Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

INFLASI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Teori Ekonomi Mikro dan Makro

Dosen Pengampu : Burdah Alamsar, M. Pd.

Disusun Oleh: Kelompok I & 2

Meysha Zulfa Saputra

Virda Amalia Amimi

Wirdan Mukhlis Q.H

Isyfina Kamilah

Siti Latipah

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

AL’ANDINA SUKABUMI

2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktu.

Adapun tujuan penulisan Makalah adalah untuk memberikan wawasan mengenai


mata kuliah Teori Ekonomi Mikro dan Makro .

Dengan materi kuliah ini diharapkan Mahasiswa mampu untuk memahami makna dari
Inflasi.

Oleh karena itu kami menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sempurna dan
masih banyak kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar makalah yang kami buat lebih baik lagi kedepannya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Sukabumi, 15 Oktober 2021

Kelompok I & II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .......................………………….………………………...............1

1.1 Latar Belakang....………………...................…………………………………….....1


1.2 Rumusan Masalah…...……….……………………………………...................….....2
1.3 Tujuan Penulisan……...…….………………………………..…………....................2

BAB II PEMBAHASAN........ ………….....…………….……………...………....................3

2.1 Definisi Inflasi................................................…………………………….……..……3


2.2 Jenis-jenis Inflasi................................................................……………….……....…..4
2.3 Penyebab Terjadinya Inflasi.......................................................................…..….....…5
2.4 Cara Menangani Inflasi..................................................................…….......................6
2.5 Dampak Inflasi Terhadap Perekonomian.......................................…….......................7
2.6 Perhitungan Inflasi.........................................…………………………….……..……7
2.7 Peran Pemerintah, Bank Sentral, dan Masyarakat Dalam Menangani Inflasi......……8

BAB III PENUTUP..................………….……………….……………...………..................10

3.1 Kesimpulan...............………………………………………………….......................10

3.2 Saran...............…………………………..........……………………….......................10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan perekonomian dalam suatu negara dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Inflasi

merupakan salah satu indikator ekonomi yang penting bagi suatu negara khususnya negara
berkembang. Inflasi digunakan untuk melihat stabilitas perekonomian, Perubahan indikator
dalam ekonomi akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Terutama berdampak pada
variabel makro ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi, jumlah uang beredar, ekspor dan
impor. Inflasi merupakan kenaikan harga barang-barang secara terus menerus selama periode
tertentu. Inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan
ekonominya.
Inflasi merupakan suatu fenomena ekonomi yang sangat menarik untuk dibahas yang
berkaitan dengan dampaknya yang luas terhadap agregat makro ekonomi. Pertama, inflasi
domestik yang tinggi menyebabkan tingkat balas jasa yang riil terhadap asset finansial
domestik semakin rendah (bahkan seringkali negatif), sehingga dapat mengganggu mobilisasi
dana domestik dan bahkan dapat mengurangi tabungan domestik yang menjadi sumber dana
investasi. Kedua, dapat menyebabkan daya saing barang ekspor berkurang dan dapat
menimbulkan defisit dalam transaksi berjalan dan sekaligus dapat meningkatkan hutang luar
negeri. Ketiga, inflasi dapat memperburuk distribusi pendapatan dengan terjadinya transfer
sumber daya dari konsumen dan golongan berpenghasilan tetap kepada produsen. Keempat,
inflasi yang tinggi dapat mendorong terjadinya pelarian modal keluar negeri. Kelima, inflasi
yang tinggi akan dapat menyebabkan kenaikan tingkat bunga nominal yang dapat
mengganggu tingkat investasi yang dibutuhkan untuk memacu tingkat pertumbuhan ekonomi
tertentu.
Krisis ekonomi yang sempat terjadi di pertengahan tahun 1997-1999 mengakibatkan
perekonomian menjadi bermasalah dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang mengalami
penurunan berdampak pada lonjakan angka inflasi nasional, lonjakan barang-barang impor
dalam negeri dan barang-barang yang dijual dalam negeri baik langsung dan tidak langsung
akan meningkat.
Lonjakan angka inflasi nasional jika tidak diimbangi dengan pendapatan nominal,
baik pendapatan riil maupun perkapita menyebabkan pendapatan masyarakat turun. Pengaruh
inflasi di Indonesia sangat tinggi dalam perkembangan perekonomian, kebijakan pemerintah
diperlukan terhadap inflasi dalam menstabilkan perekonomian.
Perkembangan inflasi yang meningkat dalam suatu negara memberikan hambatan
pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, kebijakan-kebijkan pemerintah dalam mengatasi
inflasi yang tinggi sangat diperlukan agar perekonomian lebih baik dan krisis ekonomi tidak
terjadi akibat pengaruh inflasi terhadap perekonomian.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas Maka penulis perlu merumuskan masalah-masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini, diantaranya:
1.      Apa yang dimaksud dengan inflasi?
2.    Apa saja jenis-jenis inflasi?
3.      Apa penyebab terjadinya inflasi?
4.      Bagaimana cara menangani inflasi?
5.      Apa dampak inflasi terhadap perekonomian?
6.      Bagaimana perhitungan inflasi?
7.      Bagaimana peran pemerintah, bank sentral, dan masyarakat dalam menangani inflasi?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas Maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1.      Untuk mengetahui inflasi
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis inflasi
3.      Untuk mengetahui syarat penyebab terjadinya inflasi
4.      Untuk mengetahui cara menangani inflasi
5.      Untuk mengetahui dampak inflasi terhadap perekonomian
6.      Untuk mengetahui perhitungan inflasi
7.      Untuk mengetahui peran pemerintah, bank sentral, dan masyarakat dalam menangani
inflasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Inflasi


