Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Byrozoa merupakan satu sel eukariotik,kebanyakan terlalu kecil untuk dapat

dilihat dengan mata telanjang tetapi terlihat pada rata-rata mikroskop.


1.2 Tujuan

Maksud dari praktikum geologi fisik acara dua yaitu Filum Protozoa adalah

untuk mendalam mengenai fosil. Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini

adalah

1. Mengetahui pengertian dari fosil

2. Menjelaskan tentang proses-proses pemfosilan

3. Menjelaskan tentang kegunaan fosil dalam geologi

1.3 Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum geologi fisik acara Fosil

yaitu sebagai berikut:

1. Format tabel praktikum


2. Fosil
3. Alat tulis-menulis
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Protozoa

Protozoa berasal dari bahasa yunani yaitu protos artinya pertama dann zoo

artinya hewan, jadi protozoa merupakan hewan pertama atau merupakan hewan

primitif yang sederhana yang memiliki satu sel Eukariotik,kebanyakan terlalu kecil

untuk dapat dilihat dengan mata telanjang tetapi dilihat pada rata-rata

mikroskop.Habitat protozoa telah ditemukan hampir setiap jenis lingkungan dari

tanah rawa,tanah berlumpur sampai ke gurun pasir gersang.Mereka berkrumun di

kedalaman laut dan juga dekat dengan permukaan air,dan bahkan di temukan dalam

dingin Arctic dan Antartika air.Habitat protozoa yaitu di tempat yang berair yang

kaya akan zat organik,hidup di ar tawar maupun air asin,ada yang hidup soliter bebas

berenang di air,menempel di suatu tempat,parasit pada tanaman dan hewan maupun

manusia,sebagai simbiosis yang merugikan karena sebagai penyebab penyakit

bahkan ada yang menguntungkan dikarenakan ikut membantu menghancurkan atau

membusukan organisme yang telah mati. jika kondisi lingkungan tempat hidupnya

tidak menguntungkan maka protozoa akan membentuk membran tebal dan kuat yang

disebut kista.Protozoa sendiri juga merupakan sumber makanan yang penting untuk

makhluk yang lebih besar dan banyak dasar rantai makanan.Beberapa jenis protozoa

merupakan bagian dari flora binatang,dan tinggal di usus dari serangga dan mamalia,

membantu membongkar kompleks partikel makanan menjadi molekul

sederhana.Lain lagi seperti amoeba yang mengelilingi makanan dan menelan

makanan itu.Dan ada juga yang membuka proses ke dalam mulut mereka untuk

memasukan makanan.Protozoa bergerak dengan menggunakan Pseudopodia (kaki

semua),Flagella (cambuk) dan Ciliata (rambut).


2.1.1 Karakteristik Protozoa

1. Protozoa adalah eukariotik (inti dilindungi membrane inti)sehingga substansi

genetik/ kromosom terpisah dengan sitoplasma karena ada pembatas

membran inti
2. Selnya tidak memiliki dinding sel, namun jika lingkungan kurang baik dapat

membentuk lapisan pelindung yang tebal disebut kista atau cysta setelah

lingkungan baik kista pecah.


3. Bersifat heterotrof artinya makanannya tergantung pada organisme lain

(mencari makanan dengan phagositosis atau pinositosis).


4. Dalam rantai makanan sebagai zooplankton.
5. Beberapa jenis bersifat parasit dan menyebabkan penyakit pada manusia dan

hewan ternak.
6. Memiliki bentuk tubuh yang berbeda pada tiap fase dalam siklus hidupnya.
7. Beberapa protozoa memiliki fase vegetative yang bersifat aktif yang disebut

tropozoit dan fase dorman dalam bentuk sista. Tropozoit akan aktif mencari

makan dan berproduksi selama kondisi lingkungan memungkinkan. Jika

kondisi tidak memungkinkan kehidupan tropozoit maka protozoa akan

membentuk cysta.
8. Umumnya berkembang biak dengan membelah diri, ada juga yang secara

konjugasi.
9. Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu getar

(cillia) dan bulu cambak (flagel) atau dengan sel itu sendiri.
10. Pengambilan nutrisi yaitu dengan holozoik (memakan organisme hidup lain),

saprozoik (memakan organisme yang telah mati), holofitik atau autotrof

(dapat membentuk makanan sendiri melalui fotosintesis), saprofitik

(menyerap zat yang terlarut di sekitarnya)

2.1.2 Proses Reproduksi

Reproduksi protozoa yang jauh lebih kompeks untuk eukariotik dari pada

untuk bakteri.Protozoa merupakan filum hewan bersel satu yang dapat melakukan

reproduksi sesksual (generatif) maupun aseksual (vegetatif).


