Anda di halaman 1dari 12

EVALUASI DIRI SATUAN PRASYARAT AKTEDITASI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah integrated sispena
Dosen pengampu: Aulia Ilham Iskandar, S.TH.I,M.Pd.I

Disusun oleh:
Mia Nuraisah

PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


INSTITUT MADANI NUSANTARA
Jl. Lio balandongan sinargalih (beugeug) no.74 kel. cikondang kec. Citamiang
Kota sukabumi
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan
inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang evaluasi
diri satuan prasyarat akreditasi
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terimakasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir
kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.

Sukabumi, 06 April 2022


DAFTAR ISI

COVER
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AKREDITASI
B. PERSYARTAN AKREDITASI
C. PELAKSANAAN AKREDITASI
D. EVALUASI AKREDITASI
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang bermutu. Untuk
dapat menyelenggarakan pendidikan yang bermutu, maka setiap satuan/program
pendidikan harus memenuhi atau melampaui standar yang dilakukan melalui kegiatan
akreditasi terhadap kelayakan setiap satuan/program pendidikan. Dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan nasional secara bertahap, terencana dan terukur sesuai
amanat Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
BAB XVI Bagian Kedua Pasal 60 tentang Akreditasi, Pemerintah melakukan
akreditasi untuk menilai kelayakan program dan/atau satuan pendidikan. Berkaitan
dengan hal tersebut, Pemerintah telah menetapkan Badan Akreditasi Nasional
Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) dengan Peraturan Mendiknas Nomor 29 Tahun 2005.
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, khususnya Pasal 87 ayat (2). Sejalan dengan kegiatan reformasi birokrasi
yang ada di lingkungan Kemdiknas demi mewujudkan layanan prima kepada publik,
maka layanan akreditasi sekolah/madrasah menjadi salah satu program dalam
reformasi layanan. Reformasi layanan mengacu pada UU No. 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik.sehingga mewujudkan sistem penyelenggaraan pelayanan publik
yang layak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu pengertian akreditasi ?
2. Apa saja persyaratan akreditasi?
3. Bagaimana pelaksanaan akreditasi?
4. Bagaimana evaluasi akreditasi ?

C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui pengertian akreditasi
2. Mengetahui persyaratan akreditasi
3. Mengetahui pelaksanaan akreditasi
4. Mengetahui evaluasi akreditasi
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian akreditasi
Akreditasi adalah proses penilaian dengan indicator tertentu berbasis fakta. Asesor
melakukan pengamatan dan penilaian sesuai realitas, tanpa ada manipulasi. Menurut
Prof.Dr.M.Mastuhu,M.Ed, akreditasi merupakan kebalikan arah evaluasi diri.Yang
dimaksud dengan evaluasi diri disini adalah penilaian dari pihak luar dalam rangka
memberikan pengakuan terhadap mutu pendidikan yang diselenggarakan.Jadi dengan
singkat dapat dikatakan bahwa akreditasi adalah penilaian jenjang kualifikasi mutu
sekolah oleh pemerintah.Pengakuan tersebut hasil dari akreditasi mempunyai
konsekuensi pengakuan terhadap kedudukan sekolah sebagai “Terdaftar” (kurang),
”Diakui” (baik), dan “Disamakan” (sangat baik). Berdasarkan Undang – undang No.
20 Tahun 2003 tentang Satuan Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat 22 bahwa
akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Pasal 60 ayat 1 menyebutkan bahwa
akreditasi tersebut dilakukan untuk program satuan pendidikan pada jalur pendidikan
formal dan non formal,pada setiap jenjang dan jenis pendidikan . Pasal 60 ayat 2
menyebutkan juga bahwa akreditasi dilakukan oleh pemerintah dan atau lembaga
mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik1.

