PT Carrefour Indonesia didampingi
oleh AM Hendropriyono (mantan Kepala BIN) dan S. Bimantoro (mantan petingi Polri)
sebagai komisaris. Diharapkan, di bawah Chairul Tanjung, Carrefour dapat mengedepankan
kepentingan nasional seperti dapat menyumbangkan pembinaan terhadap usaha kecil dan
menengah (UKM) di Indonesia. Tercatat pada tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung
membuat perubahan pada nama besar Para Group menjadi CT Corp. CT Corp ini terdiri dari
3 perusahaan sub-holding, yakni: Mega corp, Trans corp, dan CT Global Resources yang
meliputi layanan financial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam. Karena
kesuksesannya berbisnis ini, Chairul Tanjung mendapatkan penghargaan sebagai Eksekutif
Muda Berprestasi periode tahun 1992-1993 dari Studio Seven Production, Jakarta.
Penghargaan bergengsi ini diberikan kepada beliau pada tanggal 23 Mei 1993. Setahun
sebelum penghargaan ini diberikan, Chairul Tanjung berhasil menyelesaikan sekolahnya di
Institut Pendidikan dan Pembinaan Manajamen (IPPM). Kali ini bidang ilmu yang beliau
pilih lebih menjurus pada profesinya sebagai seorang pengusaha.
Chairul Tanjung mempraktekannya dalam kehidupan nyata. Beliau membangun
jaringan dimana-mana dengan berteman pada siapa saja dan menjalin relasi dengan
perusahaan ternama maupun perusahaan kecil. Menurut Chairul Tanjung, pertemanan akan

30

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


membantu proses bisnis untuk berkembang pesat. Contoh sederhananya adalah ketika kita
jatuh dan bisnis kita dalam kondisi tidak bagus maka relasi bisa diandalkan. Membangun
jaringan adalah kunci sukses dari seorang Chairul Tanjung. Dengan membangun relasi yang
baik di manapun, kini Chairul Tanjung bisa mendapatkan kesuksesannya dalam menjalankan
bisnis yang jumlahnya tidak hanya satu atau dua. Sebut saja salah satunya adalah kiprah
Chairul Tanjung di bisnis pertelevisian dengan mendirikan Trans Corp yang membawahi
Trans TV dan Trans 7. Chairul Tanjung yakin Trans TV bisa terus berkembang meskipun
persaingan di industri pertelevisian semakin ketat. Beliau bisa berharap demikian karena
melihat bahwa belanja TV nasional telah mencapai angka 6 trilium setahun dan 70% di
antaranya akan diambil oleh televisi.

Dalam hal investasi, bagi Chairul Tanjung perusahaan lokal juga bisa menjadi
perusahaan yang bisa bersinergi dengan perusahaan-perusahaan multinasional. Karena
pemikiran inilah Chairul Tanjung tidak menutup diri dan mau bekerja sama dengan
perusahaan multinasional dari luar negeri. Ini bisa jadi sebagai upaya perusahaan nasional
Indonesia untuk bisa berdiri sendiri dan jadi tuan rumah di negeri sendiri. Inilah yang Chairul
Tanjung harapkan. Sebagai pengusaha yang sukses, Chairul Tanjung ternyata cenderung lebih
tertarik melakukan akuisisi dibandingkan harus membangun bisnis sendiri. Karena menurut
Chairul Tanjung, akuisisi perusahaan membuat sinergi memperluas ladang usaha. Beliau
berkata, Waktu saya memulai, banyak waktu tapi nggak punya uang. Mulai dari nol. Lamalama setelah jadi besar punya uang, tidak punya waktu. Maka yang dilakukan tidak perlu
bangun tapi mengakuisisi.
Dalam perjalanannya berbisnis, bagi Chairul Tanjung modal adalah faktor yang
penting untuk membuat sebuah usaha berdiri dan mengembangkannya menjadi besar. Akan
tetapi, penting diketahui oleh orang-orang yang ingin merintis bisnis bahwa kemauan dan
kerja keras wajib dimiliki oleh mereka yang ingin sukses dalam bisnisnya. Dan jangan lupa,
kembali lagi pada mitra kerja atau relasi. Menurut Chairul Tanjung, membangun kepercayaan
sama halnya dengan membangun integritas. Disinilah pentingnya membangun jejaring dalam
menjalankan bisnis. Kegigihan dan kerja keras Chairul Tanjung ini membawa beliau ke
puncak kesuksesan. Sebagai buktim namanya berada di dalam daftar orang terkaya dunia
oleh majalah ternama Forbes di tahun 2010. Pencapaian yang diraih Chairul Tanjung
31