A. Secara Seksual (generatif)
1. Konjugasi, Peleburan inti sel pada organisme yang belum jelas alat

kelaminnya. Pada Paramaecium mikronukleus yang sudah

dipertukarkan akan melebur dengan makronukleus, proses ini disebut

singami.
2. Peleburan gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat menghasilkan

gamet jantan dan gamet betina. Peleburan gamet ini berlangsung di

dalam tubuh nyamuk.


B. Secara Aksesual (vegetatif)
1. pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan

pembelahan inti dan diikuti pembelahan sitoplasma, kemudian

menghasilkan 2 sel baru.Pembelahan biner terjadi pada Amoeba.

Paramaecium, Euglena. Paramaecium membelah secara membujur/

memanjang setelah terlebih dahulu melakukan konjugasi.Euglena

membelah secara membujur /memanjang (longitudinal).


2. Spora, Perkembangbiakan aseksual pada kelas Sporozoa

(Apicomplexa) dengan membentuk spora melalui proses sporulasi di

dalam tubuh nyamuk Anopheles. Spora yang dihasilkan disebut

sporozoid.
Ciri-ciri prozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau

Memil membran sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa

berubah-ubah. Adapun yang mencirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis

protozoa yang hidup autotrof

2.1.3 Proses Pencernaan Protozoa

Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain

(bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa

yang hidup di lingkungan air, maka oksigen dan air maupun molekul-molekul kecil

dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat
berdifusi melalui membran, dapat masuk ke sel secara pinositis. Tetesan cairan

masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke

dalam membrane yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian

dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke

sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel

yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel

dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel untuk ditangkap kemudian

dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola

mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam

vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan, kemudian vakuola

membesar kembali. Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma

secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang

digunakan protozoa untuk memangsa bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ

mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan

menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola

makanan kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang

terletak disamping sitosom.

2.2 Klasifikasi Protozoa

Berdasarkan alat gerak protozoa dibagi menjadi 4 yaitu :

A. Rhizopoda

Semua Protozoa yang tergolong kelas Rhizopoda (Yunani, rhizo = akar, podos =

kaki) bergerak dengan penjuluran sitoplasma selnya yang membentuk pseupodia

(kaki semu). Bentuk pseupodia beragam, ada yang tebal membulat dan ada yang tipis

meruncing. Pseupodia berfungsi sebagai alat gerak dan memangsa makanan, hewan

ini ada yang bercangkang, contohnya Globigerina dan ada yang telanjang, contohnya

Amoeba proteus. Pada Rhizopoda yang bercangkang, pseupodia menjulur keluar dari
cangkang. Cangkang tersusun dari silica atau kalsium karbonat. Karena strukturnya

yang berubah-ubah, Rhizopoda tidak memiliki bentuk yang tetap. Sitoplasmanya

terdiri dari ektoplasma dan endoplasma. Ektoplasma adalah plasma sel bagian luar

yang berbatasan dengan membrane plasma. Endoplasma adalah plasma sel pada

bagian dalam sel. Ektoplasma bersifat lebih kental dari pada endoplasma. Aliran

endoplasma dan ektoplasma tersebut berperan dalam penjuluran dan penarikan

pseupodia. Pada proses makan, pseupodia mengelilingi makanan dan membentuk

vakuola makanan. Di dalam vakuola makanan, makanan dicerna. Zat makanan hasil

cernaan dalam vakuola makanan masuk ke dalam sitoplasma secara difusi.

Sedangkan sisa makanan dikeluarkan dari vakuola ke luar sel melalui membran

plasma.
Rhizopoda umumnya hidup bebas di tanah yang lembab dan lingkungan berair,

baik di darat maupun laut. Rhizopoda bersifat heterotrof dengan memangsa alga

uniseluler, bakteri, atau protozoa lain. Rhizopoda yang hidup bebas di tanah lembab,

contohnya Amoeba proteus. Contoh Rhizopoda yang hidup di air tawar adalah

Difflugia. Sedangkan Rhizopoda yang hidup di laut adalah dari kelompok

Foraminifera, antara lain Globigerina. Contoh Rhizopoda parasit antara lain

Entamoeba gingivalis dan Entamoeba histolytica. Entamoeba gingivalis merupakan

parasit pada gusi dan gigi manusia. Entamoeba histolytica merupakan parasit pada

usus manusia dan menyebabkan penyakit disentri. Parasit ke dalam tubuh manusia

melalui makanan yang mengandung kista Entamoeba karena tercemar kotoran.