B. Persyaratan akreditasi
Berdasarkan yang dipahami untuk bisa mengikuti program akreditasi maka sangat
perlu untuk mengetahui persyaratan persyaratan apa saja untuk dapat mengikuti
akreditasi, diantara persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
a. Tersedianya komponen penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran pada
satuan pendidikan yaitu (a) kepala madrasah, (b) tenaga pendidik
dankependidikan yang terdiri dari sekurang kurangnya guru setiap kelas guru
untuk masing mata pelajaran bagi Madrasah Aliyah, (c) sekurang-kurangnya
siswa 10 orang setiap tingkatan, (d) kurikulum yang diterapkan, (e) ruang
lingkup, (f) buku pelajaran, peralatan dan media pendidikan yang diperlukan,
(g) sumber dana tetap.
b. Penyelenggaraan pendidikan baik dari pemerintah maupun dari masyarakat.
Adapun penyelenggaraan pendidikan dari masyarakat harus berbentuk
yayasan atau organisasi sosial yang berbadan hukum.
c. Telah memiliki piagam terdaftar atau izin operasional, penyelenggaraan
madrasah dari instansi yang berwewenang Akreditasi ini dilakukan dengan
tujuan untuk memperoleh gambaran keadaan kinerja Madrasah dalam
menyelenggarakan pendidikan, sebagai dasar yang dapat digunakan sebagai
alat pembinaan dan pengembangan dalam rangka peningkatan
mutupendidikan di madrasah Mendapatkan bahan-bahan bagi usaha-usaha
perencanaan pemberian bantuan dalam rangka pembinaan sekolah yang
bersangkutan.
a. Mendorong dan menjaga agar mutu pendidikan sesuai dengan
ketentuan kurikulum yang berlaku.
b. Mendorong dan menjaga mutu tenaga pendidikan
c. Mendorong tersedianya prasarana atau sarana pendidikan yang baik
1
“AKREDITASI_SEKOLAH_DALAM_KONTEKS_MANAJEM,” n.d.
d. Mendorong terciptanya dan menjaga terpeliharanya ketahanan seklah
dalam pengembangan sekolah sebagai pusat kebudayaan.
e. Melindungi masyarakat dari usaha pendidikan yang kurang
bertanggung jawab.
f. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang mutu pendidikan
suatu sekolah.
g. Memudahkan pengaturan perpindahan siswa dari sekolah.
h. Memberikan informasi tentang kelayakan sekolah/madrasah atau
program yang dilaksanakannya berdasarkan Standar Nasional
Pendidikan.
i. Memberikan pengakuan peringkat kelayakan.
j. Memberikan rekomendasi tentang penjaminan mutu pendidikan
kepada program dana atau satuan pendidikan yang diakreditasi
Berdasarkan dengan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan
maka sebuah lembaga pendidikan dapat dengan mudah untuk
mengikuti program akreditasi sehingga dapat mengembangkan mutu
pendidikan. Selain memiliki tujuan, akreditasi juga memilikifungsi
berdasarkan tulisan yang tertera di dalam Pedoman akreditasi
madrasah yang telah memiliki piagam terdaftar atau izin
operasional,penyelenggaraan madrasah atau organisasi sosial yang
berbadan hukum penyelenggaraan madrasah dari instansi yang
berwewenang2.

C. Pelaksana Akreditasi Sekolah

Untuk melaksanakan akreditasi Sekolah/Madrasah, Pemerintah membentuk Badan


Akreditasi Nasional-Sekolah /Madrasah (BAN ) Sekolah/Madrasah. Kewenangan
Badan Akreditasi Nasional ( BAN ) Sekolah/Madrasah adalah merumuskan kebijakan
operasional, melakukan sosialisasi kebijakan, dan melaksanakan akreditasi Sekolah/
Madrasah. Di tingkat provinsi, pemerintah membentuk Badan Akreditasi Propinsi-
Sekolah/Madrasah (BAP ) Sekolah/Madrasah yang berkewenangan untuk
melaksanakan akreditasi untuk TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK,
dan SLB. Untuk membantu kelancaran tugas BAP, pemerintah membentuk Unit
Pelaksana Akreditasi (UPA)-Kabupaten /Kota. Masing-masing institusi pelaksana
akreditasi tersebut mempunyai fungsi sebagai berikut. Pertama, Badan Akreditasi
Nasional (BAN ) Sekolah/Madrasah:
1. Merumuskan kebijakan dan menetapkan akreditasi Sekolah/Madrasah
2. Merumuskan kriteria dan perangkat akreditasi Sekolah/Madrasah untuk
diusulkan kepada Menteri
3. Melaksanakan sosialisasi kebijakan, kriteria, dan perangkat akreditasi
Sekolah / Madrasah
4. Melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan akreditasi Sekolah/Madrasah
5. Memberikan rekomendasi tindak lanjut hasil akreditasi
6. Mengumumkan hasil akreditasi Sekolah/Madrasah secara nasional
7. Melaporkan hasil akreditasi Sekolah/Madrasah kepada Menteri
2
B A B Ii, A Dampak Akreditasi, and Pengertian Akreditasi, “No Title,” 2003, 29–127.
8. Melaksanakan ketatausahaan ( BAN ) Sekolah/Madrasah.

