Pembangunan pertanian secara alami dan akrab lingkungan telah lama dikembangkan
di Jepang dengan tujuan untuk menghasilkan bahan makanan yang aman, sehat dikosumsi dan
bebas dari bahan kimia berbahaya dan beracun. Pembangunan pertanian alami ini semula
hanya menerapkan sistem pertanian organik, tetapi mempunyai sedikit kekurangan yaitu,
produksi yang rendah Dalam tahun 1980-an, Prof Dr.Teruo Higa dari University of The Ryukyus,
Okinawa, Jepang memperkenalkan konsep EM atau Effective mikroorganisme (EM) setalah
mengadakan penelitian hampir 20 tahun tentang kehidupan mikroorganisme effective. Dalam
penelitian tersebut, sekelompok mikroorganisme effective yang bermanfaat oleh Prof Dr.Teruo
Higa dikembangkan dan digunakan sebagai salah satu cara untuk memperbaiki kondisi tanah,
menekan pertumbuhan mikroba yang menimbulkan penyakit dan memperbaiki effisiensi
penggunaan bahan organik oleh tanaman yang kemudian disebut dengan Effective
Microorganisms yang disingkat EM.
Teknologi EM merupakan bioteknologi yang dikembangkan sejalan dengan prinsip –
prinsip pertanian yang berwawasan lingkungan, mengurangi atau menekan penggunaan pupuk
kimia dan pestisida dengan memanfaatkan sistem alami untuk meningkatkan produktivitas
tanah, mengurangi biaya produksi serta menghasilkan bahan pangan yang tidak terkontaminasi
bahan kimia. Alternative baru ini didasarkan pada penggunaan hasil-hasil alami seperti limbah
hasil panen an pupuk kandang. EM (Effective Microorganisms) yang dicampur dengan limbah
bahan organik dapat dimasukan kembali ke dalam tanah sebagai pupuk untuk meningkatkan
kualitas tanah. EM bertindak sebagai agen pengendali. Secara biologis dengan cara menghambat
efek fitopatogenik mikroorganisme tanah dan memfasilitatori dekomposisi senyawa beracun di
dalam tanah. Teknologi yang menggambungkan berbagai mikroorganisme menguntungkan ini
dapat digunakan untuk meningkatkan penganekaragaman biologi tanah, meningkatkan kualitas
air, mengurangi kontaminasi tanah dan merangsang penyehatan dan pertumbuhan tanaman,
yang semua ini berarti meningkatkan hasil.
Actinomycetes
Actinomycetes merupakan suatu group mikroorganisme yang strukturnya merupakan
bentuk antara bakteri dan jamur, mereka menghasilkan zat-zat anti mikroba dari asam amino
yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik dan bahan organic. Zat-zat anti mikroba ini menekan
pertumbuhan jamur dan bakteri. Actinomycetes dapat hidup berdampingan dengan bakteri
fotosintetik. Dengan demikian kedua spesies ini sama-sama meningkatkan mutu lingkungan
tanah.
Jamur Fermentasi
Jamur fermentasi (peragian) seperti Aspergillus dan Penicillium menguraikan bahan
organik secara cepat untuk menghasilkan alkohol, ester dan zat-zat anti mikroba. Pertumbuhan
jamur ini membantu menghilangkan bau dan mencegah serbuan serangga dan ulat-ulat yang
merugikan dengan cara menghilangkan peyediaan makanannya. Tiap species effective
microorganisme (bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, ragi, Actinomycetesdan jamur
fermentasi) menpunyai fungsi masing-masing. Namun bakteri fotosintetik adalah pelaksana
kegiatan EM yang terpenting. Bakteri fotosintetik mendukung kegiatan mikroorganime lain dan
dilain pihak ia juga memanfaatkan zat-zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme lain.
Bokashi
Bokashi merupakan bahan organik yang telah difermentasi dengan Teknologi EM4.
Bokashi mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan produk sejenis. Keungulannya
antara lain kandungan unsur haranya tinggi, kandungan mikroorganisme
menguntungkan/effective juga sangat tinggi dan karena pembuatnnya melalui proses
fermentasi maka kandungan zat haradan senyawa-senyawa organik yang dikandungnya dapat
cepat diserap oleh tanaman. Selain itu proses pembuatanya juga relative sangat cepat yaitu
hanya membutuhkan waktu 4-7 hari (bandingkan dengan pembuatan kompos yang memakan
waktu 3-4 bulan).
Secara umum bahan organik yang dapat digunakan sebagai bahan baku Bokashi adalah
jerami padi, dedak, merang, sekam, limbah rumah tangga, sampah dll. Semakin beragam bahan
yang digunakan maka semakin beragam pula kandungan unsur hara dan mikroorganisme yang
dikandungnya, Skema pembuatan 1 ton Bokashi adalah sebagai berikut :
Cara membuat Bokashi dengan bahan pada Gambar 2 tersebut diatas adalah sebagai berikut:
Larutkan EM4 dan Molas ke dalam air dengan dosis 1-10 cc per liter air.
Campur bahan-bahan Bokashi (jerami, dedak dll) tersebut secara merata.
