Anda di halaman 1dari 10

Materi

BIOLOGI
Virus dan Prokariot

Chatlyn Pandjaitan

2023
I. Ciri, sifat dan keraganaman virus
Pengertian Virus
Kata “virus” ini berasal dari bahasa Latin, yaitu virion yang artinya adalah racun. Virus itu sendiri
selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, sehingga bisa dibilang sulit sekali mati atau
hilang. Bahkan, tak menutup kemungkinan akan muncul virus-virus baru yang terkadang bisa saja
membuat manusia atau makhluk hidup lainnya sakit.
Virus termasuk bagian dari mikroorganisme. Dinamakan bagian dari mikroorganisme karena
merupakan makhluk hidup dengan ukuran hanya beberapa mikro atau mungkin lebih kecil dari itu,
karena 1 mikron sama dengan 0,001 mm. Berdasarkan pengertian virus di atas, maka dapat dikatakan
bahwa virus adalah organisme parasit, yang mana ia membutuhkan inang untuk bertahan hidup.
mikroorganisme ini harus menemukan inang untuk bereproduksi, termasuk melalui sel tubuh
manusia.
Tanpa menumpang ke tubuh inangnya, ia tidak bisa mereplikasi diri. Beberapa spesies organisme ini
bahkan dapat membunuh sel inangnya untuk dapat berkembang biak. Jika ia tidak menemukan inang,
virus tidak bisa hidup dalam waktu yang lama.

Sejarah Penemuan Virus


Sejarah penemuan
virus dimulai pada tahun 1883 dengan ditemukannya penyakit yang menyebabkan adanya bintik-
bintik kuning pada daun tembakau. Penyakit tersebut kemudian dikenal dengan istilah penyakit
mosaik tembakau. Beberapa ilmuwan yang terlibat dalam penemuan virus adalah sebagai berikut.
1. Adolf Meyer
Pada tahun 1883, Adolf Meyer, seorang ilmuwan Jerman mengamati penyakit yang menyebabkan
adanya bintik-bintik kuning pada daun tembakau. Meyer kemudian melakukan percobaan dengan
menyemprotkan getah yang diekstraksi dari tanaman tembakau yang sakit ke tanaman tembakau
yang sehat. Ternyata, tanaman tembakau yang sehat menjadi sakit. Meyer kemudian mencoba
mengamati daun tembakau yang sakit dengan menggunakan mikroskop biasa. Akan tetapi, ia tidak
dapat menemukan bakteri yang diduga menjadi penyebab penyakit tersebut. Meyer kemudian
menyimpulkan bahwa bakteri penyebab penyakit pada tanaman tembakau berukuran lebih kecil
dari bakteri biasanya.
2. Dmitri Ivanovsky
Pada tahun 1892, Dmitri Ivanovsky, seorang ilmuwan Rusia melakukan percobaan dengan
menyaring getah tanaman tembakau yang sakit dengan menggunakan saringan bakteri.
Selanjutnya, hasil saringan tersebut ditularkan pada tanaman tembakau yang sehat. Ternyata,
tanaman tembakau yang sehat tersebut menjadi sakit. Ivanovsky kemudian menyimpulkan bahwa
penyebab penyakit pada tanaman tembakau adalah bakteri patogenik yang sangat kecil atau
bakteri penghasil toksin yang dapat melewati saringan.
3. Martinus Beijerinck
Pada tahun 1897, Martinus Beijerinck, seorang ilmuwan Belanda melakukan percobaan untuk
membuktikan bahwa agen penyebab penyakit pada tanaman tembakau dapat berkembang biak.
Beijerinck menyemprotkan getah tanaman yang sudah disaring ke tanaman yang sehat. Setelah
tanaman yang sehat menjadi sakit, getah tanaman tersebut digunakan untuk menginfeksi tanaman
berikutnya, dan seterusnya hingga beberapa kali pemindahan. Ternyata, melalui beberapa kali
pemindahan, sifat patogennya tidak berkurang. Agen tersebut juga berbeda dengan bakteri,
karena tidak dapat dikembangbiakkan di dalam cawan petri yang berisi nutrisi. Selain itu, juga
tidak dapat dinonaktifkan menggunakan alkohol. Beijerinck kemudian menyimpulkan bahwa agen
tersebut adalah partikel yang lebih kecil danlebih sederhana dari bakteri. Beijerinck kemudian
menyebutnya sebagai virus lolos saring (filterable virus).
4. Wendell Meredith Stanley
Pada tahun 1935, Wendell Meredith Stanley, seorang ilmuwan Amerika berhasil mengkristalkan
partikel penyebab penyakit pada tanaman tembakau. Penyakit ini kemudian dikenal dengan nama
Tobacco Mosaic Virus (TMV).