Kedua, Badan Akreditasi Propinsi (BAP ) Sekolah/Madrasah: Melakukan sosialisasi


kebijakan dan pencitraan ( BAN ) Sekolah/Madrasah dan ( BAP ) Sekolah/Madrasah
kepada Pemprov, Kemenag Provinsi, Kemenag Kabupaten/Kota, Sekolah/Madrasah,
dan masyarakat pendidikan pada umumnya.

1. Merencanakan program akreditasi Sekolah/Madrasah yang menjadi sasaran


akreditasi.
2. Mengadakan pelatihan asesor sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh
(BAN) Sekolah/Madrasah.
3. Menetapkan hasil peringkat akreditasi melalui Rapat Pleno Anggota (BAP)
Sekolah/ Madrasah.
4. Menyampaikan laporan pelaksanaan program dan pelaksanaan akreditasi serta
rekomendasi tindak lanjut kepada ( BAN ) Sekolah/Madrasah. dengan
tembusan kepada Gubernur.
5. Menyampaikan laporan hasil akreditasi dan rekomendasi tindak lanjut kepada
Dinas Pendidikan Provinsi, Kanwil Depag, dan LPMP.
6. Menyampaikan laporan hasil akreditasi dan rekomendasi tindak lanjut kepada
Pemerintah Kab/Kota yang bersangkutan dan satuan pendidikan dalam rangka
penjaminan mutu sesuai lingkup kewenangan masing-masing.
7. Mengumumkan hasil akreditasi kepada masyarakat, baik melalui
pengumuman maupun media massa.
8. Mengelola sistem basis data akreditasi.
9. Melakukan monitoring dan evaluasi secara terjadwal terhadap kegiatan
akreditasi.
10. Melaksanakan kesekretariatan ( BAP ) Sekolah/Madrasah.
11. Membuat tugas pokok dan fungsi sesuai dengan kerangka tugas pokok (BAP)
Sekolah/Madrasah.
12. Melaksanakan tugas lain sesuai kebijakan ( BAN ) Sekolah / Madrasah.