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


membuat majalah Forbes tak ragu untuk menunjuk beliau sebagai salah satu orang terkaya
dunia asal Indonesia. Forbes menyatakan bahwa Chairul Tanjung berada di urutan ke-937
dunia dengan total kekayaan US$ 1 miliar. Kemudian, pada tahun 2011 Forbes kembali
menyatakan Chairul Tanjung menduduki peringkat 11 orang terkaya di Indonesia dengan
total kekayaan US$ 2,1 miliar. Lalu yang terbaru, tahun 2014 Chairul Tanjung kembali
dinyatakan menjadi orang terkaya nomor 375 di dunia dengan jumlah kekayaan US$4 miliar
berdasarkan majalah Forbes.

Dari kisah hidup Chairul Tanjung yang berangkat dari titik nol sampai kemudian
mengalami naik turun demi mencapai kesuksesan, kita bisa mengambil beberapa
kesimpulan:
Pertama, jangan pernah takut untuk memulai sesuatu. Seperti Chairul Tanjung yang tanpa
keraguan berani mengambil keputusan besar untuk mulai berbisnis.
Kedua, jangan ragu untuk mencoba apapun selama kita mampu. Seperti Chairul Tanjung
yang berani mencoba berbagai jenis bisnis sampai akhirnya menemukan bisnis yang paling
sesuai dengan dirinya.
Ketiga, jangan merasa minder akan diri sendiri. Chairul Tanjung mungkin pernah dijuluk
anak singkong, tapi ia tidak merasa minder dengan julukan tersebut dan terus melaju
membuktikan bahwa ia mampu untuk mengangkat derajat hidup dirinya dan keluarga.
Keempat, jangan mudah menyerah! Seperti seorang Chairul Tanjung yang selalu terus maju
menjalankan bisnisnya meskipun banyak rintangan dan halangan, meskipun akan selalu ada
saat dimana kita harus menerima kekalahan.
kelima, kesabaran untuk mencapai sukses. Seperti seorang Chairul Tanjung yang perlahan
namun pasti meniti kariernya membangun satu demi satu bisnis, hingga sekarang menjadi
kerajaan bisnis yang begitu besar sampai bisa mengantarkan beliau menjadi salah satu orang
terkaya di dunia.

32

Kewirausahaan dan Etika Bisnis

6. Wahyu Aditya Pengusaha Muda dari Hobi Menggambar

Biodata
Nama

: Wahyu Aditya

TTL

: Malang, 4 Maret 1980

Pendidikan

: 1998-2000 Advance Diploma Jurusan Interactive Multimedia KvB Institute


of Tech. Sydney Australia

Nama Usaha : HelloMotion Academy School of Animation and Creativity (Sekolah


Animasi dan Sinema)