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Inflasi diartikan sebagai kemerosotan
nilai uang kertas karena banyaknya dan cepatnya uang kertas beredar sehingga menyebabkan
naiknya harga barang-barang.
Mengutip dari lama Bank Indonesia (BI), Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga
barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan
harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu
meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya.
Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Inflasi adalah kecenderungan naiknya
harga barang dan jasa pada umumnya yang berlangsung secara terus menerus. Jika harga
barang dan jasa di dalam negeri meningkat, maka inflasi mengalami kenaikan. Naiknya harga
barang dan jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai uang. Dengan demikian, inflasi dapat
juga diartikan sebagai penurunan nilai uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum.
Adapun inflasi menurut beberapa ahli ialah sebagai berikut:
1) Boediono
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan secara terus-
menerus.
2) Nopirin
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus selama periode
tertentu.
3) Mannullang
Inflasi adalah suatu keadaan di mana terjadi senantiasa turunnya nilai uang.
4) Samuelson dan Nordhaus
Inflasi terjadi apabila tingkat harga-harga dan biaya-biaya umum naik, harga beras,
bahan bakar, harga mobil naik, tingkat upah, harga tanah, dan semua barang-barang
modal naik.
5) Sadono Sukirno
Inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu
perekonomian.
6) Dwi Eko Waluyo
Inflasi merupakan satu di antara bentuk penyakit-penyakit ekonomi yang sering timbul
dan dialami hampir di seluruh negara. Kecenderungan dari kenaikan harga-harga pada
umumnya serta terjadi secara terus-menerus.
Inflasi secara sederhana diartikan sebagai kenaikan dalam harga barang dan jasa yang
terjadi karena permintaan bertambah lebih besar dibandingkan dengan penawaran barang di
pasar. Dengan kata lain, terlalu banyak uang yang memburu barang yang terlalu sedikit.