Ketiga, Unit Pelaksana Akreditasi (UPA) Kabupaten/Kota, sebagai penghubung


antara ( BAP) Sekolah/Madrasah dengan Dinas Pendidikan dan Kandepag.
1. Mengusulkan jumlah Sekolah /Madrasah yang akan diakreditasi kepada ( BAP
) Sekolah/Madrasah.
2. Mengusulkan jumlah asesor yang dibutuhkan untuk kab/kota yang bersangkut
3. Menyusun data Sekolah /Madrasah yang telah dan akan diakreditasi di tingkat
kab/kota.
4. Mengkoordinasikan sasaran penugasan asesor.
5. Mengkoordinasikan jadwal pemberangkatan asesor.
6. Menyiapkan perangkat akreditasi dan administrasi bagi asesor.
7. Melaporkan pelaksanaan kegiatan.
8. Membantu administrasi keuangan ( BAP ) Sekolah/Madrasah.
9. Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh ( BAP ) Sekolah / Madrasah3.
3
Ii, Akreditasi, and Akreditasi.
10.
D. Evaluasi akreditasi
Standar Nasional Pendidikan merupakan acuan utama yang mengatur tentang standar
minimal yang harus terpenuhi dalam pengelolaan sekolah oleh segenap penyelenggara
sekolah, yaitu guru dan kepala sekolah. Tuntutan profesionalisme seorang guru tidak
hanya dari pihak pemerintah saja, melainkan diminta oleh pihak masyarakat yang
memanfaatkan tenaga guru dalam membimbing, mengajar, mendidik siswa.
Alasannya tanpa adanya profesionalisme guru maka sangat mustahil siswa dapat
mencapai kualitas hasil belajar yang maksimal. Tentunya perlu secara seksama
lakukan peninjauan kembali kepada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan. Kondisi saling lempar tanggung jawab ini yang
terpantau oleh pemerintah pusat, sehingga diterbitkanlah Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Undang-undang
Sistem Pendidika Nasional mengisyaratkan agar sekolah menerapkan Mutu
pendidikan Berbasis Sekolah yang sering dikenal dengan MBS. Penerapan MBS ini
hasruslah memenuhi 8 (delapan) standar nasional pendidikan (SNP. Komponen-
komponen yang harus dievaluasi (dinilai) dalam akreditasi sekolah meliputi: standar
isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidikan dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan,
standar penilaian pendidikan. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai komponen-
komponen sekolah yang dinilai dalam akreditasi, akan dijelaskan sebagai berikut4

1. Standar Isi

Standar Isi Pendidikan Menengah (Permendikbud No. 21/2016)


Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah yang memuat tentang Tingkat
Kompetensi dan Kompetensi Inti sesuai dengan jenjang pendidikan. Ruang lingkup
materi yang spesifik untuk setiap mata pelajaran dirumuskan berdasarkan Tingkat
Kompetensi Kompetensi Inti untuk mencapai kompetensi lulusan minimal jenjang
dan jenis pendidikan tertentu. Akreditasi meliputi:
a. Standar Isi untuk Pendidikan Menengah yang selanjutnya disebut kompetensi
inti meliputi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan ketrampilan.
b. Standar Isi terdiri dari Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti sesuai dengan
jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
c. Kompetensi Inti meliputi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan
ketrampilan.
d. Ruang lingkup materi yang spesifik untuk setiap mata pelajaran dirumuskan
berdasarkan Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti untuk mencapai
kompetensi lulusan jenjang pendidikan5.

2. Standar Proses

4
Ii, Akreditasi, and Akreditasi.
5
“Standar_Isi_Makalah_Kurikulum,” n.d.
Standar Proses Pendidikan Menengah yang merupakan kriteria mengenai pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar menengah
untuk mencapai kompetensi lulusan.Standar Proses Pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi pesertadidik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis siswa. Untuk setiap satuan pendidikan melakukan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses
pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi
lulusan, Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi6.

3. Standar kompetensi lulusan

Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pada
saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, untuk Satuan Pendidikan Menengah.
Dengan diberlakukannya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku dn standar isi memuat kerangka
dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan
kalender pendidikan /akademik7.

4. Standar pendidik dan tenaga pendidikan


Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang dimaksudkan di atas adalah
tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan
dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: 1) Kompetensi pedagogik;
2) Kompetensi kepribadian 3) Kompetensi profesional; dan 4) Kompetensi sosial.

5. Standar sarana dan prasarana

Standar sarana dan prasarana lembaga kursus dan pelatihan bertujuan untuk menunjang
kelancaran pemenuhan standar sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan lembaga
kursus dan pelatihan dalam rangka memberikan layanan prima bagi siswa kursus dan
pelatihan serta menghasilkan lulusan yang berkualitas dan memiliki daya saing.
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta
perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang
6
Jurnal Swarnabhumi Vol, “EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR PROSES PEMBELAJARAN KKNI PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GEOGRAFI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG Susanti Faipri Selegi Pendidikan Geografi Universitas
PGRI Palembang” 4, no. 2 (2019).
7
Standar Kompetensi, Lulusan Skl, and Dalam Implementasi Kurikulum, “ANALISIS KETERKAITAN KOMPETENSI
INTI ( KI ), DAN KOMPETENSI DASAR ( KD )” XII (2018): 231–39.
teratur dan berkelanjutan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
yang berkaitan dengan Standar Sarana dan Prasarana dalam peraturan ini yang dimaksud
denganSarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah. Sedangkan
Prasarana adalah fasilitas dasar yang diperlukan untuk menjalankan fungsi8.