Struktur tubuh Rhizopoda yang bercangkang

B. Flagellata

Flagellata (Latin, flagell = cambuk) bergerak dengan menggunakan bulu

cambuk atau flagellum. Sebagian besar Flagellata memiliki dua flagellum. Letak

flagellum ada yang di bagian belakang sel (posterior), atau di bagian depan sel

(anterior).
Flagellata berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner

membujur, misalnya pada Trypanosoma. Flagellata ada yang hidup bebas di

lingkungan berair, baik air tawar maupun laut, hidup bersimbiosis, atau parasit dalam

tubuh hewan. Flagellata yang hidup bersimbiosis, misalnya Trichonympha

campanula hidup pada usus rayap dan kecoa kayu. Flagellata ini membantu rayap

atau kecoa mencerna kayu yang dimakan serangga tersebut.


Flagellata yang hidup parasit antara lain Trypanosoma brucei (penyebab

penyakit tidur pada manusia di Afrika), Trypanosoma evansi (penyebab penyakit

surra pada hewan ternak), Trichomonas vaginalis (penyebab penyakit pada alat

kelamin wanita dan saluran kelamin pria), serta Leishmania (penyebab penyakit kala-

azar yang merusak sel darah manusia). Trypanosoma dan Leishmania dibawa oleh

jenis lalat tertentu yang mengisap darah manusia, contohnya lalat tse tse (Glossina

moritans). Lalat ini menularkan penyakit tidur. Penyakit ini merusak system saraf

pusat dan pembuluh darah sehingga penderita tidak dapat berbicara dan berjalan,

tidur terus-menerus, dan akhirnya mengakibatkan kematian.

C. Cilliata

Ciliata (latin, cilia = rambut kecil) atau Ciliphora (Yunani, phora = gerakan)

bergerak dengan menggunakan silia (rambut getar). Ciliata juga disebut infusoria

(Latin, infus = menuang) karena hewan ini ditemukan juga pada air buangan atau air

cucuran. Silia terdapat pada seluruh permukaan sel atau hanya pada bagian tertentu.

Selain berfungsi untuk bergerak, silia juga merupakan alat bantu untuk makan. Silia

membantu pergerakan makanan ke sitoplasma. Makanan terkumpul di sitoplasma

akan dilanjutkan ke dalam sitofaring (kerongkongan sel). Apabila telah penuh,

makanan akan masuk ke sitoplasma dengan membentuk vakuola makanan.

Sel Ciliata memiliki ciri khusus lain, yaitu memiliki dua inti; makronukleus dan

mikronukleus. Makronukleus berukuran lebih besar dibandingkan mikronukleus.


Makronukleus memiliki fungsi reproduksi, yaitu pada konjugasi. Makronukleus (inti

besar) juga bertugas mengatur aktivitas metabolisme, dan inti kecil atau

mikronukleus bertugas mengarahkan pembelahan sel. Ciliata juga memiliki trikokis

yang fungsinya untuk pertahanan diri dari musuh. Ciliata hidup bebas di lingkungan

berair, baik air tawar maupun air laut. Ciliata juga hidup di dalam tubuh hewan lain

secara simbiosis maupun parasit. Ciliata yang hidup bebas di alam contohnya

Paramecium caudatum, Didinium, Stentor, Balantidium, dan Vorticella. Jenis lainnya

hidup bersimbiosis dengan perut hewan pemakan rumput dan berfungsi membantu

hewan tersebut mencerna selulosa yang terdapat dalam rumput. Hanya sedikit jenis

Ciliata yang hidup sebagai parasit. Salah satunya Balantidium coli. Ciliata ini hidup

pada usus besar ternak atau manusia dan dapat menyebabkan diare (balantidiosis).

Ciliata melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual,

yaitu dengan pembelahan biner membujur (transversal). Reproduksi seksual

dilakukan dengan konjugasi.

D. Sporozoa

protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Cara bergerak hewan ini dengan cara

mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga

Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni. Tidak memiliki alat

gerak khusus, menghasilkan spora (sporozoid) sebagai cara perkembang biakannya.

Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya

yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang. Hidupnya parasit pada

manusia dan hewan. Beberapa spesies sporozoa melewati siklus hidup yang rumit

dan memerlukan berbagai inang pada tahap kehidupannya.


Disebut hewan berspora dan tidak memiliki alat gerak, tidak memiliki

vakuola kontraktil karena langsung di absorbsi protoplasma, parasit pada hewan dan

manusia.

Anda mungkin juga menyukai