33

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


Kegemaran Adit dalam menggambar sudah terlihat sejak duduk dibangku SD. Ketika
masih kelas 1 di SD Cor Jesu 1 Malang, ia pernah memenangkan lomba menggambar.
Kegemarannya itu kemudian disalurkan dengan mengirim gambar pada Tino Sidin, tokoh
legendaris yang membawakan acara Gemar Menggambar di TVRI kala itu. Sayang
gambarnya tak pernah terpilih untuk ditayangkan. Ketika kelas VI SD, ia rajin mengisi buku
tulisannya dengan berbagai gambar dan cerita. Daripada membeli mainan ia lebih sering
membeli kertas HVS untuk dicorat-coreti dengan gambaran. Ia juga pawai menyulap buku
tulisnya menjadi komik dengan menciptakan ilustrasi sederhana dari berbagai tokoh
rekaannya. Nama-nama tokoh dipelesetkan dengan mengambil inspirasi dari lingkungannya.
Seperti empat sekawan menjadi enam sekawan, mengacu pada jumlah preman cilik di
sekolahnya. Hasil gambarannya kemudian disebarkan ke teman sekelas. Banyak yang
menyukai dan terhibur oleh gambaran Adi, Saya senang jika mereka terhibur oleh karya
saya, katanya girang. Ketika SMP, Adit dipercaya mengelola rubrik khusus untuk majalah
sekolahnya. Isinya tentang keadaan sekolah waktu itu. Hobi menggambar terus berlanjut
hingga SMA. Bahkan dinding sekolahpun ia gambari, Saya murid pertama yang
diperbolehkan menggambari dinding, katanya mengenang. Karirnya sebagai seorang
animator diawali dengan menjadi komikus amatiran. Korban pertamanya adalah buku-buku
pelajaran kelas 3 SMA. Di buku inilah Adit membuat animasi strip komik. Ketika akan
melanjutkan kuliah pun dengan tegas ia memilih , Ingin kuliah ditempat yang tidak ada
matematikanya, tandas anak kedua dari pasangan Sanarto Santoso dan Tri Astuti ini.
Akhirnya Adit memilih menuntu ilmu di Advanced Diploma of Interactive
Multimedia KvB Institut of Tech, Sydney Australia untuk mempelajari multimedia. Saat
kuliah ia sempat menjuarai perlombaan. Ketika liburan kuliah, Adit pulang ke Indonesia
untuk ikut magang di sebuha percetakan sablon di Malang selama dua bulan. Pemilik
percetakan yang melihat hasil karyanya jauh melampaui kelasnya mengarahkan Adit untuk
magang di Broadcast Desain Indonesia di kawasan Jakarta Selatan. Disana ia hanya
mengamati pembuatan video dan teknik mengedit. Karir Adit selepas kuliah dimulai sebagai
creative desainer dn animator di Trans TV pada 2000-2002. Sebagai best student di KvB
Institut of Tech, almamaternya, bisa saja ia melanjutkan hidup di negeri Kanguru itu, Tapi
saya tak betah hidup di Australia, katanya. Selepas dari Trans TV, Adit memilih bekerja
sebagai freelance selama satu tahun. Karena keterampilan dan pengetahuannya solid, ia bisa
melakukan pekerjaan apapun. Dari animator, sutradara sampai produser, ia bisa
melakukannya. Proyek pertama yang ditanganinya adalah video klip Padi Bayangkanlah .
Clip ini memenangkan Best Video clip of The Month Video Musi c Indonesia 2002 dan
34

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


People Choice Award Video Music Indonesia 2002. Sejak saat itu tawaran demi tawaran
mengalir padanya.
Membangun Kesuksesannya Sendiri

Tawaran bekerja dibawah perusahaan orang lain tak membuat Adit tertarik. Percaya
diri pada kemampuannya bersama tujuh temannya ia mmebuat perusahaa dibidang jasa.
Sayang usaha ini gagal, Kumpulan orang pintar tapi tak ada naluri bisnis, kata Adit
menyimpulkan kegagalannya. Karena tahu hanya kepada diri sendirilah ia bersandar, Adit
memulai langkah yang terbilang nekat. Berbekal pinjaman bank sebesar 400 juta rupiah ia
membuka kursus animasi. Biar orang sekolah di Indonesia saja, tak harus keluar negeri,
niatnya sederhana. Kendati terdengar ambisius namun Adit telah melakukan riset kecilkecilan lebih dulu. Hasilnya, banyak orang menyatakan minat bila ia membuka lembaga
kursus animasi di Indonesia. Tekad itu diwujudkan dengan ikut sebuah pameran pendidikan
di semanggi expo Jakarta Selatan. Disana ia menemukan ada 41 orang yang berminat menjadi
murid. Ini menjadi langkah awal bagi Adit untuk mendirikan HelloMotion Inc, School of
Animation and Cinema. Pemilihan nama dalam bahasa Inggris dimaksudkan agar ia bisa
membuka franchisee di luar negeri. Berdiri sejak lima tahun lalu, lembaga ini masih sepi.
Dari modal 400 juta ia bisa menengguk keuntungan 18% setahun. Padahal ketika awal
berdiri, sekolah itu tak mendapat keuntungan tapi malah minus 11%. Tahun berikutnya minus
6%. Sampai saat ini sudah meluluskan 800 an siswa, Itu masih kurang karena kami hanya
punya satu kelas, katanya. Satu kelas diisi 10 siswa dan ada 20 instruktur yang handal
dibidangnya. Selain mencari penghasilan, Adit juga menyempatkan waktu untuk
merealisasikan ide-ide aneh lainnya. Adit membentuk Kementerian Desain Republik
Indonesia (KDRI) yang bertujuan mengubah Indonesia dengan caranya sendiri. Di KDRI,
struktur birokrasinya sederhana. Ia menjabat juru bicara kementrian. Sedangkan posisi mentri
diduduki Mr Gembol (panggilan masa kecilnya). Mr Gembol juga merangkap kurir KDRI.
Biarpun terkesan lucu, dalam sehari website KDRI setidaknya dikunjungi 1000 pengunjung.
Disini para volunteer dimanapun bisa mengirimkan desain karya mereka.