2.2 Jenis-Jenis Inflasi

Adapun jenis-jenis inflasi, antara lain:

1. Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya

A. Inflasi Ringan
Inflasi yang mudah untuk dikendalikan dan belum begitu menganggu perekonomian
suatu negara. Terjadi kenaikan harga barang/jasa secara umum, yaitu di bawah 10
persen per tahun dan dapat dikendalikan.
B. Inflasi Sedang
Inflasi yang dapat menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat berpenghasilan tetap,
namun belum membahayakan aktivitas perekonomian suatu negara. Inflasi ini berada di
kisaran 10 persen-30 persen per tahun.
C. Inflasi Berat
Inflasi yang mengakibatkan kekacauan perekonomian di suatu negara. Pada kondisi ini
umumnya masyarakat lebih memilih menyimpan barang dan tidak mau menabung
karena bunganya jauh lebih rendah ketimbang nilai inflasi. Inflasi ini berada di kisaran
30 persen-100 persen per tahun.
D. Inflasi Sangat Berat (Hyperinflation)
Inflasi yang telah mengacaukan perekonomian suatu negara dan sangat sulit untuk
dikendalikan, meski dilakukan kebijakan moneter dan fiskal. Inflasi ini berada di
kisaran 100 persen ke atas per tahun.
2. Jenis Inflasi Berdasarkan Penyebabnya

A. Demand Pull Inflation


Inflasi yang terjadi karena permintaan akan barang/jasa lebih tinggi dari yang bisa
dipenuhi oleh produsen.
B. Cost push inflation
Inflasi yang terjadi karena terjadi kenaikan biaya produksi sehingga harga penawaran
barang naik.
C. Bottle neck inflation
Inflasi campuran yang disebabkan oleh faktor penawaran atau faktor permintaan.

3. Jenis Inflasi Berdasarkan Sumbernya

A. Domestic inflation
Inflasi yang bersumber dari dalam negeri. Inflasi ini terjadi karena jumlah uang di
masyarakat lebih banyak daripada yang dibutuhkan.
B. Imported inflation
Inflasi yang bersumber dari luar negeri. Inflasi ini terjadi pada negara yang melakukan
perdagangan bebas di mana ada kenaikan harga di luar negeri.

2.3 Penyebab Terjadinya Inflasi


Penyebab terjadinya inflasi antara lain sebagai berikut:
1. Peningkatan Permintaan
Penyebab Inflasi ini terjadi disebabkan karena peningkatan permintaan untuk jenis
barang/jasa tertentu. Dalam hal ini, peningkatan permintaan jenis barang/jasa tersebut terjadi
secara agregat (agregat demand).
Faktor yang bisa menyebabkan terjadinya inflasi ini di antaranya adalah meningkatnya
belanja pemerintah, meningkatnya permintaan barang untuk diekspor, dan meningkatnya
permintaan barang untuk swasta.
2. Meningkatnya Biaya Produksi
Penyebab inflasi ini terjadi karena meningkatnya biaya produksi yang disebabkan oleh
kenaikan harga bahan-bahan baku, seperti harga bahan bakar hingga upah buruh.
3. Tingginya Peredaran Uang
Penyebab inflasi ini terjadi karena uang yang beredar di masyarakat lebih banyak
dibanding yang dibutuhkan. Ketika jumlah barang tetap sedangkan uang yang beredar
meningkat dua kali lipat, bisa terjadi kenaikan harga-harga hingga 100 persen.
Hal ini bisa terjadi ketika pemerintah menerapkan sistem anggaran defisit, di mana
kekurangan anggaran tersebut diatasi dengan mencetak uang baru. Namun, hal ini justru
membuat jumlah uang yang beredar di masyarakat makin bertambah dan mengakibatkan
inflasi.