Siramkan larutan EM4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai
kandungan ar adonan mencapai 30 % (bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak keluar
dari adonan dan bila kepalan dilepas kemabali maka adonan akan megar)
Adonan digundukan di atas ubin kering dengan ketinggian 15-20 cm, kemudian ditutup
dengan karung goni selama 3-4 hari.
Periksa suhu setiap hari. Pertahankan suhu gundukan adonan 40-50 0 C. Jika suhu lebih dari
50 0 C, bukalah karung penutup dan gundukan dibalik-balik agar suhunya turun mendekati
suhu 40-50 0 C, kemudian ditutp kembali. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan Bokashi
menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan. Pengecekan suhu dilakukan setiap 5 jam
sekali.
• Setelah 4-7 hari, Bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk
organik
Cara membuatnya: kelima bahan tersebut di atas dicampur dan kemudian dimasukan ke dalam
botol/jiregen yang mempunyai tutup. Larutan in kemudian di kocok setiap pagi dan sore hari.
Buka tutup botol/ jiregen untuk membebaskan gas yang terbentuk selama proses fermentasi
berlangsung, setelah kurang lebih 15 hari pengocokan dihentikan (selama tidak ada gas yang
terbentuk), biarkan selama 7 hari dan siap digunakan. Cara pemakaian EM-5 adalah sebagai
berikut :Campurkan EM-5 sebanyak 5-10 ml/liter air, kemudian disemprotkan ke seluruh
tanaman. Penyemprotan EM-5 sebaiknya dilakukan pada sore hari menjelang matahari
terbenam.
EM Bokashi Cair
Bahan-bahan : (untuk pembuatan 200 liter EM bokashi cair)
• EM4 : 1 liter
• Molase/gula : 1 liter/ 250 gr
• Pupuk kandang (ayam/domba) : 30 kg
• Dedak/ bekatul : 20 kg
• Air tanah/ sumur
• Drum / ember plastic (kapasitas 200 liter)
Cara Pembuatan :
• Isi ½ drum dengan air tanah/sumur.
• Pada tempat yang terpisah, larutkan molase 1 liter/gula 250 gr ke dalam 1 liter air
tanah/sumur.
• Masukan molase dan EM4 ke dalam drum dan aduk perlahan sampai merata.
• Masukan pupuk kandang dan aduk perlahan agar larutan terserap oleh pupuk kandang.
• Tambahkanair tanah/sumur sampai isi drum penuh, aduk perlahan lalu tutup drum tersebut
rapat-rapat.
• Lakukan pengadukan secara perlahan setiap pagi selama 4 hari (cukup 5 x putaran
pengadukan setiap harinya), setelah diaduk biarkan air larutan bergerak tenang lalu drum
segera ditutup kembali.
• Setelah 4 hari, EM Bokashi Cair siap untuk digunakan.
Cara penggunaan
• Untuk 1 liter Em Bokashi Cair dicampur dengan 5 – 10 liter air tanah/sumur.
• Dosis penggunaan Em Bokashi Cair setelah diencerkan : a. untuk tanaman sayuran : 250
ml/tanaman setiap 1 minggu sekali, b. Tanaman buah : 5 – 10 liter/tanaman setiap 1
minggu sekali.
Cara Pembuatan :
• Larutkan EM4 dan gula ke dalam air.
• Pupuk kandang, sekam dan dedak di campur secara merata.
• Siramkan EM4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan
air adonan mencapai 30 %. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak menetes dan bila
kepalan tangan dilepas maka adonan mudah pecah (megar).
• Adonan digunakan di atas ubin yang kering, dengan ketinggian minimal 15 – 20 cm,
kemudian ditutup dengan karung goni selama 4 – 7 hari.
Pertahankan suhu gundukan adonan maksimum 50’c. Bila suhunya lebih dari 50’c. turunkan
sehunya dengan cara dibolak balik, kemudian ditutup kembali dengan karung goni. Suhu
yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan.
Pengecekan suhu sebaiknya dilakukan setiap 5 jam sekali.
Setelah 4 – 7 hari Bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk
organic.
EM Bokashi Express (24 jam)
Bahan- bahan :
• Jerami kering / daun kering/sekam/serbuk gergaji/bahan apa saja yang dapat difermentasi
: 200 kg
• Bokashi yang sudah jadi : 75 kg (30%)
• Dedak : 200 ml (20 sendok makan)
• EM4 : 300 ml (30 sendok makan)
• Air secukupnya
Cara Pembuatan
• Larutkan EM4 dan Molase (gula) ke dalam air.
• Jerami kering (atau apa saja yang dapat difermentasi ) di campur dengan bokashi yang
sudah jadi (30 % dari volume bokashi yang dibuat) dan dedak padi secara merata.
• Siramkan larutan EM4 perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata, sampai kandungan
air adonan 30 %. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak menetes dan bila kepalan
tangan dilepas maka adonan mudah pecah (megar).
• Adonan dihamparkan di atas ubin yang kering, dengan ketinggian maksimum 15 – 20 cm,
kemudian ditutup dengan karung goni selam 24 jam.
• Agar proses fermantasi dapat berlangsung dengan baik, perhatikan suhu tidak melebihi 50
derajat celcius selama proses fermentasi. Untuk itu diaduk-aduk bilamana suhu mendekati
50 derajat celcius. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena
terjadi proses pembusukan.
Setelah 24 jam, bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk
organic.