35

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


Kini HelloMotion yang memiliki visi menggalakkan budaya motion picture art mulai
diperhitungkan diindustri animasi tanah air. Untuk terus mengembangkan bisnisnya, Adit
menggunakan cara Buzz Marketing atau getok tular serta lewat iklan media cetak, elektronik
dan internet. Ia sekarang tidak lagi khawatir dengan persaingan di industri animasi. Karena
daftar tunggu untuk peserta kursus sekarang bisa sebulan lebih di Hello School. Adit juga
terus melakukan inovasi-inovasi.
Itulah kisah sukses Wahyu Aditya yang bisa meraih mimpinya diusia muda dengan caranya
yang unik bahkan terkadang nyeleneh dari orang pada umumnya.

7. Elly Susilawati pengusaha sepatu

Ketika memulai usaha, tahun 2000 lalu, Elly Susilawati hanya memiliki modal Rp1juta
dan dua orang tukang sol sepatu keliling yang telah di PHK oleh sebuah perusahaan sepatu
home industri di Kawasan Jakarta Selatan sebagai karyawannya. Kepeduliannya untuk
memberdayakan dan memberikan peluang kerja terhadap tukang sol jalanan agar dapat
bekerja seperti sedia kala membuatnya ingin membuat bisnis yang dapat memberdayakan
mereka. Ia menyukai dunia sepatu, dan iapun mencoba bisnis produk sepatu. Salah satu
motivasi yang mendorong Elly membuat produk sepatu, yang kemudian diberi nama brand
Ethree adalah adanya peluang yang cukup besar bagi terpenuhinya sepatu berkualitas bagi
para pemilik kaki asimetris, yang sering disebut sebagai pemilik kaki bermasalah. Kaki
36

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


bermasalah sebenarnya hanya istilah bagi bentuk kaki yang normal tetapi pemakainya kerap
tidak nyaman jika menggunakan sepatu buatan pabrik (pabrikan) yang ada di pasaran. Para
pemilik kaki bermasalah tersebut jika menggunakan sepatu yang ada di pasaran dengan
ukuran 40 terlalu besar, sedangkan memilih ukuran 39 terlalu kecil/sempit. Biasanya para
pemilik kaki bermasalah ini agar nyaman bersepatu biasanya menggunakan sepatu yang
harus dipesan terlebih dahulu. Mereka memesan secara khusus sepatu yang diinginkan, tetapi
sedikit sekali produsen sepatu handmade di Indonesia yang memahami pembuatan sepatu
dengan kualitas dan standar disain yang baik. Melihat peluang yang besar tersebut, Elly
mencoba membuat produk sepatu handmade dari bahan kulit asli (kulit ular, buaya maupun
kuli sapi), serta mendisain dengan disain terkini dan uptodate. Rancangan disain sepatu
handmade kemudian dibuat secara khusus sesuai bentuk kaki para pemilik kaki dan
diproduksi secara manual/ handmade oleh para tenaga kerja pembuat sepatu profesional yang
telah berpengalaman bekerja di industry sepatu handmade sejak lama. Kunci terpenting
produk sepatu yang akan dibuat adalah disain yang lebih baik daripada sepatu yang ada di
pasaran, serta bentuk dan ukuran yang telah disesuaikan dengan anatomi kaki para
pemesan/pemakai, berdasarkan anatomi kaki dari para pemiliknya kaki yang memiliki bentuk
punuk kaki lebih tinggi dari bentuk normal, memiliki telapak kaki yang datar dan melebar
atau tidak memiliki cekungan, atau bahkan ada bentuk kaki yang bentuknya lebih panjang
karena memiliki jari yang lebih panjang dari ukuran normal, serta bentuk-bentuk asimetris
lainnya.Kunci penting lainnya adalah penggunaan bahan baku yang berkualitas, serta kontrol
produksi secara maksimal sehingga produk yang dihasilkan memberikan kenyamanan dan
kepuasan kepada pelanggan.
Serba Terbatas Sejak didirikan tahun 2000 lalu usaha yang didirikan Elly berdiri nyaris
dengan kekuatan dan kemampuan yang sangat terbatas. Modal terbatas, tenaga kerja
terbatas,ruangan yang digunakan juga terbatas. Modal sebesar Rp1juta yang dimiliki, habis
untuk membelibahan baku yang digunakan. Ruangan kerja menggunakan sebagaian ruangan
dapur, serta tenaga kerja hanya dengan mengajak para tukang sol sepatu keliling yang pernah
bekerja di pabrik sepatu, namun di PHK karena usahanya gulung tikar. Semula Elly
memasarkan produk sepatu yang dibuatnya melalui pemasaran dari mulut ke mulut, dan
teman-teman di kantor. Saat itu, Elly masih bekerja di perusahaan konsultan kehumasan,
yang memungkinkan ia bertemu dengan banyak orang. Dari tahun ke tahun perkembangan
usahanya cukup berkembang sangat menggembirakan. Produknya mulai dikenal oleh
masyarakat terutama oleh kalangan masyarakat kalangan menengah atas sehingga ia mulai