2.4 Cara Menangani Inflasi


Ada beberapa cara agar inflasi dapat tertangani atau terkontrol, yakni:
1. Menggunakan Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah langkah untuk menangani masalah inflasi dengan cara mengatur
pengeluaran dan penerimaan pemerintah. Caranya dengan menghemat pengeluaran
pemerintah, cara yang satu ini sudah terbukti bisa mengatasi inflasi di suatu negara.
Selain mengurangi pengeluarannya, pemerintah dapat melakukan cara lain yakni dengan
menaikkan tarif pajak rumah tangga maupun perusahaan. Cara ini dapat menurunkan tingkat
konsumsi para konsumen, sehingga harga barang dapat turun.
2. Menggunakan Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter bertujuan untuk menjaga kestabilan moneter, sehingga kesejahteraan
masyarakat dapat ditingkatkan. Cara dari kebijakan moneter yang pertama adalah dengan
membatasi jumlah uang yang beredar. Bank sentral harus mengambil keputusan dan
menentukan ketersediaan uang kas pada bank-bank lain.
3. Kebijakan Lainnya
Selain kebijakan fiskal dan moneter, pemerintah juga bisa mengatasi inflasi dengan cara
meningkatkan produksi dan jumlah barang di pasar, serta menetapkan harga maksimum
untuk beberapa jenis barang.
Cara lainnya yakni dengan menaikkan nilai bunga, sehingga banyak orang yang berminat
untuk menabung. Cara selanjutnya adalah dengan menggunakan kebijakan operasi pasar
terbuka yang artinya adalah menjual surat-surat berharga untuk mengurangi jumlah uang
yang beredar.
2.5 Dampak Inflasi Terhadap Perekonomian
Inflasi memiliki dampak cukup signifikan bagi perekonomian suatu negara, antara lain:
1. Inflasi dapat menggerus daya beli masyarakat.
Kalau daya beli turun, masyarakat jadi irit belanja. Padahal motor penggerak ekonomi
Indonesia masih ditopang konsumsi masyarakat. Jika masyarakat mengurangi belanja,
otomatis pertumbuhan ekonomi nasional akan bergerak ke lambat atau stagnan, bahkan lebih
rendah.
2. Inflasi tentu saja merugikan konsumen
Karena gaji atau penghasilan stagnan, tapi pengeluaran atau belanja membengkak
lantaran kenaikan harga barang atau jasa yang menjadi kebutuhan utama.
3. Inflasi juga mempengaruhi kemampuan ekspor sebuah negara.
Akibat inflasi, biaya ekspor jadi lebih mahal dan daya saing produk ekspor menurun.
Akhirnya devisa jadi berkurang.
4. Inflasi akan mengurangi minat orang menabung di bank.
Penyebabnya bunga simpanan tabungan yang kecil tergerus inflasi. Apalagi menabung di
bank juga mengeluarkan biaya administrasi setiap bulan, sehingga bunga yang diperoleh
nasabah makin minim, bahkan nyaris tak terasa.
5. Inflasi dapat mempengaruhi kestabilan mata uang rupiah.
Kestabilan kurs rupiah mengandung dua aspek, yakni kestabilan nilai mata uang terhadap
barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.
Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua
berkaca pada perkembangan kurs rupiah terhadap mata uang negara lain.
2.6 Perhitungan Inflasi
Laju inflasi dapat dihitung dengan beberapa cara. Berikut ini adalah cara-cara untuk
menghitungnya:
1. Menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK)
Cara ini merupakan cara yang paling sering digunakan untuk menghitung laju inflasi.
Yaitu dengan cara menghitung harga rata-rata dari barang yang telah dibeli oleh para
konsumen.
2. Deflator PDB
Cara ini digunakan dengan cara menghitung besarnya perubahan yang terjadi pada harga
barang-barang tertentu. Seperti harga barang produksi dalam negeri, harga barang baru, harga
barang jadi, dan juga harga jasa.