Ciri-Ciri Virus
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan
fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini, ia selalu terasosiasi dengan
penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya influenza dan HIV), hewan (misalnya flu burung), atau
tanaman (misalnya mosaik tembakau). Berikut ciri-ciri Virus diantaranya:
1. Virus berukuran sangat kecil, berkisar 0,02-0,3 μm (1 μm = 1/1.000 mm), dan paling besar
berukuran 200 μm, karena itu virus hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
2. Merupakan suatu makhluk metaorganisme. Makhluk metaorganisme merupakan suatu bentuk
peralihan antara benda mati atau memiliki sifat yang dapat dikristalkan dan makhluk hidup atau
dapat berkembang biak.
3. Tubuh virus terdiri atas selubung proton (kapsid), dan bahan inti. Bahan inti berupa RNA
(Ribonucleic acid) dan DNA (Deoxiribonucleic acid).
4. Virus tidak mempunyai membran dan organel-organel sel yang penting bagi kehidupan.
5. Virus hanya dapat bereproduksi jika berada dalam sel hidup atau jaringan hidup atau dikenal juga
sebagai parasit intraseluler obligat.
6. Biasanya stabil pada pH 5.0 sampai 9.0.
7. Virus dapat dikristalkan seperti benda mati. Bentuk virus bermacam-macam ada yang berbentuk
batang, bola, atau bulat, berbetuk peluru, dan berbentuk T.
8. Aktivitas virus dapat dihilangkan oleh sinar ultra ungu dan sinar X tetapi zat antibiotik dan zat
antibakteri lain tidak berpengaruh terhadapnya.
Bentuk virus
Virus memiliki bentuk yang bermacam-macam, seperti batang, bulat, oval (peluru), filamen (benang),
polihedral, dan seperti huruf T.
1. Bentuk batang, misalnya TMV (Tobacco Mosaic Virus). Bentuk batang dengan ujung oval seperti
peluru, misalnya Rhabdovirus
2. Bentuk bulat, misalnya HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan Orthomyxovirus.
3. Bentuk filamen (benang), misalnya virus Ebola.
4. Bentuk polihedral, misalnya Adenovirus.
5. Bentuk seperti huruf T, misalnya bakteriofag, yaitu virus yang menyerang bakteri
6. Escherichia coli.
Berikut ini gambar beberapa bentuk virus.

Strukur Tubuh Virus


Virus tidak termasuk sel (aseluler), karena tidak memiliki bagian-bagian sel seperti dinding sel,
membran sel, sitoplasma, inti sel, dan organel-organel lainnya. Partikel virus yang lengkap disebut
virion. Secara umum, struktur virus diwakili oleh bakteriofag yang berbentuk seperti huruf T
Pada umumnya struktur tubuh yang dimiliki oleh virus terdiri dari asam nukleat dan kapsid. Selain itu,
mikroorganisme ini juga memiliki struktur tambahan, seperti asam nukleat ini terdiri dari DNA atau
deoxyribo nucleid acid atau RNA atau ribonucleid acid. Secara umum, struktur tubuh virus terdiri atas
4 bagian utama, yaitu kepala, isi tubuh, ekor, dan kapsid.
1. Kepala
Struktur Virus Kepala Virus memiliki kepala berisi DNA atau RNA yang menjadi bahan genetik
kehidupannya. Isi kepala ini dilindungi oleh kapsid, yaitu selubung protein yang tersusun oleh
protein. Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid bisa berbentuk bulat,
polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer
atau sub-unit protein.
2. Isi Tubuh
Isi Tubuh virus atau biasa disebut virion adalah bahan genetik yang berupa salah satu tipe asam
nukleat (DNA atau RNA). Tipe asam nukleat yang dimiliki akan mempengaruhi bentuk tubuh virus.
Isi tubuh biasanya berupa RNA yang berbentuk menyerupai kubus, bulat, atau polihedral,
contohnya pada virus-virus penyebab penyakit polyomyelitis, influenza, dan radang mulut dan
kuku.
3. Ekor
Ekor adalah bagian dalam struktur tubuh virus yang berfungsi sebagai alat untuk menempelkan
diri pada sel inang. Ekor yang melekat di kepala ini umumnya terdiri atas beberapa tabung
tersumbat yang berisi benang dan serat halus.
4. Kapsid
Kapsid adalah lapisan berupa rangkaian kapsomer pada tubuh virus yang berfungsi sebagai
pembungkus DNA atau RNA. Fungsi kapsid ini adalah sebagai pembentuk tubuh dan pelindung
bagi virus dari kondisi lingkungan luar.
Struktur virus kapsid adalah struktur virus yang letaknya berada di luar virus dan memiliki
kandungan subunit berupa protein yang cukup banyak. Kandungan tersebut lebih dikenal dengan
sebutan kapsomer. Bentuk kapsid bisa dibilang cukup beragam, sehinga bisa memengaruhi bentuk
virus itu sendiri.