37

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


memikirkan merek yang tepat agar pelanggannya mudah menyebut produknya dengan baik.
Saat itulah ia mulai memantapkan membuat brand Ethree. Dengan brand yang tepat, produk
Elly sudah mulai dikenal oleh masyarakat kalangan menengah atas. Kalangan masyarakat
menengah atas ini memiliki ciri sadar terhadap kualitas, disain serta kenyamanan, dan mau
membayar mahal produk yang dirasakan memberikan kenyamanan pada kakinya.
Perkembangan usahanya kian maju, jumlahnya dari hari ke hari juga kian bertambah,
dari semula hanya ratusan pasang sepatu (500 700 pasang) per bulan menjadi ribuan pasang
sepatu per bulan, omzetpun kian terkerek hingga mencapai Rp 650juta per tahun. Karena
jumlah pemesan yang terus meningkat, maka tenaga kerja yang dilibatkan juga semakin
banyak. Mayoritas mereka yang bekerja adalah para mantan tukang sepatu berpendidikan
formal rendah, tetapi memiliki pengalaman yang cukup lama di bidang produksi sepatu
handmade. Tantangan Mulai Datang Seiring dengan semakin berkembangnya usaha, Elly
mulai melihat ada beberapa kendala yang harus dituntaskan, salah satu kendala yang dihadapi
adalah pada modal, peralatan yang digunakan, manajemen, serta meningkatkan kemampuan
sumberdaya manusia yang masih sangat terbatas.
Meningkatnya jumlah permintaan pemesanan sepatu handmade membutuhkan bahan
baku yang harus dibeli secara tunai dalam jumlah cukup sebagai stok. Pembelian bahan baku
tersebut membutuhkan modal dimuka yang harus tersedia, sementara ketersediaan modal
dimuka sangat minim jumlahnya. Sedangkan peralatan yang semula digunakan hanya
peralatan sederhana (peralatan sol sepatu) kini terus berkembang dan bertambah jumlahnya
seiring dengan kebutuhan industri sepatu handmade. Manajemen dan pengelolaan usaha yang
semula ia lakukan sendiri juga terus berkembang karena mulai diperlukan tenaga khusus
untuk mendatangi pelanggan dan melakukan pengukuran kaki pelanggan agar dapat
diproduksi sepatu sesuai keinginan pelanggan, ia juga mulai memerlukan tenaga pembukuan/
keuangan dan customer service, serta manajer produksi. Semakin banyak jumlah tenaga kerja
yang diperlukan.Semula semuanya saya lakukan sendiri, namun dalam kenyataannya
banyak kegiatan yang belum dapat kami lakukan karena keterbatasan-keterbatasan saya, ujar
Elly. Dalam mengelola usaha home industri yang memproduksi sepatu handmade ini, salah
satu tantangan yang dihadapi adalah memberikan dan menyediakan produk sepatu handmade
yang sesuai dan diinginkan oleh pelanggan. Tantangan ini sangat besar karena jika
pemesanan tidak sesuai dengan yang diharapkan atau tidak nyaman digunakan, maka sepatu
akan dikembalikan lagi oleh pemesan. Karena itu sejak awal proses produksi, dari sejak
pengukuran dan pencatatan anatomi kaki hingga produksi maka perhatian dilakukan secara
38

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


ekstra hati-hati. Para pekerja juga harus memperhatikan catatan-catanan yang telah dibuat
pada saat pengukuran kaki pelanggan agar sepatu yang diproduksi sesuai yang diinginkan.
Jika tidak sesuai risiko yang harus ditanggung oleh kami adalah pemesanan tidak dibayar
oleh pelanggan. Karena itu para pekerja juga harus diberi pengetahuan dan pemahaman yang
sangat tinggi terhadap produk yang dibuat dari sejak awal pengukuran hingga produk
diterima oleh pelanggan.