3. Menggunakan Indeks Harga Produsen


Cara ini dilakukan dengan cara menghitung harga yang dibutuhkan produsen untuk
melakukan sebuah produksi. Misalnya menghitung harga bahan-bahan baku yang akan
digunakan dan juga harga upah para buruh.
4. Menggunakan Indeks Harga Komoditas
Cara yang satu ini dilakukan dengan menghitung harga-harga dari barang tertentu yang
sudah ditentukan.
5. Menghitung Indeks Biaya Hidup
Cara yang satu ini digunakan dengan cara menghitung biaya kehidupan masyarakat
sehari-harinya.
Dari kelima indikator tersebut, IHK menjadi cara yang paling sering digunakan untuk
menghitung laju inflasi di Indonesia. Rumus dari inflasi ini dapat dituliskan sebagai berikut:
Laju inflasi= [(IHK periode ini-IHK periode sebelumnya) / (IHK periode sebelumnya)] x 100%
2.7 Peran Pemerintah, Bank Sentral, dan Masyarakat Dalam Menangani Inflasi
Pemerintah dan Bank Indonesia menyepakati lima langkah strategis untuk memperkuat
pengendalian inflasi dalam rapat koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) tanggal
11 Februari 2021. Langkah strategis yang ditujukan untuk menjaga inflasi dalam kisaran
sasaran 3,0% ± 1% pada 2021 mencakup:
1. Menjaga inflasi kelompok bahan pangan bergejolak (volatile food) dalam kisaran 3,0% -
5,0%. Upaya dilakukan dengan memperkuat empat pilar strategi yang mencakup
Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi
Efektif (4K) di masa pandemi Covid-19, termasuk menjaga ketersediaan pasokan dan
kelancaran distribusi menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Implementasi
strategi difokuskan untuk menjaga kesinambungan pasokan sepanjang waktu dan
kelancaran distribusi antardaerah, antara lain melalui pemanfaatan teknologi informasi
dan penguatan kerja sama antar daerah.
2. Memperkuat koordinasi Pemerintah Pusat dan Daerah dalam pengendalian inflasi
melalui penyelenggaraan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi
2021 dengan tema “Mendorong Peningkatan Peran UMKM Pangan melalui Optimalisasi
Digitalisasi untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Stabilitas Harga Pangan".
3. Memperkuat sinergi antar Kementerian/Lembaga dengan dukungan Pemerintah Daerah
dalam rangka menyukseskan program kerja TPIP 2021.