6. Standar pengelolaan terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni


standar pengelolaan oleh satuan pendidikan, standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah
standar pengelolaan oleh Pemerintah. Standar Pengelolaan terdiri dari 3 (tiga) bagian,
yakni standar pengelolaan oleh satuan pendidikan, standar pengelolaan oleh Pemerintah
Daerah dan standar pengelolaan oleh Pemerintah setempat.

7. Standar pembiayaan
Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal.
Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud di atas meliputi biaya
penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja
tetap. Biaya personal sebagaimana dimaksud pada di atas meliputi biaya pendidikan yang
harus dikeluarkan oleh siswa untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur:
a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat
pada gaji,
b. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan
c. Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi,
pajak, asuransi,dll.

8. Standar penilaian
Standar Penilaian Pendidikan yang merupakan kriteria mengenai lingkup, tujuan,
manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar siswa yang
digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar siswa pada pendidikan dasar dan
pendidikan menengah.Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
a. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan,
manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
siswa yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar siswa pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
b. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar siswa.
c. Pembelajaran adalah proses interaksi antar siswa, antara siswa dengan
pendidik dan sumber belajar suatu lingkungan belajar.
d. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
Kompetensi Siswa secara berkelanjutan dalam proses Pembelajaran untuk
memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar Siswa.
BAB III PENUTUP
8
Ii, Akreditasi, and Akreditasi, “No Title.”
A. Kesimpulan

Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dan/atau satuan pendidikan


berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebagaimana dinyatakan pada UU Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 1 ayat (22). Akreditasi madrasah adalah
proses penilaian secara komprehensip terhadap kelayakan satuan atau program
pendidikan, yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk pengakuan dan peringkat
kelayakan dalam bentuk sertifikat yang diterbitkan oleh suatu lembaga yang mandiri
dan professional atau yang disebut BANS/M (Badan Akreditasi
Nasional–Sekolah/Madrasah). Akreditasi adalah proses penilaian dengan indicator
tertentu berbasis fakta. Asesor melakukan pengamatan dan penilaian sesuai realitas,
tanpa ada manipulasi.

B. Saran
Akreditasi dilakukan sebagai upaya dalam peningkatan mutu dalam bidan pendidikan,
sebagai tujuan adalah untuk meningkatkan kualitas yang mencakup seluruh aspek
pendidikan baik berupa ilmu pengetahuan, administrasi maupun tenaga pendidik dan
kependidikan. 3 Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
StandarNasional Pendidikan Penyetaraan kualifikasi juga merupakan aplikasi dari
akreditasi yaitu dengan diadakannya akreditasi, maka perbedaan antara madrasah
negeri dengan madrasah swasta tidak jauh berbeda. Bahkan status sebuah lembaga
pendidikan negeri maupun swasta tidak dijadikan masalah yang berarti apabila sudah
tertera status ter-akreditasi lembaga pendidikan tersebut.
Daftar pustaka
“AKREDITASI_SEKOLAH_DALAM_KONTEKS_MANAJEM,” n.d.
Ii, B A B, A Dampak Akreditasi, and Pengertian Akreditasi. “No Title,” 2003, 29–127.
Kompetensi, Standar, Lulusan Skl, and Dalam Implementasi Kurikulum. “ANALISIS
KETERKAITAN KOMPETENSI INTI ( KI ), DAN KOMPETENSI DASAR ( KD )”
XII (2018): 231–39.
“Standar_Isi_Makalah_Kurikulum,” n.d.
Vol, Jurnal Swarnabhumi. “EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR PROSES
PEMBELAJARAN KKNI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG Susanti Faipri Selegi Pendidikan Geografi
Universitas PGRI Palembang” 4, no. 2 (2019).

Anda mungkin juga menyukai