Pengorbanan Sejak awal memulai usaha, yang semula menganggap bahwa usaha yang
dikerjakan ini hanya sebagai sampingan, namun dalam kenyataannya usaha ini memerlukan
perhatian dan dukungan yang sangat tinggi, karena sudah melibatkan cukup banyak modal,
tenaga kerja, serta nasib dari banyak orang yang terlibat di dalamnya. Jika kami tidak serius
menjalankan bisnis ini, maka bias saja usaha yang kami rintis mengalami nasib yang sama
dengan usaha home industri made shoes lainnya, karena itu saya memutuskan keluar dari
pekerjaan sebagai karyawan di sebuah perusahaan jasa kehumasan dan serius total mengelola
usaha made shoes Ethree ini, cetusnya. Dalam mengelola usaha produksi handmade shoes
ini tantangan yang ia hadapi adalah soal waktu, dimana proses produksi dari pengukuran kaki
pelanggan hingga produksi sepatu membutuhkan waktu yang cukup lama karena semua
dilakukan secara manual. Pada saat pengukuran kaki banyak pelanggan yang memintanya
untuk datang ke rumah sehingga hal ini memerlukan waktu yang cukup untuk bisa datang
kepada pelanggan. Banyak pelanggan yang ingin mendapatkan sepatunya dengan cepat,
dalam hal seperti ini kami dan team produksi harus bekerja ektra keras hingga lembur untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu, ujar Elly.Selain itu karena produksi sepatu
dilakukan melalui pemesanan maka ada beberapa biaya yang harus diperhitungkan dalam
biaya produksi antara lain, biaya transport, biaya pengiriman, dan lain-lain. Sebagai single
parent dan bekerja diantara para karyawan yang sebagian besar adalah para lelaki, terlebih
sering lembur, dan harus mendatangi pelanggan untuk mengukur kaki pelanggan, hal ini
memerlukan mobilitas yang sangat tinggi. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Elly
karena tidak semua orang memandang kegiatan ini cukup diapresiasi dengan baik. Ada Juga

39

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


Dukungan Dalam perjalanan mengelola usaha, Elly cukup banyak melakukan penelitian dan
pengembangan agar usaha produk sepatu yang dihasilkan dapat diterima pelanggan dengan
baik. Beberapa penelitian dan pengembangan yang dilakukan antara lain, uji Mutu Produk
Ethree yang dilakukan oleh Departemen Perindustrian, Direktorat Industri Sandang, yang
bekerjasama dengan Indonesia Footwear Service Centre (IFSC) Tanggulangin, Sidoarjo pada
tanggal 24 Juli 2006. Berdasarkan hasil uji diketahui bahwa produk sepatu Ethree memiliki
kualitas mutu dan disain dalam klasifikasi A. Hasil uji tersebut sanggat membanggakan
kami, dan menambah keyakinan kami bahwa produk yang kami hasilkan benar-benar sesuai
yang kami harapkan sehingga memberikan kenyamanan kepada pelanggan, ujar Elly. Selain
itu Elly juga belajar pewarnaan dan pengolahan kulit yang baik dan benar, berdasarkan
standar yang telah ditetapkan oleh Dinas Perindustrian Jakarta, penggunaan packaging yang
baik, pembuatan media promosi yang baik, dan lain-lain. Beberapa dukungan juga diberikan
oleh berbagai instansi dan dinas, diantaranya dari Dinas Koperasi dan UKM DKI Jakarta,
berupa space/kios dengan sewa gratis untuk mendisplay produk-produk di beberapa mall dan
pusat perbelanjaan di Jakarta, serta dukungan pembuatan disain dan produksi flyer dari
Sucofindo. Tetap ada Tantangan Usaha Elly berada di Jl. Siaga II No42 Pejaten Barat, Pasar
Minggu, Jakarta Selatan. Kawasan Pejaten Barat merupakan kawasan padat penduduk, semi
urban metropolis yang banyak dihuni oleh masyarakat pendatang. Sebagian masyarakat di
lingkungan usahanya memiliki tingkat kesejahteraan yang cukup tinggi ditandai dengan
keberadaan rumah-rumah yang besar dan luas. Namun perhatian mereka kepada orang-orang
yang tidak beruntung, para tukang sol sepatu yang kehilangan pekerjaan, tukang ojek yang
semakin banyak, belum tersentuh perhatiannya oleh masyarakat sekitar, sehingga diharapkan
dengan keberadaan usahanya cukup dapat membantu memberikan lapangan pekerjaan formal
yang bermanfaat bagi mereka. Salah satu yang mendorong Elly untuk mendirikan usaha
handmade shoes Ethree adalah karena keinginannya untuk memberdayakan masyarakat yang
kurang beruntung di sekitar tempat tinggalnya sehingga bermanfaat bagi diri dan
keluarganya, dan juga masyarakat sekitarnya. Meskipun telah berjalan sesuai yang kami
harapkan, masalah yang kami hadapi dalam pembinaan industri kecil ini adalah kemauan dan
kemampuan serta entrepreneurship skill yang ingin terus kami tingkatkan. Tantangan kami
adalah menyediakan produk sepatu handmade dengan harga terjangkau diantara keberadaan
produk-produk sepatu pabrikan yang murah harganya, cetus Elly. Menurut Elly, tantangan
lainnya adalah membuat standar kerja dan sistem kerja yang baku dan baik /Standart
Operating Procedure (SOP) sehingga pembuatan sepatu handmade dapat berajalan sesuai
skedul dan mutu yang telah ditetapkan. Adanya kendala regenerasi dari para karyawan yang
40