4. Memperkuat ketahanan pangan nasional dengan meningkatkan produksi antara lain


melalui program food estate, serta menjaga kelancaran distribusi melalui optimalisasi
infrastruktur dan upaya penanganan dampak bencana alam.
5. Menjaga ketersediaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dalam rangka program
Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) untuk mendukung pelaksanaan
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Sinergi kebijakan yang ditempuh Pemerintah dan Bank Indonesia melalui implementasi
berbagai inovasi program yang diarahkan untuk menjaga stabilitas pasokan dan kelancaran
distribusi di masa pandemi dapat menjaga inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK). Pada 2020
inflasi IHK tercatat rendah sebesar 1,68% (yoy) dan berada di bawah kisaran sasaran 3,0%
±1%. Inflasi yang rendah tersebut dipengaruhi oleh permintaan domestik yang belum kuat
sebagai dampak pandemi Covid-19 di tengah pasokan yang memadai.
Pertemuan tersebut juga menyepakati sasaran inflasi 3 tahun ke depan sebagai tindak
lanjut akan berakhirnya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.124/010/2017 tentang
Sasaran Inflasi Tahun 2019, Tahun 2020, dan Tahun 2021. Sasaran inflasi tahun 2022, 2023,
dan 2024 disepakati masing-masing sebesar 3,0%±1%, 3,0%±1%, dan 2,5%±1% yang akan
ditetapkan kemudian melalui PMK. Sasaran inflasi tersebut diharapkan dapat menjangkar
pembentukan ekspektasi inflasi masyarakat ke depan, terutama dalam mendukung proses
pemulihan ekonomi nasional dan reformasi struktural. 
Ke depan, Pemerintah dan Bank Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah,
berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi agar inflasi IHK tetap terjaga. Upaya tersebut
diharapkan dapat makin mendorong peningkatan daya beli masyarakat sebagai bagian dari
pelaksanaan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Inflasi yang rendah dan stabil
diharapkan dapat mendukung pemulihan perekonomian serta pertumbuhan ekonomi yang
kuat dan berkesinambungan menuju Indonesia Maju.
Dan kita sebagai masyarakat memiliki peran yang cukup penting dalam menekan tingkat
inflasi yang ada di negara ini. Salah satu cara yang paling mudah untuk dilakukan adalah
menghindari sikap konsumtif yang berlebihan terhadap produk-produk yang bersifat impor.
Sekarang sudah cukup banyak produk-produk dari berbagai industri asli Indonesia yang
tidak kalah baik ataupun malah memiliki kualitas yang lebih baik daripada produk luar
negeri. Kita harus mengurangi penggunaan produk impor dan beralih ke produk-produk
buatan dalam negeri.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Inflasi diartikan sebagai kenaikan dalam harga barang dan jasa yang terjadi karena
permintaan bertambah lebih besar dibandingkan dengan penawaran barang di pasar. Dengan
kata lain, terlalu banyak uang yang memburu barang yang terlalu sedikit.
Inflasi memiliki berbagai jenis yang digolongkan dalam 3 kategori, yaitu berdasarkan
tingkat keparahannya, berdasarkan penyebabnya, dan berdasarkan sumbernya. Inflasi
disebabkan karna meningkatnya permintaan, meningkatnya biaya produksi, dan tingginya
peredaran uang.
Cara menangani inflasi bisa dengan menggunakan kebijakan fiskal, kebijakan moneter,
maupun kebijakan lain seperti meningkatkan jumlah produksi barang dipasaran. Dampak
inflasi itu sendiri sangat merugikan konsumen, mempengaruhi ekspor, mempengaruhi minat
orang untuk menabung di Bank, dan dapat pula mempengaruhi kestabilan mata uang rupiah.
Biasanya untuk menghitung inflasi orang orang menggunakan rumus IHK yaitu : Laju
Inflasi= [(IHK Periode ini – IHK Periode Sebelumnya) / (IHK Periode Sebelumnya)]x 100%
Kita sebagai masyarakat memiliki peran yang cukup penting dalam menekan tingkat
inflasi yang ada di negara ini. Salah satu cara mudah untuk dilakukan adalah menghindari
sikap konsumtif yang berlebihan terhadap produk impor. Sekarang sudah banyak produk
lokal yang tidak kalah baik atau malah memiliki kualitas lebih baik dari produk impor. Kita
hanya perlu mengurangi penggunaan produk impor dan bealih ke produk lokal buatan negeri.
3.2 Saran

Demikian makalah sederhana ini kami susun. Terima kasih atas antusiasme dari pembaca
yang sudi menelaah isi makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karena terbatasnya pengetahuan kami.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan saran dan
kritik konstruktif kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan–kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

https://accurate.id/ekonomi-keuangan/pengertian-inflasi/

https://kamus.tokopedia.com/i/inflasi

https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/moneter/inflasi/default.aspx

https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/sp_233821.aspx

https://www.bola.com/ragam/read/4573362/pengertian-inflasi-jenis-penyebab-dan-cara-
menanganinya-yang-perlu-diketahui

https://www.bps.go.id/subject/3/inflasi.html

https://www.cermati.com/artikel/inflasi-pengertian-penyebab-rumus-menghitung-dan-
dampaknya-ke-ekonomi-ri

https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/gayahidup/pengertian-inflasi-dan-strategi-
mengatasinya-dengan-investasi

https://www.dictio.id/t/bagaimana-peran-masyarakat-dalam-menjaga-tingkat-inflasi/55713

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/1241/05.1%20bab%201.pdf?
sequence=7&isAllowed=y

https://www.gramedia.com/literasi/inflasi/

https://www.slideshare.net/nciezkdpurplelover/bab-i-4-36983226

Anda mungkin juga menyukai