Gambar Struktur Tubuh Bakteriofage


Klasifikasi Virus
1. Klasifikasi Virus Berdasarkan Jenis Sel Inang
a. Virus Penyerang Tanaman
Virus ini bisa merusakan tanaman yang sedang kamu tanam dan rawat, contohnya Tungro dan
TMV.
b. Virus Penyerang Manusia
Virus penyerang manusia sangatlah banyak dan beberapa virus ada yang membahayakan
manusia, seperti virus HIV influenza, virus corona, virus omicron, dan lain-lain.
c. Virus Penyerang Hewan
Virus penyerang hewan ini bisa membuat hewan yang kamu rawat jatuh sakita atau bahkan
mati, contohnya flu burung, rabies, dan sebagainya.
d. Virus Penyerang Bakteri
Virus penyerang bakteri salah satu contohnya adalah virus T.
2. Klasifikasi Virus Berdasarkan Ada atau Tidak Selubung di Nukleokapsid
a. Virus Berselubung
Virus berselubung adalah virus yang di dalam selubung itu ada glikoprotein dan lipoprotein,
misalnya Paramyxovirus, Herpesvirus, Togavirus, Rhabdovirus, dan Poxyvirus.
b. Virus Telanjang
Virus telanjang adalah virus yang tidak mempunyai selebung di nukleopasid, seperti
Adenovirus, Reovirus, Papovirus, dan Picornavirus.
3. Klasifikasi Virus Berdasarkan Jenis Asam Nukleat
a. Virus DNA
Virus DNA adalah virus yang di mana asam nukleat yang dimiliki berupa DNA, misalnya
parvovirus.
b. Virus RNA
Virus RNA adalah virus yang di mana kandungan asam nukleatnya berupa RNA, misalnya
picornavirus.
4. Klasifikasi Virus Berdasarkan Bentuk Dasar
a. Virus Helikal
Virus ini hanya mempunyai satu sumbu rotasi saja yang di mana bentuk sumbu itu seperti
batang panjang, bentuknya helikss, dan nukleokapsid mudah bergerak atau tidak kaku,
misalnya virus flu.
b. Virus Kompleks
Seperti dengan namanya, virus ini mempunyai struktur yang cukup kompleks bila
dibandingkan dengan jenis virus yang lain, misalnya virus cacar.
c. Virus dengan Bentuk Ikohedrak
Berbeda dengan virus helikal, jumlah sumbu pada virus ini ada dua rotasi ganda serta tata
ruangnya hanya dibatasi dengan 20 segitiga sama sisi, misalnya virus polio.
5. Klasifikasi Virus Berdasarkan Tipe Genom dan Replikasinya
a. Virus Tipe I
Pada virus tipe I ini terdiri dari DNA dengan utas ganda serta reproduksinya dilakukan dengan
cara replikasi, misalnya Herpesvirus.
b. Virus Tipe II
Virus tipe II terdiri dari DNA dengan utas tunggal serta reproduksinya dilakukan dengan cara
replikasi, misalnya virus MVM.
c. Virus Tipe III
Virus tipe II, terdiri dari RNA dengan utas handa serta reproduksinya dilakukan dengan cara
replikasi, misalnya Reovirus.
d. Virus Tipe IV
Virus tipe IV terdiri dari RNA dengan utas tunggal (+) serta reproduksinya dilakukan dengan
cara replikasi, misalnya virus polio.
e. Virus Tipe V
Virus tipe V terdiri dari RNA dengan utas tunggal (-) dan reproduksinya dilakukan dengan cara
replikasi, misalnya virus rabies.
f. Virus Tipe VI
Virus tipe VI terdiri dari RNA dengan utas tunggal (+) dan DNA sebagai perantaranya serta
reproduksinya dilakukan cengan cara transkriptasi balik, misalnya virus AIDS.
g. Virus Tipe VII
Virus tipe VII terdiri dari RNA dengan utas ganda dengan RNA sebagai perantara serta
reproduksinya dengan cara transkriptasi balik, misalnya Heparnavirus.
6. Klasifikasi Virus Berdasarkan Jumlah Kapsomer
a. Virus yang kapsomernya berjumlah 32, seperti Parvovirus.
b. Virus yang kapsomernya berjumlah 60, seperti Picornavirus.
c. Virus yang kapsomernya berjumlah 72, seperti Papovirus.
d. Virus yang kapsomernya berjumlah 162, seperti Herpesvirus.
e. Virus yang kaposmernya berjumlah 252, seperti Adenovirus.