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


bekerja sebagai tukang sepatu karena saat ini sangat susah mencari anak-anak muda yang
mau bekerja sebagai pembuat sepatu dengan memberikan kesempatan magang kepada para
pemuda yang berminat juga merupakan langkah untuk mencari jalan keluar yang ada. Modal,
menurut Elly, juga tetap menjadi kendala karena bisnis dalam industri sepatu handmade
adalah padat karya, dan juga padat modal. Namun dukungan dari perbankan dalam bentuk
dana pinjaman CSR dari Bank BNI serta pelatihan manajemen, serta bentuk pelatihan lainnya
seperti dari Sucofindo, modal cepat dari Pegadaian juga sangat membantunya dalam
mengembangkan usaha. Pengabdian dan Sinergi Dengan menjadi mitra binaan perusahaan
seperti binaan Bank BNI dan Sucofindo Elly memperoleh banyak manfaat, diantaranya
kesempatan untuk memperoleh akses modal dengan bunga rendah, kesempatan mengikuti
pameran produk dengan fasilitas yang disediakan oleh perusahaan yang menjadi mitra, serta
berbagai pelatihan manajemen lainnya, seperti pelatihan pembukuan keuangan, manajemen
produksi, dan lain-lain. Berbagai aktifitas yang ia lakukan ternyata cukup banyak
memperoleh perhatian, diantaranya perhatian dari berbagai media cetak, TV hingga radio
yang memuat profil dan usahanya.
Elly juga mendapatkan berbagai penghargaan diantaranya Penghargaan dari Asean
Woman Executive Golden Award tahun 2006, penghargaan Indonesia Small Medium
Entrepreneur Award (ISMBEA) tahun 2007 dari Kemetrian Koperasi dan UKM RI, serta
menjadi finalis Dji Sam Soe Award tahun 2008. Kiprah kepeloporan Elly terus berlanjut,
dengan atau tanpa penghargaan langkahnya akan kian bersemangat membantu masyarakat di
sekitarnya dengan memberikan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraannya.

8. Victor Giovan Raihan pengusaha es teh kempot dari Malang

41

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


Usia muda bukanlah penghalang seseorang untuk menjadi pengusaha sukses.
Victor Giovan Raihan asal kota Malang yang masih berusia 18 tahun telah
membuktikannya. Dengan mengusung nama Teh Kempot, bisnis minuman teh cepat
saji yang dirintisnya mendapat respon positif dari masyarakat sekitar.
Berawal dari keisengan Victor meracik teh yang dicampur dengan susu
fermentasi, ternyata hasilnya diminati banyak orang. Menurut Viktor perkembangan
bisnis tersebut sangat bagus dan memiliki prospek jangka panjang. Saat haus, orang pasti
akan mencari minuman yang enak, serta mempunyai rasa yang berbeda dengan minuman
lainnya. Selain itu, dilihat dari cara pembuatan, Victor mengatakan tidak terlalu sulit
untuk membuat aneka minuman cepat saji. Bahan-bahannya mudah didapat, dan yang
paling penting keuntungan yang diraih cukup besar.

Untuk memulai bisnisnya, Victor mengeluarkan modal 3 juta yang berasal dari
pinjaman orang tua. Pertama Victor membuka 1 outlet, lalu berkembang dan setelah
mempunyai beberapa outlet, Victor bisa mengantongi penghasilan paling sedikit Rp 2
juta per bulan dari 1 outlet miliknya. Biasanya kalau sedang ramai, 1 outlet bisa lebih
dari 2jt, kata Victor. Awal mula kata Kempot yaitu ketika Victor terinspirasi dari cara
orang saat minum teh menggunakan sedotan. Bila sedang haus, konsumen akan
menyedot sampai pipinya kempot.
Victor sampai saat ini telah membuka 10 outlet yang diurusnya sendiri, dan 17
outlet lain yang merupakan hasil kerjasama dengan mitranya. Victor menjelaskan, jika
ada yang tertarik untuk bekerja sama di bisnisnya, cukup membayar Rp 3,5 juta, sudah
menerima 1 gerobak ditambah 100 cup gelas kemasan dan alat masak. Sementara ini,
mitra kerjasamanya paling banyak di Malang, dua mitra yang lain di Palembang dan
Jakarta. Orang tua Victor mendukung penuh apa yang dilakukan putranya. Mereka
percaya, dengan membuka usaha sendiri, dapat melatih Victor menjadi pribadi mandiri,
tidak bergantung pada orang lain. Victor mengaku, dalam sehari jumlah daun teh kering
yang dibutuhkan untuk produksi mencapai 20 kg, kurang lebih sekitar 70 gelas, dan
menghabiskan 4 kg gula sehari per outlet.

42

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


Harapan Victor, di tahun depan bisa membuka outlet baru supaya keuntungan
yang dihasilkan dari bisnisnya bertambah. Mengenai masalah dana untuk memperluas
bisnis teh cepat sajinya, Victor enggan meminjam bank atau kredit, karena menurut dia
dengan modal pribadi dan pinjaman orangtua sudah lebih dari cukup.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kreatif adalah suatu pemikiran yang menghasilkan sebuah produk baru yang
berbeda dengan produk yang sudah ada sebelumnya. Sedangkan inovatif adalah
Pengembangan dari sebuah produk usaha yang sudah ada dengan menambahkan
sedikit sentuhan yang menjadi berkesan atau sedap dipandang. Pada dasarnya
Kreatif dan inovatif adalah karakteristik personal yang terpatri kuat dalam diri
seorang wirausaha sejati. Bisnis yang tidak dilandasi upaya kreatif dan inovatif
dari sang wirausaha biasanya tidak dapat berkembang abadi. Lingkungan bisnis
yang begitu dinamis menuntut wirausaha untuk selalu adaptif dan mencari
terobosan terbaru. Karakter cepat berpuas diri dan cenderung stagnan sama saja
membawa bisnis ke arah kematian. Pengusaha selalu dituntut untuk memiliki
Kreatifitas yang tinggi dan inovasi yang baru dalam menunjang usahanya.

3.2 Saran
Sebagai mahasiswa di usia saat ini harus mempunyai jiwa ingin
tau, petualang atau rasa ingin tau mengenai hal baru. Sebuah
pemikiran yang muncul dari sebuah pengalaman yag sudah terjadi
kita dapat belajar berpikir kreatif dan inovatif untuk menciptakan
sesuatu hal yang baru dan berbeda, sehingga kita dapat menjadi
seseorang yang tangguh dan mempunyai jiwa wirausaha yang

43

Kewirausahaan dan Etika Bisnis


dapat bersaing dari wirausaha yang lain. Dengan kreatifitas dan
inovatif kita dapat mengubah standart ekonomi yang bermutu.

DAFTAR PUSTAKA

Aryani, Evi. Biografi chairul tanjung anak singkong, 10 Oktober 2013


(http://biografi-orang-sukses-dunia.blogspot.com ) cetak 16 April 2015
Aryani, Evi.Biografi puspo wardoyo pendiri ayam bakar solo, 29 September 2013
(http://biografi-orang-sukses-dunia.blogspot.com ) cetak 10 April 2015
Dwi, Ary.2013. Pengertian inovatif kewirausahaan, 11 November 2013
(http://top.studies.blogspot. ) cetak 07 April 2015
Indonesia, Pelatih.2015. Pengusaha racun tikus, 10 April 2015
(http://pelatihindonesia.com ) cetak 12 April 2015
Musarofah, Nuruali. 2013. Pemikiran kewirausahaan kreatif inovatif, 06 Juni 2013
(http://nurlaelimusarofah.files.wordpress.com )
Pramesty, Dwi. 2011. Biografi Victor Giovan Raihan, 27 Februari 2011
(http://kompas.com ) cetak 05 April 2015
Stinobel. 2015. Profil mahasiswa pengusaha sukyatno, 04 April 2015
(http://www.stienobel-indonesia.ac.id ) cetak 10 April 2015

44

Anda mungkin juga menyukai