Jenis-Jenis Virus
1. VIRUS DNA
Virus DNA adalah virus yang materi genetiknya berupa asam nukleat yang berbentuk rantai ganda
berpilin. Di dalam sel inangnya, DNA pada virus akan mengalami replikasi menjadi beberapa DNA
dan juga akan mengalami transkripsi menjadi mRNA. mRNA kemudian mengalami translasi untuk
menghasilkan protein selubung virus. Masih di dalam sel inang, DNA dan protein virus
mengkonstruksikan diri menjadi virus–virus baru. mRNA juga akan membentuk enzim
penghancur (Lisozim) sehingga sel inang lisis (hancur) dan virus–virus keluar untuk menginfeksi
sel inang lainnya. Contoh virus ini:
 Papiloma  Roseola
 Poliloma  Cacar sapi
 Parvovirus B19  Cacar
 Adenovirus  Bakteriofag
 Herpes simpleks I (luka di sekeliling  Hepatitis B virus
mulut)  Smallpox virus
 Herpes simpleks II (perlukaan genital)  Transfusion Transmitted Virus
 Varicella zoster (cacar air)  JC virus (progressive multifocal
 Virus Epstein-Barr leukoencephalopathy)
 Cytomegalovirus  Anellovirus
 Vaccinia  Salterprovirus
2. VIRUS RNA
Virus RNA adalah virus yang materi genetiknya berupa asam nukleat yang berbentuk rantai
tunggal atau ganda tidak berpilin. Di dalam sel inangnya, RNA pada virus akan mengalami
transkripsi balik menjadi Hibrid RNA-DNA dan akhirnya membentuk DNA. Selanjutnya DNA virus
akan masuk ke inti sel inangnya, menyisip ke dalam DNA inangnya. DNA virus akan merusak DNA
inangnya dan membentuk mRNA. mRNA akan mengalami translasi untuk menghasilkan protein
selubung virus untuk menbentuk virus–virus baru. Contoh virus ini:
HIV AIDS
Influenza
Virus Hepatitis E Rabies Campak Rhinovirus (demam dan
Poliovirus pilek)
Paramyxovirus Paramyxovirus Reovirus (diare)
Virus enterik Gondong
Virus rubella Rotavirus
Virus demam kuning Enterovirus
Virus ensefalitis Hepatovirus
Virus tumor RNA DHF (demam berdarah) Virus ebola
II. Ciri, sifat dan keragaman prokariotik

III. Peranan dalam pertanian


1. Manfaat Virus di bidang pertanian dapat dilihat dari penggunaan organisme biologis dalam
mengendalikan kerusakan oleh hama atau yang biasa disebut dengan pengendalian biologis.
Kegiatan ini sudah banyak digunakan pada sistem-sistem pertanian, berikut beberapa
diantaranya:
a. Pengendalian hama serangga melalui Baculoviruses, atau sekelompok virus yang dapat
menginfeksi serangga dan artropoda lainnya. Baculoviruse ditanamkan pada gen tanaman
pertanian. Kemudian larva serangga memakan tumbuhan tersebut. Virus kemudian
menginfeksi sel dan tumbuh di dalam tubuh larva tersebut dan lama kelaman merusak
jaringan tubuh tubuhnya.
b. Integrated Pest Management. Penerapan IPM ini mengandalkan agen-agen biologis. Sehingga,
mengurangi penggunaan pestisida yang dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai